Situs Kamera Digital Dan Minat Beli Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Informasi Kamera DSLR Pada Situs dpreview.com Terhadap Minat Beli Mahasiswa Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi USU)

(1)

Situs Kamera Digital dan Minat Beli Mahasiswa

(Studi Korelasional Tentang Pengaruh Informasi Kamera DSLR Pada Situs dpreview.com

Terhadap Minat Beli Mahasiswa Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi USU)

Diajukan Oleh :

RAMADANI SAPUTRA 060922074

ILMU KOMUNIKASI

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI EKSTENSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009


(2)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI EKSTENSION

LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh :

Nama : RAMADANI SAPUTRA

Nim : 060922074

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : SITUS KAMERA DIGITAL DAN MINAT BELI MAHASISWA

(Studi Korelasional Tentang Pengaruh Informasi Kamera DSLR Pada Situs dpreview.com Terhadap Minat Beli Mahasiswa Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi USU))

Medan, 30 September 2009

Dosen Pembimbing, Ketua Departemen,

Drs.Safrin,M.Si

Dekan FISIP USU,

Drs. Amir Purba, M.Si NIP. 196110011987032002 NIP.195102191987011001

Prof. DR.H.M. Arif Nasution, M.A NIP.196207031987111001


(3)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul Situs Internet Dan Minat Beli Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Informasi Kamera DSLR Pada situs dpreview.com Terhadap Minat Beli Mahasiswa Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi USU). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyajian informasi kamera DSLR pada situs dpreview.com, untuk mengetahui minat mahasiswa anggota UKM Fotografi USU mengakses sitis dpreview.com dan untuk mengetahui penyajian informasi kamera DSLR di situs dpreview.com terhadap minat beli mahasiswa UKM Fotografi USU.

Untuk membahas penelitian ini, maka teori-teori yang dipergunakan dan dianggap relevan dalam membahas penelitian ini yaitu : Komunikasi dan Komunikasi Massa, teori minat beli, teori AIDDA, internet dan kamera DSLR.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode korelasional yaitu suatu metode yang digunakan untuk meneliti sejauh mana variasi pada suatu variabel berhubungan dengan variasi variabel lainnya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 orang. Menurut Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel pada penelitian ini adalah teknik purposive sampling dan accidental sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, antara lain melalui data sekunder yaitu dengan mempelajari dan mengumpulkan data-data dari literatur serta sumber bacaan yang dianggap relevan dan mendukung penelitian ini. Sedangkan data primer yaitu data yang diperoleh melalui pemberian sejumlah pertanyaan kepada responden berupa kuesioner.

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang, dan uji hipotesa menggunakan rumus Korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa situs dpreview.com berperan penting dalam mempengaruhi mahasiswa anggota UKM Fotografi USU dalam membeli kamera DSLR. Skala Guilford menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi sangat berarti pada skala 0,96.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala anugerah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini, guna melengkapi syarat untuk mencapai gelar Sarjana pada Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini mengenai ” Situs Internet dan Minat Beli Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Informasi Kamera DSLR Pada situs dpreview.com Terhadap Minat Beli Mahasiswa Anggota UKM Fotografi USU)”

Penulis sadar dalam penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh pihak-pihak tertentu baik berupa bimbingan, kritik, saran bahkan pengarahan, oleh karenanya penulis pada kesempatan ini menyampaikan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah membalas orang-orang yang berbuat baik dan menolong saudaranya. Terima kasih saya ucapkan kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Nabi besar Muhammad SAW.

3. Kedua orangtuaku, Ayahanda Alm. Abdul kadir dan Ibunda Satiyem yang telah membesarkanku dengan doa dan keringat.

4. Para kakanda, Dra. Sudarmi Sariyani, Darmawati, Safitri Ningsih, Mardi Suratno, Sri Hartuti, Kusno Utoyo dan Kusnadi.

5. Drs. Amir Purba, MA, Selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Drs. Safrin M.Si, Selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar memberikan bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini, terima kasih untuk segala nasehat dan saran-saran yang diberikan untuk penulis.


(5)

4. Bapak dan Ibu dosen Ilmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis selama ini.

5. Untuk staf jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara : Kak Icut, Kak Ros, Maya, Goi, Rotua yang ikut memperlancar pengerjaan skripsi.

6. Buat teman-temanku yang dekat dan selalu menemani jurusan Ilmu Komunikasi Ekstension ’06 : Bobby, 3, Koche, Ijal, Molen, Yahmen, Said, Deddy, Arsyad, Boy, Apri, Uthe, Fahrul, Mustafa, Asri, Kocek serta seluruh teman-temanku yang tak bisa disebutkan satu-persatu.

Terima kasih banyak untuk semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan dari semua pihak, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Medan, 12 September 2009 Penulis,

RAMADANI SAPUTRA 060922074


(6)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... iv

Daftar Gambar ... v

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 3

I.3. Pembatasan Masalah... 4

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

I.4.1 Tujuan Penelitian ... 4

I.4.2 Manfaat Penelitian ... 5

I.5. Kerangka Teori ... 5

I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 5

I.5.2. Teori Minat Beli ... 7

I.5.3. Teori AIDDA ... 9

I.5.4. Kamera DSLR ... 11

I.6. Kerangka Konsep ... 12

I.7. Model Teoritis ... 13

I.8. Operasional Variabel ... 13

I.9. Definisi Operasional ... 14


(7)

BAB II URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 19

II.1.1. Pengertian Komunikasi ... 19

II.1.2 Komunikasi Massa……… . 23

II.1.2.1. Pengertian Komunikasi Massa ... 23

II.1.2.2 Ciri-Ciri Komunikasi Massa ... 24

II.1.2.3. Fungsi Komunikasi Massa ... 27

II.1.2.4 Umpan Balik Komunikasi Massa ... 29

II.1.2.5 Efek Pesan Media Massa ... 31

II.2. Teori Minat Beli ... 32

II.3. Teori AIDDA ... 32

II.4. Internet ... 34

II.4.1 Pengertian Internet ... 34

II.5. Fotografi ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 41

III.1.1 Deskripsi Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi USU ... 41

III.1.2 Visi dan Misi Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi USU ... 41

III.1.3 Struktur Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi USU ... 42

III.2. Waktu Penelitian... ... 44

III.3 Lokasi Penelitian ... 44

III.4 Populasi dan Sampel ... 44

III.4.1. Populasi ... 44


(8)

III.5 Metode Penelitian ... 45

III.6 Teknik Pengambilan Sampling ... 45

III.7 Teknik Pengumpulan Data ... 46

III.8 Teknik Analisa Data... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 50

IV.1.1. Tahap Persiapan ... 50

IV.1.2. Tahap Pengumpulan Data ... 50

IV.2. Teknik Pengolahan Data ... 50

IV.3. Analisa Tabel Tunggal ... 51

IV.3.1. Karakteristik Responden... 51

IV.3.2. Informasi Kamera DSLR Pada Situs dpreview.com ... 54

IV.3.3. Minat Beli ... 61

IV.4. Analisa Tabel Silang ... 67

IV.5. Uji Hipotesa ... 74

IV.6. Pembahasan ... 76

BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan ... 77

V.2. Saran ... 78


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Operasional Variabel ... 14

Tabel IV.1 Usia Responden ... 53

Tabel IV.2 Jenis Kelamin Responden... 53

Tabel IV.3 Pendidikan Responden ... 54

Tabel IV.4 Frekuensi Mengakses Situs dpreview.com ... 55

Tabel IV.5 Kejelasan Isi Tulisan di Situs dpreview.com…. ... 55

Tabel IV.6 Situs dpreview.com Memberi Pengetahuan ... 57

Tabel IV.7 Informasi Yang Diberikan Situs dpreview.com Menarik Perhatian .... 58

Tabel IV.8 Selling Point Yang disajikan di Situs dpreview.com ... 58

Tabel IV.9 Jenis Huruf Yang Digunakan ... 59

Tabel IV.10 Posisi Gambar Yang ditampilkan ... 60

Tabel IV.11 Ukuran Gambar Yang Disajikan ... 61

Tabel IV.12 Perhatian Terhadap Foto/Gambar ... 62

Tabel IV.13 Referensi dari dpreview.com ... 62

Tabel IV.14 Posisi Gambar Yang Ditampilkan ... 63

Tabel IV.15 Fasilitas Komparasi Antara 2 Kamera Berbeda di Situs dpreview.com ... 64

Tabel IV.16 Keinginan Memiliki Kamera DSLR ... 65

Tabel IV.17 Keputusan Untuk Memiliki Kamera DSLR ... 66

Tabel IV.18 Membantu/Tidaknya Untuk Melakukan Tindakan Pembelian Setelah Membuat Keputusan ... 67

Tabel IV.19 Pengaruh Situs dpreview.com Dalam Membeli Kamera DSLR . 68 Tabel IV.20 Frekuensi Mengakses Situs dpreview.com dan Keinginan Membeli Kamera DSLR ... Tabel IV.21 Informasi dan Keyakinan Memiliki Kamera DSLR ... 70

Tabel IV.22 Ketertarikan Terhadap Referensi dpreview.com Dengan Membantu/Tidaknya dpreview.com Dalam Membeli Kamera DSLR... 71

Tabel IV.23 Ketertarikan Terhadap Selling Point Dengan Berpengaruh/Tidaknya dpreview.com Dalam Membeli Kamera DSLR... 71


(10)

LAMPIRAN

1. Biodata 2. Kuesioner

3. Tabel Fotron Cobol 4. Surat Penelitian

5. Surat Keterangan Penelitian


(11)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul Situs Internet Dan Minat Beli Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Informasi Kamera DSLR Pada situs dpreview.com Terhadap Minat Beli Mahasiswa Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi USU). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyajian informasi kamera DSLR pada situs dpreview.com, untuk mengetahui minat mahasiswa anggota UKM Fotografi USU mengakses sitis dpreview.com dan untuk mengetahui penyajian informasi kamera DSLR di situs dpreview.com terhadap minat beli mahasiswa UKM Fotografi USU.

