E. Tanggung Jawab Produk Pelaku Usaha Terhadap Konsumen
Produk menjadi unsur penting dalam kegiatan jual beli sebab inilah yang ditawarkan pelaku usaha kepada konsumen. Dalam
pengertian luas, produk ialah segala barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu proses sehingga produk berkaitan erat dengan teknologi.
Pemakaian teknologi yang makin baik, di satu sisi memungkinkan pelaku usaha mampu membuat produk beraneka macam jenis,
bentuk, kegunaan, maupun kualitasnya sehingga pemenuhan kebutuhan konsumen dapat terpenuhi lebih luas, lengkap, cepat dan
menjangkau bagian terbesar lapisan masyarakat. Akan tetapi, di sisi lain penggunaan teknologi memungkinkan dihasilkannya produk
yang tidak sesuai dengan persyaratan keamanan dan keselamatan pemakai sehingga menimbulkan kerugian kepada konsumen. Untuk
itu pelaku usaha harus memperhatikan beberapa hal mengenai produk, seperti kualitas atau mutu, serta harga dimulai dari bahan
baku, biaya
produksi, sampai
pada keuntungan
yang diharapkan.
§§§§§§§§§
Secara historis, tanggung jawab produk lahir karena ada ketidakseimbangan tanggung jawab antara pelaku usaha dan
konsumen. Namun, pihak konsumenlah yang dituntut untuk bersikap waspada dan hati-hati dalam membeli suatu produk demi
keselamatan dirinya. Tanggung jawab produk adalah tanggung jawab secara hukum dari orang atau badan yang menghasilkan suatu produk
§§§§§§§§§
Janus Sidabalok, Op. Cit., hal. 15
Universitas Sumatera Utara
producer, manufacture atau dari orang atau badan yang bergerak dalam suatu proses untuk menghasilkan suatu produk processor,
assembler atau dari orang atau badan yang menjual atau mendistribusikan seller, distributor produk tersebut. Menurut
Johannes Gunawan, tujuan utama dari tanggung jawab produk adalah:
1. memberi perlindungan kepada konsumen consumer
protection; 2.
agar terdapat pembebanan risiko yang adil antara pelaku usaha dan konsumen a fair apportionment of risks between
producers and consumers. Persoalan hukumnya di sini adalah produk yang diedarkan
harus aman, tidak mengganggu atau merugikan konsumennya. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan adalah salah satu hak
konsumen sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Adapun mengenai ciri-ciri dari tanggung
jawab produk dengan mengambil pengalaman dari masyarakat Eropa dan terutama Negeri Belanda, dapat dikemukakan secara singkat
sebagai berikut:
††††††††††
1. Yang dapat dikualifikasikan sebagai pelaku usaha
adalah a.
pembuat produk jadi finished product; b.
penghasil bahan baku;
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op. Cit., hal. 99
ΏΏΏΏΏΏΏΏΏΏ
Ibid., hal. 102
Universitas Sumatera Utara
c. pembuat suku cadang;
d. setiap orang yang menampakkan dirinya
sebagai pelaku
usaha dengan
jalan mencantumkan namanya, tanda pengenal
tertentu, atau tanda lain yang membedakan dengan produk asli, pada produk tertentu;
e. importir suatu produk dengan maksud untuk
diperjualbelikan, disewakan, disewagunakan leasing atau bentuk distribusi lain dalam
transaksi perdagangan; f.
pemasok supplier, dalam hal identitas dari pelaku usaha atau importir tidak dapat
ditentukan. 2.
Yang dapat dikualifikasikan sebagai konsumen adalah konsumen akhir end consumer atau ultimate
consumers; 3.
Yang dapat dikualifikasikan sebagai produk adalah benda bergerak, sekalipun benda bergerak tersebut
telah menjadi komponen atau bagian dari benda bergerak atau benda tetap lain, listrik, dengan
pengecualian produk-produk pertanian dan perburuan; 4.
