bentuk perusahaan negara BUMN yang ditentukan dalam Undang- Undang Nomor 9 tahun 1969 diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yakni :
i. Perusahaan jawatan perjan diatur dalam Indonesische Berdrijvenwet
Stb. No 419 tahun 1927, ii.
Perusahaan umum perum diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 tahun 1960,
iii. Perusahaan perseroan persero diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 12 tahun 1969.
62
Badan usaha berbadan hukum dan bukan berbadan hukum sepintas tidak memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Namun, jika dilihat dari perspektif
hukum perusahaan, ada perbedaan yang mendasar diantara keduanya yaitu mengenai pertanggung jawaban. Undang-undang tidak menjelaskan defenisi
badan hukum, istilah badan hukum selama ini diadopsi dari istilah Belanda “rechtpersoon”, atau istilah dalam bahasa Inggris “legal person”. Kriteria badan
usaha atau perusahaan yang dikelompokkan sebagai badan hukum harus memiliki unsur yaitu adanya pemisahan harta kekayaan antara perusahaan dan harta pribadi,
mempunyai tujuan tertentu, mempunyai kepentingan sendiri, adanya organisasi yang teratur, adanya pengakuan oleh peraturan perundang-undangan, dan adanya
pengesahan dari pemerintah. Jika tidak memenuhi unsur tersebut, suatu badan usaha atau perusahaan tidak dapat dikelompokkan kedalam badan usaha berbadan
hukum.
2.1 PERUSAHAAN BUKAN BADAN HUKUM
Perusahaan bukan badan hukum adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang pengusaha secara kerja sama. Bentuk hukum
perusahaan dapat diketahui melalui anggaran dasar perusahaan yang disusun oleh pengusaha, yang dituangkan dalam akta pendirian perusahaan yang dibuat di
muka notaris. Dalam akta pendrian tersebut dinyatakan dengan tegas identitas dan bentuk hukum perusahaan dan jangka waktu legalitas berdirinya perusahaan.
62
Abdulkadir Muhammad, Loc.cit
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan persekutuan bukan badan hukum karena didirikan oleh lebih dari satu orang, maka perlu diadakan perjanjian lebih dahulu antara para sekutu pendiri
yang ketentuannya sesuai dengan syarat sahnya perjanjian dalam pasal 1320 KUH perdata. Jika sudah tercapai persetujuan mengenai isi perjanjian tersebut, dibuat
rancangan anggaran dasar yang memuat isi perjanjian tersebut yang kemudian dituangkan dalam akta pendirian yang dibuat di hadapan notaris.
USAHA DAGANG
Usaha dagang UD merupakan perusahaan perseorangan yang biasanya dijalankan oleh satu orang pengusaha dan modal perusahaan perseorangan
dimiliki oleh satu orang. Pengusaha langsung bertindak sebagai pengelola yang dibantu oleh beberapa orang pekerja yang berstatus bukan sebagai pemilik tetapi
sebagai pembantu pengusaha dalam mengelola perusahannya berdasarkan perjanjian kerja atau pemberian kuasa. Perusahaan perseorangan ini biasa disebut
dengan one man corporation atau een manszaak. Kedudukan hukum dari usaha dagang tidak tegas, karena tidak dapat dikategorikan sebagai Maatschap, Firma
dan CV yang diatur dalam KUHDagang. KUHDagang sendiri tidak mengatur tentang usaha dagang secara khusus,
namun eksistensinya diakui sebagai bentuk badan usaha. Pemerintah berupaya melegalisasinya dengan cara mngeluarkan Undang-Undang Nomor 3 tahun 1982
tentang Wajib Daftar Perusahaan, khususnya pada pasal 6 ayat 1.b dan ayat 2. Pengaturan usaha dagangPD selanjutnya ditemukan dalam Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Nomor 23MPPKEP11998, tentang Lembaga- Lembaga Usaha Perdagangan. Dalam pasal 1 butir 3 KEP MPP yang
menyebutkan bahwa lembaga perdagangan adalah suatu instansibadan yang dapat berbentuk perorangan atau badan usaha.
