Strategi Dalam Bernegosiasi NEGOSIASIKOLABORASIDANJEJARINGKERJApim3

12 Negosiasi Kolaborasi dan Jejaring Kerja Terdapat perjanjian dan konflik di antara beberapa pihak. Bila tidak ada ini, maka sedikit yang dapat dinegosiasikan. Perlu diperhatikan tentang wilayah perjanjian atau pertentangan yang perlu dibahas tuntas sebelum tercapai suatu penyelesaian. Terdapat variabel untuk dipertukarkan melalui konsesi. Variabel dari masing-masing pihak sangat diperlukan, sebab apabila tidak ada variabel, maka perjanjian tidak akan terjadiada. Kedua pihak mempunyai wewenang untuk mengubah syarat mereka. Membatasi wewenang sesedikit mungkin merupakan suatu siasat dalam negosiasi. Akan tetapi jangan tidak ada wewenang sama sekali. Karena bila tidak ada wewenang maka negosiasi menjadi tanpa ujung pangkal.

G. Strategi Dalam Bernegosiasi

Tiga kebiasaan dalam strategi negosiasi yaitu : 1. A Competitive Strategy. Mengutamakan pencapaian tujuan dirinya dengan mengorbankan tujuan pihak lain. Kelompok atau individu dapat saja merahasiakan sesuatu kekuatan, atau menggertak sebagai cara untuk memperoleh tujuannya dan mengesampingkan tujuan pihak lain. Tipe: Distributive Bargaining. Kata-kata kunci I Win, You Lose. Modul Diklatpim Tingkat III 13 2. A Collaborative Strategy. Menekankan pada pencapaian tujuan kedua belah pihak. Strategi ini menghendaki adanya komunikasi yang akurat sesuai dengan keinginan pihak lain. Pendekatan strategi ini lebih kepada pemecahan masalah, dan mencari solusi untuk mendapatkan kepuasan dari kedua pihak. Tipe: Integrative Bargaining. Kata-kata kunci: Apa jalan terbaik mencapai tujuan dari kedua pihak?. 3. A Subordinating Strategy. Menekankan satu pihak mencapai tujuan setelah pihak lain menghindari konflik. Individu atau kelompok akan lebih mengutamakan tujuan pihak lain tercapai daripada pencapaian tujuannya sendiri. Tipe: Distributive Bargaining. Kata-kata kunci: You Win, I Lose. Pilihan pada salah satu strategi mungkin saja, tergantung pada keinginan untuk mengadakan hubungan di antara pihak- pihak yang bernegosiasi dan kepentingan substansi dari hasil yang dicapai oleh manajer. Dalam gambar berikut, sebagaimana yang dimaksud oleh Judith R. Gordon dalam bukunya Organizational Behaviour, dapat dilihat adanya dua dimensi yang dapat mempengaruhi strategi yang akan dipilih oleh salah satu pihak. 14 Negosiasi Kolaborasi dan Jejaring Kerja Is the substantive outcome very important to the Manager? Yes No Yes Is the relationship outcome very Trustingly Collaborative When both types of out comes are very important Openly Subordinate When the priority is on relationship outcomes important to the Manager ? No Firmly Compete When the priority is on Substantive out comes Situation 3 Actively Avoid Negotiating When neither type of outcomes is very important Situation 4 Situasional 1. Hasil dari hubungan kedua pihak dan hasil yang sesungguhnya merupakan hal yang paling penting bagi para manajer. Pada yang disebut sebagai trustingly collaborative dapat dilihat adanya keterbukaan dan kepercayaan antara kedua pihak yang menginginkan win-win sebagai hasilnya. Situation 1 Situation 2 Modul Diklatpim Tingkat III 15 Situation 2 Disebut sebagai openly subordinate karena lebih mementingkan hubunganrelasi yang hendak dibangun daripada hasil sesungguhnya yang hendak dicapai. Hubungan lebih penting dari hasil yang sesungguhnya misalnya membuka perusahaan baru, toko baru Situation 3. Disebut firmly compete karena pencapaian keinginan yang sesungguhnya sebagai hasil negosiasi merupakan hal yang lebih penting daripada menjalin hubungan. Misalnya, persengketaan Irak dengan AS mengenai senjata pemusnah massal. Situation 4. Disebut sebagai actively avoid aktif untuk saling menghindari dalam bernegosiasi. Karena sejak semula negosiator memang tidak menghendaki hasil akhir. Misalnya, masalah perdamaian antara Palestina dengan Israel.

H. Latihan