BAB III TANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN DALAM MELINDUNGI
KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI JUAL BELI MEDIA INTERNET
A. PENGERTIAN DAN BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN
1. Pengertian Perusahaan
Secara historis, istilah Perusahaan berasal dari Hukum Dagang dan merupakan hukum perikatan yang timbul khusus dari lapangan perusahaan.
Hukum Dagang merupakan bagian dari hukum Perdata. Pemisahan keduanya hanyalah karena perkembangan hukum dagang itu sendiri dalam mengatur
pergaulan internasional dalam hal perniagaan. Berlakunya hukum dagang sebelum tahun 1938 merupakan hukum perdata khusus yang dirancang atau diciptakan
bagi kaum pedagang. Artinya, pemberlakuannya hanya ditujukan kepada kaum pedagang saja, tidak berlaku bagi mereka yang bukan pedagang.
Istilah perusahaan merupakan wujud dari perkembangan yang terjadi di dunia usaha yang kemudian diakomodir dalam Kitab Undang-undang Hukum
Dagang KUHDagang. Saat ini beberapa pasal dalam KUHDagang tentang pedagang pada umumnya sudah dianggap tidak lagi sesuai dengan perkembangan
dalam dunia usaha atau perdagangan. Hal ini disebabkan adanya kelemahan dalam pengertian pedagang dan apa itu perdagangan, sehingga menyebabkan ruang
lingkup usaha yang terbatas dan sempit. Oleh karena itu dilakukan pembaharuan dalam hukum dagang agar ketentuan tentang perdagangan tidak semata-mata bagi
kalangan pedagang tetapi juga bagi mereka yang berprofesi bukan sebagai pedagang. Selanjutnya, istilah pedagang dan perbuatan perdagangan perniagaan
dihapuskan dan diganti dengan istila h “perusahaan”.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai wujud keberadaan dan penerimaan istilah perusahaan dalam KUHDagang, dapat diperhatikan dalam rumusan pasal-pasal berikut :
54
a. Pasal 6 ayat 1 : “setiap orang yang menyelenggarakan perusahaan
diwajibkan untuk membuat catatan-catatan menurut syarat-syarat perusahaannya tentang keadaan hartanya dan tentang apa saja yang
berhubungan dengan perusahaannya, dengan cara yang demikian sehingga dari catatan-catatan yang diselenggarakan itu sewaktu-waktu dapat
diketahui segala hak dan kewajibann ya”.
b. Pasal 16 KUHDagang : “Firma adalah suatu perusahaan yang didirikan
untuk menjalankan suatu usaha dengan nama bersama”. c.
Pasal 36 ayat 1 KUHDagang : “perseroan terbatas tidak mempunyai Firma, dan tidak memakai nama salah seorang atau lebih dari para persero,
melainkan mendapat namanya hanya dari tujuan perusahaan”.
Berbeda dengan istilah perbuatan perniagaan yang terdapat dalam pasal 2 sampai pasal 5 KUHDagang yang sudah dicabut yang secara rinci menjelaskan
makna perbuatan perniagaan, saat ini istilah perusahaan masih belum dapat menjadi istilah yang berdiri sendiri karena ia termasuk istilah yang lahir dari
lapangan hukum perdata hukum dagang. Dalam KUHDagang, istilah dan pengertian hukum perusahaan juga tidak dijumpai. Istilah perusahaan dalam
Bahasa Indonesia mempunyai tiga pengertian yang diadopsi dari istilah Belanda, yaitu sebagai berikut :
55
a Onderneming
Dalam istilah Onderneming tersermin seakan-akan adanya suatu kesatuan kerja, namun hal ini terjadi dalam suatu perusahaan
b Bedrijf
Bedrijf diterjemahkan dengan “perusahaan”,yang mana dalam hal ini
tercermin adanya penonjolan pengertian yang bersifat ekonomis yang bertujuan untuk mendapatkan laba, dalam bentuk suatu usaha yang
54
Mulhadi, Hukum Perusahaan Bentuk Badan usaha di Indonesia, Bogor:Ghalia Indonesia,2010, hal.5-6.
