Konsep Dasar Jenis-jenis Penyakit Infeksi.
100
Kebutuhan cairan parenteral:
- Berat badan 15 kg : 7 mlkgBBjam
- Berat badan 14-40 kg : 5 mlkgBBjam
- Berat badan 40 kg : 3 mlkgBBjam
Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium hematocrit,
trombosit, leukosit dan hemoglobin tiap 6 jam.
Apabila terjadi penurunan hematocrit dan klinis membaik, turunkan jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan stabil. Cairan intrvena biasanya hanya
memerlukan waktu 24-48 jam sejak kebocoran pembuluh kapiler spontan setelah pemberian cairan.
4 Apabila terjadi perburukan klinis maka berikan tatalaksana sesuai dengan tatalaksana
syok terkompensasi. g.
Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue Dengan Syok Penatalaksanaan DBD menurut WHO 2008, meliputi:
1 Perlakukan sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-4 Lmenit secara nasal.
2 Berikan 20 mlkg larutan kristaloid seperti ringer laktatasetan secepatnya.
3 Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid 20 mlkgBB
secepatnya maksimal 30 menit atau pertimbangkan pemberian koloid 10-20 mlkg BBjam maksimal 30 mlkgBB24 jam.
4 Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematocrit dan hemoglobin menurun
pertimbangkan terjadinya
perdarahan tersembunyi:
berikan transfusi
darahkomponen. 5
Jika terdapat perbaikan klinis pengisian kapiler dan perfusi perifer mulai membaik, tekanan nadi melebar, jumlah cairan dikurangi hingga 10 mlkgBB
dalam 2-4 jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis laboratorium.
6 Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-48 jam. Perlu
diingat banyak kematian terjadi karena pemberian cairan yang terlalu banyak dari pada pemberian yang terlalu sedikit.
3.
Konsep Dasar Penyakit Pneumonia
a. Pengertian
Peumonia adalah inflamasi atau infeksi parenhim paru terutama pada bronchielos dan alveoli Ball Bindler, 2003. Pneumonia adalah peradangan pada parenhim paru Nursalam,
2005. b.
Penyebab Penyebab awal pneumonia adalah bakteri, virus atau mycoplasma. Organisme yang
paling umum RSV, virus parainfluenza, adenovirus, enterovirus dan pneumococcus. Pada anak-anak dengan gangguan imun maka akan mudah terserang bakteri, parasite dan fungal.
101
c. Patofisiologi
Pneumonia terjadi akibat penyebaran kuman infeksi dari traktus respiratorius atas ke traktus respiratorius bawah melalui aliran darah. Mekanisme pertahanan meliputi reflek
batuk, rambut mukosa, pagositosis oleh makrofag alveolus, reaksi peradangan dan respons imun dalam melindungi seseorang dari menghirup kuman yang pathogen. Kuman pathogen
ini menginvasimenyerang seseorang dengan mengeluarkan toksin kemudian menstimulasi dan merusak mekanisme pertahanan. Toksin yang dihasilkan merusak daya tahan tubuh di
bagian membrane mukosa paru sehingga menyebabkan akumulasi debris dan eksudat di jalan nafas, sehingga akan mengakibatkan perbandingan ventilasi dan perfusi tidak normal.
Pneumonia lobaris meliputi satu atau lebih lobus yang terserang, Pneumonia interstitial meliputi dinding alveolus, peribrochial dan jaringan interlobular dan pneumonia bronchial
meliputi bronchus dan seluruh paru Potts dan Mandleco, 2007. 1
Manifestasi klinis Tanda dan gejala anak yang terkena pneumonia adalah peningkatan suhu tubuh,
rocnhi, wheezing mengi atau rale, batuk disertai produkasi sputum, dyspnea, tachypnea, dan peningkatan suara nafas. Cyanosis central maupun perifer, retraksi
substernal, subcostal dan intercostal Potts dan Mandleko, 2007.
2 Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan di laboratorium atau pemeriksaan diagnostic dilakukan untuk menegakkan diagnosa pneumonia, pemeriksaan meliputi:
a. Pulse Oximetry biasanya menunjukan saturasi oksigen tampak menurun atau
normal. b.
Pemeriksaan rontgen, tergantung kuman penyebab dan usia anak. Pada bayi dan anak yang masih muda tampak ada infiltrasi dan konsolidasi paru.
c. Kultur sputum untuk menentukan kuman penyebab.
d. Pemeriksaan sel darah putih biasanya meningkat pada pneumonia yang
disebabkan bakteri. 3
Pneumonia berdasarkan MTBS Menurut World Health Organization 2008, pneumonia ditujukan dalam
penanggulangan penyakit ISPA. Pneumonia diklasifikasikan sebagai pneumonia sangat berat, pneumonia berat, pneumonia dan bukan pneumonia, berdasarkan ada tidaknya
tanda bahaya, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam dan frekwensi nafas dan dengan pengobatan yang spesifik untuk masing-masing derajat penyakit. Dalam MTBS,
anak dengan batuk diklasifikasikan sebagai penyakit sangat berat pneumonia berat dan anak harus dirawat inap. Pneumonia dimana anak berobat jalan. Dan batuk bukan
pneumonia yang cukup diberi nasihat untuk perawatan di rumah. Derajat keparahan dalam diagnose pneumonia dibagi menjadi pneumonia berat yang harus di rawat inap
dan pneumonia ringan hanya dengan rawat jalan.
