108
XI. KEBIJAKAN DIVIDEN
Seluruh saham Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk Saham yang ditawar- kan dalam Penawaran Umum Perdana ini, mempunyai hak yang sama dan sederajat termasuk hak atas
pembagian dividen.
Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, pembayaran dividen harus disetujui oleh pe- megang saham dalam RUPS Tahunan berdasarkan usulan dari Direksi. Anggaran dasar Perseroan
menyatakan bahwa dividen hanya dapat dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan keputusan yang diambil dalam RUPS. Direksi dapat mengubah kebijakan dividen sewaktu-
waktu sepanjang mendapat persetujuan dari RUPS.
Perseroan merencanakan untuk membagikan dividen kas sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun. Dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan Perseroan dan tanpa mengurangi hak dari
RUPS Perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan, maka besarnya dividen kas yang akan dibagikan adalah dikaitkan dengan keuntungan Perseroan pada tahun
buku yang bersangkutan. Sesuai dengan kebijakan dividen Perseroan, maka manajemen Perseroan merencanakan pembayaran dividen kas maksimum 50 dari laba bersih setelah pajak dimulai untuk
tahun buku 2011.
109
XII. PERPAJAKAN
Pajak Penghasilan atas dividen yang berasal dari kepemilikan saham dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun
2008 berlaku efektif 1 Januari 2009 mengenai perubahan keempat atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, dividen atau pembagian keuntungan yang diterima oleh Perseroan
Terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, Koperasi, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di
Indonesia tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan sepanjang seluruh syarat-syarat di bawah ini terpenuhi:
- Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
- Bagi Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang
menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25 dari jumlah modal yang disetor.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 tahun 1997 tanggal 29 Mei 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1994 tentang “Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek” dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE-06Pj.41997 tanggal 20 Juni 1997 perihal “Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek” yang mengubah Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE-07PJ.421995 tanggal 21 Februari 1995 perihal “Pengenaan Pajak Penghasilan
atas Penghasilan Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek “, telah diatur sebagai berikut:
Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan 1.
saham di Bursa Efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,10 dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan dan bersifat inal. Pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara
Bursa Efek melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan Final sebesar 0,50 dari nilai
2. saham Perseroan pada saat Penawaran Umum Perdana. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan
inal dilakukan oleh Perseroan atas nama pemilik saham pendiri dalam jangka waktu selambat- lambatnya 1 bulan setelah saham diperdagangkan di Bursa Efek.
Namun apabila pemilik saham pendiri tidak bermaksud untuk membayar tambahan pajak 3.
penghasilan inal di atas, maka pemilik saham pendiri terhutang pajak penghasilan atas capital gain pada saat penjualan saham pendiri. Penghitungan Pajak Penghasilan tersebut sesuai dengan tarif
umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 Undang-Undang No. 36 tahun 2008.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 651KMK.041994 tanggal 29 Desember 1994 tentang “Bidang-Bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan Kepada Dana
Pensiun Yang Tidak Termasuk Sebagai Objek Pajak Penghasilan”, Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, atas dividen yang diterimanya dari saham pada perseroan
terbatas yang tercatat di BEI, tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan.
Sesuai dengan pasal 17 ayat 2 c Undang-Undang No. 36 tahun 2008, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri adalah
paling tinggi sebesar 10 dan bersifat inal. Dividen yang dibayarkan atau terutang kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dipotong Pajak Penghasilan
sesuai dengan pasal 26 Undang-Undang No. 36 tahun 2008 dengan tarif sebesar 20 dua puluh persen atau lebih rendah dari itu apabila dividen diterima oleh pemegang saham yang merupakan
penduduk dari suatu negara yang telah menandatangani suatu Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda P3B, dengan Indonesia. Untuk dapat memperoleh fasilitas tarif yang lebih rendah, wajib
pajak harus memenuhi ketentuan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE-03PJ.1011996 tanggal 29 Maret 1996 tentang Penerapan Persertujuan Penghindaran Pajak Berganda P3B, dengan
110
ketentuan harus menyerahkan Sertiikat Domisili asli yang diterbitkan oleh pihak yang berwenang di negara asal dan konirmasi tempat tinggal atau tempat kedudukan dari penerima manfaat dari dividen
dimaksud. Dalam hal penerima manfaat adalah orang pribadi, negara domisilinya adalah negara tempat orang pribadi tersebut bertempat tinggal atau berada. Sedangkan apabila penerima manfaat adalah
badan, negara domisilinya adalah negara tempat pemilik atau lebih dari 50 pemegang saham baik
sendiri-sendiri maupun bersama-sama berkedudukan atau efektif manajemennya berada. Sertiikat ini berlaku untuk masa 1 satu tahun dan selanjutnya harus diperpanjang. Namun untuk bank, selama
bank tersebut tidak mengubah alamat seperti yang tercantum pada sertiikat tersebut, sertiikat tersebut tetap berlaku.
Calon pembeli saham dalam Penawaran Umum Perdana ini diharapkan untuk berkonsultasi dengan Konsultan Pajak masing-masing mengenai akibat perpajakan yang timbul dari
pembelian, pemilikan maupun penjualan saham yang dibeli melalui Penawaran Umum Perdana ini.
111
XIII. PENJAMINAN EMISI EFEK