Tanda-tanda Persalinan Persalinan normal

8

B. Persalinan 1.

Defenisi Persalinan adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar rahim bagi bayi baru lahir Bobak, Lowdermilk Jensen, 2005. Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar ekspulsi hasil pembuahan dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar. Normalnya, proses ini berlangsung pada suatu saat ketika uterus tidak dapat tumbuh lebih besar lagi, ketika janin sudah cukup matang untuk dapat hidup lahir rahim Farrer, 2001. Persalinan juga merupakan suatu proses yang terjadi pada beberapa jam terakhir kehamilan ditandai dengan kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi serviks dan mendorong janin melalui jalan lahir. Proses ini mempunyai tahap-tahap untuk melahirkan bayi sampai ibu kembali seperti keadaan semula Cunningham, 2006.

2. Tanda-tanda Persalinan

Pada primigravida akan terlihat pada kehamilan 36 minggu sementara pada multipara baru tampak setelah persalinan dimulai, kepala janin terbenam ke dalam rongga panggul karena berkurangnya tempat di dalam uterus dan sedikit melebarnya simfisis. Keadaan ini sering meringankan keluhan pernafasan. Akan tetapi akibat tekanan kepala janin pada kandung kemih menyebabkan sering buang air kecil. Ibu mengeluh nyeri yang menetap dan dapat menimbulkan ketidaknyamanan, perasaan terganggu yang dimulai dari bagian punggung dan kemudian menyebar di sekitar abdomen bawah.. Lendir sering kali mengandung bercak darah keluar dari vagina menunjukkan bahwa serviks sudah mulai berdilatasi, dan ketuban pecah dengan spontan Farrer, 2001. Universitas Sumatera Utara 9

3. Persalinan normal

Menurut WHO World Health Organization persalinan normal dapat didefinisikan sebagai awitan spontan, berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian sepanjang persalinan dan pelahiran. Janin lahir spontan dalam posisi verteks pada usia kehamilan antara 37 sampai 42 minggu. Setelah kelahiran, ibu dan bayi dalam kondisi yang baik Burhan, 2003. a. Tahap-tahap di dalam persalinan adalah sebagai berikut: Tahap pertama dalam persalinan ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak terjadi kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi serviks lengkap 10 cm. Tahap kedua persalinan berlangsung sejak dilatasi serviks lengkap sampai janin lahir. Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir. Tahap keempat persalinan ditetapkan berlangsung kira-kira dua jam setelah plasenta lahir Bobak, Lowdermilk Jensen, 2005. b. Nyeri persalinan Sebagian besar wanita melahirkan mengalami nyeri persalinan. Rasa sakit terjadi karena adanya aktivitas besar di dalam tubuh guna mengeluarkan bayi. Otot-otot rahim berkontraksi mendorong bayi keluar. Otot-otot rahim menegang selama kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang belakang, dan tulang pubic menerima tekanan kuat dari rahim. Berat kepala bayi ketika bergerak ke bawah menuju jalan lahir juga menyebabkan tekanan sehingga terasa menyakitkan Farrer, 2001. Mungkin ibu yang mengeluhkan perasaan terganggu yang dimulai dari bagian punggung dan kemudian menyebar di sekitar abdomen bawah. Kontraksi uterus yang Universitas Sumatera Utara 10 terjadi secara teratur yang kadang-kadang disertai nyeri dapat menimbulkan ketidaknyamanan Danuatmaja dan Meiliasari, 2004. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rasa nyeri pada persalinan seperti intensitas dan lamanya kontraksi, besarnya pembukaan mulut rahim, regangan jalan lahir bagian bawah, umur, banyaknya persalinan, keadaan umum pasien, dan kelelahan. Nyeri dapat meningkat secara psikologis apabila ibu sendirian, keletihan, haus, lapar, berpikir tentang nyeri, stres, cemas, takut dan mengasihani diri sendiri. Nyeri juga dapat berkurang jika ibu ditemani dan didukung oleh orang yang dicintai, cukup istirahat, tetap makan dan minum pada saat persalinan, menggunakan teknik relaksasi diantara waktu kontraksi, tidak mengkhawatirkan sesuatu dan berpikir tentang beruntungnya mendapatkan hadiah dari persalinan yang akan segera muncul Maulana, 2008 c. Keadaan emosional ibu di dalam tahap-tahap persalinan: Pada tahap pertama persalinan secara emosional ibu merasa cemas, tidak pasti, takut, gembira, lega, atau siap. Ada juga ibu yang merasa tegang menghadapi persalinan. Pada tahap kedua persalinan secara emosional ibu merasa gelisah, makin sulit tenang dan santai, makin tegang, tidak dapat berkonsentrasi, makin terpengaruh dengan kondisi yang sedang terjadi, rasa percaya dirinya mulai goyah, dan merasa sepertinya persalinan tidak selesai. Tetapi ada juga ibu yang merasa jadi bersemangat karena sudah diperbolehkan mengejan. Tahap ketiga secara emosi ibu sudah mulai merasakan lega, karena persalinan sudah hampir selesai, dan pada tahap akhir sudah mulai merasakan haru dan gembira karena persalinan sudah usai, dan merasa bertambah dekat dengan pasangannya karena bayi yang baru dilahirkan Danuatmaja dan meiliasari, 2006. Universitas Sumatera Utara 11

C. Kecemasan 1. Defenisi