Syarat Mutu Genteng Menurut Standar Nasional Indonesia Tempat penelitian Peralatan dan Bahan

2.8.3. Pengujian Termal

2.8.3.1 Uji Titik Nyala dan Titik Bakar

Pada pengujian ini,suhu dari material ditingkatkan secara gradual pada jenjang yang tetap. Seiring kenaikan suhu,titik api kecil dilewatkan diatas permukaan benda uji yang dipanaskan tersebut. Titik nyala ditentukan sebagai suhu terendah dimana percikan api pertama kali terjadi sedangkan titik bakar ditentukan sebagai suhu dimana benda uji terbakar. Titik nyala dan titik bakar material perlu diketahui sebagai indikasi temperatur pemanasan maksimum dimana masih dalam batas – batas aman pengerjaan dan agar karakteristik material tidak berubah rusak akibat dipanaskan melebihi temperatur titik bakar.Sulaksono,2009

2.9 Syarat Mutu Genteng Menurut Standar Nasional Indonesia

Menurut Standar Nasional Indonesia SNI 0099 : 2007, Syarat mutu genteng meliputi : 1. Sifat Tampak Genteng harus memiliki permukaan atas yang mulus , tidak terdapat retak, atau cacat lain yang mempengaruhi sifat pemakaiannya. 2. Penyerapan Air Penyerapan air maksimal 10 3. Ketahanan terhadap Perembesan Air Impermeabilitas Tidak boleh ada tetesan air dari permukaan bawah genteng kurang dari 20 jam ± 5 menit. Anonim,2007 BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Tempat penelitian

Penelitiannya dilakukan di lakukan di laboratorium Ilmu Kimia Polimer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan.

3.2 Peralatan dan Bahan

3.2.1 Peralatan

1. Ayakan 0,6 mm Berfungsi sebagai saringan atau ayakan untuk menyaring ban bekas. 2. Spatula Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengaduk campuran bahan. 3. Neraca Analitik Berfungsi sebagai alat untuk menimbang sampel atau bahan. 4. Hot Plate Berfungsi sebagai pemanas. 5. Hot Kompressor Gonno Hydraulic press Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk bahan cetak hasil ekstruksi yang berdasarkan pada pemanasan. 6. Cetakan sampel berupa balok ukuran 17x5 cm Berfungsi sebagai tempat pencetakan sampel. 7. Beaker Glass 250 mL Berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk mencampur sampel. 8. Gelas Ukur 50 mL Berfungsi untuk mengukur xylene yang akan dilarutkan dengan styrofoam. 9. Ekstruder MIFPOL BRS 896 Berfungsi sebagai alat untuk melelehkan polimer. 10. Electronic System Universal Tensile Machine Type SC-2DE Alat ini digunakan untuk pengujian sifat mekanis sampel terutama kekuatan lentur dengan kapasitas 200 kgf. 11. Mikrometer Skrup Berfungsi untuk mengukur tebal sampel. 12. Impaktor Wolpert Berfungsi untuk pengujian kekuatan impak komposit yang dilengkapi dengan skala. 13. Aluminium foil Berfungsi untuk melapisi cetakan. 14. Plat tipis Berfungsi tempat meletakkan sampel.

3.2.2 Bahan

1. Aspal Iran dengan tipe penetrasi 6070 2. Karet ban bekas 3. Styrofoam bekas 4. Xylene 5. Dikumil Peroksida 6. Divenil Benzena

3.3 Prosedur Penelitian