Pengaruh Earnings per Share (EPS),Return on Equity (ROE),dan Sizeterhadap Cash Dividend pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dalam Perspektif Agency Theory

(1)

i SKRIPSI

PENGARUH EARNINGS PER SHARE (EPS), RETURN ON EQUITY (ROE), DAN SIZE TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA DALAM PERSPEKTIF

AGENCY THEORY

OLEH

MHD. PRASETYA DINATA 100503115

PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Earnings per Share (EPS),Return on Equity (ROE), dan Size terhadap Cash Dividend pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian-penelitian yang ada sebelumnya. Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain sumbernya secara jelas sudah dinyatakan sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Medan, Juli 2015

Yang membuat pernyataan,

NIM : 100503115


(3)

ii ABSTRAK

PENGARUH EARNINGS PER SHARE (EPS), RETURN ON EQUITY (ROE), DAN SIZE TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA DALAM PERSPEKTIF

AGENCY THEORY

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh earnings per share(EPS), return on equity (ROE),dansizeterhadap cash dividend pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dalam Perspektif Agency Theory periode 2010-2013. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan diperoleh sebanyak 10 perusahaan yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder dikumpulkan melalui website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.iddalam bentuk laporan keuangan perusahaan.Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptif dan teknik analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel EPS dan Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap cash dividend, variabel ROE berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap cash dividend. Secara simultan EPS, ROE, dan Size berpengaruh positif dan sinifikan terhadap cash dividend.

.

Kata Kunci : Cash Dividend, Earnings per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Size.


(4)

iii ABSTRACT

THE EFFECT OF EARNINGS PER SHARE (EPS), RETURN ON EQUIT(ROE), AND SIZE TO CASH DIVIDEND ON BANKINGCOMPANY LISTEDIN

INDONESIASTOCK EXCHANGE IN PERSPECTIVE AGENCY THEORY

The purpose of this research was to know the effect of the earnings per share (EPS), return on equity (ROE), and size to cash dividend on the banking company the listed in Indonesia Stock Exchange in perspective agency theory 2010-2013. The sampling method used was purposive sampling and obtained as many as 10 companies who became the object of research. This research uses secondary data. Secondary data was collected through the website of the Indonesia Stock Exchange www.idx.co.id in the form financial statements. Data analysis techniques in this research is descriptive statistical analysis techniques and multiple linear regression analysis techniques.

The results of this research indicate that in partial EPS and SIZEvariables positive and significant effect on the cash dividend, ROE variables positive and no significant effect on the cash dividend. Simultaneously EPS,ROE,and SIZE positive and significant effect on the cash dividend..

Keywords :Cash Dividend, Earnings per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Size.


(5)

iv KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin saya haturkan kehadiraat Allah SWT., serta shalawat dan salam bagi Baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW., yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul “Pengaruh Earnings per Share (EPS),Return on Equity (ROE),dan Sizeterhadap Cash Dividend pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dalam Perspektif Agency Theory”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan dan pengerjaan skripsi ini, peneliti telah banyak menerima bimbingan, bantuan, saran, serta dukungan dan doa dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

v 4. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA., Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepada keluarga saya tercinta, Papa saya Edi Saputra dan Mama saya Teti Martina Pane, dan adik saya satu-satunya yaitu M.Novan Syahputra, serta seluruh keluarga besar, kerabat dekat, dan semua teman-temanku, Imam Munandar Lubis, Abdil Mubarak,Peniel, Andre Lubis,Salomo, Victor C.,Victor T., dan Ari, teman-teman futsal, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih banyak atas semua doa, kasih sayang, dan bantuan yang senantiasa diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pengerjaan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dari penulis.Penulis mengharapkan dan menerima saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2015 Penulis,

NIM : 100503115


(7)

vi DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Landasan Teori ... 10

2.1.1Agency Theory ... 10

2.2.Pengertian Dividen ... 14

2.3 TeoriKebijakan Dividen ... 14

2.2.1Dividend Irrelevance Theory ... 14

2.2.2Bird In The Hand Theory ... 15

2.2.3Tax Preference Theory ... 15

2.4Cash Dividend ... 16

2.4 Variabel Independen yang Mempengaruhi Cash Dividend 16 2.4.1 Earnings per Share(EPS) ... 16

2.4.2 Return on Equity (ROE) ... 17

2.4.3Size ... 17

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18

2.6 Kerangka Konseptual ... 22


(8)

vii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

3.3 Batasan Operasional ... 26

3.4 Defenisi Operasional dan Variabel ... 27

3.4.1 Variabel Dependen ... 27

3.4.2 Variabel Independen ... 28

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

3.5.1 Populasi ... 30

3.5.2 Sampel ... 31

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 34

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.8 Teknik Analisis Data ... 34

3.8.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 35

3.8.2 Pengujian Hipotesis ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Penelitian ... 44

4.1.1 Statistik Deskriptif ... 44

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 45

4.1.3 Pengujian Hipotesis ... 53

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 63

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 64

5.3Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(9)

viii DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 1.1 Dividen kas (cash dividend) pada Perusahaan

Perbankanyang Terdaftar di BEI Periode

2010-2013 ... 5

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21

3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 31

3.2 Proses Seleksi Penentuan Jumlah Sampel ... 33

3.3 Data Sampel Penelitian ... 34

3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Metode Durbin-Watson ... 39

4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 45

4.2 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 49

4.3 Uji Multikolinieritas ... 50

4.4 Uji Durbin-Watson ... 51

4.5 Hasil Analisis Regresi ... 55

4.6 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefesien Determinasi ... 56

4.7 Hasil Uji-T ... 59


(10)

ix DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 23

4.1 Grafik Normal Histogram ... 47

4.2 Grafik Normal P-P Plot ... 48


(11)

x DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman 1 Data Populasi dan Sampel Penelitian Perusahaan

Perbankan ... 71

2 Data Variabel Penelitian 2010... 72

3 Data Variabel Penelitian 2011... 73

4 Data Variabel Penelitian 2012 ... 74

5 Data Variabel Penelitian 2013 ... 75


(12)

ii ABSTRAK

PENGARUH EARNINGS PER SHARE (EPS), RETURN ON EQUITY (ROE), DAN SIZE TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA DALAM PERSPEKTIF

AGENCY THEORY

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh earnings per share(EPS), return on equity (ROE),dansizeterhadap cash dividend pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dalam Perspektif Agency Theory periode 2010-2013. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan diperoleh sebanyak 10 perusahaan yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder dikumpulkan melalui website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.iddalam bentuk laporan keuangan perusahaan.Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptif dan teknik analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel EPS dan Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap cash dividend, variabel ROE berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap cash dividend. Secara simultan EPS, ROE, dan Size berpengaruh positif dan sinifikan terhadap cash dividend.

.

Kata Kunci : Cash Dividend, Earnings per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Size.


(13)

iii ABSTRACT

THE EFFECT OF EARNINGS PER SHARE (EPS), RETURN ON EQUIT(ROE), AND SIZE TO CASH DIVIDEND ON BANKINGCOMPANY LISTEDIN

INDONESIASTOCK EXCHANGE IN PERSPECTIVE AGENCY THEORY

The purpose of this research was to know the effect of the earnings per share (EPS), return on equity (ROE), and size to cash dividend on the banking company the listed in Indonesia Stock Exchange in perspective agency theory 2010-2013. The sampling method used was purposive sampling and obtained as many as 10 companies who became the object of research. This research uses secondary data. Secondary data was collected through the website of the Indonesia Stock Exchange www.idx.co.id in the form financial statements. Data analysis techniques in this research is descriptive statistical analysis techniques and multiple linear regression analysis techniques.

The results of this research indicate that in partial EPS and SIZEvariables positive and significant effect on the cash dividend, ROE variables positive and no significant effect on the cash dividend. Simultaneously EPS,ROE,and SIZE positive and significant effect on the cash dividend..

Keywords :Cash Dividend, Earnings per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Size.


