12 menegangkan, gangguan konsentrasi dan daya ingat, keluhan-keluhan somatik, misalnya
rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan lain sebagainya Hawari,
2006.
3. Tingkat kecemasan
Menurut Peplau 1953 kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku. Intensitas perilaku mengikat sejalan dengan
peningkatan tingkat kecemasan. Berikut adalah tingkat kecemasan : a.
Cemas tingkat ringan: cemas yang normal menjadi bagin dari bagian sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan
meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
b. Cemas tingkat sedang: cemas yang memungkinkan seseorang untuk
memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat
melakukan sesuatu yang lebih terarah. c.
Cemas tingkat berat: cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi seorang. Individu cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan
spesifik dan tidak dapat berfikir tenteng hal yang lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu ini memerlukan banyak
pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. d.
Cemas tingkat panikberat sekali : tingkat panik dari suatu kecemasan berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Rincian terpecah
Universitas Sumatera Utara
13 dari proporsinya., karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang
mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik,
terjadi peningkatan sktifitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan
kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama,
dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian stuart dan sundeen, 1998.
D. Kecemasan menghadapi dan pada saat persalinan 1. Respon psikologi ibu dalam kehamilan dan persalinan
Smith 1992 berargumen bahwa banyak penelitian psikologis memandang kehamilan dari perspektif yang positif. Penelitian ini mengambil pengalaman pribadi
wanita selama masa kehamilan, dan berfokus pada kehamilan sebagai suatu transisi kehidupan, bukan sebagai peristiwa atau penyakit medis. Wanita yang mengaitkan
kecemasan dan kekhawatiran pada saat hamil dapat berlanjut sampai pascanatal Henderson dan Jones, 2006.
Beberapa calon ibu tidak berani membayangkan tentang persalinan karena khawatir kalau bayinya tidak lahir dalam keadaan sehat. Kurang pengetahuan pada
kebanyakan wanita yang hamil untuk pertama kalinya akan mengakibatkan rasa takut dan cemas, sehingga masa kehamilan kurang menyenangkan, bahkan dapat mempersulit
Universitas Sumatera Utara
14 persalinan sehingga ibu dapat takut dan cemas menghadapi persalinan Nolan, 2004 dan
Sani, 2001. Wanita dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi persalinan khususnya
wanita nulipara. Para ibu sebaiknya mempelajari apa yang diperlukan untuk mendukung kesehatannya selama masa kehamilan dan persalinan. Mereka membaca buku,
menghadiri kelas untuk orang tua, dan berkomunikasi dengan wanita lain. Mereka juga dapat mencari orang terbaik untuk memberi nasehat, arahan dan perawatan Bobak,
Lowdermilk Jensen, 2005, Maulana, 2008.
2. Beberapa faktor penyebab kecemasan ibu bersalin