Hasil Pemanfaatan serbuk Ban Bekas dan Polistirena Foam Dalam Campuran Aspal Untuk Pembuatan Genteng.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pengujian Sifat Fisis 4.1.1.1 Pengujian Porositas Pengujian porositas dilakukan untuk mengetahui bnyaknya lubang atau pori-pori dalam sampel yang berhubungan langsung dengan kerapatan. Sehingga semakin sedikit pori-pori maka kerapatan juga akan semakin rendah dan porositasnya juga semakin baik. Porositas dinyatakan dalam satuan persen. Berdasarkan ASTM C 373 – 88, porositas sampel dapat dihitung menggunakan persamaan berikuat : Porositas = 100 x x V M M a ir K J   ..................................4.1 Dengan : P = Porositas, M j = Massa jenuh sampel, g M k = Massa kering sampel di udara, g V = volume benda uji mm 3 Berdasarkan hasil uji Porositas diatas pada tabel 4.1 tersebut diperoleh grafik yang menyajikan hubungan antara persentase campuran serbuk ban bekas dan styrofoam bekas pada pembahasannya. Dari hasil perhitungan maka diperoleh persentase porositas dari masing – masing sampel yang disajikan pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Hasil pengujian Porositas No Komposisi Styrofoam : Ban Bekasgr Komposisi Aspal gr Massa kering Mk,gr Massa jenuh Mj,gr Volume cm 3 Porositas 1. 80 : 10 10 6,386 6,391 0,51 0,98 2. 70 : 20 10 7,007 7,015 0,75 1,06 3. 60 : 30 10 5,457 5,470 1,35 1,25 4. 50 : 40 10 7,420 7,450 1,35 2,22 5. 40 : 50 10 6,350 6,385 1,2 2,92 6. 30 : 60 10 8,795 8,860 1,41 4,6 7. 20 : 70 10 6,768 6,820 0,9 5,78 8. 10 : 80 10 6,325 6,410 1,44 5,90

4.1.1.2 Pengujian daya serap air

Pengujian daya serap air ini mengacu pada ASTM C-20-00-2005 tentang prosedur pengujian , dimana bertujuan untuk menentukan besarnya persentase air yang terserap oleh sampel yang direndam dengan perendaman selama 24 jam. Pengujian daya serap air ini telah dilakukan terhadap semua jenis variasi sampel yang ada, berikut data hasil penimbangan berat sampel kering dan berat sampel basah. Semakin rendah daya serap yang dihasilkan maka maka kualitas genteng akan semakin baik. Uji daya serap air dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : Daya serap air Water absorbtion = 100 x M M M k k j  .......................................4.2 Dimana : M b = Massa basah ,g M k = Massa kering ,g. Dari perhitungan tersebut, maka diperoleh persentase penyerapan air Water absorbtion masing – masing sampel sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Pengujian Daya serap air No Komposisi Styrofoam : Ban Bekas gr Komposisi Aspal gr Massa kering Mk,gr Massa jenuh Mj,gr Volume cm 3 Daya serap air 1. 80 : 10 10 6,386 6,391 0,51 0,07 2. 70 : 20 10 7,007 7,015 0,75 0,11 3. 60 : 30 10 5,457 5,470 1,35 0,23 4. 50 : 40 10 7,420 7,450 1,35 0,40 5. 40 : 50 10 6,350 6,385 1,2 0,55 6. 30 : 60 10 8,795 8,860 1,41 0,73 7. 20 : 70 10 6,768 6,820 0,9 0,76 8. 10 : 80 10 6,325 6,410 1,44 1,34 4.1.2 PENGUJIAN SIFAT MEKANIS 4.1.2.1 Pengujian Kekuatan Lentur UFS Pengujian Kekuatan Lentur UFS dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan polimer terhadap pembebanan. Dalam metode ini metode yang digunakan adalah metode tiga titik lentur. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui keelastisan suatu bahan. Pada permukaan bagian atas cupilkan yang dibebani akan terjadi kompresi, sedangkan pada permukaan bawah sampel akan terjadi tarikan. Pada pengujian ini terhadap sampel uji diberikan pembebanan yang arahnya tegak lurus terhadap sampel. Persamaan yang digunakan untuk memperoleh kekuatan lentur yaitu : UFS = 2 2 3 bd PL ..........................................4.3 Dimana : P = Load beban, N L = jarak span 1 cm = 0,01m b = lebar sampel mm d = tebal sampel mm

4.3 Tabel hasil pengujian kekuatan lentur Ket : = Sampel Hancur