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam menjalankan kegiatan usaha suatu perusahaan tentunya harus memiliki modal yang berguna bagi perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan tidak bisa hanya bergantung dengan modal yang dimiliki sendiri, tetapi juga harus mencari investor untuk mau menginvestasikan modal yang dimilikinya agar perusahaan dapat tumbuh menjadi besar. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksi oleh investor. Untuk mengurangi resiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik suatu negara.Pada umumnya informasi yang paling banyak digunakan investor adalah informasi-informasi yang berasal dari laporan keuangan perusahaan. Hal yang paling utama dilihat investor dalam laporan keuangan adalah laba perusahaan, karena investor menganggap bahwa perusahaan yang memiliki laba yang besar akan mampu membagikan dividen yang besar juga. Namun kenyataannya, banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen bukan hanya laba yang besar yang menentukan besar-kecilnya dividen yang akan dibagikan. Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan yang Go Public merupakan kebijakan yang sangat penting, sebab akan melibatkan dua pihak yaitu pemegang saham dan manajemen keuangan yang dapat mempunyai kepentingan yang


(15)

2 berbeda.Dengan adanya kepentingan yang berbeda antara pemegang saham dengan manajemen tersebut tentu akan menimbulkan konflik yang dapat mengganggu kegiatan operasional perusahaan sehingga harus dipisahkan kepentingan dari masing-masing pihak dalam hal ini teori keagenan atau Agency Theory dapat menjelaskan secara rinci bagaimana perbedaan kepentingan yang timbul antara manajemen dengan pemegang saham.Dalam hal ini manajemen diberikan wewenang sebagai agen untuk menjalankan organisasi perusahaan namun tetap dalam pengawasan pemegang saham. Tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kesejahteraan pemilik atau pemegang saham. Kesejahteraan pemilik saham tercermin dalam harga saham di pasar modal. Semakin tinggi harga saham berarti kesejahteraan pemilik saham semakin meningkat. Perusahaan yang go public dikelola dengan memisahkan antara fungsi kepemilikan dengan fungsi pengelolaan atau manajerial. Hubungan manajer dengan para pemegang saham di dalam agency theory digambarkan sebagai hubungan antara agent dan principal Schroeder et al. (2001). Dimana pemilik perusahaan (principal) mempercayakan pengelolaan perusahaan dilakukan oleh orang lain atau manajer (agent) sesuai dengan kepentingan principal, dengan mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agent. Principal melakukan investasi dengan harapan mendapatkan hasil berupa capital gain dan dividen. Perusahaan yang memiliki kemampuan membayar dividen diasumsikan masyarakat sebagai perusahaan yang menguntungkan. Agent yang bertujuan mensejahterakan pemegang saham perlu mempertimbangkan keputusan dalam pembagian dividen yang disebut kebijakan dividen. Karena kebijakan dividen pada


(16)

3 hakikatnya merupakan penentuan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham, dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan, Levy dan Sarnat (1990). Pembagian dividen sebagian besar dipengaruhi oleh perilaku investor yang lebih memilih dividen tinggi yang mengakibatkan retained earnings (laba ditahan) menjadi rendah.

Investor memiliki pandangan bahwa dividen yang diterima saat ini menjadi lebih berharga dibandingkan dengan capital gains yang akan diterima di kemudian hari. Di sisi lain, pihak manajemen menahan kas untuk melunasi hutang atau meningkatkan investasi (Suharli, 2006). Oleh karena itu manajemen perlu membuat kebijakan dividen yang optimal dimana kebijakan tersebut menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan harga saham dipasar modal.Namun, konflik kepentingan yang terjadi antara principal dan agent akan mengakibatkan biaya keagenan (agency cost). Biaya keagenan dapat diminimalkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan yang terkait tersebut. Kebijakan dividen kas dapat menjadi salah satu bentuk mekanisme pengawasan pemegang saham terhadap pihak manajemenSuharli (2006).Pilihan kebijakan dividen yang dihadapkan kepada perusahaan mempunyai korelasi yang negatif antara dividen dan laba ditahan untuk dijadikan sumber internal perusahaan dimana jika dividen yang dibagikan kepada para investor semakin besar maka bagian laba yang ditahan untuk dijadikan sumber internal perusahaan dalam memperbesar perusahaan akan semakin kecil, sebaliknya jika laba ditahan untuk dijadikan sumber internal


(17)

4 perusahaan semakin besar maka laba yang dibagikan sebagai dividen akan semakin kecil. Kebijakan dividen sampai sekarang ini masih menjadi masalah yang sulit untuk dituntaskan, karena masing-masing pihak memiliki kepentingan tersendiri dalam kebijakan ini. Pihak yang memiliki kepentingan tersendiri dalam kebijakan dividen adalah antara pemegang saham dan manajer.

Menurut Brealey et al hal 22-23 (2008) dividen yang dibagikan ada dua bentuk, yaitu dividen kas (cash dividend) dan dividen saham (stock dividend). Cash dividend yaitu dividen yang dibagikan secara tunai, sedangkan stock dividen yaitu dividen yang dibagikan dengan penambahan jumlah saham kepada pemegang saham. Secara manusiawi dividen yang paling diinginkan oleh pemegang saham adalah cash

dividend, karena mereka dapat merasakan manfaat secara langsung dari dana yang

mereka investasikan daripada dividen saham yang harus menunggu untuk mendapatkan capital gain. Hal ini menjadi menarik untuk diteliti karena cashdividendberperan dalam mengendalikan konflik keagenan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh earnings per share (EPS),

return on equity (ROE), dan Size terhadapcash dividenddalam perspektif agency theory.

Earnings per share (EPS) merupakan perbandingan antara laba yang dapat

diatribusikan kepada pemegang saham biasa (pemilik) entitas induk dengan jumlah lembar saham. EPS menunjukkan seberapa besar laba yang didapatkan per lembar


(18)

5

saham. Semakin besar rasio EPS, maka semakin besar labayang dapat diatribusikan kepada pemegang sahambiasa entitas induk

Return on Equity (ROE) merupakan komponen dari profitability ratio. ROE

adalah perbandingan antar laba tahun berjalan dengan total ekuitas (Kasmir, 2008). ROE menunjukkan kemampuan perusahaan menggunakan total ekuitas dalam menghasilkan laba tahun berjalan. Semakin besar rasio ROE, maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba tahun berjalan.

Size merupakan variabel penjelas yang penting, perusahaan besar lebih menyukai untuk meningkatkan pembayaran dividen untuk mengurangi agency cost. Karena perusahaan besar dengan kepemilikan yang tersebar luas akan memiliki kontrol yang tinggi, hal tersebut dapat meningkatkan agency cost.

Penelitian Georgiana (2010), menemukan bahwa earnings per share berpengaruhpositif signifikan terhadap rasio pembayaran dividen, sedangkan penelitianUtamidan Inanga (2011)menemukan bahwa earnings per shareberpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap dividen kas. Penelitian Georgiana (2012) menemukan bahwa ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas, sedangkan penelitianAl Taleb(2012) menemukan bahwa ROE berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadapdividen kas. Penelitian Gill,Biger dan Tibrewala (2012), Al Taleb (2012), dan Georgiana (2010) menemukan bahwa Size berpengaruh signifikan terhadap dividen kas, sedangkan penelitianUtami (2011) menemukan bahwa Size tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.


(19)

6

Ketidakkonsistenan hasil dari penelitian terdahulu membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhicashdividend (dividen kas).

Tabel 1.1

Dividen kas (cash dividend) pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013

No Kode Nama Perusahaan

Cash Dividend (Rp) / Lembar Saham

Rata - Rata 2010 2011 2012 2013

1. BDMN Bank Danamon Tbk. 120 104 126 127 119

2. BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk. 116 122 225 257 180 3. BBNI Bank Negara IndonesiaTbk. 66 62 113 146 97 4. BBCA Bank Central Asia Tbk. 113 157 115 165 138

5. BBKP Bank Bukopin Tbk. 21 55 31 31 35

6. BMRI Bank Mandiri (persero)Tbk. 104 105 199 234 161 7. BBTN Bank Tabungan NegaraTbk. 31 25 39 44 35 8. SDRA Bank Himpunan Saudara 1906

Tbk.

