Pendampingan Penguatan SDM Percontohan inovasi teknologi

15 pengolahan pascapanen, pemasaran serta bebagai kegiatan pendukungnya Balitbangtan, 2012. Selain itu juga diinformasikan, bahwa kegiatan pendampingan pengembangan kawasan hortikultura komoditas cabai dilaksanakan berdasarkan kondisi wilayah terkait pengembangan kawasan melalui berbagai metode dan alur diseminasi inovasi teknologi, yang dirumuskan secara kongrit untuk menyusun strategi dan perencanaan dilapangan dalam mendorong peningkatan produktivitas dan kemampuan pelaku utama menghasilkan produk berdaya saing tinggi. Dengan perencanaan yang sistematis, maka proses diseminasi dapat dilakukan secara efektif dan adopsi inovasi teknologi dapat berjalan debgab cepat Balitbangtan, 2012. Begitu juga dengan beberapa informasi berkaitan dengan kondisi wilayah lokasi pengembangan kawasan, termasuk; kondisi biofisik, sosial, budaya dan tatanan kelembagaan yang sangat menentukan sekali dalam penyiapan kebutuhan inovasi akan diterapkan dalam menyusun model rancang bangun pengembangan kawasan komoditas cabai merah di Bengkulu. Pertemuan yang dilakukan menggunakan metoda FGD juga dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik petani, kondisi usahatani, luas tanam, produktivitas, pemasaran, kelembagaan, permasalahan dan upaya tindak lanjutnya serta hasil pembinaan yang didapat dari berbagai pihak terkait atau narasumber beberapa tahun terakhir ini. Sehingga dalam pelaksanaan pendampingan akan memudahkan penyusunan rencana dan penguatan diseminasi apa harus dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kondisi masing-masing wilayah kawasan pendampingan.

3.2.2. Pendampingan Penguatan SDM

Penguatan sumberdaya manusia dilokasi kegiatan pengembangan kawasan hortikultura komoditas cabai dilakukan melalui upaya pembinaan petani dan kelompok tani dalam mengembangkan usahatani cabai, mulai dari penggalian informasi penerapan dan pengembangan inovasi, pengumpulan masalah yang ada dan upaya apa yang harus dilakukan dalam menyikapi permasalahan tersebut. Bentuk pendampingan ini dilakukan melalui kunjungan dan pertemuan tatap muka langsung dengan pengguna teknologi, baik itu petani, kelompoktani, tokoh masyarakat dan petugas lapang. Upaya penguatan kemampuan petani dan pelaku lainnya, sudah dilakukan melalui pembinaan inovasi teknologi produksi cabai pada petani dan kelompok serta petugas lapang. Kemudian mendiskusikannya secara 16 tebuka untuk memberikan kesempatan pada pelaku dalam berpendapat dan menyampaikan pengalaman usahatani cabai. Melalui metode pembinaan ini telah mendorong petani dalam pengembangan pengetahuanya, meningkatkan kemampuan serta penanganan dan antisipasi permasalahan yang ada dan akan timbul. Menurut Demitria, et,. all. 2006 Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk meningkatkan pengetahuan, kreativitas, keterampilan, dan kemampuan petani.

