31
V. RISIKO USAHA
Sebelum  melakukan  investasi  pada  saham  Perseroan,  calon  investor  harus  secara  hati-hati  dan cermat mempertimbangkan  faktor-faktor risiko yang disebutkan di bawah ini yang dapat dialami oleh
Perseroan dalam menjalankan usahanya, serta risiko-risiko lainnya yang mungkin belum tercakup dalam Prospektus ini tanpa terkecuali. Semua risiko-risiko tersebut dapat mempengaruhi kinerja usaha, kinerja
keuangan  danatau  nilai  saham  Perseroan,  sehingga  para  calon  investor  dapat  mengalami  kondisi kerugian  investasi.  Pengungkapan  risiko  usaha  Perseroan  di  bawah  ini  telah  disusun  berdasarkan
bobot risikonya. Manajemen Perseroan telah mengungkapkan semua risiko material.
1. RISIKO  PENGAKHIRAN ATAU  TIDAK  DIPERPANJANGNYA  KONTRAK-KONTRAK
PENYEDIAAN JASA PERSEROAN
Perseroan  melakukan  kegiatan  usahanya  berdasarkan  kontrak-kontrak  yang  ditandatangani  dengan para pelanggan. Kontrak-kontrak tersebut memiliki jangka waktu yang bervariasi, yaitu sekitar 1 hingga
8  tahun,  serta  mengandung  kesepakatan-kesepakatan  komersial  seperti  harga  dan  minimum  jumlah ton batubara yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak. Kontrak dapat berakhir apabila jangka waktu
telah  berakhir  atau  apabila  terjadi  force  majeure  atau  terjadi  kelalaian  pada  salah  satu  pihak,  baik dari  sisi  pelanggan  maupun  dari  sisi  Perseroan.  Beberapa  saat  sebelum  jatuh  tempo,  kontrak  dapat
diperpanjang  dengan  menggunakan  syarat-syarat  dan  kondisi  yang  sama  atau  berbeda  dari  kontrak yang  akan  berakhir.  Ketidaksepakatan  atas  syarat-syarat  dan  kondisi  dapat  menyebabkan  kontrak
berakhir tanpa perpanjangan.
Apabila kontrak-kontrak yang ada telah berakhir dan tidak diperpanjang sebagaimana diatur atau apabila terjadi pemutusan kontrak oleh satu atau beberapa pelanggannya dikarenakan kelalaian dari Perseroan
sendiri sebagaimana diatur dalam kontrak-kontrak dimaksud, maka  hal tersebut akan berdampak negatif secara material terhadap kondisi keuangan, operasional dan prospek kegiatan usaha Perseroan.
2. RISIKO  KENAIKAN  HARGA  BAHAN  BAKAR  ATAU  BIAYA  OPERASIONAL
LAINNYA
Bahan  bakar  adalah  merupakan  komponen  utama  dalam  penentuan  besarnya  nilai  jasa  freight Perseroan  dan  merupakan  juga  salah  satu  komponen  utama  dalam  pengoperasian  kapal.  Dalam
pelaksanaan  kegiatan  usahanya,  Perseroan  melakukan  pembelian  bahan  bakar  berdasarkan  harga yang  ditetapkan  oleh  Pertamina  sebagai  wakil  dari  Pemerintah  yang  diberikan  wewenang  untuk
menetapkan  harga  jual  bahan  bakar  nasional.  Harga  tersebut  dapat  berubah  sesuai  dengan  kondisi penawaran dan permintaan bahan bakar di pasar dan tidak berada dalam kendali Perseroan. Apabila
terjadi kekurangan pasokan bahan bakar di pasar dunia, maka harga bahan bakar dapat mengalami
peningkatan yang signiikan dan sebagai akibatnya Perseroan dapat terkena dampak negatif.
3. RISIKO  PENDAPATAN  PERSEROAN  DAN  ANAK  PERUSAHAAN  YANG  SANGAT
BERGANTUNG PADA INDUSTRI BATUBARA NASIONAL
Sampai dengan saat ini Perseroan hanya melayani jasa pengangkutan khusus untuk industri batubara, sehingga apabila produksi batubara di Indonesia mengalami penurunan secara signiikan atau apabila
di kemudian hari permintaan batubara menurun dikarenakan adanya sumber energi baru yang  lebih murah,  maka  pendapatan  dan  arus  kas  Perseroan  dapat  mengalami  penurunan  secara  signiikan
pula.
32
4 RISIKO KETERLAMBATAN PENGIRIMAN KAPAL BARU ATAU PERBAIKAN KAPAL
YANG ADA SEKARANG
Kapal  tunda,  tongkang, loating  crane  dan  peralatan  lain  yang  dimiliki  oleh  Perseroan  dan  Anak
Perusahaan diproduksi oleh para supplier atau vendor dari luar Indonesia dan memakan waktu dalam hal pembangunan maupun pengirimannya dari tempat asal. Penyelesaian pembangunan kapal dapat
terhambat karena berbagai sebab seperti tidak tersedianyaketerlambatan suku cadang yang diperlukan, ketidakmampuan, keadaan kahar atau kejadian-kejadian lainnya yang berada di luar kendali Perseroan
atau  pembuat  kapal.  Selain  itu,  pengiriman  kapal  yang  telah  selesai  dibangun  juga  memerlukan penjadwalan  yang  baik  mengingat  adanya  hambatan-hambatan  cuaca,  rute  yang  ditempuh  ataupun
dokumentasi yang diperlukan.
Apabila  terjadi  keterlambatan  pengiriman  kapal,  baik  kapal  baru  maupun  kapal  lama  yang  sudah diperbaiki,  maka  jasa  layanan  Perseroan  kepada  pelanggan  dapat  terganggu  atau  terhambat,  yang
menyebabkan terjadinya kelalaian pada pihak Perseroan berdasarkan kontrak dengan pelanggan. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja operasi dan kondisi keuangan Perseroan
dan Anak Perusahaan.
5. RISIKO PERSAINGAN USAHA