Produksi Kayu Bulat dari Hutan Alam Produksi Kayu Bulat dari Hutan Tanaman

Rakyat juga kurang responsif terhadap perubahan upah karena secara umum sebagian besar dari mereka menggunakan tenaganya sendiri dalam penebangan di samping dalam mengelola hutan mereka. Kemungkinan lain adalah adanya penggunaan sistem bagi hasil dengan para buruh yang membantu penanaman, pemeliharaan dan penebangan.

5.2.4. Produksi Kayu Bulat dari Hutan Alam

Estimasi produksi kayu bulat dari hutan alam QKBA, dimana produksi kayu bulat dari hutan ini mempunyai kecenderungan atau trend T yang positif. Selain terpengaruh oleh produksi tahun sebelumnya QKBA -1 Upah riil sangat berpengaruh terhadap produksi kayu bulat dari hutan alam, dimana perubahan upah akan direspon secara negatif dan elastis pada jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap kenaikan upah 1 akan mengakibatkan pengurangan produksi sebesar 1.31 pada jangka pendek, dan pada jangka panjang akan menurunkan produksi sebesar 2.10. Respon produksi terhadap perubahan Iuran Hasil Hutan juga bersifat negatif meskipun tidak elastis dalam jangka pendek maupun jangka panjang, dimana apabila terjadi kenaikan besarnya Iuran Hasil Hutan sebesar 1, maka dalam jangka pendek kenaikan tersebut akan menurunkan produksi sekitar 0.26, sedangkan dalam jangka panjang pengurangnnya mencapai sekitar 0.41. dan produktivitas hutan alam PRODVA yang berpengaruh nyata pada taraf 5. Produksi kayu bulat dari hutan ini juga sangat dipengaruhi terutama oleh: 1 upah riil RUPAH, dan 2 iuran hasil hutan riil RIHH dimana kedua peubah tersebut ini berpengaruh nyata pada taraf 1 Tabel 7. Tabel 7. Hasil Estimasi Persamaan Produksi Kayu Bulat dari Hutan Alam di Indonesia Tahun 2005 Peubah Koefisien P-value Elastisitas Jk Pendek Jk. Panjang Harga kayu bulat alam 1095.563 0.0272 0.201 0.322 Produktivitas hutan alam 395.273 0.0018 0.775 1.239 Upah riil -3.383 0.0003 -1.306 -2.090 Iuran hasil hutan riil -12.162 0.0054 -0.256 -0.409 Dana reboisasi -0.342 0.9457 -0.024 -0.038 T 963.734 0.0156 1.184 1.895 Produksi kayu bulat HA sebelumnya 0.375 0.0158

5.2.5. Produksi Kayu Bulat dari Hutan Tanaman

Estimasi produksi kayu bulat dari hutan tanaman QKBT, dimana produksi kayu bulat dari hutan tanaman, mempunyai kecenderungan positif meningkat, terpengaruh produksi tahun sebelumnya QKBT -1 Respon produksi hutan tanaman terhadap perubahan Iuran Hasil Hutan bersifat negatif meskipun tidak elastis pada jangka pendek maupun jangka panjang, dimana apabila terjadi kenaikan Iuran Hasil Hutan sebesar 1 maka dalam jangka pendek produksi kayu bulat dari hutan ini hanya berkurang 0.005, dan pada jangka panjang sekitar 0.008. Respon produksi akan berbeda terhadap perubahan harga riil kayu, dimana kenaikan harga kayu akan cenderung menaikkan produksi, meskipun respon ini tidak elastis. Dalam jangka pendek apabila ada kenaikan harga kayu bulat sebesar 1. akan meningkatkan produksi serta produktivitas hutan tanaman PRODVT. Dimana peubah produktivitas nyata pada taraf 5. Selain itu produksi kayu ini sangat dipengaruhi oleh besarnya iuran hasil hutan riil RIHH yang nyata pada taraf 1. Sementara harga kayu bulat hutan tanaman berpengaruh nyata pada taraf lebih besar dari 20 Tabel 8. kayu bulat dari hutan tanaman sebesar 0.176; dalam jangka panjang kenaikkan tersebut bisa mencapai 0.299. Tabel 8. Hasil Estimasi Persamaan Produksi Kayu Bulat Hutan Tanaman di Indonesia Tahun 2005 Peubah Koefisien P-value Elastisitas Jk Pendek Jk. Panjang Harga kayu bulat tanaman 289.399 0.2528 0.176 0.299 Produktivitas hutan tanaman 55.510 0.0001 0.397 0.674 Iuran hasil hutan riil -7.558 0.0003 -0.005 -0.008 Upah riil -0.391 0.9607 0.000 0.000 T 146.239 0.0333 0.089 0.151 Produksi kayu bulat HT sebelumnya 0.411 0.0462

5.2.6. Produksi Kayu Bulat dari Hutan Rakyat