Untuk membahas penelitian ini, maka teori-teori yang dipergunakan dan dianggap relevan dalam membahas penelitian ini yaitu : Komunikasi dan Komunikasi Massa, teori minat beli, teori AIDDA, internet dan kamera DSLR.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode korelasional yaitu suatu metode yang digunakan untuk meneliti sejauh mana variasi pada suatu variabel berhubungan dengan variasi variabel lainnya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 orang. Menurut Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel pada penelitian ini adalah teknik purposive sampling dan accidental sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, antara lain melalui data sekunder yaitu dengan mempelajari dan mengumpulkan data-data dari literatur serta sumber bacaan yang dianggap relevan dan mendukung penelitian ini. Sedangkan data primer yaitu data yang diperoleh melalui pemberian sejumlah pertanyaan kepada responden berupa kuesioner.

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang, dan uji hipotesa menggunakan rumus Korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa situs dpreview.com berperan penting dalam mempengaruhi mahasiswa anggota UKM Fotografi USU dalam membeli kamera DSLR. Skala Guilford menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi sangat berarti pada skala 0,96.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Belakangan ini fenomena digital mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kemudahan dalam penggunaannya menjadi kelebihan digital dibandingkan pendahulunya, analog. Kualitas atau hasil akhir yang dahulunya masih dipegang oleh teknologi analog kini hampir bisa disamai oleh teknologi digital. Maka tidak heran kalau sekarang ini konsumen lebih memilih teknologi digital daripada teknologi analog. Kenyataan ini membuat analog harus mengakui keunggulan digital dan tersingkir dari pasaran.

Semakin banyaknya permintaan konsumen dan diiringi dengan kemajuan teknologi yang ada pada sekarang ini, para produsen gencar mengeluarkan produk yang sarat teknologi. Termasuk pula beberapa pabrikan kamera digital yang memang sedang booming pada saat sekarang ini. Hukum ekonomi menyebutkan ada permintaan, ada barang, ini pula yang menjadikan banyaknya tipe-tipe kamera digital dari berbagai merek meramaikan pasaran akibat banyaknya permintaan dari masyarakat. Banyaknya merek dan tipe kamera menguntungkan konsumen karena lebih banyak pilihan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan ataupun budget. Tapi hal ini bisa juga membuat konsumen bingung karena terlalu banyak pilihan.

Banyaknya pilihan tersebut bukan saja membuat bingung para fotografer tingkat pemula saja, fotografer tingkat profesional pun kadangkala sulit menjatuhkan pilihan karena selalu saja muncul kamera tipe baru tiap tahunnya yang muncul dengan teknologi lebih canggih. Semua kamera digital mulai dari kamera saku yang biasa digunakan


(13)

dirumah tangga sampai kamera DSLR yang merupakan kamera ‘serius’, yang beraneka-ragam tipe-nya, kini memenuhi toko kamera.

Pencarian informasi tentang produk selalu saja dilakukan calon pembeli, termasuk peminat kamera digital. Terkadang calon pembeli dihadapkan oleh sebuah pilihan, maka dengan itu calon pembeli harus mencari informasi yang mengkomparasi berbagai produk dari berbagai susut. Zaman sekarang ini pencarian informasi seperti ini bisa dilakukan dengan lebih mudah, tidak lagi melakukan pencarian lewat media konvensional seperti buku atau majalah, tapi bisa dilakukan lewat media yang murah, cepat, terkini, luas, beraneka-ragam yaitu internet. Banyaknya situs ataupun blog informasi seputar kamera bisa menjadi referensi penting bagi calon konsumen. Salah satu situs yang secara komplit menghadirkan informasi fitur-fitur kamera digital mulai dari kamera digital yang sudah uzur sampai kamera-kamera produk terbaru adalah situs

Situs

kebingungan menjatuhkan pilihan terhadap produk kamera digital. Selain menampilkan informasi fitur –fitur yang dimiliki sebuah kamera, situs ini juga menampilkan contoh gambar, komparasi produk sampai komentar pengguna lain yang telah menggunakan produk tersebut. Situs ini sangat global, hampir semua fotografer profesional pernah mengunjungi situs ini. Kelemahan situs ini mungkin hanya tampilannya yang datar, dan bagi penduduk Indonesia situs ini mungkin sedikit menyulitkan karena berbahasa Inggris dan informasi harga yang ditampilkan adalah harga yang berlaku di Amerika dan Eropa, tapi kalau tujuannya hanya mencari informasi seputar produk kamera digital, situs ini sangat tepat.

Tidak sedikit konsumen yang terbantu dengan adanya situs ini, baik untuk mereka yang akan membeli kamera ataupun hanya sekedar mencari informasi saja. Dan dengan segala kelebihan yang dimiliki situs ini yang hampir tidak ada pesaingnya, bisa saja


(14)

mengunjungi situs ini merupakan keharusan baik mereka yang berstatus profesional ataupun yang hanya sekedar hobby.

Dari pemilihan kamera, konsumen dihadapkan pada 3 pilihan kamera digital. Pilihan ini diklasifikasikan berdasarkan kelengkapan fitur, dan teknologi. 3 pilihan kamera itu adalah, 1. Kamera poket (saku), 2. Kamera Prosumer, 3. Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect). Definisi jenis-jenis kamera ini akan dijelaskan pada bab selanjutnya. Perbedaan kelas diantara 3 pilihan tadi juga mempengaruhi harga. Kamera DSLR yang memang kamera profesional tentu mempunyai harga lebih mahal dikarenakan kelebihannya. Bagi para profesional ini tentu tidak masalah karena mereka juga mendapatkan penghasilan dari pekerjaan ini. Yang jadi pertanyaan adalah mereka yang masih menjadi pemula tetapi memilih kamera DSLR sebagai pilihannya.

UKM Fotografi USU adalah wadah mahasiswa USU yang mempunyai hobi fotografi. Mahasiswa yang notabene belum berpenghasilan tetapi memilih fotografi yang merupakan kegiatan yang mahal sebagai hobinya, level yang harus dilalui sebelum terjun ke dunia pro. Hal ini sangat menarik, bila ditinjau dari jenis kamera yang menjadi pilihan mereka.

Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk meneliti dan mengetahui opini

publik terhadap situs

komplit seput ar kamera digital.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : “Sejauhmana Pengaruh

Informasi Kamera DSLR di situs


(15)

I.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari salah pengertian dan memperjelas masalah yang dibahas dalam penelitian, maka peneliti merasa perlu melakukan pembatasan masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut :

Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat menjelaskan hubungan antara Kamera

DSLR di situs

Objek penelitian merupakan mahasiswa USU yang menjadi anggota UKM Fotografi.

Penelitian akan dilakukan mulai bulan 15 Juni 2009 – 21 Juli 2009.

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah sudah pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Demikian juga dengan penelitian ini yang memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh penyajian informasi kamera DSLR di situs

2. Untuk mengetahui minat mahasiswa anggota UKM Fotografi USU mengakses

situs

3. Untuk mengetahui penyajian informasi tentang kamera DSLR di situs


(16)

I.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yaitu :

1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya bahan referensi , bahan penelitian serta sumber bacaan bagi yang menginginkannya.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang teknologi informasi.

3. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

I.5 Kerangka Teori

Dalam penelitian ilmiah, teori berperan sebagai landasan berpikir untuk mendukung pemecahan permasalahan dengan jelas dan sistematis. Hal ini sesuai dengan pengertian teori itu sendiri, yaitu serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep. (Singarimbun, 1995:37)

Dengan adanya kerangka teori, maka penulis mamiliki landasan berpikir sebagai titik tolak di dalam pemecahan yang ada. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah : Teori Komunikasi dan Komunikasi Massa, Teori Minat Beli, Teori AIDDA, internet dan kamera DSLR.

I.5.1 Teori Komunikasi dan Komunikasi Massa

Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan komunikasi akan timbul jika seseorang manusia mengadakan interaksi


(17)

dengan manusia lain, jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi timbul sebagai akibat dari hubungan sosial. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia.

Kata komunikasi atau comminication dalam Bahasa Inggris berasal dari bahasa latin yang artinya “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul kata komunikasi yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. (Wiryanto, 2004:5)

Harold Laswell dalam karyanya Structure and Function of Communication in Society (Effendy, 2000:10) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Who says what in wich channel to whom and with what effect. Jadi unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi menurut paradigma Laswell ada lima, yaitu :

1. Komunikator (communicator, source, sender) 2. Pesan (Message)

3. Media (channel, media)

4. Komunikan (communicant, communicate, receiver, receipent) 5. Efek (Effect, impact, influence)

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya.

Salah seorang pakar Komunikasi Massa, Jalaluddin Rakhmat, dalam bukunya Psikologi Komunikasi, menyebutkan bahwa abad ini disebut sebagai abad komunikasi massa (Rakhmat, 2000:186). Tentunya pernyataan ini sangat relevan dengan situasi saat ini dimana teknologi komunikasi massa mengalami kemajuan pesat. Apabila


(18)

menginginkan berbagai informasi secara cepat tentang peristiwa yang terjadi di belahan dunia, tidak lagi mengandalkan surat kabar atau majalah, tetapi bisa lalngsung mengakses via internet, begitu juga dengan audio visual atau media elektronik tak ketinggalan pula.