9 11 18 11 12

9. BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk.

11 17 26 16 18

10. BJBR Bankjawa barat dan Banten Tbk.

60 61 68 78 67


(20)

7 Berdasarkan data empiris perusahaan perbankan yang terlihat dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa kebijakan pembagiancashdividend tiap perusahaan sangat berbeda, diantaranya : terdapat perusahaan yang mengalami fluktuatif dalam membagikancashdividend, terdapat perusahaan yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun dalam membagikancashdividend, dan terdapat perusahaan yang membagikancashdividend secara konsisten dengan jumlah yang sama pada tiga tahun terakhir. Pada tabel 1.1 juga terlihat bahwa hanya ada sepuluh perusahaan yang konsisten membagikancashdividend setiap tahunnya mulai 2010-2013, sedangkanjumlah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 berjumlah 33 perusahaan.

Perusahaan perbankan adalah perusahaan yang menghimpun dana dari masyarakat atau pihak yang memiliki dana berlebih (surplus) kemudian menyalurkannya kepada masyarakat atau pihak yang mengalami kekurangan (defisit) dana dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Saat ini di Indonesia jumlah jasa perbankan terus bertumbuh, hal ini menunjukkan bahwa sektor jasa perbankan di indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kondisi seperti ini otomatis akan meningkatkan persaingan usaha khususnya dalam sektor jasa perbankan. Perusahaan diharuskan memiliki keunggulan baik intenal maupun eksternal untuk tetap dapat bersaing. Perusahaan juga dituntut agar tidak salah dalam mengambil kebijakan-kebijakan dalam menjalankan perusahaan. Salah satu kebijakan yang penting adalah kebijakan dividen.


(21)

8 Alasan saya memilih sektor perbankan karena sektor perbankan merupakan sektor jasa yang terus berkembangdari tahun ke tahun dan memiliki prospek masa depan untuk mengembangkan iklim investasi pada sektor bisnis lainnya dengan sistem pembayaran yang efisien,fasilitas tabungan, dan pinjaman berjangka yang diberikan.

Berdasarkan perbedaan hasil penelitian terdahulu, fenomena kebijakan pembagian cashdividend yang terjadi, dan perkembangan perusahaan perbankan setiap tahunnya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pembagiancash dividend.Penelitian ini penulis lakukan untuk mengembangkan penelitian-penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi cash dividend yang ada sebelumnya. Secara khusus, penelitian yang penulis lakukan adalah pengaruh earnings per share(EPS),return on equity (ROE), dan size terhadapcashdividend pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2013.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah earnings per sharesecara parsialberpengaruh terhadap cashdividendpada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(22)

9 2. Apakah return on equity (ROE) secara parsial berpengaruh terhadap cashdividend pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah size berpengaruh secara parsialterhadap cashdividend pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah earnings per share,return on equity (ROE), dan size secara stimultan berpengaruh terhadap cash dividend pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah penelitian, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh earnings per share (EPS) terhadap cash dividendpada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh return on equity (ROE) terhadapcashdividend pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengaruh Size terhadapcashdividend pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(23)

10

4. Untuk mengetahui pengaruh earningns per share(EPS), return on equity (ROE), danSize secara simultan terhadapcashdividend pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Peneliti dan Akademisi

Untuk menambah pengetahuan mengenai cashdividend pada perusahaan perbankan dan sebagai penerapan ilmu yang telah diperoleh selama di bangku kuliah.

2. Peneliti Lainnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan dasar pengembangan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

3. Manajemen Perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan menjadi salah satu acuan manajer perusahaan dalam mengambil keputusan mengenai cash dividend.


(24)

11 Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan bagi investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi pada suatu perusahaan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

Secara umum dividen yang paling diinginkan oleh pemegang saham adalah cash Dividend (Dividen Kas). Karena cash dividend yang diterima dapat digunakan oleh pemegang saham untuk mereinvestasi modal yang dimiliki apakah untuk melakukan ekspansi bisnis seperti membuat lini produksi lain atau digunakan untuk memperbesar kepemilikan mayoritas sahamnya pada perusahaan yang telah diinvestasikan.Dengan adanya cash dividend yang dibagikan perusahaan dapat dilihat peran manajemen sebagai agentyang diberikan wewenang oleh pemegang sahamuntuk menjalankan perusahaan dan dapat dijelaskan oleh Agency Theory.

2.1Agency Theory

Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen and Meckling (1976) menyatakan bahwa agency relationship atau hubungan keagenan merupakan suatu kontrak di mana satu orang atau lebih (prinsipal) melibatkan orang lain (agen) untuk melakukan jasa tertentu atas nama principal dengan memberikan wewenang kepada


(25)

12 agen untuk pengambilan keputusan yang terbaik bagi principal. Menurut Pujiastuti (2008) teori keagenen menyatakan bahwa principal adalah pemegang saham sedangkan agen adalah para profesional/manajemen (CEO), yang dipercaya oleh principal untuk mengelola perusahaan, dan dalam menjalankan usaha biasanya pemilik menyerahkan kepada manajer yang menyebabkan timbulnya hubungan keagenan. Pemisahan dua fungsi antara kepemilikan dan pengelolaan pada perusahaan seringkali mengakibatkan terjadinya konflik karena perbedaan kepentingan antara pihak principal dan pihak manajemen sebagai agent. Menurut Gapenski dan Daves (1999) konflik keagenan bisa terjadi antara shareholders dan manajer, manajer dengan debtholders, serta manajer dan shareholders dengan debtholders. Konflik antara pemilik (shareholders) dan manajer terjadi ketika pihak manajemen (agen) melakukan perbuatan oportunismeuntuk meningkatkan kesejahteraan sendiri dalam menjalankan operasi perusahaan, hal ini bertentangan dengan tujuan utama yaitu memakmurkan shareholders. Konflik antara manajer dengan debtholder dimana manajer lebih menyukai dividen yang ditahan digunakan sebagai modal untuk ekspansi perusahaan tetapi debtholder lebih menyukai bahwa dividen yang ditahan digunakan sebagai dana untuk membayar hutang perusahaan. Debtholder khawatir apabila laba yang digunakan untuk ekspansi perusahaan tidak sesuai yang diharapkan sehingga hutang perusahaan tidak dapat dibayarkan. Konflik yang terjadi karena perbedaan kepentingan antara pihak pemegang saham dan pihak manajemen disebut juga sebagai konflik keagenan atau agency conflict. Hal ini disebabkan karena pihak manajer cenderung mempunyai tujuan yang bertentangan


(26)

13 dengan kepentingan pemegang saham yaitu untuk kesejahteraannya sendiri daripada untuk memakmurkan para pemegang saham Menurut Gapenski dan Daves (1999)menyatakan bahwa masalah keagenan dapat terjadi antara pihak shareholders, pihak debtholders dengan pihak manajer, serta yang terakhir pihak manajer dan shareholders dengan debtholders. Perbedaan kepentingan pihak principal dan pihak manajer dapat terjadi karena pihak manajemen atau agen melakukan tindakan oportunisme untuk meningkatkan kesejahteraan pribadi, hal tersebut tidak sesuai dengan kepentingan pihak principal atau pemegang saham untuk memaksimumkan perusahaan.

Menurut Jensen dan Meckling (1976), pada hubungan antara principal dan agent terdapat alasan yang baik untuk mempercayai bahwa agent tidak selalu bertindak untuk kepentingan principal. Oleh karena itu diperlukan tindakan pengawasan atau disebut pula monitoring oleh principal untuk membatasi tindakan menyimpang yang dilakukan oleh agent atau pihak manajer, sehinggamanajer dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan keinginan principal. Menurut Pujiastuti (2008) kegiatan monitoring digunakan sebagai suatu mekanisme pengawasan untuk dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan terkait. Untuk mengatasi atau mengurangi konflik keagenan karena perbedaan kepentingan tersebut menimbulkan biaya-biaya yang disebut sebagai agency cost yang ditanggung pihak principal maupun agent.

