Pengertian Pemilihan Kerja Pemilihan kerja

46 penting sekali karena bila kesempatan kerja sedikit, banyak rakyat akan menganggur. Seperti halnya dengan masyarakat disekitar lebuawu yang sudah berusaha menciptakan lapangan kerja yang luas dalam bidang jahit-menjahit seperti konfeksi untuk menyerap tenaga kerja. Sekarang tinggal masyarakat itu sendiri, apakah ia mampu menjadi tenaga penjahit yang handal atau tidak, karena pada umumnya pabrik konfeksi mebutuhkan tenaga-tenaga yang handal. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang handal, salah satunya adalah pendidikan luar sekolah luviana, karena pendidikan luar sekolah luviana merupakan tempat pengembangan sumber daya manusia. Bagi yang sudah mempunyai bakat menjahit bisa dikembangkan dalam pendidikan luar sekolah tersebut. Kualitas tenaga kerja sangat ditentukan adanya pendidikan, latihan-latihan dan pengalaman dari tenaga kerja itu sendiri. Berdasarkan uraian diatas maka lembaga pendidikan ketrampilan luviana mempunyai peranan yang sangat penting bagi anak didiknya. Buktinya para lulusan luviana sudah bisa mandiri seperti menjahit diberbagai butik, konfeksi didesa sendang, kriyan, krasak, margoyoso dan lain-lain. Secara otomatis para lulusan LPK Luviana sudah menjadi tenaga kerja yang berkualitas. Seumpama tidak, tidak mungkin konfeksi-konfeksi tersebut menerima para lulusan LPK luviana

2.3 Pemilihan kerja

2.3.1 Pengertian Pemilihan Kerja

47 Setiap manusia memiliki hak untuk dapat mengecap pendidikan yang setinggi-tingginya dalam usaha untuk mempersiapkan dirinya agar mampu mencapai taraf dan kualitas hidup yang diharapkan. Melalui pendidikan, peserta didik memperoleh berbagai macam pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan untuk saat ini dan masa depan. Kondisi ini dapat diantisipasi dengan mempersiapkan generasi muda melalui usaha-usaha pendidikan yang mengindahkan arti bekerja dalam kehidupan manusia. Beberapa teori yang mengemukakan tentang pengertian dari pemilihan kerja antara lain: Menurut Winkel 2004:626 pemilihan kerja merupakan suatu proses pemilihan jabatan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis, sosiologis, kultural geografis, pendidikan, fisik ekonomis dan kesempatan yang terbuka yang bersama-sama membentuk jabatan seseorang, dimana seseorang tadi memperoleh sejumlah keyakinan, nilai kebutuhan, kemampuan, ketrampilan minat, sifat kepribadian, pemahaman dan pengetahuan yang semuanya berkaitan dengan jabatan yang dipangkunya. Proses pemilihan kerja bersifat sangat kompleks karena merupakan penggabungan dari berbagai faktor serta adanya perubahan dalam perkembangan karier itu sendiri yang merupakan penting dalam perencanaan hidup. Menurut B.R. Foer dalam Ketut 1993:5 menyatakan bahwa pemilihan pekerjaan adalah suatu tindakan ekspresif yang memantulkan motivasi, pengetahuan, kepribadian dan kemampuan orang seorang. Pekerjaan menggambarkan suatu pandangan hidup, suatu lingkungan dari pada menetapkan fungsi-fungsi atau keterampilan kerja secara terpisah. Beberapa hal pemilihan suatu pekerjaan menggambarkan beberapa macam informasi tertentu seperti motivasi, pengetahuan masalah-masalah pekerjaan, pemahaman dirinya dan wawasannya serta kemampuan-kemampuannya. Munandir 1996:86 berpendapat bahwa pemilihan pekerjaan seseorang mengarahkannya pada pola tingkah laku tertentu selaras dengan pengharapan masyarakat dan budayanya. Pilih kerja merupakan bagian 48 dari proses perkembangan individu dimana dipilih pekerjaan seseorang sebagai proses yang panjang yang dipengaruhi oleh taraf perkembangannya. Pemilihan kerja merupakan bagian dari proses perkembangan individu yang dalam proses perkembangannya disesuaikan dengan lingkungan masyarakat yaitu tempat individu dibesarkan. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas bahwa pemilihan pekerjaan adalah suatu proses pemilihan kerja yang dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis, sosiologis, kultural geografis, pendidikan, fisik, ekonomi dan kesempatan terbuka yang di dalamnya menggambarkan motivasi, pengetahuan mengenai masalah-masalah jabatan, pemahaman diri, keyakinan, nilai kebutuhan, kemampuan, keterampilan, minat, sifat kepribadian sehingga mengarah pada pola tingkah laku tertentu selaras dengan pengharapan masyarakat dan budayanya.

2.3.2 Jenis-Jenis Kerja