Fenomena ini menunjukkan bahwa revolusi teknologi komunikasi massa telah mencapai proporsi yang luar biasa. Tentunya perkembangan ini tidak selalu mempunyai dampak yang positif. Semakin pesat perkembangan teknologi komunikasi massa tentunya dampak yang ditimbulkan baik positif maupun negatif semakin besar pula efeknya.

Untuk membahas lebih lanjut, terlebih dahulu membahas pengertian dari komunikasi massa itu sendiri. Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner (1996:10), “Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people.” (Komunikasi Massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang ; dalam Rakhmat 2000:188). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media.

Jadi pada dasarnya dalam komunikasi massa ada dua tugas komunikator akni mengetahui ‘apa’ yang ingin dia komunikasikan, dan mengetahui bagaimana ia harus menyampaikan pesannya dalam rangka melancarkan penetrasi kepada benak komunikan. (Effendy, 2000:80).

I.5.2 Teori Minat Beli

Minat adalah sikap yang menimbulkan perhatian, rasa ingin tahu lebih rinci dalam diri seseorang dan adanya keinginan/hasrat untuk melakukan sesuatu yang muncul akibat


(19)

adanya objek tertentu. Minat adalah rasa suka/senang dan rasa tertarik pada suatu objek atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh dan biasanya ada kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi.

Sedangkan menurut Hurlock (1978:15), minat merupakan sumber motivasi yang mendorong oang untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Menurut Effendy (2003:103), minat merupakan kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan sesutau yang telah menarik perhatiannya.

Minat dan sikap sangat erat hubungannya dan kedua hal tersebut merupakan dasar bagi prasangka dan minat juga penting dalam mengambil suatu keputusan.

Minat akan timbul bila ada unsur-unsur sebagai berikut :

1. Terjadinya sesuatu hal yang menarik

2. Terdapatnya kontras, yaitu hal yang menonjol satu dengan yang lainnya, sehingga apa yang menonjol itu menimbulkan perhatian.

Adanya harapan mendapatkan keuntungan atau mungkin gangguan dari hal yang dimaksud. Effendy mengungkapkan minat adalah “Kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak kelanjutan timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan” (2005:10). Lebih lanjut Effendy (2005:70) mengemukakan bahwa minat muncul karena adanya stimulus motif yang menimbulkan motivasi. Motif adalah kondisi seseorang yang mendorong seseorang untuk mencari sesuatu kepuasan atau mencapai tujuan. Sedangkan motivasi adalah kegiatan yang memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil tindakan yang dikehendaki. Minat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :

1. Perhatian terhadap stimulus.


(20)

3. Penerimaan terhadap stimulus itu serta frekuensi.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa minat itu adalah suatu keadaan dalam individu yang mampu mengarahkan perhatiannya terhadap objek tertentu yang mampu mendorong seseorang untuk cenderung mencari objek yang disenangi.

Sedangkan menurut Franses Co M. Nicosia, seorang konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli produk ataupun jasa dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :

1. Faktor luar, yaitu faktor lingkungan tempat tinggal yang dipengaruhi konsumen, misalnya karena dorongan teman, mengikuti orang lain yang menggunakan barang atau jasa tersebut dan sebagainya.

2. Faktor dalam, yaitu pemikiran atau kejiwaan dari dalam diri konsumen itu sendiri yang bersifat rasional.

(Engel,1994:30)

I.5.3 Teori AIDDA

Teori AIDDA disebut A-A Procedure atau from attention to action procedure, yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Menurut Effendi (2000:89) AIDDA adalah akronim dari kata-kata Attention (perhatian), Interest (ketertarikan), Desire (hasrat), Decision (keputusan), dan Action (tindakan/kegiatan). Konsep AIDDA ini adalah proses psikologis dari diri khalayak. Berdasarkan konsep AIDDA agar khalayak membaca dan melakukan action apa yang dianjurkan pihak penyusun berita atau tajuk artikel, maka pertama-tama mereka harus dibangkitkan perhatiannya (attention).

Sebuah iklan akan memberikan efek bagi responden yang mendengarkan atau menyaksikan sebuah iklan. Adapun efek sebuah iklan menurut Frank Jefkins (1996:234-235) adalah :


(21)

a). Perhatian (Attention)

Kecuali suatu iklan berhasil memenagkan perhatian, memecahkan perhatian pembaca dari berita editorial atau iklan lain, iklan yang dihasilkan tidak akan diperhatikan sedikitpun oleh pembaca. Perhatian mungkin dapat diraih dengan memanfaatkan posisi dalam publikasi, atau dengan memanfaatkan ukuran atau bentuk iklan itu diletakkan pada posisi yang tepat.

b). Ketertarikan (Interest)

Tidak ada suatu patokan tertentu dalam penggunaan perangkat kreatif ini guna membuat orang tertarik pada iklan kecuali iklan itu juga berhasil meraih rasa ketertarikan mereka.

c). Keinginan (Desire)

Pembaca harus dibuat dari sekedar merasa tertarik dan terpikat, mereka harus didorong untuk menginginkan produk atau jasa yang diiklankan.

d). Keyakinan (Decision)

Iklan akan sangat bagus bila mampu menciptakan keinginan untuk membeli, memiliki atau menikmati produk atau jasa yang diiklankan. Namun perlu juga menciptakan iklan yang mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan pembelian dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaimana yang mereka inginkan.

e). Tindakan (Action)

Iklan mampu memberikan respon. Iklan cetak bersifat statis dan tidak mudah untuk membuat pembaca untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang diinginkan. Pada pentahapan ini mengandung maksud bahwa komunikasi itu hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini komunikator harus dapat


(22)

menimbulkan daya tarik. Oleh karena itu, iklan harus mempergunakan trik-trik khusus untuk menimbulkan perhatian calon pembeli (Jefkins,1996:82), seperti :

Menggunakan headline yang mengarah. • Menggunakan slogan yang mudah diingat. • Menonjolkan selling point suatu produk. • Menggunakan huruf tebal.

I.5.4 Kamera DSLR

Pada prinsipnya kamera DSLR adalah sama dengan kamera SLR, yang membedakan adalah pada kamera SLR menggunakan media film untuk penangkap gambar, sedangkan DSLR menggunakan sensor. Ada dua macam jenis sensor yaitu CMOS dan CCD. Apa itu kamera SLR? Kamera SLR (single-lens reflex) atau Kamera refleks lensa-tunggal adalah kamera yang memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera dengan sama persis seperti apa yang ia lihat. Hal ini berbeda dengan kamera non-SLR, dimana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film.

Kamera SLR menggunakan pentaprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui lensa ke lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh kaca cermin pantul dan mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan cahaya beberapa kali hingga mengenai jendela bidik. Saat tombol dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya sehingga cahaya dapat langsung mengenai film.


(23)

Komponen Kamera SLR :

1.) Pembidik

Salah satu bagian yang penting pada kamera adalah pembidik (viewfinder). Ada dua sistem bidikan, yaitu:

Jendela bidik yang terpisah dari lensa (Viewfinder type). Bidikan lewat lensa (Reflex type).

Kamera SLR, sesuai dengan namanya (Single Lens Reflex), menggunakan sistem bidikan jenis kedua. Mata fotografer melihat subjek melalui lensa, sehingga tidak terjadi parallax, yaitu keadaan dimana fotografer tidak melihat secara akurat indikasi keberadaan subjek melalui lensa sehingga ada bagian yang hilang ketika foto dicetak. Keadaan parallax ini pada dasarnya terjadi pada pemotretan sangat close up dengan menggunakan kamera viewfinder.

2.) Jendela Bidik

Jendela bidik merupakan sebuah kaca yang di dalamnya tercantum banyak informasi dalam pemotretan. Jendela bidik memuat penemu jarak (range-finder), pilihan diafragma, shutter speed, dan pencahayaan (exposure).

3.) Lensa

Dalam fotografi, lensa berfungsi untuk memokuskan cahaya hingga mampu membakar medium penangkap (film). Di bagian luar lensa biasanya terdapat tiga cincin, yaitu cincin panjang fokus (untuk lensa jenis variabel), cincin diafragma, dan cincin fokus.


(24)

Macam-macam lensa :

● Lensa Standar. Lensa ini disebut juga lensa normal. Berukuran 50 mm dan memberikan karakter bidikan natural.

● Lensa Sudut-Lebar (Wide Angle Lens). Lensa jenis ini dapat digunakan untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit. Karakter lensa ini adalah membuat subjek lebih kecil daripada ukuran sebenarnya. Dengan menggunakan lensa jenis ini, di dalam ruangan kita dapat memotret lebih banyak orang yang berjejer jika dibandingkan dengan lensa standar. Semakin pendek jarak fokusnya, maka semakin lebar pandangannya. Ukuran lensa ini beragan mulai dari 17 mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm.

● Lensa Fish eye. Lensa fish eye adalah lensa wide angle dengan diameter 14 mm, 15 mm, dan 16 mm. Lensa ini memberikan pandangan 180 derajat. Gambar yang dihasilkan melengkung.

● Lensa Tele. Lensa tele merupakan kebalikan lensa wide angle. Fungsi lensa ini adalah untuk mendekatkan subjek, namun mempersempit sudut pandang. Yang termasuk lensa tele adalah lensa berukuran 70 mm ke atas. Karena sudut pandangannya sempit, lensa tele akan mengaburkan lapangan sekitarnya. Namun hal ini tidak menjadi masalah karena lensa tele memang digunakan untuk mendekatkan pandangan dan memfokuskan pada subjek tertentu.

