Penatalaksanaan Bayi dengan Hiperbilirubinemia

189 Latihan 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan ikhterus patologis 2 Jelaskan tanda dan gejala hiperbilirubinemia 3 Jelaskan terapi yang dapat dilakukan pada bayi dengan hiperbilirubinemia: a. Foto terapi b. Transfusi tukar Petunjuk Jawaban Latihan 1 Ikterus neonatorum dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis. Pahami konsep tersebut sehingga anda dapat menjawab pertanyaan dengan benar. 2 Pahami tentang tanda-tanda dan gejala yang spesifik tentang hiperbilirubinemia. Penatalaksanaan hiperbilirubinemia dapat dilakukan dengan 2 cara. Pahami dan pelajari prosedurnya dengan benar Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi praktikum di atas, kerjakanlah latihan berikut Ringkasan Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan yang terjadi pada bayi baru lahir di mana kadar bilirubin serum total lebih dari 10 mg pada minggu pertama yang ditandai dengan ikterus. Keadaan ini terjadi pada bayi baru lahir yang sering disebut sebagai ikterus neonatorum yang bersifat patologis atau lebih dikenal dengan hiperbilirubinemia yang merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar bilirubin di dalam jaringan ekstra vaskuler sehingga konjungtiva, kulit dan mukosa akan berwarna kuning. Dalam memahami gejala atau tanda hiperbilirubinemia yaitu adanya ikterus yang timbul, dan ikterus itu mempunyai dua macam yaitu ikterus fisiologis dan ikterus patologis, ikterus fisiologis apabila timbul pada hari kedua dan hari ketiga dan menghilang pada minggu pertama selambat-lambatnya adalah 10 hari pertama setelah lahir, kadar bilirubin indirek tidak melebihi 10 mg pada neonatus yang cukup bulan dan 12,5 mg untuk neonatus yang kurang bulan, kecepatan peningkatan kadar bilirubinemia tidak melebihi 5 mg setiap hari, kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg. Kemudian jenis ikterus yang kedua adalah ikterus patologis di mana ikterus ini terjadi pada 24 jam pertama, kadar biliruin serum melebihi 10 mg pada neonatus cukup bulan dan melebihi 12,5 mg pada neonatus yang kurang bulan, terjadi peningkatan bilitubin lebih dari 5 mg perhari, ikterusnya menetap sesudah 2 minggu pertama dan kadar bilitubin direk melebihi 1 mg. 190 Topik 3 Tetanus Neonatorum

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Umum Setelah mempelajari materi ini, Anda diharapkan mampu memahami konsep bayi dengan tetanus neonatorum serta penatalaksanaannya dengan tepat dan benar.

2. Khusus

Setelah selesai mempelajari materi ini, Anda diharapkan mampu: a. Menjelaskan pengertian tetanus neonatorum. b. Menjelaskan tanda dan gejala tetanus neonatorum c. Menjelaskan masalah keperawatan yang sering timbul pada bayi dengan tetanus neonatorum

B. POKOK-POKOK MATERI

1. Menjelaskan pengertian tetanus neonatorum. 2. Menjelaskan tanda dan gejala tetanus neonatorum 3. Menjelaskan masalah keperawatan yang sering timbul pada bayi dengan tetanus neonatorum