55
Chidir Ali, Badan Hukum, Bandung:Alumni,1991 hal.20.
Universitas Sumatera Utara
menyelenggarakan suatu perusahaan. Dengan kata lain, bedrijf ini merupakan kesatuan teknik produksi, misalnya industry rumah tangga,
kerajinan atau keterampilan dan pabrik. c
Vennootschap Vennootschap mengandung pengertian juridis karena adanya suatu bentuk
usaha yang ditimbulkan dengan suatu perjanjian untuk kerja sama dari beberapa orang sekutu atau persero.
Algra memberikan perumusan pengertian tentang perusahaan yang diambil dari Ministerie van Arbeid tahun1934 yang menyebutkan bahwa “van
bedrijf preekt men als de betrokhe regel mati geen openlijk in zekere kwaliteit opt
rreedt on voor zichtzelp winst te behalen”, yang artinya perusahaan adalah orang-orang yang bersangkutan, bertindak secara teratur dan terbuka dalam suatu
keadaan tertentu bertujuan untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri.
56
Setiap orang yang menjalankan perusahaan dengan sendirinya juga menjalankan
pekerjaan, akan tetapi seseorang yang menjalankan pekerjaan belum tentu menjalankan perusahaan. Dengan demikian pengertian perusahaan bedrijf
adalah lebih luas daripada pengertian pekerjaan. Dalam pasal 1 butir 2 Undang-undang nomor 8 tahun 1997 tentang
Dokumen Perusahaan, memberikan defenisi perusahaan adalah bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh
keuntungan atau laba, baik yang diselenggarakan oleh perseorangan maupun badan usaha, baik berbentuk badan hukum atau bukakn badan hukum, yang
didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Dalam pasal 1 huruf b Undang-undang nomor 3 tahun 1982 tentang
Wajib Daftar Perusahaan UWDP memberikan defenisi bahwa perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan
terus menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba. Mengacu pada UU
Wajib Daftar Perusahaan, dapat disimpulkan bahwa pengertian perusahaan memiliki dua hal yaitu bentuk usaha yang berupa organisasi atau badan usaha
56
Natzir Said, Hukum Perusahaan di Indonesia,Bandung:Alumni,1987,hal.2.
Universitas Sumatera Utara
company, dan jenis usaha yang berupa kegiatan dalam bidang perekonomian yang dilakukan secara terus menerus oleh pengusaha untuk memperoleh
keuntungan atau laba. Dalam pasal 1 huruf d Undang-Undang Wajib Daftar Perusahaan
merumuskan bahwa yang dimaksud dengan usaha adalah setiap setiap tindakan, perbuatan atau kegiatan apapun dalam bidang perekonomian, yang dilakukan oleh
setiap pengusaha untuk tujuan memperoleh keuntungan danatau laba. Sedangkan dalam pasal 1 huruf c memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan
“pengusaha” adalah setiap orang perseorangan atau persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu jenis perusahaan.
Molengraaf memberikan kategori dari perusahaan, yaitu :
57
1 Setiap orang yang menjalankan perusahaan harus mempunyai pembuktian,
2 Tentang Firma hanya mungkin bila menjalankan perusahaan
3 Surat-surat utang di bawah tangan hanya mempunyai kekuatan hukum jika
seluruhnya ditulis oleh debitur dilakukan dalam pelaksanaan perusahaan, 4
Putusan hakim perdata kadang-kadang dapat dilaksanakan dengan sandera lijfdwig penahanan dari debitur untuk memaka pelaksanaannya. Hal ini
mungkin terjadi pada orang yang menandatangani wesel atau cek untuk perusahaannya.