● Lensa Zoom. Merupakan gabungan antara lensa standar, lensa wide angle, dan lensa tele. Ukuran lensa tidak fixed, misalnya 80-200 mm. Lensa ini cukup fleksibel dan memiliki range lensa yang cukup lebar. Oleh karena itu lensa zoom banyak digunakan, sebab pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai dengan yang dibutuhkan.


(25)

4.) Fokus

Fokus adalah bagian yang mengatur jarak ketajaman lensa, sehingga gambar yang dihasilkan tidak berbayang.

5.) Kecepatan rana

Kecepatan rana (shutter speed) artinya penutup (to shut = menutup). Pada waktu kita menekan tombol untuk memotret, terjadi pembukaan lensa sehingga cahaya masuk dan mengenai film. Pekerjaan shutter adalah membuka dan kemudian menutup lagi. Kecepatan rana adalah kecepatan shutter membuka dan menutup kembali. Shutter speed dapat kita atur. Jika kita memilih 1/100, maka ia akan membuka selama 1/100 detik.

Skala shutter speed bervariasi. Ada yang B, 1, ½, ¼, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000, dst. Mulai dari ½ sampai 1/1000 biasanya hanya disebut angka-angka dibawah saja. Artinya 100 = 1/100 dan 2 artinya ½ detik. Namun jika angka-angka 2 itu berwarna, maka artinya adalah 2 detik. Sedangkan B artinya bulb, yaitu jika tombol ditekan maka shutter membuka, dan ketika tombol dilepaskan maka shutter menutup.

Yang perlu diingat adalah, semakin lama kecepatan shutter, jumlah cahaya yang masuk akan semakin banyak. Semakin besar angkanya, maka kecepatan shutter akan semakin tinggi (shutter akan semakin cepat membuka dan menutup).

Speed cepat

Speed cepat kita gunakan untuk memotret benda yang bergerak. Semakin cepat pergerakan benda tersebut, maka semakin besar angka speed shutter yang kita butuhkan.


(26)

Speed lambat

Jika benda yang bergerak cepat dipotret dengan speed shutter rendah, maka hasilnya ialah gambar akan tampak kabur, seakan-akan disapu, namun latar belakangnya jelas. Efek ini terkadang bagus dan menimbulkan sense of motion dari benda yang dipotret.

Cara lain adalah dengan menggerakkan kamera ke arah gerak objek (panning) bertepatan dengan melepas tombol. Hasil gambarnya ialah latar belakang kabur, tetapi gambar subjek jelas. Seberapa jelas atau kaburnya subjek tergantung pada cepat atau lambatnya gerakan panning. Jika gerakannya bersama-sama dengan gerakan subjek, maka gambar yang dihasilkan jelas. Sebaliknya jika kamera lebih cepat atau lebih lambat dari gerakan subjek, maka hasilnya akan blur (kabur).

6.) Diafragma

Diafragma atau aperture (atau sering disebut bukaan) berfungsi untuk mengatur jumlah volume cahaya yang masuk. Alat ini biasanya terdapat di belakang lensa. Terdiri dari 5-8 lempengan logam yang tersusun dan dapat membuka lebih lebar atau lebih sempit. Penulisan angka diafragma biasanya adalah f/2, f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/11, dan f/16, dst. Semakin kecil angka diafragma, maka bukaan yang dihasilkan akan semakin lebar sehingga cahaya yang masuk semakin banyak.

● Bukaan besar

Bukaan diafragma yang besar digunakan untuk menghasilkan foto dengan subjek yang tajam dengan latar belakang blur.


(27)

Bukaan kecil akan menghasilkan gambar yang tajam mulai dari foreground hingga background. Bukaan kecil biasanya digunakan dalam pemotertan landscape yang memang membutuhkan detail dan ketajaman di seluruh bagian foto.

7.) Depth of Field

Depth of field adalah jumlah jarak antara subjek yang paling dekat dan yang paling jauh yang dapat muncul di fokus tajam sebuah foto. Misalnya, jika kita memotret pohon-pohon yang berdiri bersaf-saf, maka yang akan tampak pada foto yang telah dicetak adalah beberapa pohon di depan tampak jelas kemudian makin ke belakang makin kabur.

Depth of field sangat tergantung pada:

● Diafragma. Semakin kecil bukaan diafragma, semakin besar depth of field yang dihasilkan. Bukaan penuh akan menghasilkan depth of field yang sangat dangkal.

● Jarak fokus lensa (focal length). Semakin panjang focal length, semakin sempit depth of field. Maka dari itu, lensa wide angle memiliki depth of field yang sangat besar.

● Jarak pemotretan. Semakin dekat jaraknya, semakin sempit depth of field yang dihasilkan.

Fungsi depth of field adalah untuk mengaburkan latar belakang jika latar tersebut tidak sesuai dengan subjeknya.


(28)

8.) Pencahayaan

Pencahayaan atau exposure adalah kuantitas cahaya yang diperbolehkan masuk; intensitas (diatur oleh bukaan lensa) dan durasi (diatur oleh shutter speed) cahaya yang masuk dan mengenai film.

Film dengan ASA tinggi, memerlukan sedikit cahaya untuk menghasilkan gambar yang jelas. Sebaliknya, film dengan ASA rendah memerlukan banyak cahaya uantuk menghasilkan gambar yang jelas.

Exposure diukur oleh alat yang disebut light-meter. Jika light-meter menunjukkan kekurangan cahaya, maka kita bisa memperkecil bukaan diafragma atau memperlambat shutter speed. Sebaliknya, jika light-meter menunjukkan kelebihan cahaya maka kita bisa memperbesar bukaan diafragma atau mempercepat shutter speed.

Overexposure

Merupakan keadaan dimana jumlah cahaya yang masuk terlalu banyak. Gambar yang dihasilkan akan terlalu terang.

Underexposure

Merupakan keadaan dimana jumlah cahaya yang masuk terlalu sedikit. Keadaan ini menghasilkan gambar yang gelap.

I.6 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan yang akan dicapai (Nawawi,1995:40). Kerangka konsep yang memuat variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian tersebut.


(29)

1. Variabel Bebas (x) adalah sejumlah gejala atau faktor yang menentukan adanya gejala atau faktor lain, yaitu terikat (y). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

situs

2. Variabel Terikat (y) adalah sejumlah gejala atau faktor yang ada dipengaruhi oleh variabel bebas (x). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat beli.

I.7 Model Teoritis

Berdasarkan kerangka konsepyang sudah disusun untuk memudahkan penelitian, maka penulis membuat model teotiris dengan memasukkan seluruh variabel kedalam suatu skema.

Variabel Bebas (x) ± Variabel Terikat (y)

Situs Minat Beli

I.8 Operasional Variabel

Berdasarkan konsep yang telah disusun, maka dibuatlah operasional variabel untuk memudahkan penggunaan kerangka konsep dalam operasionalisasi variabel ini. Jadi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(30)

Tabel I.1 Operasional Variabel No. Variabel Teoritis Variabel Operasional 1 Variabel Bebas (x)

Akses ke situs

Frekuensi mengakses situs Kejelasan tentang isi pesan situs

1. Pengetahuan 2. Informasi 3. Headline 4. Slogan 5. Selling Point

6. Jenis huruf yang digunakan 7. Posisi Gambar

8. Ukuran Gambar

2 Variabel Terikat Minat Beli

1. Perhatian (Attention) 2. Ketertarikan (Interest) 3. Keinginan (Desire) 4. Keputusan (Decision) 5. Tindakan (Action)

3 Variabel Antara (z) Karakteristik Responden

1. Nama 2. Usia

3. Jenis Kelamin 4. Pendidikan


(31)

I.9 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang menggunakan variabel yang sama (Singarimbun,1995:46). Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

Variabel Bebas (informasi seputar kamera DSLR pada situs dari :

1. Frekuensi mengakses situs : banyak sedikitnya konsumen/mahasiswa menakses situs

2. Kejelasan tentang isi situs

situs

pengetahuan dan informasi mengenai kamera DSLR.

3. Headline : kata-kata pokok yang menjadi acuan sehingga konsumen tertarik untuk membacanya.

4. Slogan : kata-kata/kalimat yang membuat konsumen tertarik untuk membeli kamera tersebut.

5. Selling Point : kata-kata/kalimat yang menunjukkan penjualan suatu produk dalam hal ini berupa kamera DSLR.

6. Jenis huruf yang digunakan : jenis huruf yang dipakai dalam penulisan situs

7. Posisi gambar : letak gambar kamera DSLR, tulisan spesifikasi kamera pada laman situs tersebut .

8. Ukuran gambar : besar-kecilnya gambar kamera DSLR yang terdapat pada situs


(32)

2. Variabel Terikat (minat beli), yaitu terdiri dari :

1. Perhatian (Attention)

Perhatian adalah tingkat keingintahuan yang lebih besar terhadap sesuatu hal yang dilihat atau didengar. Kecuali suatu iklan berhasil memenangkan perhatian, memecahkan perhatian pembaca dari berita editorial atau iklan lain, iklan yang dihasilkan tidak akan diperhatikan sedikitpun oleh pembaca. Perhatian mungkin dapat diraih dengan memanfaatkan posisi dalam publikasi atau dengan memanfaatkan ukuran atau bentuk iklan dalam posisi yang tepat.

2. Ketertarikan (Interest)

Ketertarikan adalah suatu rasa tertarik melihat sesuatu hal yang menarik perhatian. Tidak ada suatu patokan tertentu dalam penggunaan perangkat kreatif ini guna membuat orang tertarik pada iklan kecuali iklan itu juga berhasil meraih rasa ketertarikan mereka.