Menurut Horne dan Wachowicz (2005) agency cost adalah biaya yang berhubungan dengan monitoring manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen


(27)

14 bertindak dengan konsistensesuai persetujuan kontraktual antara perusahaan dengan kreditor dan pemegangsaham. Jensen dan Meckling (1976) mendifinisikan biaya keagenan atau agency cost sebagai berikut :

1. Monitoring cost merupakan biaya yang timbul karena mekanisme pengawasan atau memonitor perilaku agent agar tidak melakukan tindakan penyimpangan, biaya tersebut ditanggung oleh pihak principal.

2. Bonding cost adalah biaya yang ditanggung oleh pihak manajemen sebagai agent untuk menjamin bahwa agent akan bertindak untuk kepentingan principal dan tidak akan mengambil tindakan yang dapat membahayakan pihak principal.

3. Residual cost merupakan penurunan tingkat kesejahteraan yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan dan perbedaan tindakan yang dilakukan oleh agent dan principal pada hubungan keagenan.


(28)

15 2.2 Pengertian Dividen

Ang (1997) mengemukakan bahwa dividen adalah nilai pendapatanbersih atau net income setelah pajak yang dikurangi dengan laba ditahan (retainedearnings) yang digunakan sebagai cadangan pada suatu perusahaan.Menurut Sudana (2011) ada tiga aspek kebijakan dividen, yaitu :

1. Stabilitas dividen, perusahaan membagikan dividen kepada pemegang saham secara stabil dari tahun ke tahun supaya perusahaan dinilai baik oleh dalam kondisi keuangan yang baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak stabil dalam membagikan dividen.

2. Target payout ratio, perusahaan menargetkan pembagian dividen yang besar dalam jangka panjang jika perusahaan berhasil meningkatkan laba dan mempunyai keyakinan dapat mempertahankan peningkatan laba.

3. Dividen reguler dan dividen ekstra, perusahaan memiliki alternatif untuk membagikan dividen ekstra disamping dividen reguler. Hal ini hanya dilakukan jika perusahaan dapat menghasilkan laba dalam jumlah yang besar. 2.3 Teori Kebijakan Dividen


(29)

16 Menurut Brigham dan Houston (2001) ada beberapa teori tentang kebijakan dividen, antara lain :

2.3.1 Dividend Irrelevance Theory

Teori ini dikemukakan oleh Miller dan Modigliani dalam Brigham dan Houston (2001) yang berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh pada struktur modal maupun nilai perusahaan. Nilai perusahaan hanya bergantung pada laba yang dihasilkan dan risiko bisnisnya. Dalam teori ini perusahaanlebih cenderung menahan laba yang dimilikinya daripada membagikannya sebagai dividen.

2.3.2 Bird In The Hand Theory

Teori ini dikemukakan oleh Gordon dan Lintner dalam Brigham dan Houston (2001) yang berpendapat bahwa ekuitas perusahaan akan turun jika rasio pembagian dividen kepada para pemegang saham juga turun. Para investor akan cenderung menarik kembali modal yang diinvestasikannya karena mereka kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal (capital gains) yang akan dihasilkan dibandingkan jika mereka menerima dividen secara langsung. Investor lebih mengutamakan dividen tunai yang pasti daripada keuntungan modal yang belum pasti dan mempunyai risiko. Dalam teori ini perusahaan lebih cenderung membagikan labanya sebagai dividen daripada menahannya.


(30)

17 Teori ini berhubungan dengan tarif pajak yang akan dikenakan pada dividen dan capital gains. Investor akan cenderung memilih tarif pajak terendah antara dividen dan capital gains. Investor akan lebih menginginkan laba yang dihasilkan perusahaan untuk tidak dibagikan sebagai dividen dan tetap dipertahankan sebagai laba ditahan yang akan dijadikan sumber dana internal perusahaan untuk mengembangkan perusahaan jika tarif pajak yang dikenakan pada dividen saat ini lebih besar daripada tarif pajak yang dikenakan pada capital gains dengan harapan bahwa tarif pajak capital gains pada masa yang akan datang akan menurun. Dalam teori ini perusahaan perusahaan lebih cendrung menahan laba daripada membagikannya sebagai dividen.

2.4 Cash Dividend

Cash dividend dalam praktiknya merupakan salah satu bentuk dividen yang paling sering dibagikan perusahaan kepada pemilik saham. Cash dividend adalah dividen yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham secara kas atau tunai per lembar saham. Pembagian dividen yang dilakukan dalam bentuk tunai akan disambut gembira sebagian para pemegang saham karena mereka bisa mendapatkan manfaat secara langsung akan dana yang mereka investasikan, sedangkan pada sebagian pemegang saham yang lain mereka lebih suka untuk mereinvestasi dividen yang mereka dapat.


(31)

18 2.4 Variabel Independen yang Mempengaruhi Cash Dividend

2.4.1Earnings per Share (EPS)

Earnings per share (EPS)merupakan perbandingan antara laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa (pemilik) entitas induk dengan jumlah lembar saham. EPS secara formula dapat diartikan sebagai rasio untuk mengukur seberapa besar laba yang didapatkan per lembar saham. Semakin besar EPS menujukkan bahwa laba yang didapatkan perusahaan per lembar saham semakin besar. Laba per lembar saham yang besar menujukkan bahwa total laba tahun berjalan yang dihasilkan perusahaan besar. Semakin besar laba, maka cashdividendyang dibagikan semakin besar. EPS memiliki korelasi positif dengan cashdividend yang akan dibagikan.

2.4.2 Return on Equity (ROE)

Return on equity (ROE) adalah komponen dari profitability ratio. Menurut Kasmir (2008) ROE adalah perbandingan antar laba tahun berjalan dengan total ekuitas. ROE secara formula dapat diartikan sebagai rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menggunakan total ekuitas dalam menghasilkan laba tahun berjalan. Semakin besar ROE, maka laba yang dihasilkan perusahaan semakin besar. Laba yang besar akan membuat

cash dividend yang akan dibagikan semakin besar. ROE memiliki korelasi positif dengan cash dividend yang akan dibagikan.


(32)

19 Menurut Lloyd et al (2011) firm size merupakan variabel penjelas yang penting, persahaan besar lebih menyukai untuk meningkatkan pembayaran dividen untuk mengurangi agency cost. Karena perusahaan besar dengan kepemilikan yang luas memiliki tingkat pengendalian yang tinggi, hal tersebut dapat meningkatkan agency cost. Sehingga antara ukuran perusahaan dan dividen kas memiliki hubungan positif.

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi cash dividendtelah dilakukan sebelumnya.Terdapat beberapa hal penting dari hasil penelitian sebelumnya yang menjadi dasar penilitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu mengenai pembayaran dividen.

Penelitian yang dilakukan Georgiana (2010) berjudul “Determinant Agent Analysis of Dividend Policy Practiced byCompanies Listed in Great Britain and France”. Variabel dependen pada penelitian ini adalah cashdividenddengan variabel independennya adalah earnings per share, return on equity, dividend distributed in the previous year (DIVt-1), free cash flow, firm size, debt to equity ratio, tax, dan dummy variabel for ownership structure. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabelfree cash flow dan DUM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividen. Variabel EPS, DER dan TAX memiliki hubungan negatif terhadap dividen sedangkan variabel lainnya memiliki hubungan positif terhadap dividen kas.


(33)

20 Utami dan Inanga (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Agency Cost of Free Cash Flow, Dividend Policy, andLeverage of Firms in Indonesia”. Hasil dari penelitian menunjukan variabel free cash flow berpengaruh negative terhadap variabel cashdividendnamun berpengaruh positif terhadap leverage. Variabel leverage sebagai proksi agency costberpengaruh positif terhadap cashdividend. Variabel free cash flow dan size berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kebijakan dividen.Dan variabel profit berpengaruh positif tidak signifikanberpengaruh terhadap kebijakan dividen. Untuk variabel risk berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap cashdividenduntuk mengurangi agency cost. Sedangkan variabel growth berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap cashdividenduntuk mengurangi agency cost.

