Tabel hasil pengujian kekuatan lentur Ket : = Sampel Hancur

UFS = 2 2 3 bd PL ..........................................4.3 Dimana : P = Load beban, N L = jarak span 1 cm = 0,01m b = lebar sampel mm d = tebal sampel mm

4.3 Tabel hasil pengujian kekuatan lentur Ket : = Sampel Hancur

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat hubungan antara nilai kuat lentur dengan campuran serbuk ban bekas dan polistirena foam bekas yang dinyatakan dalam bentuk grafik. No Komposisi Styrofoam : Ban Bekasgr Panjang p mm Lebar bmm Tebal dmm Luas Amm 2 Beban P 3PL Nm UFS Mpa Kgf N Stroke 1 80 : 10 150 20 0,17 1,156 0,35 3,43 10,83 10,29 8900 2 70 : 20 150 20 0,25 2,5 0,10 0,98 3,56 0,294 117,6 3 60 : 30 150 20 0,45 8,1 0,02 0,196 10,08 0,0588 7 4 50 : 40 150 20 0,45 8,1 0,02 0,196 8,80 0,0588 7 5 40 : 50 150 20 0,40 6,4 0,12 1,176 7,80 0,3528 55 6 30 : 60 150 20 0,47 8,836 0,01 0,098 7,20 0,0294 3 7 20 : 70 150 20 0,30 3,6 0,00 30,96 8 10 : 80 150 20 0,48 9,216 0,00 12,21

4.1.2.2 Uji impak Is

Uji impak ini bertujuan untuk menentukan ketangguhan sampel terhadap pembebanan dinamis.metode impak ini disesuaikan dengan model Charpy, dimana sampel dalam bentuk tertidur dengan ukuran yang telah ditentukan, dengan kedua ujung sampel diletakkan pada penumpu lalu melepaskan beban dinamis dengan tiba – tiba menuju sampel. Kekuatan impak yang dihasilkan Is merupakan perbandingan antara energi serap Es dengan luas penampang A. Is = A E s ………………………………. 4.4 Dimana : Is = Kekuatan impak kJm 2 Es = Energi serap J A = Luas penampang mm 2 Tabel 4.4 Hasil pengujian Impak No Komposisi Styrofoam : Ban bekas gr Komposisi Aspal gr Panjang p mm Lebar b mm Tebal dmm Luas Amm 2 Es J Is kJm 2 1 80 : 10 10 100 15 0,17 2,55 0,06 23,5 2 70 : 20 10 100 15 0,25 3,75 0,04 10,6 3 60 : 30 10 100 15 0,45 6,75 0,06 8,8 4 50 : 40 10 100 15 0,45 6,75 0,05 7,4 5 40 : 50 10 100 15 0,40 6 0,043 7,16 6 30 : 60 10 100 15 0,47 7,05 0,05 7,09 7 20 : 70 10 100 15 0,30 4,5 0,03 6,67 8 10 : 80 10 100 15 0,48 7,2 0,04 5,56 4.1.3 PENGUJIAN SIFAT TERMAL 4.1.3.1 Uji titik Nyala dan Titik Bakar Pada pengujian ini,suhu dari ditingkatkan secara gradual pada jenjang yang tetap.seiring kenaikan suhu,titik api kecil dilewatkan diatas permukaan benda uji yang dipanaskan tersebut.titik nyala ditentukan sebagai suhu terendah dimana percikan api pertama kali terjadi sedangkan titik bakar ditentukan sebagai suhu dimana benda uji terbakar. Titik nyala dan titik bakar material perlu diketahui sebagai indikasi temperatur pemanasan maksimum dimana masih dalam batas – batas aman pengerjaan dan agar karakteristik material tidak berubah rusak akibat dipanaskan melebihi temperatur titik bakar. Berikut ini adalah tabel hasil pengujian titik nyala dan titik bakar : Tabel 4.5 Hasil Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar No. Komposisi Styrofoam : Ban bekas gr Komposisi Aspal gr T x Ttitk nyalaDetik T y Titik BakarDetik 1 80:10 10 36 40 2 70:20 10 24 36 3 60:30 10 23 34 4 50:40 10 22 33 5 40:50 10 20 30 6 30:60 10 20 28 7 20:70 10 19 26 8 10:80 10 13 25

4.2 Pembahasan