3. Keinginan (Desire)

Keinginan adalah hasrat untuk memiliki suatu hal, dalam hal ini responden ingin memiliki kamera DSLR tersebut. Pembaca harus dibuat lebih dari sekedar merasa tertarik dan terpikat, mereka harus didorong untuk menginginkan produk atau jasa yang diiklankan.

4. Keputusan (Decision)

Keyakinan adalah kepercayaan terhadap apa yang dilihat, dibaca ataupun didengarkan secara langsung maupun tak langsung. Iklan akan sangat bagus bila mampu menciptakan keinginan untuk membeli, memiliki atau menikmati produk atau jasa yang diiklankan, namun perlu juga menciptakan iklan yang mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan pembelian dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaimana yang mereka inginkan.


(33)

Tindakan adalah suatu kegiatan secara langsung dalam mewujudkan keinginan secara nyata dalam kehidupan. Iklan mampu menimbulkan respon. Iklan cetak bersifat statis dan tidak mudah untuk membuat pembaca untuk melakukan tindakan sesuai yang diinginkan.

Pada pentahahapan ini mengandung maksud bahwa komunikasi itu hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini komunikator harus dapat menimbulkan daya tarik. Oleh karena itu, iklan harus mempergunakan trik-trik khusus untuk menimbulkan perhatian calon pembeli (Jeffkins, 1996:82), seperti :

1. Menggunakan headline yang mengarah. 2. Menggunakan slogan yang mudah diingat. 3. Menonjolkan selling point suatu produk. 4. Menggunakan huruf tebal.

3. Variabel Antara (Karakteristik Responden), antara lain adalah :

a.) Nama : Identitas Responden

b.) Usia : Umur responden sejak lahir sampai dengan penelitian dilakukan.

c.) Jenis Kelamin : Laki-laki atau perempuan.

d.) Pendidikan : Latar belakang tingkatan terakhir sekolah responden.

I.10 Hipotesis

Hipotesis secara etimologis terdiri dari dua perkataan. Perkataan pertama adalah HYPO yang berarti kurang dari, dan THESA yang berarti pendapat atau teori. Oleh


(34)

karena itu, hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan pemecahan masalah yang bersifat sementara yang setelah diuji mungkin benar dan mungkin juga salah (Nawawi,1995:33). Suatu hipotesa selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih. (Singarimbun,1995:43).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara situs

beli mahasiswa USU anggota UKM Fotografi.

Ha : Terdapat pengaruh antara situs


(35)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa II.1.1 Pengertian Komunikasi

Pengertian komunikasi secara umum dapat dilihat dari dilihat dua segi, yaitu :

1. Pengertian Komunikasi Secara Etimologis

Secara etimologis (asal katanya), komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communication, bersumber dari kata communis yang berarti sama, dalam hal ini berarti membuat kebersamaan makna dalam suatu hal antara dua orang atau lebih.

Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat dalam proses komunikasi itu terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi sudah berlangsung. Namun jika seseorang tidak mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka hal tersebut bukanlah suatu komunikasi.

2. Pengertian Komunikasi Secara Terminologis

Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan seseuatu kepada orang lain.

Onong Uchyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, mengatakan komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh komunikator kepada komunikan.


(36)

Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia (human communication) bahwa komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Cangara, 2002 : 19).

Banyak sekali definisi komunikasi yang berbeda-beda yang disampaikan oleh para ahli komunikasi. Menurut Anderson (1959) komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami dan dipahami oleh orang lain. Komunikasi merupakan suatu proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. Sementara Berelson dan Steiner (1964) mendefinisikan komunikasi sebagai penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol, seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain. Miller (1996) mengatakan bahwa komunikasi pada dasarnya adalah penyampaian yang disengaja dari sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku pihak penerima (Purba dkk, 2006 : 32-33).

Suatu proses komunikasi tidak hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan saja, namun didalam suatu proses komunikasi harus mengandung pembagian ide, pikiran, fakta, ataupun pendapat dari satu orang kepada orang lain.

Dari definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian komunikasi adalah seni menyampaikan informasi (pesan, ide, sikap, gagasan) dari komunikator untuk merubah serta membentuk perilaku komunikan (pola, sikap, pandangan dan pemahamannya) ke pola dan pemahaman yang dikehendaki komunikator.

Wilbur Schramm mengatakan dalam karyanya “Communication Research in the United States” bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni paduan


(37)

pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings) yang pernah diperoleh komunikan (Effendy, 2005 : 13).

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif dapat dijelaskan dengan menjawab pertanyaan dari paradigma Lasswell yang dikemukanan oleh Harold D.Lasswell, yaitu : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma Lasswell ini menunjukkan bahwa ada lima unsur dasar dalam komunikasi, yakni :

1. Who (Siapa) : Komunikator, orang yang menyampaikan pesan.

2. Says What (Mengatakan Apa) : Pesan, pernyataan yang diukung oleh lambang, dapat berupa ide atau gagasan.

3. In Which Channel (Saluran) : Media, sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

4. To Whom (Kepada Siapa) : Komunikan, orang menerima pesan.

5. With What Effect (Dampak) : Efek, dampak sebagai pengaruh dari pesan atau dapat juga dikatakan sebagai hasil dari proses komunikasi.

Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut dapat dikaji model komunikasi yaitu :

Sender : Komunikator (pengirim informasi) yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

Sender Message Media Receiver Effect


(38)

Message : Pesan yang merupakan seperangkat lambang yang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

Receiver : Komunikan (orang) yang menerima pesan dari komunikator.

Effect : Perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh komunikan sebelum dan sesudah menerima pesan.

Feedback : Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

Fungsi komunikasi adalah :

a. Menyampaikan informasi (to inform). b.Mendidik (to educate).

c. Menghibur (to entertain). d.Mempengaruhi (to influence).

Tujuan komunikasi adalah :

a. Mengubah sikap (to change the attitude).

b.Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion). c. Mengubah perilaku (to change the behavior).


(39)

II.1.2 Komunikasi Massa

II.1.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Pengertian komunikasi massa, merujuk pada pendapat Tan dan Wright, merupakan bentuk komunkasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu (Ardianto, 2004 : 3).

Menurut Bittner, komunikasi massa adalah penyampaian pesan, informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media massa. Dari definisi tersebut jelaslah bahwa komunikasi massa harus menggunakan media massa, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri olah ribuan bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukanlah komunikasi massa.

Ahli komunikasi lainnya, Joseph A.Devito merumuskan komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ia juga mengatakan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual (Effendy, 2000 : 21).

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah penyebaran pesan dengan menggunakan media modern yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan, misalnya pembaca surat kabar, pendengar radio, penonton televisi dan film. Mempelajari komunikasi massa tidak ada gunanya tanpa mengkaitkan peran medianya, bahkan bisa dikatakan media massa menjadi alat utama dalam proses komunikasi massa.


(40)

II.1.2.2 Ciri-Ciri Komunikasi Massa

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat kita simpulkan beberapa karakteristik dari komunikasi massa, yaitu :

1. Komunikasi massa bersifat satu arah

Komunikasi massa bersifat satu arah, artinya setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak diketahui apakah pesan itu dapat diterima dan dimengerti dengan baik oleh komunikan atau tidak. Dalam komunikasi massa, komunikator tidak tahu sama sekali apakah komunikasinya berhasil atau gagal. Umpan balik terhadap pesan yang disampaikan itu tidak langsung saat ia berkomunikasi, akan tetapi jauh sesudah pesan itu disampaikan (sifatnya tertunda/delayed feedback). Artinya, komunikan tidak dapat secara langsung memberikan umpan balik atas pesan yang disampaikan oleh komunikator.

2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga

Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Di dalam komunikasi massa, yang namanya komunikator itu lembaga media massa itu sendiri. Dalam sebuah sistem ada interdependensi, artinya adanya interaksi, saling keterkaitan dan saling ketergantungan antara komponen-komponen didalamnya. Jadi apabila ada satu komponen yang tidak bekerja akan mempengaruhi kinerja komponen yang lainnya.

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat massa

Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Dengan kata

lain, pesan-pesannya ditujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang disampaikanpun tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini artinya pesan itu


(41)

memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. Misalnya, televisi. Karena televisi ditujukan dan untuk dinikmati oleh orang banyak, maka pesannya harus bersifat umum. Misalnya dalam pilihan kata-katanya, sebisa mungkin memakai kata-kata popular bukan kata-kata ilmiah. Sebab kata ilmiah itu hanya dapat dimengerti oleh kelompok tertentu.

4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Dalam komunikasi massa, komunikasi yang banyak itu secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Effendy mengartikan keserempakan media massa itu ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

5. Komunikan komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media massa dan tidak tatap muka. Dalam komunikasi massa, komunikannya juga heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda. Baik dari segi usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, tingkat ekonomi dan lain-lain.

6. Stimuli alat indera “terbatas”

Karakteristik komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya adalah stimuli alat indera yang terbatas. Pada komunikasi antar pribadi yang bersifat tatap muka., maka seluruh alat indera pelaku komunikasi (komunikator dan komunikan) dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa. Dalam komunikasi massa, stimuli alat indera bergantung pada jenis media massanya. Pada surat kabar dan majalah,


(42)

pembaca hanya melihat, pada media televisi dan film, kita menggunakan indera penglihatan dan pendengaran, sedangkan pada media radio kita menggunakan indera pendengaran.

7. Umpan balik pada komunikasi massa tertunda (delayed)

Ciri ini berhubungan dengan ciri komunikasi massa yang bersifat satu arah. Umpan balik (feedback) merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apa pun. Pada komunikasi massa, umpan baliknya bersifat tertunda (delayed), artinya komunikan tidak dapat secara langsung memberikan respon terhadap pesan yang telah diterimanya dari komunikator (media).