Penelitian yang dilakukan olehAl Taleb (2011) berjudul “Measurement of Impact Agency Cost Level of Firms on Cash Dividend andLeverage Policy : An Emperical Study. Hasil dari penelitianmenunjukan variabel return on equity (ROE) berpengaruh negatif signifikanterhadap variabel cashdividendnamun berpengaruh positifsignifikan terhadap leverage untuk mengurangi agency cost. Variabel ROE sebagai proksi agency cost berpengaruh negatifsignifikan terhadap cashdividend. Variabel leverage dan profit berpengaruh positif secara signifikan terhadap dividen kas. Danvariabel size dan risk berpengaruh positif tidak signifkkan terhadapcash dividenduntuk mengurangi agency cost. Sedangkan variabel growth berpengaruh negatif tidak signifikan berpengaruh terhadap kebijakan dividen untuk mengurangi agency cost.


(34)

21 Gill,Biger, danTibrewala (2012) pada penelitiannya yang berjudul Determinants of Cash Dividend :evidence from United States menggunakan metode Ordinary LeastSquare (OLS) dan pemilihan sampel diambil dari laporan keuangan perusahaan jasa dan manufaktur yang diumumkan perusahaan public pada tahun 2007. Hasil penelitiannya menyatakan bahhwa variablemarket to bool valuedan taxberpengaruh negatif terhadap cashdividend . Sedangkan variabelfreecash flow, EPS,ROE, tax, dan growth memiliki pengaruh positif terhadap cashdividend.

Tabel 2.1 TinjauanPenelitian

Peneliti Judul

Penelitian Variabel Hasil Penelitian Variabel Dependen Variabel Independen Georgiana (2010) Judul: “Determinant Agent Analysis of Dividend Policy Practiced by Companies Listed in Great Britain and France Cash Dividend Earning per share, Return on equity, Dividend distributed in the previous year (DIVt-1), Free cash flow, Firm size, Debt to equity ratio, Tax, dan dummy variabel for ownership

structure

Secara Parsial :

variabel,DIVt-1,tax,size, free cash flow dan DUM memilikipengaruh positif terhadapdividen kas.

 EPS,DER, dan TAXmemiliki hubungannegatif terhadap dividensedangkan

variabellainnya memilikihubungan

positifterhadap dividen kas.

Secara simultan :

EPS,ROE,DIV,Free cash flow, firm size,DER,Tax dan variabel dummyberpengaruh secara signifikan terhadap kas dividen.

Utami dan Inanga (2011)

“Agency Cost of Free Cash Flow, Dividend Policy, and Leverage of Firms in Indonesia”. Cash Dividend

Free cash flow, Leverage,Growth Profit, Size, dan Risk

Secara Parsial :

Variabel leverage sebagai proksi agency cost berpengaruhpositif terhadapcash dividend. Free cash flow dan size berpengaruh negatif secara signifikan terhadap

kebijakandividen.


(35)

22 signifikanberpengaruh terhadapkebijakan dividen.

Variabel risk berpengaruh positifnamun tidak

signifikanterhadap cashdividend untukmengurangi agencycost. Sedangkan growthberpengaruh negatif tidak signifikan terhadap cashdividend untuk mengurangi agencycost.

Secara simultan:

Free cash

flow,leverage,growth,profit,size,dan size berpengaruh signifikan terhadap dividen kas

Peneliti Judul

Penelitian

Variabel Hasil Penelitian

Variabel Dependen Variabel Independen Al Taleb (2011) Measurement of Impact Agency CostLevel of Firms on Dividend and Leverage Policy : An Emperical Study Cash Dividend ROE,Leverage, Growth, Profit, Size,danRisk

Secara parsial :

Leverage sebagai proksi

agencycost berpengaruh negative signifikan terhadapcash dividend.

ROEdan profit berpengaruh positif secara signifikan terhadap kebijakan dividen.size dan risk berpengaruh positif tidak

signifkkan terhadapcash dividend untuk mengurangi agencycost. Sedangkan growthberpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen untuk

mengurangi agencycost.

Secara simultan:

ROE,levarage,growth,profit,size dan risk berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas

Gill,Biger, dan Rajendra Tibrewala (2012) Determinants of Cash Dividend : devidence from United States” Cash Dividend Profitability, EPS,ROE, Growth, Market-tobook-value,Size dan Debt to equity ratio.

Secara parsial :

Variabeldebt toequity ratio,danMTBV berpengaruh negative terhadapcashdividend.

Profitability


(36)

23 i pengaruh positif terhadap cashdividend.

Secara simultan:

Profitabilitas,EPS,ROE,growth,MTB V,size dan DER berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

Sumber :Hasil olahan penulis

2.6Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual yang dapat digambarkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1

H1 (+)

H2 (+)

H3 (+)

Cash Dividend (Y) Earning Per

Share (X1)

Return On Equity (X2)


(37)

24 H4 (+)

Sumber : Hasil olahan penulis

Kerangka konseptual tersebut menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun simultan terhadap cashdividend pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen terdiri dari Earnings per share, return on equity (ROE), dan size sedangkan variabel dependennya adalah cashdividend pada perusahaan perbankan.

Earnings per share (EPS)merupakan perbandingan antara laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa (pemilik) entitas induk dengan jumlah lembar saham. EPS secara formula dapat diartikan sebagai rasio untuk mengukur seberapa besar laba yang didapatkan per lembar saham. Semakin besar EPS menujukkan bahwa laba yang didapatkan perusahaan per lembar saham semakin besar. Laba per lembar saham yang besar menujukkan bahwa total laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham semakin besar. Semakin besar laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham, maka cash dividend yang


(38)

25

diberikan juga semakin besar. EPS memiliki korelasi positif dengan

cashdividend.

Return on Equity (ROE) Return on Equity (ROE) adalah komponen dari profitability ratio. Menurut Kasmir (2008) ROE adalah perbandingan antar laba tahun berjalan dengan total ekuitas. ROE menunjukkan kemampuan perusahaan menggunakan total ekuitas untuk menghasilkan laba tahun berjalan. Semakin besar ROE, maka semakin besar laba tahun berjalan yang dihasilkan. Laba yang besar akan membuat cashdividend yang akan dibagikan juga semakin besar. ROE memiliki korelasi positif dengan cashdividend yang dibagikan.

Menurut Lloyd et al (2011) firm size merupakan variabel penjelas yang penting, persahaan besar lebih menyukai untuk meningkatkan pembayaran dividen untuk mengurangi agency cost. Karena perusahaan besar dengan kepemilikan yang luas memiliki tingkat pengendalian yang tinggi, hal tersebut dapat meningkatkan agency cost. Sehingga antara ukuran perusahaan dan dividen kas yang akan dibayarkan memiliki hubungan positif.

2.7Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Erlina, 2011 : 30). Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah, dan kerangka konseptual yang dijelaskan diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


(39)

26 H1 : Earnings per share (EPS) secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap cashdividend.

H2 : Return on equity (ROE) secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap cashdividend.

H3 : Sizesecara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap cashdividend.

H4 : Earnings per share (EPS),return on equity (ROE), dan Sizesecara stimultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap


(40)

27 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh earning per share(EPS), return on equity (ROE),dan sizeberpengaruh terhadap cash dividendpada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dalam Perspektif Agency Theory periode 2010-2013 baik secara parsial maupun simultan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan melalui media internet pada situs Bursa Efek Indonesia yait mulai awalDesember 2014 sampai Februari 2015.


(41)

28 Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian hanya dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Periode penelitian yang dilakukan dibatasi mulai tahun 2010-2013.

