Ciri-ciri Manajer Multibudaya Latihan Rangkuman

26 Negosiasi Kolaborasi dan Jejaring Kerja persiapan negosiasi, masalah budaya, bahasa, dan ungkapan hendaknya menjadi perhatian yang serius. Sebagai contoh apabila kita akan bekerjasama dan akan mengadakan negosiasi dengan delegasi tingkat tinggi dari China yang akan mengunjungi dan mengadakan peninjauan di kantor kita, di mana sebelumnya ia telah menerima contoh produk kita, maka tujuan dari peninjauan itu kemungkinannya ialah : 1. Menandatangani persetujuan sebagai lokal distributor kita di China; 2. Membangun hubungan dengan manajemen perusahaan; 3. Belajar banyak tentang kemajuan teknologi di perusahaan kita; 4. Mengunjungi negara kita sebagai penghargaan dari kerja keras mereka. Dalam situasi seperti ini jawabannya adalah yang nomor 2, sebab hal-hal yang berkaitan dengan masalah teknis dan penanganannya adalah tanggung jawab manajer yang ada di bawahnya. Bagaimanakah dengan suap apakah dapat diterima atau tidak? Pada budaya bangsa tertentu suap adalah suatu hal yang dapat diterima. Akan tetapi pada bangsa lain suap merupakan hal yang sangat tabuharam. Dalam kolom ini disajikan beberapa kunci karakteristik negosiator dari beberapa negara. Modul Diklatpim Tingkat III 27 Amerika Jepang Taiwan Brazilia 1. Terampil dalam 1. Berdedikasi 1.Tekun dan 1. Terampil dalam persiapan dan pada Pekerjaan berketetapan persiapan dan perencanaan 2. Merasa kuat hati perencanaan 2. Berpikir dengan dan luar biasa 2.Menghormati 2. Berpikir dengan tekanan 3. Menghormati kemenangan tekanan 3. Mudah menyesuaikan kemerdekaan dan yakin 3. Mudah dan cerdas dan yakin 3.Terampil dalam Menyesuaikan 4. Menyatakan dengan 4. Tulus persiapan dan dan cerdas pesan 5. Terampil perencanaan 4. Menyatakan 5. Menghasilkan mendengarkan 4. Menghasilkan dengan lisan pengetahuan 6. Berpengalaman pengetahuan 5. Menghasilkan 7.Merasa kuat luas 5. Ketertarikan pengetahuan luar biasa 7. Menyatakan 6 Mudah 6. Merasakan kuat 8. Tulus dengan lisan menyesuaikan luar biasa dan cerdas 7. Bersaing Diambil dari Prof. John Graham 1983, School of Business Administration, University of Southern California, setelah diterjemahkan.

D. Ciri-ciri Manajer Multibudaya

1. Berpikir melampaui persepsi lokal dan mengubah pandangan lazim menjadi pandangan yang positip terhadap orang lain. 2. Siap berganti dengan pemikiran baru, sementara menyingkirkan perangkat pemikiran-pemikiran lama. 28 Negosiasi Kolaborasi dan Jejaring Kerja 3. Menciptakan kembali pengandaian-pengandaian. Norma- norma dan praktek-praktek budaya yang didasarkan atas pandangan dan pengalaman baru. 4. Memprogram kembali peta dan bangunan mental mereka. 5. Siap menyesuaikan diri dengan lingkungan serta gaya hidup yang baru dan belum biasa. 6. Menyambut baik serta memperlancar pengalaman- pengalaman lintas bangsa. 7. Mendapatkan kemampuan dan kecakapan multibudaya, termasuk bahasa asing. 8. Bekerja efektif dalam lingkungan multi nasional dan multibudaya. 9. Menciptakan sinergi budaya kapan saja dan di mana saja. 10. Memimpin kesempatan-kesempatan dan usaha trans nasional. 11. Menciptakan skenario masa depan yang optimistik dan yang dapat dilakukan.

E. Latihan

1. Ada empat elemen kunci dalam negosiasi, sebutkan dan uraikan keempat elemen kunci tersebut. 2. Sebutkan dua paradigma negosiasi dan berikan contohnya masing-masing, terutama dalam kehidupan organisasiAnda. 3. Sebutkan dan dijelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum dan dalam negosiasi. 4. Dalam negosiasi ada tiga strategi utama, uraikan masing- masing strategi tersebut. Modul Diklatpim Tingkat III 29 5. Dua dimensi yang mempengaruhi dapat mempengaruhi strategi utama dalam negosiasi, uraikan dan jelaskan kedua dimensi tersebut. 6. Sifat-sifat apa yang harus dimiliki oleh seorang negosiator? 7. Apakah yang dimaksudkan dengan Best Alternative To Negotiated Agreement BATNA sebagaimana dimaksudkan oleh Roger Fisher dan Bill Ury? 8. Sebutkan ciri-ciri Manajer Multi Budaya.