II.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Wilbur Schramm menyatakan komunikasi massa berfungsi sebagai decoder, interpreter dan encoder. Komunikasi massa men-decode lingkungan sekitar untuk kita, mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi terjadinya persetujuan dan juga efek-efek dari hiburan. Komunikasi massa menginterpretasikan hal-hal yang di decode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek, menjaga berlangsungnya interaksi serta membantu anggota-anggota masyarakat menikmati kehidupan. Komunikasi massa juga meng-encode pesan-pesan yang yang memelihara hubungan kita dengan masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan baru kepada anggota-anggota masyarakat.

Pendapat Schramm pada dasarnya tidak berbeda dengan pendapat Harold D.Lasswell yang menyebutkan fungsi-fungsi komunikasi massa sebagai berikut :

a. Surveillance of the environment

Fungsinya sebagai pengamatan lingkungan, yang oleh Schramm disebut sebagai decoder yang menjalankan fungsi The Watcher.


(43)

b. Correlation of the parts of society in responding to the environment

Fungsinya menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungan. Schramm menamakan fungsi ini sebagai interpreter yang melakukan fungsi The Forum.

c. Transmission of the social heritage from one generation to the next

Fungsinya penerusan atau pewarisan sosial dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Schramm menamakan fungsi ini sebagai encoder yang menjalankan fungsi The Teacher.

Lasswell tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai fungsi-fungsi yang ia kemukakan itu, sehingga terbuka kesempatan terhadap berbagai spekulasi dan penafsiran. Seorang ahli sosiologi, Charles R.Wright, menambahkan fungsi keempat, yaitu entertainment dan ia memberikan penjelasan keempat fungsi tersebut sebagai berikut :

a. Surveillance

Menunjuk pada fungsi pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik di luar maupun di dalam masyarakat. Fungsi ini berhubungan dengan apa yang disebut Handling of News.

b. Correlation

Meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian. Untuk sebagian, fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi editorial atau propaganda.

c. Transmission

Menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya dari satu generasi ke generasi yang lain atau dari anggota-anggota suatu


(44)

masyarakat kepada pendatang baru. Fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi pendidikan.

d. Entertainment

Menunjuk pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu (Wiryanto, 2000 : 10-12).

II.1.2.4 Umpan Balik Komunikasi Massa

Dalam proses komunikasi massa dikenal istilah feedback atau umpan balik yaitu reaksi (tanggapan) yang diberikan oleh penerima pesan atau komunikan kepada penyampai pesan atau komunikator/sumber. Selain itu, umpan balik juga dapat berupa reaksi yang timbul dari pesan kepada komunikator (Ardianto, 2004 : 45-47).

a. Internal Feedback

Internal feedback adalah umpan balik yang diterima oleh komunikator bukan dari komunikan, akan tetapi datang dari pesan itu atau dari komunikator itu sendiri. Ketika menyampaikan pesan, komunikator menyadari telah melakukan kesalahan/kekhilafan, kemudian ia meminta maaf dan memperbaiki kesalahan tersebut.

b. Eksternal Feedback

External feedback adalah umpan balik yang diterima oleh komunikator dari komunikan. External feedback ini sifatnya bisa langsung dan bisa juga tidak.

1.Umpan balik langsung

Umpan balik yang sifatnya langsung yaitu reaksi yang dapat segera ditangkap oleh komunikator, misalnya anggukan kepala pertanda komunikan mengerti atau setuju terhadap pesan yang diterimanya atau komunikan menggelengkan kepala yang


(45)

mengandung arti bahwa pesan yang diterimanya tidak dimengerti atau dipahami oleh komunikan.

2.Umpan balik tertunda

Umpan balik yang sifatnya tidak langsung (delayed feedback) adalah umpan balik yang datang kepada komunikator (sumber) setelah melewati suatu rentang waktu (selang waktu), contohnya rubrik “Surat Pembaca” pada surat kabar dan sejenisnya.

c. Representative Feedback

Sesuai dengan karakteristik komunikasi massa yang komunikannya bersifat heterogen, maka tidak mudah untuk mengukur umpan balik yang dari semua komunikan. Karena itu umpan balik yang datang biasanya merupakan representative (wakil) sampel, sehingga walaupun yang ditanggapi hanya satu atau dua komunikan, namun hal tersebut sudah dianggap dapat mewakili sejumlah komunikan yang lainnya.

d. Cumulative Feedback

Cumulative feedback adalah umpan balik yang datang kepada komunikator dihimpun dahulu dan tidak segera diubah dalam pesan berikutnya, karena komunikator harus mempertimbangkannya dahulu untuk dapat membuat kebijaksanaan selanjutnya.

e. Quantitative Feedback

Quantitative feedback adalah umpan balik yang datang pada umumnya diukur dengan jumlahnya (kuantitas).

f. Institutionalized Feedback

Institutionalized Feedback adalah umpan balik yang terlembagakan, artinya umpan balik yang diupayakan oleh lembaga, yang dilakukan dengan cara mendatangi langsung khalayak untuk mengumpulkan pendapatnya, kemudian dianalisis oleh lembaga tersebut.


(46)

II.1.2.5 Efek Pesan Media Massa 1. Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung.

2. Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaaan senang, marah, sedih dan sebagainya. Misalnya dengan melihat situs dpreview.com akan timbul perasaan senang melihat tampilan kamera DSLR.

3. Efek Behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Dewasa ini, media massa telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi khalayak. Contohnya adalah berbagai jenis buku, majalah ataupun surat kabar yang telah membahas berbagai macam keterampilan. Dengan demikian, media massa tersebut dapat dijadikan atau digunakan sebagai media pendidikan (Ardianto, 2004 : 52-56).


(47)

II.2 Teori Minat Beli

Seorang komunikator akan dapat melakukan perubahan sikap dan tingkah laku komunikan apabila antara mereka merasa adanya persamaan. Oleh karena itu seorang komunikator harus dapat membangkitkan perhatian komunikan sehingga diantara mereka timbul persamaan makna akan suatu hal yang akan menjadi langkah awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian telah dibangkitkan, maka selanjutnya diikuti dengan upaya menumbuhkan minat. Minat sifatnya sangat pribadi (personal). Minat merupakan keinginan yang kuat, gairah, kecenderungan hati yang sangat kuat terhadap sesuatu.

Menurut A.W.Wijaya (1993 : 45), secara teori minat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Minat tidak dibawa sejak lahir.

b. Minat dapat berubah-ubah (sifatnya situasional dan temporal).

c. Minat tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus maupun objek.

d. Objek minat dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tertentu tersebut.

II.3 Teori AIDDA

Teori AIDDA disebut A-A Procedure atau From Attention to Action Procedure, yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Teori AIDDA dalam Effendy (2003 : 304) merupakan akronim dari :

A : Attention (Perhatian)

I : Interest (Minat/Ketertarikan)


(48)

D : Decision (Keputusan)

A : Action (Tindakan)

Formula AIDDA dirumuskan untuk memudahkan mengarahkan suatu tujuan komunikasi yang dilakukan. Konsep AIDDA menjelaskan suatu proses psikologis yang terjadi pada diri khalayak (komunikan) dalam menerima pesan komunikasi.

Tahapan di atas mengandung pengertian bahwa setiap proses komunikasi (baik komunikasi tatap muka maupun komunikasi massa) hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hal ini, sebuah pesan komunikasi harus dapat menimbulkan daya tarik tersendiri sehingga dapat memancing perhatian komunikannya.

Dalam membangkitkan perhatian yang berperan penting adalah komunikatornya. Dalam hal ini komunikator harus mampu menimbulkan suatu daya tarik pada dirinya (source attractiveness) yang selanjutnya dapat memancing perhatian komunikan terhadap pesan komunikasi yang disampaikannya. Namun yang harus diperhatikan juga bahwa dalam membangkitkan perhatian khalayak harus dihindari munculnya suatu himbauan yang negatif.

Dimulainya proses komunikasi dengan membangkitkan perhatian (attention) komunikan merupakan awal suksesnya komunikasi tersebut. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest) yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat/keinginan (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya hasrat/keinginan saja pada diri komunikan tidaklah cukup bagi komunikator, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan tindakan (action) seperti yang diharapkan komunikator.


(49)

Dalam hal ini yang menjadi komunikator yaitu iklan konten situs dpreview.com dan yang menjadi komunikan adalah mahasiswa yang khusus mengkonsumsi situs ini. Sebuah iklan harus mampu membangkitkan perhatian pembacanya dalam hal ini situs dpreview.com harus mampu membangkitkan perhatian pembaca baik dari tipe kamera, sehingga akan muncul minat dalam diri khalayak untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang kamera DSLR. Selanjutnya minat akan melahirkan rasa ingin/hasrat untuk melakukan seperti yang disampaikan oleh iklan kamera DSLR dalam situs dpreview.com.

II.4 Internet

II.4.1 Pengertian Internet

Dalam sejarah perkembangan teknologi media, internet adalah sebuah medium terpenting yang ditemukan manusia pada abad 20. internet merupakan jaringan dari ribuan jaringan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif dan sumber daya informasi dari mulai yang statis higga yang dinamis dan interaktif.

Internet lahir pada masa perang dingin sekitar tahun 1969 dan digunakan pertama kali untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat membangun sebuah sistem jaringan dengan menghubungkan semua komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir. Karena itu dibentuklah proyek bernama Arpanet yang dibuat oleh DARPA (Defense, Advanced Research Project Agency), suatu bagian dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat berkerja-sama dengan beberapa universitas dan research facilities. Arpanet pada awalnya sangat kecil dan hanya menghubungkan 3 unit komputer di California dan sebuah komputer di Utah. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang di seluruh daerah dan


(50)

semua universitas di negara tersebut ingin bergabung sehingga membuat Arpanet kesulita untuk mengaturnya. Oleh sebab itu Arpanet dibagi menjadi 2, yaitu Milnet untuk keperluan Militer dan Apanet baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti universitas. Gabungan kedua jaringan ini akhirnya diberi nama DARPA Internet yang kemudian disederhabakan menjadi internet saja.