3. Variabel-variabel independen yang mempengaruhi cashdividendterdiri dari Earnings per share(EPS),return on equity(ROE),dan sizepada perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dalam Perspektif Agency

Theoryperiode pengamatan tahun 2010-2013. 3.4 Definisi Operasional dan Variabel

Menurut Erlina (2011 : 48), pengoperasian konsep (operationalizing the concept) atau disebut juga dengan mendefinisikan konsep secara operasional adalah menjelaskankarakterisktik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan cashdividend(CD) sebagai variabel dependen dan menggunakan earning per share (EPS), return on equity

(ROE),dan size sebagai variabel independen. 3.4.1 Variabel Dependen

Variabel dependen sering juga disebut variabel terikat atau variabel tidak bebas. Variabel ini merupakan perhatian utama dalam sebuah penelitian.Variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Jadi variabel dependen adalah konsekuensi dari variabel


(42)

29 independen (Erlina, 2011 : 36). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah cashdividendyangdidefinisikan sebagai rasio antara dividend per share (DPS) terhadap earning per share (EPS). CashDividend dapat di ukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Cash Dividend (CD)= ����� ���ℎ�������� Jumlah Lembar Saham

3.4.2 Variabel Independen

Variabel independen dapat juga dikatakan variabel bebas. Variabel ini yang mempengaruhi ataumenjelaskan variabel yang lain. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri atas :

1) Earnings per Share (EPS)

EPS secara formula dapat diartikan sebagai rasio untuk mengukur seberapa besar laba yang didapatkan per lembar saham. EPS dapat diukur dengan formula:

Earnings per Share / EPS =

Laba yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk

Jumlah Lembar Saham x100% 2) Return on Equity (ROE)

Return on equity (ROE) secara formula dapat di artikan sebagai salah satu rasio untuk mengukurprofitabilitas perusahaan. ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengetahuitingkat kemampuan perusahaan


(43)

30 dalam pengembalian laba atas ekuitas pemegangsaham. Secara sitematis return on equity dapat dihitung dengan rumus sebagaiberikut :

ROE =���� ��ℎ����������

Total Ekuitas x100% 3) Size

Size secara formula dapat di artikan sebagai skala besar kecilnya perusahaan yang ditentukan oleh beberapa hal, antara lain total penjualan, total aktiva, dan rata-rata tingkat penjualan perusahaan. Perusahaan besar dengan akses ke pasar yang lebih baik seharusnya membayar dividen yang tinggi kepada pemegang saham. Ukuran untuk menentukan ukuran perusahaan adalah log natural dari total assets. Size dapat dirumuskan sebagai berikut (Chrutchley dan Hansen, 1989)


(44)

31 Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Variabel Penelitian

Definisi Operasional Formula Skala

Cash Dividend (CD)

Y

Jumlah total dividen yang dibayarkan secara tunai kepada pemegang saham per lembar saham.

CD = ����� ���ℎ�������� Jumlah Lembar Saham

Rasio

Earning per Share (EPS)

X1

Rasiountuk mengukur seberapa besar jumlah laba yang

didapatkan per lembar saham.

Laba yang diatribusikan Jumlah Lembar Saham

Rasio

Returnt on Equity (ROE) X2

Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

menggunakan total ekuitas dalam menghasilkan laba untuk

membayar total liabilitas.

Laba Tahun Berjalan

Total Ekuitas x 100%

Rasio

Size X3

Rasio besar kecilnya perusahaan yang ditentukan oleh beberapa hal, antara lain : total penjualan total aktiva dan rata-rata tingkat penjualan perusahaaan.

Size=Ln0fTotalAsset Rasio


(45)

32 3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok entitas lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian (Erlina, 2011 : 81). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.Jumlah populasi perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 berjumlah 33 perusahaan.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2011 : 82). Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2013. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling (sampling bertujuan) yaitu metode yang pengambilan sampelnya didasarkan pada suatu kriteria tertentu (Erlina, 2011 : 88).

Jumlah sampel perusahaan perbankan dalam penelitian ini ada sebanyak 10 perusahaan. Kriteria dalam penentuan sampel penelitian yang dipertimbangkan oleh peneliti adalah sebagai berikut :


(46)

33 1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

selama periode pengamatan sejak tahun 2010-2013.

2. Perusahaan perbankan yang membagikan cashdividendsecara berturut-turut selama periode pengamatan tahun 2010-2013.

3. Perusahaan yang memiliki informasi lengkap yang berkaitan dengan variabel yang akan diukur, yaitu cashdividend(CD), earnings per share

(EPS),return on equity (ROE),dan size

Tabel 3.2

Proses Seleksi Dalam Penentuan Jumlah Sampel

No. Kriteria Sampel Jumlah

Pelanggaran Kriteria

Akumulasi

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode pengamatan sejak tahun 2010-2013.

6 27

2. Perusahaan perbankan yang membagikan cashdividendsecara berturut-turut selama periode pengamatan tahun 2010-2013.


(47)

34 3. Perusahaan yang memiliki informasi

lengkap yang berkaitan dengan variabel

yang akan diukur, yaitucashdividend(CD),Earnings per share(EPS), return on equity (ROE),dan size

0 10

4. Jumlah Sampel Perusahaan 10

5. Tahun Pengamatan 4

6. Total Sampel Pengamatan 40

Sumber :Data olahan penulis

Tabel 3.3

Data Sampel Penelitian

No. KODE NAMA PERUSAHAAN KRITERIA SAMPEL

1 2 3

1. BDMN Bank DanamonTbk.    Sampel 1

2. BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk.    Sampel 2 3. BBNI Bank Negara Indonesia Tbk.    Sampel 3 4. BBCA Bank Central Asia Tbk.    Sampel 4

5. BBKP Bank Bukopin Tbk.    Sampel 5


(48)

35 7. BBTN Bank Tabungan Negara Tbk.    Sampel 7 8. SDRA Bank Himpunan Saudara 1906

Tbk.

   Sampel 8

9. BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk.

   Sampel 9

10. BJBR Bank Jawa Barat dan BantenTbk.

   Sampel 10

Sumber :Data olahan penulis

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka.Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diukur dalam skala rasio dan skala nominal. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data sekunder laporan keuangan dalam bentuk dokumentasi yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Sumber data diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia ya

3.7 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk memperoleh data sekunder yang diperlukan dalam penelitian. Teknik


(49)

36 dokumentasi adalah teknik pengambilan data melalui sumber-sumber tertulis berupa laporan keuangan perusahaan. Peneliti memperoleh data sekunder tersebut dari situs Bursa Efek Indonesia berupa laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan tahun 2010-2013.Situs yang digunakan yait

3.8 TeknikAnalisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda dan teknik analisis statistik deskriptif. Teknik analisis regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun simultan, sedangkan teknik analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan nilai data dari variabel-variabel yang akan diteliti, seperti nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata, dan standar deviasi. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.8.1 Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan


(50)

37 melihat histogram perbandingan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal.

Namun demikian hanya dengan melihat histogram saja dapat menyebabkan kesalahpahaman khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akanmengikuti garis diagonalnya. (Ghozali,2006) Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik atau dengan melihat histogram dan residualnya (Ghozali, 2006). Data tersebut normal, atau tidak, dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.


(51)

38 Penelitian ini menggunakan juga menggunakan uji non-parametik Kolmogorov-Smirnov untuk mendeteksi normalitas data. Menurut Ghozali (2006)Uji statistik untuk menguji normalitas residual dengan uji statistik non parametikKolmogorov- Smirnov Test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesisterlebih dahulu yaitu : Hipotesis Nol (H0) : Data terdistribusi secara normal

Hipotesis Alternatif(HA) : Data residual tidak terdistribusi secaranormal

Jika nilai Kolmogorov-Sminov tidak signifikan (varibel memiliki tingkat signifikan diatas 0,05) maka semua data terdistribusi secara normal

.

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2006 : 91) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance (TOL) dan variance inflation factor (VIF). Nilai TOL berkebalikan dengan nilai VIF.Tolerance (TOL) mengukur variabilitas dari variabel independen yang tidak dijelaskan oleh variabel inpenden lainnya, sedangkan VIF menjelaskan derajat suatu variabel independen yang


(52)

39 dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai TOL yang rendah adalah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/TOL).

Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanyamultikolinieritas adalah nilai TOL <0,10 atau sama dengan nilai VIF>10 (Ghozali, 2006 : 92).

