yang menjadi perantara antara pelaku usaha dan konsumen, seperti agen, distributor dan pengecer atau konsumen perantara.
‡‡‡‡‡
B. Pengertian Konsumen
Istilah konsumen berasal dari alih bahasa dari kata consumer Inggris-Amerika, atau consument konsument Belanda. Pengertian
dari consumer atau consument itu tergantung dalam posisi mana ia berada. Secara harafiah arti kata consumer adalah lawan dari
prosdusen setiap orang yang menggunakan barang. Tujuan penggunaan barang atau jasa nanti menentukan termasuk konsumen
kelompok mana pengguna tersebut. Begitu pula Kamus Bahasa Inggris-Indonesia memberi arti kata consumer sebagai pemakai atau
konsumen.
§§§§§
Sebagai suatu konsep, konsumen telah diperkenalkan beberapa puluh tahun lalu di berbagai negara dan sampai saat ini
sudah puluhan negara memiliki undang-undang atau peraturan khusus yang memberikan perlindungan kepada konsumen. Sejalan
dengan perkembangan itu, berbagai negara telah pula menetapkan hak-hak konsumen yang digunakan sebagai landasan pengaturan
perlindungan kepada konsumen.
ΐΐΐΐΐ
Ibid, hal. 19
§§§§§
Ibid, hal. 3 Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta,
Sinar Grafika, 2014, hal. 22
Universitas Sumatera Utara
Pengertian konsumen dalam arti umum adalah pemakai, pengguna barang danjasa untuk tujuan tertentu.
††††††
Sedangkan menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang Hukum Perlindungan
Konsumen dalam Pasal 1 ayat 2, konsumen adalah setiap orang pemakai barang danjasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Unsur-unsur definisi
konsumen adalah sebagai berikut: a.
Setiap Orang Subjek yang disebut sebagai konsumen berarti setiap orang
yang berstatus sebagai pemakai barang dan atau jasa. Istilah orang sebetulnya menimbulkan keraguan, apakah
hanya orang individual yang lazim disebut natuurlijke persoon atau termasuk juga badan hukum rechtspersoon.
Namun, konsumen harus mencakup juga badan usaha dengan makna lebih luas daripada badan hukum.
b. Pemakai
Sesuai dengan bunyi Penjelasan Pasal 1 angka 2 UUPK, kata pemakai menekankan, konsumen adalah konsumen
akhir ultimate consumer. Istilah pemakai dalam hal ini tepat digunakan dalam rumusan ketentuan tersebut,
sekaligus menunjukkan, barang dan atau jasa yang dipakai tidak serta-merta hasil dari transaksi jual beli. Artinya,
ΏΏΏΏΏΏ
A.Z. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta, Diadit Media, 2002, hal. 3.
Universitas Sumatera Utara
sebagai konsumen tidak selalu harus memberikan presentasinya dengan cara membayar uang untuk
memperoleh barang dan atau jasa. c.
Barang dan atau jasa Berkaitan dengan istilah barang dan atau jasa, sebagai
pengganti terminologi tersebut digunakan kata produk. Saat ini produk sudah berkonotasi barang atau jasa.
Semula kata produk hanya mengacu pada pengertian barang. UUPK mengartikan barang sebagai setiap benda,
baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik dapat dihabiskan maupun
tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen.
Sementara itu, jasa diartikan sebagai setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi
masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen. d.
Yang Tersedia dalam Masyarakat Barang dan atau jasa yang ditawarkan kepada masyarakat
sudah harus tersedia di pasaran. Dalam perdagangan yang makin kompleks dewasa ini, syarat itu tidak mutlak lagi
dituntut oleh masyarakat konsumen. Misalnya, perusahaan pengembang
developer perumahan
sudah biasa
mengadakan transaksi
terlebih dahulu
sebelum bangunannya jadi. Bahkan, untuk jenis-jenis transaksi
Universitas Sumatera Utara
konsumen tertentu, seperti future trading, keberadaan barang yang diperjualbelikan bukan sesuatu yang
diutamakan. e.
Bagi Kepentingan Diri Sendiri, Keluarga, Orang Lain, Makhluk Hidup Lain
Transaksi konsumen ditujukan untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, dan makhluk hidup lain.
Unsur yang diletakkan dalam definisi itu mencoba untuk memperluas pengertian kepentingan. Kepentingan ini tidak
sekedar ditujukan untuk diri sendiri dan keluarga, tetapi juga barang dan atau jasa itu diperuntukkan bagi orang lain
atau di luar diri sendiri dan keluarganya, bahkan untuk makhluk hidup lain, seperti hewan dan tumbuhan.
f. Barang dan atau Jasa itu tidak untuk Diperdagangkan
Pengertian konsumen dalam UUPK ini dipertegas, yakni hanya konsumen akhir. Batasan itu sudah biasa dipakai
dalam peraturan perlindungan konsumen di berbagai negara. Hal tersebut cukup baik untuk mempersempit
ruang lingkup pengertian konsumen, walaupun dalam kenyataannya, sulit menetapkan batas-batas seperti
itu.
‡‡‡‡‡‡
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semua orang adalah konsumen
karena membutuhkan
barang dan
jasa untuk
‡‡‡‡‡‡
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op.Cit, hal. 27-30
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan hidupnya sendiri, keluarganya, ataupun untuk memelihara atau merawat harta bendanya.
§§§§§§
Dalam ilmu ekonomi ada dua jenis konsumen, yakni konsumen antara dan konsumen
akhir. Konsumen antara adalah distributor, agen dan pengecer. Mereka membeli barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk
diperdagangkan. Sedangkan pengguna barang adalah konsumen akhir. Yang dimaksud di dalam UUPK sebagai konsumen adalah
konsumen akhir. Karena konsumen akhir memperoleh barang dan atau jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk digunakan,
baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain.
Konsumen memiliki posisi yang sangat penting dalam kegiatan jual beli yang juga menjadi faktor penting bagi kelancaran
dunia usaha bagi pelaku usaha, karena konsumen lah yang akan mengkonsumsi barang dan atau jasa yang diproduksi oleh pelaku
usaha tanpa memperdagangkannya kembali, yang mana akan memberikan keuntungan bagi pelaku usaha untuk kelangsungan
usahanya. Konsumen sebagai pemakai barang dan atau jasa memiliki sejumlah hak dan kewajiban. Pengetahuan tentang hak-hak
konsumen sangat penting agar dapat bertindak sebagai konsumen yang kritis dan mandiri. Tujuannya, jika terjadi tindakan yang tidak
adil terhadap dirinya, maka konsumen dapat bertindak lebih jauh
§§§§§§
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2014, hal. 15
http:definisipengertian.com2012pengertian-konsumen-menurut-para -ahli, diakses Selasa, 24 Maret 2015 pukul 18.30
Universitas Sumatera Utara
untuk memperjuangkan hak-haknya. Dengan kata lain konsumen tidak hanya tinggal diam saja ketika menyadari bahwa hak-haknya
telah dilanggar oleh pelaku usaha.
†††††††
Oleh karena itu, Pemerintah berupaya memberikan perlindungan hukum untuk menjamin adanya
kepastian hukum bagi konsumen melalui peraturan perundang- undangan yang berlaku yaitu Undang-Undang No. 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen.
C. Hubungan Pelaku Usaha dengan Konsumen