Pantomim Berpasangan Pantomim Kelompok
SMPMTs Kelas VIII
108
Mengenal Tokoh Pantomim
Jemek Supardi
menekuni bidang pantomim hingga dia merasa bahwa pantomim adalah bagian dari hidupnya. Menurut Jemek, di Indonesia
ini belum ada orang yang secara konsisten menekuni bidang tersebut. Pria kelahiran Yogyakarta, 14 Maret 1953 ini semula menekuni
teater tetapi kemudian dia merasa ada kekurangan dalam dirinya untuk mendalami bidang tersebut, terutama dalam hal menghapal naskah. Ia
pun lantas menjatuhkan pilihan pada seni pantomim yang lebih meng- andalkan gerak tubuh. Pantomim telah ditekuni selama kurang lebih
tiga puluh tahun. Sepanjang waktu itu, tidak terbersit pikirannya berpindah profesi
demi memegang teguh prinsip dan konsis tensinya pada pilihan hidup, yakni berpantomim. Jemek menempuh pendidikan dasarnya hingga ber-
akhir di SMSR. Selanjutnya, ia lebih fokus pada dunia teater, ter uta ma pantomim. Keahlian itu ia dapatkan sendiri atau belajar secara otodidak.
Ia menciptakan seni dalam bahasa gerak berdasarkan imajinasi nya. Tidak ada tokoh yang memberi ilmu tentang pantomim kepada Jemek.
Karya seni pantomim Jemek Supardi biasanya dibawakan tunggal dan ko lektif. Selama 35 berkesenian banyak karya telah di lahirkan,
antara lain:
Sketsa- sketsa Kecil
1979, Dokter Bedah
1981, Perjalanan hidup dalam gerak
1982, Jemek dan Laboratori-
um, Jemek dan teklek, Jemek dan Katak, Jemek
dan Pematung, Arwah Pak Wongso, Perahu Nabi Nuh
1984, Lingkar-lingkar, Air, Sedia Payung Sesudah
Hujan, Adam dan Hawa, Terminal-terminal, Ma-
nusia Batu
1986, Kepyoh 1987, Patung selamat
d a t a n g , P e n g a l a m a n Pertama, Balada Tukang
beca, Halusinasi, Stasiun,
Seni Budaya
109
dan Wamil 1988, Soldat 1989, Maisongan 1991, Menanti di Stasiun,
Sekata Katkus du Fulus 1992, Se Tong Se Teng Gak 1994, Ter makan
Imajinasi 1995, Pisowanan, Kesaksian Udin, Kotak-kotak, Pak
Jemek Pamit Pensiun 1997, Badut-badut republik atau Badut-badut
Politik, Bedah Bumi atau Kembali ke Bumi, Dewi Sri Tidak menangis,
Menunggu Waktu, Pantomim Yogya-Jakarta di Kereta 1998, Kaso
Katro 1999, Eksodos 2000, 1000 Cermin Pak Jemek 2001,
Topeng-topeng 2002, Air Mata Sang Budha 2007, Mata-Mati,
Maesongan2, Menunggu Kabar Kematian 2008 .
Sumber : http:jemeksupardi.blogdetik.com20081205halo-dunia