5 Setiap orang yang melakukan perusahaan adalah pedagang menurut Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana KUHP pasal 92, 392, 396 dan 397, 6
Orang yang melakukan bedrijf berkewajiban menunjukkan buku-buku, register dan surat-surat yang dikenakan hukum pajak dari pegawai pajak.
Dari beberapa defenisi perusahaan, sesuatu yang disebut perusahaan jika memenuhi unsur di bawah ini :
a Badan usaha
Badan usaha yang menjalankan kegiatan dalam bidang ekonomi mempunyai bentuk tertentu, seperti perusahaan dagang, persekutuan komanditer,
57
Ibid,hal.32.
Universitas Sumatera Utara
perseroan terbatas, perusahaan umum, koperasi. Setiap bentuk hukum perusahaan menunjukka legalitas perusahaan sebagai badan usaha yang menjalankan kegiatan
ekonomi. Bentuk itu secara formal dapat diketahui dalam bentuk akta pendirian perusahaan atau surat izin usaha.
Dalam rumusan Molengraaf dan Polak, unsur badan usaha tidak dipersoalkan, hal ini menunjukkan kenyataan bahwa dewasa ini setiap kegiatan
dalam bidang ekonomi tentu dijalankan oleh badan usaha. Jika tidak demikian, hal itu hanya merupakan pekerjaan belaka, bukan perusahaan.
b Kegiatan dalam bidang ekonomi
Objek kegiatan dalam bidang ekonomi ialah harta kekayaan, tujuannya adalah memperoleh keuntungan atau laba. Kegiatan dalam bidang ekonomi dapat
meliputi perdagangan seperti jual beli ekspor-impor, bursa edek, restoran, pelayanan
seperti biro
perjalanan, salon
kencantikan, kursus-kursus
keterampilan, dan industri. Kegiatan ekonomi itu harus bersifat halal, tidak dilarang undang-undang, tidak bertentangan dengan norma kesusilaan dan
ketertiban masyarakat. Dalam rumusan Molengraaf, kegiatan dalam bidang ekonomi hanya
meliputi kegiatan memperdagangkan barang, menyerahkan barangm atau mengadakan perjanjian perdagangan. Dengan kata lain, kegiatan ekonomi hanya
meliputi kegiatan perdagangan yang hanya sebagian kecil kegiatan bidang ekonomi yang menjadi unsur pengertian perusahaan.
58
c Kegiatan dilakukan secara terus menerus
Baik Molengraaf, Polak maupun pembentuk undang-undang menentukan bahwa kegiatan dalam bidang ekonomi itu dilakukan secara terus menerus, artinya
tidak terputus-putus, tidak secara insidental, bersifat tetap untuk jangka waktu yang lama. Jangka waktu yang lama tersebut ditentukan dalam akta pendirian
58
CST Kansil dan Christine Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia aspek hukum dalam ekonomi, Pradnya Paramita:Jakarta, 1996 hal.2-4.
Universitas Sumatera Utara
perusahaan atau dalam surat izin usaha. Legalitas berlakunya perusahaan juga selama jangka waktu yang ditetapkan dalam akta pendirian atau surat izin usaha.
d Terang-terangan
Terang-terangan artinya diketahui oleh umum dan ditujukan kepada masyarakat umum, tidak selundup-selundupan, diakui dan di benarkan oleh
masyarakat,diakui dan di benarkan oleh pemerintah berdasarkan undang-undang, dan bebas berhubungan dengan pihak lain pihak ketiga. Bentuk terang-terangan
dapat diketahui dan berupa akta pendirian perusahaan, surat izin usaha, dan akta pendaftaran perusahaan.