Perusahaan dalam bentuk usaha dagang ini sendiri mempunyai kelemahan dan kelebihan, diantaranya yaitu :
63
63
Mulhadi, Op.cit hal.34.
Universitas Sumatera Utara
Kelemahan : -
tanggung jawab pemilik tidak terbatas, -
sumber keuangan perusahaan terbatas sehingga kemampuan investasi terbatas,
- status hukum perusahaan bukan berbadan hukum,
- kelangsungan hidup perusahaan kurang terjamin,
- seluruh aktivitas manajemen dilakukan sendiri, sehingga pengelolaan
manajemen menjadi kompleks -
kemampuan manajerial biasanya terbatas, -
bila pemilik perusahaan meninggal atau sakit dalam waktu lama, aktivitas perusahaan juga ikut terhenti
Kelebihan : -
aktivitas relative lebih sedikit dan sederhana sehingga organisasinya mudah dan biaya organisasi nya rendah,
- pemilik bebas mengambil keputusan,
- seluruh keuntungan perusahaan menjadi hak milik perusahaan,
- rahasia perusahaan terjamin
- pendirian dan pembubarannya mudah karena tidak memerlukan formalitas
FIRMA VENNOOTSCHAP ONDER FIRMA
Dalam pasal 16 KUHDagang menyebutkan bahwa “ Persekutuan Firma adalah persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan prusahaan dengan
nama bersama. Persekutuan perdata dalam pasal 1618 KUH Perdata adalah perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk menyetorkan
sesuatu kepada persekutuan dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan.
Dengan menggabungkan pengertian dalam pasal 16 KUHDagang dan pasal 18 WvK, Molengraaf memberikan pengertian bahwa Firma adalah suatu
perkumpulan yang didirikan untuk menjalankan perusahaan di bawah nama
Universitas Sumatera Utara
bersama dimana tanggung jawab anggota-anggotanya tidak terbatas pada perikatan firma dengan pihak ketiga.
Berdasarkan defenisi tersebut, dapat dinyatakan bahwa persekutuan firma mengandung unsur-unsur :
a. persekutuan perdata pasal 1618 KUH Perdata
b. menjalankan perusahaan pasal 16 KUHDagang
c. Firma harus menjalankan perusahaan dalam rangka mencari laba atau
keuntungan, bersifat terus-menerus, tetap dan harus memelihara pembukuan.
d. dengan nama bersama atau firma pasal 16 KUHDagang,
Firma artinya nama bersama, yaitu nama orang sekutu yang dipergunakan menjadi nama perusahaan. Para sekutu bebas untuk
menetapkan nama dari persekutuan firma, tetapi tidak boleh menyerupai nama firma yang sudah ada sebelumnya sehingga
menyebabkan kebingunan pihak ketiga. e.
tanggung jawab sekutu bersifat pribadi untuk keseluruhan pasal 18 KUHDagang.
Berdasarkan pasal 26 ayat 2 dan pasal 29 KUHDagang, dikenal dua jenis firma, yaitu firma umum dan firma khusus. Firma umum, yakni firma yang
didirikan tetapi tidak di daftarkan serta tidak di umumkan, jangka waktu menjalankan urusan tidak terbatas, dan masing-masing sekutu tanpa dikecualikan
berhak bertindak untuk dan atas nama firma. Sedangkan firma khusus, yakni firma yang didirikan, didaftarkan, memiliki jangka waktu menjalankan tujuan
perusahaan, dan tidak semua sekutu berhak bertindak untuk dan atas nama firma. Firma didirikan dengan akta otentik yang dibuat di hadapan notaris sesuai
ketentuan pasal 22 KUHDagang. Akta pendirian tersebut harus memuat anggaran dasar firma, yaitu :
a. nama lengkap, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu,
b. penetapan nama firma,
Universitas Sumatera Utara
c. firma bersifat umum atau khusus terbatas pada menjalankan perusahaan
bidang tertentu, d.
nama-nama sekutu yang tidak di beri kuasa untuk menandatangani surat perjanjian bagi firma.