Internet mulai komersial dan berkembang pesat sejak tahun 1990. di Indonesia sendiri internet mulai dikenal luas sejak tahun 1995. sebelumnya internet sudah dikenal di kalangan akademik dan pusat-puast riset. Layanan internet terbuka sejak Indointernetberdiri sebagai penyedia layanan internet pertama di Indonesia. Kesuksesan Indointernet ini kemudian diikuti dengan munculnya Internet Service Provider lainnya yang kini semakin menjamur.

Ada 3 karakteristik atau potensi internet yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :

a). Sebagai alat komunikasi yang berkerja sangat cepat

b). Sebagai alat pengkases informasi.

c). Sebagai alat pendidikan/pembelajaran.

II.5 Fotografi

Istilah Fotografi mulanya diperkenalkan oleh seorang astronom Inggris Sir John Herschel yang berasal dari bahasa Yunani yaitu Photos yang berarti sinar, dan Graphos yang berarti menulis atau melukis, sehingga secara singkat dapat dikatakan bahwa fotografi adalah melukis dengan sinar. (Pratikno,1987:149)

Fotografi adalah suatu ketrampilan dimana dalam proses perekaman gambarnya tidak mudah. Ini disebabkan perlunya suatu pemahaman dalam


(51)

mengaplikasikannya mulai cara memasukkan film pada kamera, memasang blitz (lampu kilat) pada dudukan kamera dan tentunya cara-cara menggunakan tombol-tombol serta bagian-bagian yangterdapat pada tubuh kamera untuk melakukan prosem pemotretan serta kemampuan dalam melakukan kejelian menangkap subjek pada saat dan waktu yang tepat. Dalam mengabadikan suatu moment.

Dalam realitasnya tidak semua orang dapat memberikan karya yang membuat orang kagum, karena untuk menciptakan foto yang mempunyai nilai seni tinggi tidaklah mudah karena dalam fotogafi terdapat banyak unsur seni yang meliputi perpaduan warna (color), pengaturan cahaya (lighting), susunan bentuk gambar (komposisi), ketajaman subyek (focus of interest) dan sudut pengambilan foto (angle) yang membutuhkan keahlian serta kreatifitas dalam memadukannya seperti yang diuraikan oleh R.M. Soelarko dalam bukunya penuntun fotografi, sbb :

1. Komposisi adalah suatu susunan gambar yang disusun sedemikian rupa agar gambar didalam foto terlihat lebih menarik, seimbang dan terdapat keselarasan yang dinamis dalam gambar.

2. Teknik Penyinaran (Lighting) adalah suatu proses penataan cahaya kedalam kamera dengan mengatur jarak, bukaan diafragma dan kecepatan rana agar cahaya yang dipantulkan memiliki ketajaman yang membuat subjek menjadi lebih jelas dan tidak gelap.

3. Warna (Color) merupakan perpaduan berbagai macam corak rupa yang menyatu dalam bentuk gambar terhadap benda-benda yang dikenainya untuk menimbulkan kekontrasan terhadap kesan yang ditangkap oleh mata.


(52)

4. Ketajaman subyek (Focus of Interest) adalah ketepatan dalam merekam subyek agar terhindar dari kekaburan (blur) yang dapat menghilangkan maksud dan arti subyek tersebut.

5. Sudut pengambilan gambar (angle) merupakan teknik pengambilan gambar dengan mencermati bagian subyek yang tepat (atas, bawah, kiri, kanan, depan, belakang) sehingga subyek dapat terkesan lebih menarikdari wujud aslinya. (Soelarko, 1985:48-49)


(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

III.1.1 Deskripsi Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi USU

Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi Sumatera Utara ( UKM Fotografi USU ) didirikan pada tanggal 18 Januari 2008 di Medan oleh Mahasiswa USU. Unit ini didirikan berawal dari beberapa mahasiswa yang mempunyai hobi fotografi dan ingin membuat satu wadah resmi yang didukung oleh USU.

Tujuan utama dari pendirian organisasi ini adalah untuk menyatukan dan mewadahi mahasiswa USU yang mempunyai hobi fotografi karena banyak mahasiswa yang tertarik mendalami dunia fotografi tapi terbentur masalah dana karena fotografi adalah hobi yang mahal. Dari dasar inilah UKM ini didirikan sekaligus menjadi ajang kreatifitas para mahasiswa USU.

Beruntung pihak Universitas sangat mendukung terbentuknya organisasi seperti ini, karena bisa menyalurkan energi para mahasiswa kedalam bentuk yang positif. Dan memang UKM ini sangat aktif dalam membuat kegiatan seperti pameran foto, lomba foto bahkan dipercaya pihak Metro TV untuk menjalankan program Roadshow Eagle Award yang merupakan program bertaraf nasional.

III.1.2 Visi dan Misi Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi USU


(54)

Menjadi wadah untuk menyalurkan minat dan bakat mahasiswa USU dalam bidang fotografi dan menghasilkan fotografer yang kreatif dan profesional.

Adapun misinya adalah :

1. Mengadakan kegiatan untuk melatih keterampilan menggunakan kamera seperti kegiatan workshop (pelatihan) dan diskusi foto kepada masyarakat pada umumnya dan anggota UKM Fotografi USU pada khususnya.

2. Mengadakan kegiatan yang memotivasi seperti lomba foto, pameran foto, dan hunting foto.

3. Menjalin kerjasama dengan beberapa pihak dalam melaksanakan kegiatan tertentu.

III.1.3 Struktur Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi USU

Organisasi adalah suatu perkumpulan dalam bentuk formal dan tidak formal yang terdiri dari beberapa orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Oleh karena itu, diperlukan sebuah koordinasi dari atasan ke bawah maupun sebaliknya. Semua itu dilakukan demi mewujudkan hubungan dan kerjasama yang harmonis untuk pelaksanaan tugas yang lebih lancar.

Struktur organisasi juga merupakan suatu cara untuk melakukan tugas dan tanggung jawab serta menetapkan hubungan antar unsur-unsur organisasi dengan organisasi lainnya hingga memungkinkan seseorang dapat bekerjasama dengan baik dan seefektif mungkin.


(55)

Dalam organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi USU, struktur kepengurusan organisasi mempunyai periode 1 tahun yang dipimpin oleh ketua yang diangkat melalui mekanisme pemilihan.

Ketua

Sekretaris Wakil

Ketua

Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota


(56)

III.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan 15 Juni hingga 21 Juli 2008.

III.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu di sekertariat UKMF USU Jl. Perpustakaan No.2 Kampus USU Medan.

III.4 Populasi dan Sampel III.4.1 Populasi

Menurut Nawawi (1995 : 141), populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.

Adapun jumlah anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi USU sebanyak 40 orang.

III.4.2 Sampel

Menurut Arikunto (2006 : 131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.


(57)

III.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional adalah metode yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam penjelasan antara dua objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut.

III.6 Teknik Pengambilan Sampling

Dalam menentukan 40 orang responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 teknik pengambilan sampel yaitu :

• Purposive Sampling

Dalam hal ini pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah responden yang menjadi anggota UKM Fotografi USU.

• Accidental Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara memilih siapa saja yang kebetulan berada di lokasi penelitian untuk dijadikan sampel. Setelah jumlahnya diperkirakan mencukupi maka pengumpulan data dihentikan (Kriyantono, 207 : 156).


(58)

III.7 Teknik Pengumpulan Data

Agar diperoleh data yang objektif, maka penulis menggunakan teknik untuk memperoleh data tersebut melalui cara :

a. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan ini merupakan data primer yang diperoleh dengan cara terjun langsung ke lapangan terhadap objek yang telah dipilih yaitu dengan cara mengedarkan angket (questioner). Angket ini merupakan sebaran pertanyaan kepada responden dan bersifat campuran (tertutup dan terbuka).

b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan ini merupakan data sekunder yakni data yang didapat melalui kepustakaan, dengan mempelajari buku-buku, majalah-majalah, bahan perkuliahan yang kiranya punya relevansi langsung dengan masalah skripsi penulis.

III.8 Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisa dalam beberapa tahap analisa yaitu :

a. Analisa Tabel Tunggal

Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari 2 kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom persentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995 : 266).


(59)

b. Analisa Tabel Silang

Teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun, 1995: 273).

c. Uji Hipotesa

Uji hipotesa adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak.

• Rumus Korelasi Rank Order (Rank Spearman)

Rumus korelasi Rank Order yang dikembangkan oleh Charles Spearman ini, dipergunakan untuk mencari koefisien korelasi antara data ordinal dan data ordinal lainnya. Namun Rank Order dapat digunakan untuk data interval, tetapi sebelumnya telah diubah menjadi data ordinal. Dalam teknik ini setiap data dari variabel –variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar (diranking). Rumus tersebut yaitu :

Rho = 1 -

) 1 (

6 2

2

− −

N N

d

(Bungin, 2005 : 197)

Keterangan : Rs (rho) = koefisien korelasi rank-order

Angka 1 = bilangan konstan

6 = bilangan konstan

d = perbedaan antara pasangan jenjang ∑ = sigma atau jumlah


(60)

Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.

Jika rho < 0, maka hipotesis ditolak.

Jika rho > 0, maka hipotesis diterima.