C. URAIAN MATERI

1. Pengertian Tetanus neonatorum merupakan tetanus yang terjadi pada bayi yang dapat disebabkan adanya infeksi melalui tali pusat. Penyakit ini disebabkan oleh karena clostridium tetani yang bersifat anaerob di mana kuman tersebut berkembang tanpa adanya oksigen. Tetanus pada bayi ini dapat disebabkan karena tindakan pemotongan tali pusat yang kurang steril, untuk penyakit ini masa inkubasinya antara 5-14 hari. 2. Tanda dan Gejala Pada pengkajian bayi dengan tetanus neonatorum dapat ditemukan adanya kesulitan menetek mulut mencucu seperti ikan harpermond karena adanya trismus pada otot mulut, sehingga bayi tidak dapat minum dengan baik, adanya spasme otot dan kejang umum leher kaku dan terjadi opistotonus kondisi tersebut akan menyebabkan liur sering terkumpul di dalam mulut dan dapat menyebabkan aspirasi, dinding abdomen kaku, mengeras dan kadang-kadang terjadi kejang otot pernapasan dan sianosis, suhu meningkat sampai dengan 39 derajat celcius, dahi berkerut, alis mata terangkat sudut mulut tertarik ke bawah muka 191 rhisus sardonikus, ekstremitas kaku, sangat sensitif terhadap rangsangan gelisah dan menangis, masa inkubasinya 3-10 hari. 3. Masalah keperawatan yang Sering Muncul pada Bayi dengan Tetanus Neonatorum a. Gangguan Fungsi Pernapasan Pada masalah ini dapat disebabkan kuman yang menyerang otot-otot pernapasan sehingga otot pernapasan tidak berfungsi, adanya spasme pada otot faring juga dapat menyebabkan terkumpulnya liur di dalam rongga mulut atau tenggorokan sehingga menggangu jalan napas. Untuk mengatasi gangguan fungsi pernapasan, maka intervensi yang dapat dilakukan adalah: atur posisi bayi dengan kepala ekstensi, berikan oksigen 1-2 litermenit dan apabila terjadi kejang tinggikan kebutuhan oksigen sampai 41menit setelah kejang hilang turunkan, lakukan penghisapan lendir dan pasangkan sudip lidah untuk mencegah lidah jatuh kebelakang, lakukan observasi tanda vital setiap setengah jam, berikan lingkungan dalam keadaan hangat jangan memberikan lingkungan yang dingin karena dapat menyebabkan apnea. Melakukan kolaborasi dengan dokterdalam pemberian diazepam dengan dosis awal 2,5 mg intra vena selama 2-3 menit kemudian dilanjutkan dengan dosis 8-10 mgkgBBhari, setelah keadaan klinis membaik dapat dilakukan pemberian diazepam peroral, disamping pemberian diazepam juga dilakukan pemberian ATS dengan dosis 10.000 Uhari, ampisilin 100 mgkgBBhari. Perawatan saat Kejang Merupakan tindakan dengan memberikan terapi keperawatan untuk mencegah adanya lidah tergigit, anoksia, pasien jatuh, lidah tidak jatuh kebelakang menutupi jalan napas dan mencegah kejang ulang, caranya adalah sebagai berikut: 1 Baringkan pasien dengan terlentang dengan kepala dimiringkan dan ekstensi 2 Pasang spatel lidah dengan dibungkus kain kassa. 3 Bebaskan jalan napas dengan menghidap lendir. 4 Barikan oksigen. 5 Lakukan kompres. 6 Lakukan observasi terhadap tanda vital dan sifat kejang. b. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Gangguan kebutuhan nutrisi dan cairan dapat terjadi karena bayi tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dengan cara menetek atau minum, untuk itu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan dapat dilakukan dengan melakukan intervensi keperawatan di antaranya monitoring tanda-tanda dehidrasi dan kekurangan nutrisi seperti intake dan out put, membran mukosa, turgor kulit dan lain-lain, kemudian dapat memberikan cairan melalui infus dengan cairan glukosa 10 dan natrium bikarbonat apabila pasien sering kejang dan apnea, apabila kejang sudah berkurang pemberian nutrisi dapat melalui pipa lambung. 192 c. Kurang Pengetahuan Orang Tua Pada masalah keperawatan ini dapat disebabkan karena kurangnya informasi pada keluarga pasien mengingat tindakan pada penyakit ini memerlukan tindakan dan pengobatan khusus sehingga perlu di sampaikan kepada keluarga beberapa pengetahuan tentang penyakit dan upaya pengobatan dan perawatannya seperti pemberian suntikan, perawatan pada luka dengan menggunakan alkohol 70 dan kassa steril dan lain-lain. Latihan Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi praktikum di atas, kerjakanlah latihan berikut  Jelaskan apa yang dimaksud dengan tetanus neonatorum Ringkasan Tetanus neonatorum merupakan tetanus yang terjadi pada bayi yang dapat disebabkan adanya infeksi melalui tali pusat. Penyakit ini disebabkan oleh karena clostridium tetani yang bersifat anaerob di mana kuman tersebut berkembang tanpa adanya oksigen. Tetanus pada bayi ini dapat disebabkan karena tindakan pemotongan tali pusat yang kurang steril, untuk penyakit ini masa inkubasinya antara 5-14 hari. Pada pengkajian bayi dengan tetanus neonatorum dapat ditemukan adanya kesulitan menetek mulut mencucu seperti ikan harpermond karena adanya trismus pada otot mulut, sehingga bayi tidak dapat minum dengan baik, adanya spasme otot dan kejang umum leher kaku dan terjadi opistotonus kondisi tersebut akan menyebabkan liur sering terkumpul di dalam mulut dan dapat menyebabkan aspirasi, dinding abdomen kaku, mengeras dan kadang-kadang terjadi kejang otot pernapasan dan sianosis, suhu meningkat sampai dengan 39 derajat celcius, dahi berkerut, alis mata terangkat sudut mulut tertarik ke bawah muka rhisus sardonikus, ekstremitas kaku, sangat sensitif terhadap rangsangan gelisah dan menangis, masa inkubasinya 3-10 hari. 193 Topik 4 Asfiksia Neonatorum

A. TUJUAN PEMBELAJARAN