Kedudukan akta pendirian dalam firma sebagai alat bukti utama terhadap pihak ketiga mengenai adanya persekutuan firma. Mengenai bubarnya firma,
berlaku ketentuan yang sama dengan persekutuan perdata maatschap karena firma merupakan persekutuan perdata. Menurut pasal 1646 KUH Perdata, alasan
bubarnya persekutuan firma yaitu : a.
lampaunya waktu untuk nama persekutuan perdata didirikan. b.
Musnahnya barang atau telah diselesaikannya usaha yang menjadi tugas pokok persekutuan perdata tersebut.
c. Kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu.
d. Salah seorang sekutu meninggal dunia atau di bawah pengampuan atau
dinyatakan pailit. Pasal 31 KUH Dagang mengatur syarat bubarnya firma, yaitu :
Ayat 1 : membubarkan firma sebelum waktu yang ditentukan dalam perjanjian pendirian atau sebagai akibat pengunduran diri atau pemberhentian,
begitu juga memperpanjang waktu sehabis waktu yang telah ditentukan, dan mengadakan perubahan-perubahan dalam perjanjian
semula yang penting bagi pihak ketiga, semua itu harus dilakukan dengan akta otentik, didaftarkan seperti tersebut di atas dan
diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia. Ayat 2 : kelalaian dalam pendaftaran dan pengumuman tersebut, berakibat tidak
berlakunya pembubaran, pengunduran diri, pemberhentian atau perubahan tadi terhadap pihak ketiga
Ayat 3 : bila kelalaian itu mengenai “perpanjangan waktu”, maka berlakulah
ketentuan-ketentuan pasal 29 KUHDagang, yaitu pihak ketiga dapat menganggap bahwa persekutuan itu berlaku untuk jangka waktu yang
Universitas Sumatera Utara
tidak ditentukan, mengenai semua jenis usaha perniagaan, dan tidak ada sekutu yang dikeluarkan dari kewenangan untuk bertindak keluar.
PERSEKUTUAN KOMANDITER COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP
Menurut pasal 19 KUHDagang, persekutuan komanditer CV, adalah persekutuan yang didirikan oleh satu orang atau lebih yang secara tanggung
menanggung bertanggung jawab seluruhnya pada pihak pertama sekutu komplementer, dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang sekutu
komanditer pada pihak lain. Sekutu komanditer adalah sekutu yang tidak bertanggung jawab pada pengurusan persekutuan, sekutu ini hanya menempatkan
modal uang atau barang pada persekutuan dan mempunyai hak mengambil bagian dalam aset persekutuan bila ada untung sebesat nilai konstribusinya.
Sekutu komplementer adalah sekutu pengurus yang bertanggung jawab atas jalannya persekutuan, bukan pertanggungjawabannya sampai kepada harta
pribadinya.
64
Persekutuan komanditer tidak diatur secara khusus oleh undang-undang, baik di dalam KUHPerdata maupun KUHDagang, tetapi pengaturannya mengacu
pada ketentuan-ketentuan Maatschap dalam KUHPerdata dan persekutuan Firma, antara lain pasal 19, 20, 21, 30 ayat 2 dan pasal 32 KUHDagang. Persekutuan
komanditer pada hakikatnya adalah firma, sehingga cara pembubaran firma berlaku juga pada CV, yaitu :
a. Berakhirnya jangka waktu CV yang ditetapkan dalam anggaran dasar.
b. Akibat pengunduran diri atau pemberhentian sekutu.
c. Akibat perubahan anggaran dasar.
64
Ibid hal 58
Universitas Sumatera Utara
2.2 PERUSAHAAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS PT