Untuk menguji tingkat signifikasi korelasi, digunakanlah rumus ttest pada tingkat signifikansi 0,05 sebagai berikut :

( )

2 1

2 s s

hitung

r N r t

− −

= (Kriyantono, 2006 : 175)

Keterangan :

t = nilai thitung

Rs/rho = nilai koefisien korelasi

N = jumlah sampel

Jika thitung > ttabel , maka hubungannya signifikan

Jika thitung < ttabel , maka hubungannya tidak signifikan

Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guilford (Rakhmat, 1991 : 27), yaitu sebagai berikut :

< 0,20 : Hubungan rendah sekali, lemah sekali

0,20 – 0,40 : Hubungan rendah tetapi pasti

0,41 – 0,70 : Hubungan yang cukup berarti

0,71 – 0, 90 : Hubungan yang tinggi, kuat


(61)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Pelaksanaan pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

IV.1.1 Tahap Persiapan

a. Meminta izin penelitian dari FISIP USU untuk mengadakan penelitian. b. Menentukan sampel.

c. Meminta data anggota UKM Fotografi USU.

d. Membuat kuesioner yang berfungsi untuk membantu pelaksanaan penelitian sesuai data-data yang diinginkan serta disetujui oleh dosen pembimbing.

IV.1.2. Tahap pengumpulan Data

a. Peneliti menyebarkan kuesioner mulai tanggal 15 Juni sampai dengan 21 Juli 2009.

b. Peneliti menyebarkan kuesioner sebanyak 40 buah yang dibagikan kepada 40 orang anggota UKM Fotografi USU.

c. Peneliti membimbing responden dalam pengisian data apabila terdapat ketidakjelasan pertanyaan agar data yang diperoleh lebih akurat.

IV.2 Teknik Pengolahan Data

Setelah peneliti berhasil mengumpulkan data-data, maka tahapan selanjutnya adalah pengolahan data temuan. Pengolahan data meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut :


(62)

a. Penomoran Kuesioner, kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut (0-40). Penomoran ini berguna sebagai tanda pengenal.

b. Editing, pada tahap ini peneliti melakukan perbaikan/pembenahan dari jawaban responden yang meragukan untuk menghindari terjadinya kesalahan pengisisan data.

c. Coding, peneliti memindahkan jawaban-jawaban responden ke dalam kotak-kotak kode yang telah disediakan di lembar kuesioner dalam bentuk angka (skor).

d. Inventarisasi, data mentah yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam lembar Fotran Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan.

e. Tabulasi Data, pada tahap ini data dari FC dimasukkan ke dalam tabel. Tabel ini terdiri atas tabulasi tunngal dan tabulasi silang. Sebaran data dalam tabel ini secara rinci meliputi kategori frekuensi,persentase dan selanjutnya dianalisa.

f. Pengujian Hipotesa, dalam penelitian ini digunakan rumus uji korelasi Rank Spearman.

IV.3 Analisa Tabel Tunggal IV.3.1 Karakteristik Responden

Karaktistik responden disajikan untuk mengetahui latar belakang responden yang meliputi usia, jenis kelamin, penghasilan per bulan, pendidikan, dan pekerjaan. Berikut analisis mengenai karakteristik responden tersebut. Data dimulai dari tabel IV.1 hingga tabel IV.5.


(63)

Tabel IV.1 Usia Responden

No. Usia F %

1 ≤ 20 tahun 13 32.5

2 21 tahun - 24 tahun 25 62.5

3 ≥ 25 tahun 2 5

Total 40 100.0

P.1/FC.3

Tabel IV.1 diatas menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini memiliki usia yang berbeda-beda. Sebanyak 13 orang (32.5 %) berusia ≤ 20 tahun, sebanyak 25 orang (62.5 %) berusia 21 tahun - 24 tahun dan sisanya sebanyak 2 orang (5 %) berusia ≥

25 tahun. Perbedaan ini terjadi karena peneliti menemui sampel yang homogen saat mengadakan penelitian.

Tabel IV.2

Jenis Kelamin Responden

No. Jenis Kelamin F %

1 Pria 62.5 50.0

2 Wanita 37.5 50.0

Total 40 100.0

P.2/FC.4

Tabel IV.2 diatas menjelaskan tentang jenis kelamin responden yang ditemui di lapangan. Sebanyak 25 orang (62.5 %) berjenis kelamin pria dan sebanyak 15 orang (37.5 %) berjenis kelamin wanita.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, dan Komala, Lukiah. 2004. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media, Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta.

Cangara, Hafied. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Rajawali Press. Jakarta. Effendi, Onong U. 1989. Kamus Komunikasi. CV. Mandar Maju, Bandung.

Effendi, Onong U. 2000. Ilmu. Teori & Filsafat Komunikasi. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Effendi, Onong U. 2001. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Effendi, Onong U. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya Bhakti, Bandung.

Effendi, Onong U. 2005. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Engel, James F dkk. 1994. Perilaku Konsumen. Bina Rupa Aksara, Jakarta. Jefkins, Frank. 1996. Periklanan : Edisi Ketiga. Erlangga, Jakarta.

Hurlock, Elizabeth. 1978. Psikologi Perkembangan. Erlangga, Jakarta.

Kriyantono, R. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. PT. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Cespur, Yogyakarta

Pratikno, Riyono. 1987. Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi. CV. Remaja Rosdakarya, Bandung

Purba, Amir dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Pustaka Bangsa Press : Medan.

Rakhmat, Jalaludin. 1997. Metode Penelitian Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Rakhmat, Jalaludin. 2000. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta.


(2)

Soelarko, R.M. 1985. Pengantar Foto Jurnalistik. PT. Karya Nusantara, Bandung. Wijaya, H.A.W. 1993. Pengantar Ilmu Komunikasi. Rineka Cipta. Jakarta.

Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. PT.Grasindo. Jakarta Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Grasindo, Jakarta.

id.wikipedia.org www.kaskus.us


(3)

Kuesioner Penelitian

Judul : SITUS KAMERA DIGITAL DAN MINAT BELI MAHASISWA (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Informasi Kamera DSLR pada situs

Fotografi USU)

Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Bacalah pertanyaan dengan teliti.

2. Jawablah pertanyaan dengan jujur dan benar.

3. Berilah tanda silang (x) pda jawaban yang anda anggap benar. 4. Kotak kode sebelah kanan jangan diisi

5. Selamat menjawab dan terima kasih.

No. Responden

1 2

I. Karakteristik Responden Nama Responden :

1. Usia : 3.

a. < 20 tahun b. 21 – 24 tahun c. > 25 tahun

2. Jenis Kelamin :

a. Pria 4.

b. Wanita

3. Pendidikan

a. Diploma 5.


(4)

II. Minat Beli setelah mengakses Situs dpreview.com

4. Seberapa seringkah anda mengakses situs dpreview.com?

1. Sering

2. Jarang 6.

3. Tidak Pernah

5. Menurut anda bagaimana kejelasan isi tulisan di situs dpreview.com? . 1. Jelas

2. Kurang Jelas 7.

3. Tidak Jelas

6. Apakah situs dpreview.com memberi pengetahuan bagi anda? 1. Ya

2. Kurang 8.

3. Tidak

7. Apakah informasi yang diberikan situs dpreview.com menarik perhatian anda? 1. Ya

2. Kurang 3. Tidak

9. 8. Apakah selling point yang disajikan terlihat bagus?

1. Bagus

2. Kurang 10.

3. Tidak Bagus

9. Menurut anda jenis font yang digunakan membuat anda jelas membacanya? 1. Jelas

2. Kurang Jelas

3. Tidak Jelas 11.

10. Apakah posisi gambar/foto yang ditampilkan jelas bagi anda? 1. Jelas

2. Kurangelas 12.

3. Tidak Jelas

11. Menurut anda apakah ukuran gambar/foto yang disajikan sudah sesuai? 1. Sesuai

2. Kurang sesuai 13.

3. Tidak sesuai 4.

12. Apakah bentuk gambar/foto tersebut menarik perhatian anda. 1. Ya


(5)

2. Kurang Menarik 14. 3. Tidak

13. Apakah anda tertarik dengan referensi yang disajikan di situs dpreview.com? 1. Tertarik

2. Kurang Tertarik

3. Tidak Tertarik 15.

14. Apakah anda tertarik dengan fasilitas komparasi antara 2 tipe kamera di situs dpreview.com?

1. Tertarik .

2. Kurang Tertarik

3. Tidak tertarik 16.

15. Apakah anda berkeinginan memiliki Kamera DSLR dalam benak anda? 1. Ya.

2. Kurang berkeinginan 17.

3. Tidak

16. Apakah anda yakin dengan keputusan anda untuk memiliki Kamera DSLR? 1. Yakin

2. Kurang yakin

3. Tidak yakin 18.

17. Apakah setelah membuat keputusan untuk membeli, selanjutnya situs dpreview.com akan membantu anda melakukan tindakan pembelian?

1. Membantu

2. Kurang membantu

3. Tidak membantu 19.

18. Apakah situs dpreview.com berpengaruh bagi anda dalam membeli kamera DSLR tersebut?

1. Berpengaruh

2. Kurang berpengaruh

3. Tidak berpengaruh 20.


(6)

... ... ...


Dokumen yang terkait

Strategi Bundling Esia Dan Minat Beli (Studi Korelasional Strategi Bundling Esia Terhadap Minat Beli Mahasiswa USU)

2 32 204

Iklan BlackBerry dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Iklan BlackBerry di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

4 59 123

Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

1 57 138

Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

13 103 93

Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 14 138

Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

0 0 15

Cover Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 0 14

Abstract Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 0 2

Chapter I Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 0 8

Chapter II Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 0 37