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear mempunyai korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya (Erlina, 2011 : 107). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi digambarkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.4

Kriteria Pengambilan Keputusan Metode Durbin-Watson Kriteria

Pengujian


(53)

40 0 < d < dl Terjadi autokorelasi positif Tolak

dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan

4-dl < d < 4 Terjadi autokorelasi negative Tolak

4-du ≤ d ≤ 4-dl Tidak ada autokoelasi negatif Tidak ada keputusan du < d < 4-du Tidak ada autokorelasi positif atau

negative

Tidak ditolak

Sumber : (Ghozali, 2006 : 96) d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2006 : 105), Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi perbedaanvariance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas bukan Heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual. Dasar analisis uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :


(54)

41 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.8.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi (Erlina, 2011: 30). Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, yang dapat dinyatakan dengan :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Y = Cash Dividend (CD)pada tahun t X1=Earnings per Share (EPS)

X2= Return on Equity (ROE) X3= Size


(55)

42 b1, b2, b3= koefisien regresi

e = disturbance error

a. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen (Lubis dkk,2008 : 48). Nilai R square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R square berkisar antara 0 sampai 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Apabila terdapat nilai Adjusted R2 bernilai negatif, maka nilai Adjusted R2 dianggap bernilai nol.

Nilai R square memiliki kelemahan, yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.


(56)

43 Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Tahap pengujian adalah sebagai berikut :

1. H0 : b1 = b2 = b3 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. 2. Menentukan besarnya nilai F hitung dan signifikan F (Sig F).

3. Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5%.

4. Menganalisis data penelitian yang telah diolah dengan kriteria pengujian yaitu :

• H0 ditolak dan Ha diterima bila nilai signifikan <0,05 yang berarti bahwa variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen atau,

• H0 diterima dan Ha ditolak bila nilai signifikan > 0,05 yang berarti bahwa variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

c. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji signifikansi simultan (uji-f) adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah variabel independen secara bersama-sama


(57)

44 berpengaruh terhadap variabel dependen. Tahap pengujiannya adalah sebagai berikut :

1. H0 : b1 = b2 = b3= 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variable independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Ha : b1 = b2 = b3= 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

2. Menentukan besarnya nilai F hitung dan signifikan F (Sig F).

3. Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5%.

4. Menganalisis data penelitian yang telah diolah dengan kriteria pengujian yaitu :

• Nilai sig F > 0.05 artinya H0 diterima. H0 diterima menunjukkan bahwa independen secara simultan tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

Nilai sig F ≤ 0.05 artinya H0 ditolak. H0 ditolak menunjukkan bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.


(58)

45 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Penelitian

4.1.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai data-data dari variabel-variabel yang akan diteliti. Variabel dependen yang digunakan


(59)

46 dalam penelitian ini adalah cash dividend (CD), sedangkan variabel independennya adalah earnings per share, return on equity (ROE), dan Size. Statistik deskriptif variabel independen dan dependen dari sampel penelitian yaitu perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dalam perspektif Agency Theory selama periode 2010-2013 disajikan dalam tabel 4.1.

Table 4.1

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Cash Dividend 40 9,00 257,33 86,9085 67,17108

Earning Per Share 40 11,00 930,10 309,4360 252,73381

Return On Equity 40 9,21 31,28 18,3990 5,43851

Size 40 6,38 8,86 7,9570 ,75676

Valid N (listwise) 40

Sumber :Hasil olahan SPSS 20 (2015)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dideskripsikan sebagai berikut :

a. Variabel cash dividend (CD) memiliki nilai minimum 9 dan nilai maksimum 257,33 Nilai rata-rata dan standar deviasi dari CDmasing-masing 86,9 dan 67,17 Total sampel pengamatan sebanyak 40.


(60)

47 b. Variabel earnngs per share(EPS) memiliki nilai minimum 11 dan nilai maksimum 930,1. Nilai rata-rata dan standar deviasi dari EPS masing-masing 309,43 dan 252,73. Total sampel pengamatan sebanyak 40. c. Variabel return on equty(ROE) memiliki nilai minimum 9,21dan nilai

maksimum 31,28. Nilai rata-rata dan standar deviasi dari ROE masing-masing 18,39 dan 5,43 . Total sampel pengamatan sebanyak 40.

d. Variabel size memiliki nilai minimum 6,38 dan nilai maksimum 8,86. Nilai rata-rata dan standar deviasi dari Size masing-masing 7,95 dan 0,75. Total sampel pengamatan sebanyak 40.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual terdistribusi normal atau tidak.

1) Analisis Grafik

Analisis grafik merupakan salah satu cara yang digunakan untuk melihat apakah data dalam penelitian ini normal atau tidak. Analisis grafik yang digunakan untuk menguji normalitas residual dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan grafik histogram dan grafik normal p-p plot.


(61)

48 Gambar 4.1

Grafik Normal Histogram

Sumber :Hasil olahan SPSS 20 (2015)

Grafik Normal P-P Plot disajikan dalam gambar 4.2 berikut ini :


(62)

49 Gambar 4.2

Grafik Normal P-P Plot

Sumber : Hasil olahan SPSS 20 (2015)

Berdasarkan kedua grafikdi atas, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal.Grafik histogrammenunjukkan distribusi data normal dengan membentuk kurva mirip seperti lonceng yang memiliki kemiringan seimbang antara sisi kiri maupun sisi kanan.

Grafik normal p-p plot menunjukkan distribusi data normal dengan membentuk data-data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

2) Analisis Statistik

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik


(63)

non-50 parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hal ini dilakukan dengan membuat hipotesis :

H0 : data residual berdistribusi normal Ha : data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 26,99275758

Most Extreme Differences

Absolute ,096

Positive ,069

Negative -.096

Kolmogorov-Smirnov Z ,605

Asymp. Sig. (2-tailed) ,857

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber :Hasil olahan SPSS 20 (2015)

Hasil pengolahan data menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,605 dan nilai signifikansi sebesar 0,857. Nilai


(64)

51 signifikansi 0,857> 0,05 berarti H0 diterima. H0 diterima menunjukkan bahwa data residual berdistribusi normal.

b) Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.Jika tolerance > 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi antar variabel bebas dalam model regresi.

Hasil uji multikolinieritas disajikan dalam tabel 4.3 berikutini : Tabel 4.3

Uji Multikolinieritas Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -174,426 69,914 -2,495 ,017

Earning Per

Share ,175 ,032 ,657 5,460 ,000 ,310 3,226

Return On Equity ,447 1,087 ,036 ,411 ,683 ,579 1,727

Size 25,020 9,331 ,282 2,681 ,011 ,406 2,464

a. Dependent Variable: CD

Sumber : Hasil Olahan SPSS 20 (2015)

Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa variabel independen yaitu EPS, ROE, dan Size memiliki nilai tolerance > 0,10 masing-masing sebesar 0,31; 0,58; 0,41; serta nilai VIF < 10 masing-masing


(65)

52 sebesar3,23; 1,73;2,46;. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi

c) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear mempunyai korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya (Erlina, 2011 : 107). Uji autokorelasi pada penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson.

Tabel 4.4 Uji Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,916a ,839 ,825 28,09495 2,030

a. Predictors: (Constant), Size, Return On Equity, Earning Per Share b. Dependent Variable: Cash Dividend

Sumber : Hasil olahan SPSS 20 (2015)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas terlihat bahwa nilai uji Durbin-Watson (d) sebesar 2,030. Nilai Durbin-Durbin-Watson akan kita bandingkan dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah pengamatan 40 (n) dan jumlah variabel independen 3(k=3), sehingga di dalam tabel Durbin Watson akan didapatkan nilai batas bawah (dl) sebesar 1,222 dan batas atas (du) sebesar 1,542.Kriteria pengujian Durbin-Watson


(66)

53 untuk menentukan tidak adanya autokorelasi positif atau negatif yaitu du < d < 4-du. Berdasarkan hasil yang didapat diketahui bahwa nilai du yaitu 1,542 < nilai d yaitu 2,030< 4-du yaitu 2,658. Hasil ini sesuai dengan kriteria pengujian Durbin-Watson sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif.

d) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2006 : 105), uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi perbedaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas bukan Heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual. Dasar analisis uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


(67)

54 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Hasil uji heteroskedastisitas dengan scatterplot disajikan dalam gambar 4.3 berikut ini :

Gambar 4.3

Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber :Hasil Olahan SPSS 20 (2015)

Dari gambar 4.3 hasil ujiheterokedastisitas dengan scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.


