Adanya selisih yang besar antara penawaran dan permintaan supply and demand gap
, dan kenyataan bahwa produksi industri pengolahan kayu primer masih relatif tinggi dibanding secara proporsional dengan jumlah bahan baku
yang ditawarkan, sudah barang tentu mengundang berbagai pertanyaan yang tidak hanya diarahkan kepada mengapa hal itu terjadi, namun juga pada pertanyaan
mengenai fenomena ekonomi apa yang sebetulnya terjadi pada situasi itu. Dengan demikian maka secara spesifik penelitian ini akan diarahkan untuk
menjawab beberapa hal dibawah ini, yaitu: 1.
Sampai seberapa jauh faktor-faktor yang berpengaruh peubah pada produksi kayu bulat dan kayu olahan primer mempengaruhi produksi kayu bulat dan
permintaannya oleh industri pengolahan dan bagaimana dampaknya terhadap kinerja keduanya?
2. Akan diarahkan kemanakah kebijakan pemerintah agar kelestarian dan
kontinuitas pasokan kayu bulat terjamin dalam rangka menjaga kontinuitas dan meningkatkan kinerja industri pengolahan kayu primer?
3. Faktor-faktor apakah yang secara spesifik diperkirakan akan bisa membantu
meningkatkan kinerja industri pengolahan kayu primer Indonesia dalam mengatasi kesulitan pemenuhan bahan bayu kayu bulat?
1.3. Tujuan Penelitian
Dengan memperhatikan latar belakang dan uraian permasalahan yang terjadi dalam konteks penyediaan bahan baku kayu bulat penawaran dan
kebutuhan bahan baku tersebut untuk industri permintaan, maka penelitian ini diarahkan untuk beberapa tujuan, yaitu :
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada produksi kayu bulat
dan kayu olahan primer. 2.
Mengevaluasi dampak pengurangan kapasitas terpasang industri pengolahan kayu primer dan peningkatan produktivitas kayu bulat dari hutan alam, hutan
tanaman dan hutan rakyat terhadap situasi permintaan dan penawaran kayu bulat dan implikasinya kepada kinerja industri pengolahan kayu primer.
3. Meramalkan dampak kebijakan tersebut terhadap industri pada masa
mendatang. 4.
Mengidentifikasi kebijakan yang harus ditempuh serta kendala yang harus diatasi untuk meningkatkan kinerja produksi kayu bulat dan industri
pengolahan kayu primer.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pada: 1.
Pengkayaan dan pembaruan up-date hasil-hasil kajian dan pengetahuan di bidang kehutanan, khususnya yang terkait dengan ekonomi produksi kayu
bulat dan kayu olahan primer, dengan mempertimbangkan peubah-peubah yang berpengaruh kepada keduanya.
2. Pertimbangan pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan yang terkait
dengan kelestarian produksi dan sumberdaya hutan, peningkatan kinerja industri pengolahan, serta implikasinya terhadap sumbangan ekonomi sub
sektor kehutanan dalam pembangunan wilayah dan pembangunan nasional.
1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fenomena ekonomi dari penawaran dan permintaan kayu bulat sebagai bahan baku industri pengolahan
kayu primer, berdasarkan data dari tahun 1980 hingga 2005. Adapun kayu bulat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kayu bulat tanpa dibedakan jenisnya,
namun dibedakan menurut asal usul pohonnya yaitu dari hutan alam, hutan tanaman dan hutan rakyat. Dengan demikian maka dalam kurun waktu 1980
hingga 2005 dapat dipahami bahwa kayu dari hutan alam adalah kayu keras dan dari hutan tanaman dan hutan rakyat adalah jenis cepat tumbuh yang harga dan
penggunaannya di industri berbeda. Bahan baku kayu bulat ke industri selain berasal dari tebangan hutan, juga
dari hasil tebangan peremajaan kebun karet, kelapa dan kelapa sawit, maka dalam penelitian ini pasokan dari tebangan peremajaan kebun tidak secara khusus
dijadikan peubah endogen. Hal ini dikarenakan data untuk jenis-jenis kayu tersebut kurang memadai, sementara harganya relatif sama dengan harga kayu
keras, sehingga kehadiran kayu-kayu perkebunan ini dijadikan satu dengan kayu- kayu dari hutan alam. Demikian pula kayu-kayu dari tebangan ilegal tidak
dimasukkan dalam analisis, di mana seluruh data yang ada diasumsikan merupakan data resmi yang tercatat sehingga tidak melibatkan data kayu ilegal.
Dalam model yang dibangun pada penelitian ini, diasumsikan bahan baku kayu lapis dan pulp hanya berupa kayu, meskipun pada kenyataannya dewasa ini
berbagai jenis kayu lapis sudah dicampur dengan bahan lain seperti bambu, sedangkan pulp bisa diproses dari bahan baku merang atau kertas limbah. Selain
itu dari sisi produk kayu olahan primer, hanya dibatasi dengan tiga produk utama,
yaitu kayu gergajian, kayu lapis, dan pulp karena ketiga produk itulah yang berdasarkan volume dan nilainya mendominasi produk-produk kayu olahan
primer Indonesia. Dengan demikan selisih antara jumlah bahan baku yang diminta industri dengan bahan baku yang diminta untuk ketiga produk itu
merupakan jumlah bahan baku untuk produk-produk primer lainnya antara lain: papan partikel papan serat, dan meubelair.
II. TINJAUAN PUSTAKA