3.2.3. Percontohan inovasi teknologi

Pendampingan aspek teknis inovasi teknologi dilakukan melalui display dan percontohan inovasi teknologi produksi langsung dilahan petani, dengan luasan 0,3 ha yang dilakukan di Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong 1 unit dilakukan pada musim kering Agustus 2015; 1 unit musim hujan November 2015 dan 1 unit di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang November 2015. Percontohan seluas 0,1 ha pada musim kering merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menunjang program tanaman diluar musim atau dikenal juga dengan Gerakan Tanam cabai Musim Kemarau GTCK. Pertanaman dimulai pada bulan Agustus 2015, menerapakan inovasi teknologi produksi yang difokuskan pada penerapan pupuk organik kompos, VUB Kencana, sistim tanam 2 baris zig-zag dan pemupukan sesuai anjuran Tabel 2. I ntroduksi VUB mnggunakan varietas Kencana dibibitkan Balitsa Lembang, dibandingkan varietas Lokal merupakan benih dibibitkan sendiri oleh petani. Pemupukan pupuk organik memanfaatkan bahan baku kotoran sapi dan kulit kopi yang terlebih dahulu dikomposkan melalui fermentasi menggunakan decomposer Tricho, biasanya petani menggunakan pupuk organik kotoran ayam kering atau kotoran kambing dikomposkan langsung dilahan KLD. Saat pertanaman dimulai sampai berbunga dan pembuahan pertama kondisi cuaca dalam kondisi kemarau ekstrim dan tidak pernah turunn hujan, sehingga untuk penegendalian pertanaman dilakukan penyiraman secara berkala dengan mengecorkan air pada setiap tanaman melalui lonbang mulsa dan pertumbuhan tanaman cabai cukup normal. Tanaman cabai sangat peka terhadap kekurangan air, sehingga cabai sangat memerlukan air dalam jumlah cukup agar dapat tumbuh secara baik. Apabila tanaman cabai mengalami defisit air yang terjadi pada fase pertumbuhan tanaman vegetatif, akan berakibat pertumbuhan tanaman jadi lambat dan kerdil Kahana, 2008. 17 Tabel 2. Paket teknologi unit percontohan pertanaman cabai diluar musim mendukung program gerakan tanam cabai musin kemarau GTCK No. Komponen Paket I ntroduksi 1. Penanaman : 0,1 ha 2. Varietas : Kencana 3. Sistim bedengan : 1 m 4. Kedalaman parit : 30 - 40 cm 5. Jarak dan Sistim Tanam : 50 x 40 cm; 2 baris zig-zag 6. Pengolahan Lahan : Sempurna 7. Pemupukan Dasar : Pupuk organik 2 t dikompooskan Pupuk Urea; ZA; SP-36; KCl; NPK; 20; 30; 20; 20; 20 kg I = 40 dan Phonska 20 kg 8. Pemupukan susulan 60 : Cara siram ke tanah mulai umur 30 Hst, setiap 10 hari sekali dengan dosis 2-4 g liter air dengan volume siram 200 cc tan 9. Pemakaian mulsa : Mulsa Plastik Hitam Perak MPHP 10. Penyiraman : Sesuai keadaan pertanaman di lapangan 11. Pengendalian OPT : Sistim PHT preventif kuratif 12. Panen : Mengikuti kondisi 13. Penanganan Pascapanen : Sesuai tujuan produksi Pasar konsumsi atau benih Namun pada saat berbunga terjadi kerontokan bunga, saat pembentukan buah sebagian buah mengalami kerontokan dan menjadi kerdil serta keriting. Kondisi ini menurut Kahana 2008 disebabkan, apabila tanaman cabai pada saat terjadi kekurangan air diawal fase pembungaan biasanya bunga menjadi mudah rontok dan kekurangan air terjadi pada fase pembentukan buah maka bentuk buah cabai tidak normal dan berkerut. Dilihat dari hasil panen ke 1 dan ke 2 terhadap pengukuran berat hasil rata-rata perbatang tanaman cabai untuk varietas Kencana 60 g batang dan 70 g batang dibanding dengan varietas Lokal 50 g dan 70 g batang. Hasil panen ke 1 terlihat produksi cabai varietas Kencana lebih baik dari varietas Lokal 60 g batang : 50 g batang dan saat panen ke 2 terlihat peningkatan produksi cabai varietas Lokal lebih baik dari varietas Kencana 20 g batang : 10 g batang atau produksi varietas Kencana 60 g batang dan varietas Lokal 70 g batang. Namun secara umum terlihat produksi tanaman cabai varietas Kencana sedikit lebih baik dari tanaman cabai yang biasa ditanam masyarakat disekitar kawasan sentra cabai di Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong yang diukur berdasarkan produksi untuk setiap batang tanaman cabai. Dimana total produksi 18 varietas Kencana panen ke 1 dan ke 2 rata-rata sebesar 130 g batang dibanding varietas Lokal rata-rata sebesar 120 g batang. Kondisi ini memperlihatkan adanya peningkatan produksi dengan introduksi VUB Kencana yang mecapai 130 g batang, dibanding mengunakan varietas biasa Lokal hanya 120 g batang. Bila dilihat dari kondisi buah yang dihasilkan sampai panen ke 2, terlihat buah cabai varietas lokal lebih panjang dari Kencana 15,38 cm : 12,63 cm. Namun bila kita ukur berat buah dalam jumlah yang sama hampir tidak mengalami perbedaan, dimana rata-rata berat buah cabai varietas Kencana mencapai 3,035 g buah sedikit dibawah varietas Lokal 3,057 g buah. Dari gambaran kondisi buah terlihat adanya keunggulan dari varietas Kencana terhadap berat buahnya, walau pun buahnya lebih pendek tetapi beratnya hampir tidak mengalami perbedaan. Sehingga bisa diprediksi bahwa produktivitas varietas Kencana cukup tinggi, hal ini didukung oleh deskripsi varietas Kencana memiliki potensi produksi 16,1 t ha – 18,9 t ha dengan ukuran panjang mencapai 13,2 cm buah dan berat mencapai 4,9 g buah Balitsa, 2011 . Sementara itu diseminasi inovasi percontohan teknologi produksi komoditas cabai yang dilakukan pada musim hujan secara parsipatif di lahan petani, pertanamannya baru dimulai bulan November dan sampai saat ini baru dilaksanakan pada tahapan pertanaman umur 8 minggu. Sehingga implementasi inovasi teknolgi produksi yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tanaman cabai, belum memberikan hasil. Pendampingan inovasi dari aspek teknis yang langsung dicontohkan pada lahan petani akan memberikan respon langsung pada pelaku lainnya untuk mengambil sikap menerima atau tidak, sehingga penyebaran inovasi akan lebih cepat dipahami dan teradopsi oleh pengguna. Menurut Azwar 2001 respon adalah merupakan suatu gambaran pernyataan evaluatif atau reaksi perasaan dari diri seseorang untuk mengambil sikap terhadap suatu obyek. Bentuk respon tersebut dapat berwujud dalam suatu kesimpulan baik atau buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau tidak suka yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi atau kecenderungan untuk bersikap.

3.3. Diseminasi I novasi Pendampingan