(68)

55 4.1.3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi (Erlina, 2011: 30). Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, yang dapat dinyatakan dengan :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +e Keterangan :

Y = Cash Dividend (CD) pada tahun t X1 = Earnngs per Share (EPS)

X2 = Return on Equity (ROE) X3 = Size

b1, b2, b3, b4 ,b5= koefisien regresi


(69)

56 a) Persamaan Regresi

Hasil regresi yang menunjukkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yaitu disajikan dalam tabel 4.5 berikut ini :

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -174,426 69,914 -2,495 ,017

Earning Per

Share ,175 ,032 ,657 5,460 ,000 ,310 3,226

Return On Equity ,447 1,087 ,036 ,411 ,683 ,579 1,727

Size 25,020 9,331 ,282 2,681 ,011 ,406 2,464

a. Dependent Variable: CD

Sumber : Hasil Olahan SPSS 20 (2015)

Berdasarkan tabel 4.5 maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Cash Dividen (CD) =-174,426+ 0,175EPS+ 0,447ROE + 25,20Size+ e

Penjelasan :

1) Konstanta sebesar -174,426, menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel independen (EPS, ROE, SIZE= 0) maka cash dividend (CD) sebesar -174,426, Dalam hal ini konstanta -174,426 menunjukkan bahwa proyeksi Agency Costdalam perspektif Agency Theory.


(70)

57 2) Nilai b1 sebesar 0,175, menunjukkan bahwa setiap kenaikan EPS sebesar 0,01 atau 1% akan menaikkan cash dividend (CD) sebesar 0,175 dengan asumsi variabel lain tetap. Hal ini berarti EPS dapat menjelaskan agency cost yang dihasilkan sebesar 0,175 dalam perspektif Agency Theory.

3) Nilai b2 sebesar -0,447, menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROE sebesar 0,01 atau 1% akan menaikkancash dividend (CD) sebesar 0,447 dengan asumsi variabel lain tetap. Hal ini dapat menjelaskan agency costyang dihasilkan sebesar -0,447 dalam perspektif Agency Theory.

4) Nilai b3 sebesar 25,20 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Size sebesar 0,01 atau 1% akan menaikkancash dividend (CD) sebesar 25,20 dengan asumsi variabel lain tetap. Hal ini dapat menjelaskan agency costyang dihasilkan sebesar 25,20 dalam perspektif Agency Theory.

b) Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen (Lubis dkk,2008 : 48). Nilai R square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R square berkisar antara 0 sampai 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas.


(71)

58 Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Apabila terdapat nilai Adjusted R2 bernilai negatif, maka nilai Adjusted R2 dianggap bernilai nol.

Nilai R square memiliki kelemahan, yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Hasil analisis koefisien korelasi dan koefisien determinasi disajikan pada tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.7 Uji Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,916a ,839 ,825 28,09495

a. Predictors: (Constant), Size, Return On Equity, Earning Per Share b. Dependent Variable: Cash Dividend

Sumber : Hasil olahan SPSS 20 (2015)

Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwanilai R sebesar 0,916 atau 91,6%. Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan atau korelasi antara variabel independen dan dependen mempunyai hubungan yang sangat kuat.


(72)

59 Nilai adjusted R square sebesar 0,83 atau 83% menunjukkan bahwa variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 83% sedangkan sisanya 17% dijelaskan oleh variabel-variabel lain (faktor-faktor lain).

c) Pengujian Signifikansi Parsial dan Simultan

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan untuk menguji keempat hipotesis penelitian yang telah dipaparkan pada bab II. Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji signifikansi parsial(uji-t) dan uji signifikansi simultan (uji-f).

1) Uji Signifikansi Parsial (Uji-T)

Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian uji-t adalah sebagai berikut :

• H0 ditolak dan Ha diterima bila nilai signifikan <0,05 yang berarti bahwa variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen atau,

• H0 diterima dan Ha ditolak bila nilai signifikan >0,05 yang berarti bahwa variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.


(1)

76

Data Variabel Penelitian 2013

Lampiran 5 Hasil Pengujian Statistik SPSS20

No.

Kode

Emiten

Cash

Dividend

Earnings

per Share

Return

on

Equity

Size

1.

BDMN

126,5

421,66

13,18

8,26

2.

BBRI

557,33

865,22

26,92

8,79

3.

BBNI

145,71

485,52

19

8,58

4.

BBCA

165

578,13

22,29

8,69

5.

BBKP

30,69

91,93

13,58

7,81

6.

BMRI

234,5

780,16

21,21

8,86

7.

BBTN

44,36

147,86

13,52

8,11

8.

SDRA

11

11

21,4

6,88

9.

BBNP

16

155,48

10

6,91


(2)

77

1.

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Cash Dividend 40 9,00 257,33 86,9085 67,17108

Earning Per Share 40 11,00 930,10 309,4360 252,73381

Return On Equity 40 9,21 31,28 18,3990 5,43851

Size 40 6,38 8,86 7,9570 ,75676

Valid N (listwise) 40

2.

Regression

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables Removed

Method

1

Size, Return On Equity, Earning Per Shareb

. Enter

a. Dependent Variable: Cash Dividend b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .916a .839 .825 28,09495. 2,030

a. Predictors: (Constant), Size, Return On Equity, Earning Per Share b. Dependent Variable: CD


(3)

78

Coefissien

a

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Toleranc

e

VIF

1

(Constant) -174,426 69,914 -2,495 ,017

Earning Per

Share ,175 ,032 ,657 5,460 ,000 ,310 3,226

Return On

Equity ,447 1,087 ,036 ,411 ,683 ,579 1,727

Size 25,020 9,331 ,282 2,681 ,011 ,406 2,464

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1

Regression 147550,436 3 49183,479 62,311 ,000b

Residual 28415,750 36 789,326

Total 175966,185 39


(4)

79

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -5.3675 217.1104 86.9085 61.50890 40

Residual -101.1440 48.74189 .00000 .26.993 40

Std. Predicted Value -1.500 2.117 .000 1.000 40

Std. Residual -3.600 1.735 .000 .961 40

a. Dependent Variable: Cash Dividend

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions

(Constant) Earning Per Share

Return On Equity

Size

1

1 3,697 1,000 ,00 ,01 ,00 ,00

2 ,267 3,723 ,00 ,34 ,00 ,00

3 ,034 10,442 ,01 ,15 ,98 ,01

4 ,002 44,109 ,98 ,51 ,02 ,99


(5)

80


(6)

81

4.

Npar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 26.99275758

Most Extreme Differences

Absolute .096

Positive .069

Negative -.096

Kolmogorov-Smirnov Z .605

Asymp. Sig. (2-tailed) .857

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 135 69

Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Peusahaan Perbankan yang Teraftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (2009-2011)

2 39 104

Pengaruh Return On Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA), Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Earnings Per Share (EPS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

26 161 93

Analisis Pengaruh Financial Leverage Terhadap Return on Equity dan Earning per Share Pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 49 98

Pengaruh Earnings per Share (EPS),Return on Equity (ROE),dan Sizeterhadap Cash Dividend pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dalam Perspektif Agency Theory

0 0 11

Pengaruh Earnings per Share (EPS),Return on Equity (ROE),dan Sizeterhadap Cash Dividend pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dalam Perspektif Agency Theory

0 0 2

Pengaruh Earnings per Share (EPS),Return on Equity (ROE),dan Sizeterhadap Cash Dividend pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dalam Perspektif Agency Theory

0 0 10

Pengaruh Earnings per Share (EPS),Return on Equity (ROE),dan Sizeterhadap Cash Dividend pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dalam Perspektif Agency Theory

0 0 16

Pengaruh Earnings per Share (EPS),Return on Equity (ROE),dan Sizeterhadap Cash Dividend pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dalam Perspektif Agency Theory

0 0 2

Pengaruh Earnings per Share (EPS),Return on Equity (ROE),dan Sizeterhadap Cash Dividend pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dalam Perspektif Agency Theory

0 0 11