Yang dapat dikualifikasikan sebagai kerugian adalah kerugian pada manusia death atau personal injury
Universitas Sumatera Utara
dan kerugian pada harta benda, selain dari produk yang bersangkutan;
5. Produk dikualifikasi sebagai mengandung kerusakan
apabila produk itu tidak memenuhi keamanan safety yang dapat diharapkan oleh seseorang dengan
mempertimbangkan semua aspek, antara lain: a.
penampilan produk the presentation of the product;
b. maksud penggunaan produk intended use of
the product; c.
saat ketika produk ditempatkan di pasaran the time when the product was put into
circulation. Tanggung jawab tersebut sehubungan dengan produk yang
cacat atau rusak sehingga menyebabkan kerugian bagi pihak konsumen, baik kerugian badaniah, kematian atau harta benda.
Menurut Emma Suratman, produk cacat adalah setiap produk yang tidak dapat memenuhi tujuan pembuatannya baik karena kesengajaan
atau kealpaan dalam proses produksinya maupun disebabkan hal-hal lain yang terjadi dalam peredarannya, atau tidak menyediakan syarat-
syarat keamanan bagi manusia atau harta benda dalam penggunaannya, sebagaimana diharapkan orang. Dari batasan ini
terlihat bahwa pihak yang terutama bertanggung jawab adalah pelaku usaha pembuat produk tersebut, tanpa kesalahan dari pihaknya.
Universitas Sumatera Utara
Sesuatu produk dapat disebut cacat atau tidak dapat memenuhi tujuan pembuatannya karena:
1. cacat produk atau manufaktur;
2. cacat desain;
3. cacat peringatan atau cacat instruksi.
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
Berdasarkan sistem hukum yang ada, kedudukan konsumen sangat lemah dibanding pelaku usaha. Salah satu usaha untuk
melindungi dan meningkatkan kedudukan konsumen adalah dengan menerapkan prinsip tanggung jawab mutlak strict liability dalam
hukum tentang tanggung jawab pelaku usaha. Tanggung jawab mutlak strict liability adalah pelaku usaha dianggap bersalah,
konsekuensinya ia harus bertanggung jawab liable untuk memberi ganti rugi secara langsung kepada pihak konsumen yang menderita
kerugian. Meskipun berlaku tanggung jawab produk yang bersifat mutlak, pelaku usaha dapat membebaskan diri dari tanggung
jawabnya, baik untuk seluruhnya atau untuk sebagian. Hal-hal yang dapat membebaskan tanggung jawab pelaku usaha tersebut adalah:
1. jika pelaku usaha tidak mengedarkan produknya put
into circulation; 2.
cacat yang menyebabkan kerugian tersebut tidak ada pada saat produk diedarkan oleh pelaku usaha, atau
terjadinya cacat tersebut baru timbul kemudian;
ΐΐΐΐΐΐΐΐΐΐ
Ibid., hal. 103
Universitas Sumatera Utara
3. bahwa produk tersebut tidak dibuat oleh pelaku usaha
baik untuk dijual atau diedarkan untuk tujuan ekonomis maupun dibuat atau diedarkan dalam rangka
bisnis; 4.
bahwa terjadinya cacat pada produk tersebut akibat keharusan memenuhi kewajiban yang ditentukan
dalam peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah; 5.
bahwa secara ilmiah dan teknis state of scientic and technical know ledge, state of art defense pada saat
produk tersebut diedarkan tidak mungkin terjadi cacat.
§§§§§§§§§§
Dengan demikian, tanggung jawab produk berkaitan dengan kerugian, baik kerugian materiil maupun imateriil yang diderita
konsumen akibat memakai atau mengonsumsi produk yang cacat yang dihasilkan dan atau diperdagangkan pelaku usaha. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tanggung jawab produk dan perlindungan konsumen merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, tetapi
hanya dapat dibedakan, dimana tanggung jawab produk merupakan sebagian dari cakupan pengertian perlindungan konsumen.
§§§§§§§§§§
Ibid., hal. 106 Janus Sidabalok, Op. Cit., hal.10
Universitas Sumatera Utara
BAB III ASPEK HUKUM TRANSAKSI E-COMMERCE