102
a Pneumonia Ringan
1 Diagnosis
Pada pneumonia ringan apabila pada diagnosis ditemukan: a.
Di samping batuk atau kesulitan bernafas, hanya terdapat nafas cepat saja. Nafas cepat:
Pada anak umur 2 bulan - ula :
kali e it
Pada anak umur 1 tahun - tahu : kali e it b.
Pastikan anak tidak mempunyai tanda-tanda pneumonia berat. 2
Tata Laksana a.
Anak dirawat jalan. b.
Beri antibiotik: kotrimoksasol 4 mg TMPkg BBkali 2 kali sehari selama 3 hari atau amoksilain 25 mgkg BBkali 2 kali sehari selama
3 hari.
c. Tindak lanjut:
Anjurkan ibu untuk memberi makan anak, nasehati ibu untuk membawa kembali anaknya setelah 2 hari, atau lebih cepat jika
keadaan anak memburuk atau bila anak tidak bisa minum atau menyusu. Ketika anak kembali, jika pernafasannya membaik
melambat, demam berkurang, nafsu makan membaik maka lanjutkan pengobatan sampai seluruhnya 3 hari.
b Pneumonia Berat
Pada pneumonia berat, jika pernafasan, demam dan nafsu makan tidak ada perubahan maka ganti ke antibiotik lini kedua dan anjurkan ibu untuk kembali 2
hari lagi. Jika ada tanda-tanda pneumonia berat maka anak harus rawat di rumah sakit dan tangani sesuai pedoman dibawah ini.
1
Diagnosis Pada diagnosis pneumonia berat apabila ditemukan batuk dan atau
kesulitan bernafas ditambah minimal salah satu manifestasi klinis di bawah ini:
a.
Kepala terangguk-angguk. b.
Pernafasan cuping hidung. c.
Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. d.
Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia infiltrate luas, kosolidasi, dan lain-lain.
Selain itu didapatkan pula tanda-tanda berikut ini:
Nafas cepat: o
A ak u ur ula : kali e it o
Anak umur 2 - ula : kali e it o
Anak umur 1 - tahu : kali e it
Suara merintih grunting pada bayi muda.
103
Pada auskultasi terdengar: crackles ronki, suara pernafasan menurun,
suara pernafasan bronchial. Dalam keadaan yang sangat berat dapat ditemukan:
Tidak dapat menyusu atau minummakan, atau memuntahkan
semuanya.
Kejang, letargi atau tidak sadar.
Sianosis dan distress pernafasan berat. Pada kondisi anak di atas ini maka tatalaksana pengobatan dapat berbeda
misal pada pemberian oksigen dan jenis obat antibiotik. 2
Tata Laksana Pada pneumonia berat maka anak harus dirawat dirumah sakit
a. Terapi Antibiotik
- Beri ampisilinamoksilin 25-50 mlkgBB IV atau IM setiap 8 jam, dan harus dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama. Bila
anak memberi respons yang baik maka diberikan 5 hari. Selanjutnya terapi dilanjutkan di rumah atau di rumah sakit
dengan amoksilin oral 15 mg.kgBBkali tiga kali sehari.
- Bila kondisi klinis anak memburuk sebelum 48 jam atau terdapat kondisi yang berat tidak dapat menyusu atau minummakan atau
memuntahkan semuanya, kejang, letargi atau tidak sadar, sianosis, distress pernafasan berat, maka ditambah kloramfenikol 25
mgkgBBkali IM atau IV setiap 8 jam
- Bila pasien datang dalam keadaan klinis berat, segera berikan oksigen dan pengobatan kombinasi ampisilin-kloramfenikol atau
ampisilin-gentamisin. - Sebagai alternatif, beri septriakson 80-100 mgkgBB IM atau IV
sekali sehari. - Bila anak tidak membaik dalam 48 jam, maka bila memungkinkan
buat foto dada. - Apabila diduga pneumonia stafilokokal, maka ganti antibiotic
dengan gentamisin 7.5 mgkgBB IM satu kali sehari dan kloksasilin 50 mgkgBB IM atau IV setiap 6 jam. Bila keadaan
anak membaik lanjutkan kloksasilin secara oral 4 kalihari sampai secara keseluruhan mancapai 3 minggu atau klindamisin secara
oral selama 2 minggu.
b. Terapi Oksigen
- Berikan oksigen pada semua anak dengan pneumonia berat. - Bila tersedia pulse oxymetri, gunakan panduan sebagai panduan
untuk terapi oksigen berikan pada anak dengan saturasi oksigen 90, bila tersedia oksigen yang cukup. Lakukan ujicoba tanpa
104
oksigen setiap harinya pada anak yang stabil. Hentikan pemberian oksigen bila saturasi tetap stabil 90. Pemberian oksigen setelah
saat ini tidak berguna.
- Gunakan nasal prongs, kateter nasal, atau kateter nasofaringeal. Penggunaan nasal prongs adalah metode untuk menghantarkan
oksigen pada bayi muda. Masker wajah atau masker kepala tidak direkomendasikan. Oksigen harus tersedia secara terus-menerus
setiap waktu.