Molengraaf menggunakan istilah bertindak keluar, artinya berhubungan dengan pihak lain, tetapi tidak dipersoalkan apakah secara terang-terangan atau
selundupan. Jika bertindak keluar itu secara terang-terangan, juga tidak dipersoalkan bentuk terang-terangan itu. Undang-undang mengatur bentuk terang-
terangan ini. Jika keluar ini tidak ada, perusahaan itu dikatakan liar, dan melanggar undang-undang.
e Keuntungan atau laba
Molengraaf menggunakan istilah penghasilan, Polak menggunakan istilah laba, pembentuk undang-undang menggunakan istilah keuntungan atau laba.
Ketiga macam inilah ada istilah ekonomi yang menunjukkan nilai lebih hasil yang diperoleh dari modal yang dijalankan. Setiap kegiatan menjalankan
perusahaan tentu berdasarkan sejumlah modal dengan modal perusahaan itu keuntungan dan atau laba dapat diperoleh adalah tujuan utama setiap perusahaan.
Keuntungan atau laba ini harus diperoleh berdasarkan legalitas dan ketentuan undang-undang, artinya bukan hasil yang diperoleh secara melawan
hukum, misalnya karena penyelundupan, persaingan melawan hukum, pemerasan jasa karyawan, pajak yang tidak dibayarkan kepada pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
f Pembukuan
Segi hukum bukan pada bentuk pembukuan, melainkan pada kebenaran isi pembukuan dan kebenaran alat bukti pendukungnya, misalnya kuitansi, nota
penerimaan, daftar barang. Dalam rumusan Molengraaf tidak terdapat unsur pembukuan. Tetapi tidak menambahkan unsur ini dalam pengertian perusahaan.
Keuntungan dan laba yang diperoleh hanya dapat diketahui dari pembukuan. Pembukuan juga menjadi dasar perhitungan pajak wajib yang dibayarkan kepada
pemerintah. Berdasarkan unsur-unsur yang telah diuraikan, dapat dirumuskan defenisi
perusahaan dari segi hukum, yaitu setiap badan usaha yang menjalankan kegiatan dalam bidang ekonomi secara terus-menerus dan terang-terangan dengan tujuan
memperoleh keuntungan atau laba yang dibuktikan dengan adanya pembukuan. Supaya perusahaan dapat didaftarkan, perusahaan itu harus didirikan, bekerja dan
berkedudukan di wilayah negara Republik Indonesia. Perkembangan
dunia usaha
dan dunia
perdagangan member
perkembangan akan pengertian dari perusahaan, baik dalam bentuk dan bidang kegiatan usahanya, sehingga muncul istilah dari hukum perusahaan. Bila merujuk
pada pendapat para ahli mengenai perusahaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum perusahaan adalah seperangkat aturan hukum yang mengatur
tentang perbuatan-perbuatan dalam lapangan perusahaan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar, terang-terangan, mencari keuntungan atau laba
dengan cara memperdagangkan barang-barang, menyerahkan barang-barang, atau mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan dan di catat dalam pembukuan.
Ruang lingkup hukum perusahaan ada pada lapangan hukum perdata khususnya dagang, dan sebagian lagi ada pada hukum administrasi negara yang
tercermin pada peraturan perundang-undangan di luar KUH Perdata dan KUHDagang. Apabila dilihat dari objek usaha dan tata perniagaannya, hukum
perusahaan termasuk dalam lapangan hukum perdata, khususnya dalam bidang hukum harta kekayaan yang di dalamnya terletak hukum dagang. Namun apabila
dilihat dari segi kegiatan usahanya yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi
Universitas Sumatera Utara
pada umumnya, maka Hukum Perusahaan termasuk dalam cakupan bidang hukum ekonomi. Dengan demikian, kedudukan hukum perusahaan terletak pada hukum
dagang termasuk hukum perdata sekaligus juga termasuk pada hukum administrasi negara dna hukum ekonomi. Sehingga dapat dikatakan bahwa
perusahaan mempunyai tiga aspek hukum sekaligus, yaitu hukum ekonomi perusahaan, hukum dagang atau hukum perdata, dan hukum administrasi negara
publik.
59
2. Bentuk-bentuk Perusahaan