F. Rangkuman

Negosiasi pada dasarnya merupakan bagian dan kegiatan manajemen, dan terjadi kapan saja dan dimana saja dan tidak hanya di bidang bisnis akan tetapi meliputi seluruh kegiatan apa saja, dan hal yang berkaitan dengan mempertahankan negara sampai ke hal yang biasa-biasa saja. Dua paradigma dasar dalam negosiasi 1. Distributive Bargaining dengan ciri-cirinya: membagi jumlah tetap sumberdaya yang tersedia, dengan motivasi saya menang, anda kalah, saling berlawanan dan berfokus pada hubungan jangka pendek. 2. Integrative Bargaining dengan ciri-cirinya : membagi jumlah variabel sumberdaya, dengan motivasi saya menang, anda menang, saling cocok atau sama sebangun, dan berfokus pada hubungan jangka panjang. 30 Negosiasi Kolaborasi dan Jejaring Kerja Langkah-langkah yang diperlukan dalam negosiasi: Preparation persiapan, Evaluation of alternatives mengevaluasi berbagai kemungkinan, Identifying Interest mengidentifikasi kepentingan, Making trade-off and Creating Joint Gains membuat pertukaran dan menciptakan keuntungan bersama. Adapun strategi dalam negosiasi ada tiga yaitu: 1. A Competitive Strategy - I Win You Lose 2. A Collaborative Strategy - Apa jalan yang terbaik untuk mencapai tujuan bersama 3. A Subordinating Strategy - You Win, I Lose Dua dimensi yang dapat mempengaruhi strategi dalam bernegosiasi yaitu: 1. Hasil yang paling penting bagi manajer; 2. Hubungan yang paling penting bagi manajer. Tiga unsur penting yang perlu mendapat perhatian di dalam bernegosiasi: 1. Negosiasi sebagai tindakan bersama; 2. Negosiasi sebagai suatu alat; 3. Negosiasi untuk mengajukan kepentingan. Dalam negosiasi dikenal adanya Best Alternative To Negotiated Agreement - BATNA, yaitu menetapkan ambang batas yang harus dilalui oleh setiap kesepakatan dan ia menyatakan secara langsung ada atau tidak adanya batas-batas kemungkinan. Modul Diklatpim Tingkat III 31 Beberapa guidelines dalam bernegosiasi: 1. Menentukan tuntutanpermintaan akan tetapi tidak melampaui batas; 2. Mendorong adanya kompromi tanpa mengalahkan; 3. Jangan tamak; 4. Jangan mempermalukan pihak lainmitra kita. 32 BAB IV KOLABORASI Dunia sadar bahwa saat ini diperlukan adanya kerangka kerja baru yang menuntut manusia dalam perancangan dan penciptaan suasana kerja. Para pekerja itu adalah pekerja di bisnis murni atau yang dikenal dengan pekerja swasta maupun yang bekerja di bidang pemerintah atau dikenal sebagai pegawai negeri. Mereka ini harus bersatu dan memiliki arah yang strategis dalam bisnis, mempunyai hubungan kerja yang saling mempercayai, dan dapat membangun nilai-nilai yang sama antara para pekerja tersebut dengan pelanggannya. Kerangka kerja baru sebagaimana yang dimaksud dikenal dengan nama kolaborasi, yang beberapa tahun lalu terkesan atau berkonotasi sebagai tindakan yang negatif, mengarah pada kerjasama yang negatif dari sudut pandang apa yang dihasilkan dari kerjasama yang kolaboratif. Perkembangan jaman tidak lagi mengatakan sebagai hal yang negatif akan tetapi kolaborasi sebagai bentuk kerjasama yang sangat baik yang dapat menciptakan hasil kerjasama maksimal dalam suasana yang kondusif, menyenangkan, saling rnenghargai dan terbuka. Di dalam budaya kerja yang kolaboratif posisi tawar menawar atau negosiasi menempati kedudukan yang utama, sebab Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu menjelaskan konsep kolaborasi dan pengembangan budaya kerja tempat kerja yang kolaboratif Modul Diklatpim Tingkat III 33 orang-orang yang terlibat dalam kerja kolaboratif harus dapat menyampaikan apa yang dikehendaki dan menerima umpan balik dari apa yang ia kehendaki. Di sini posisi negosiasi menduduki peran utama. Hal ini akan terlihat dari apa yang dirumuskan oleh Edward M marshal, PhD dalam bukunya Transforming The way We Work: The Power of the Collaborative Work Place, ia mengatakan bahwa: Kolaborasi adalah proses yang mendasar dari bentuk kerjasama yang melahirkan kepercayaan, integritas dan terobosan melalui pencapaian konsensus, kepemilikan dan keterpaduan pada semua aspek organisasi. It is a principle-based process of working together, which produces integrity, and breakthrough result by building true consensus, ownership, and alignment in all aspects of the organization. Kolaborasi adalah pendekatan utama yang akan menggantikan pendekatan hirarki pada prinsip-prinsip pengorganisasian untuk memimpin dan mengelola lingkungan kerja pada abad 21. Collaboration is the premier candidate to replace hierarchy as the organizing principle for leading and managing the 21st-century workplace.

A. Lima Komponen Utama Dalam Kolaborasi