dikerjakan. Pesanan tidak mungkin dikerjakan, misalnya karena pabrik garmen tersebut sedang running sebuah proses produksi, dan tidak mungkin dihentikan
hanya untuk mengerjakan satu pesanan yang berbeda. Sedangkan yang dimaksud tidak ekonomis, apabila margin keuntungan yang diperoleh terlalu kecil,
sedangkan pabrik garmen tersebut sudah terlanjur menandatangani kontrak produksi dengan pemesan. Margin keuntungan mengecil bisa disebabkan karena
keputusan pemerintah untuk menaikkan harga energi atau upah minimum pekerja. Pesanan-pesanan
seperti ini,
kemudian disubkontrakkan
atau dikonveksikan kepada perusahaan manufaktur kecil. Perusahaan manufaktur kecil
ini kemudian dibina oleh pabrik garmen. Pabrik garmen memberikan pembinaan mulai dari cara memotong yang benar, melakukan proses QC Quality Control
sesuai dengan standar perusahaan, dan seterusnya. Perusahaan manufaktur kecil inilah yang kemudian disebut sebagai konfeksi. Dari sinilah awal mula lahirnya
bisnis konfeksi di Indonesia. http:konveksi.web.id666299-awal-mula-bisnis- konveksi-di-Indonesia
2.3 Produktivitas Kerja
2.3.1 Pengertian Produktivitas Kerja
Malayu S.P. Hasibuan 2003: 94 mengemukakan bahwa “Produktivitas adalah perbandingan antara output hasil dengan input masukan. Jika
produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi waktu, bahan, tenaga dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan
keterampilan dari tenaga kerjanya”.
Sedangkan menurut L.Greenberg yang dikutip Muchdarsyah 2008: 12, mendefinisikan “Produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran
pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut”. Sedangkan dalam doktrin pada konferensi Oslo, 1984, yang dikutip
Muchdarsyah 2008: 17, tercantum definisi produktivitas yaitu: “produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan
lebih banyak manusia, dengan menggunakan sumber-sumber riil yang makin sedikit.”
Berdasarkan beberapa pendapat tentang produktivitas di atas dapat disimpulkan dan ditekankan bahwa produktivitas kerja adalah jumlah
produktivitas yang dihasilkan dibandingkan dengan waktu yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah produksi baik berupa barang maupun jasa. Seorang tenaga
kerja yang produktif adalah tenaga kerja yang cekatan dan menghasilkan barang dan jasa sesuai mutu yang ditetapkan dengan waktu yang lebih singkat atau bila
tenaga kerja tersebut mampu menghasilkan produk atau output yang lebih besar dari tenaga kerja yang lain dalam waktu yang lama.
Ciri karyawan atau tenaga kerja yang produktif menurut Dale Timpe seperti yang dikutip oleh Husein Umar 2003: 8 adalah 1 cerdas dan dapat
belajar dengan relatif cepat, 2 kompeten secara professional, 3 kreatif dan inovatif, 4 memahami pekerjaan, 5 belajar dengan cerdik, menggunakan
logika, efisiensi dan tidak mudah menyerah dalam pekerjaan, 6 dianggap bernilai oleh atasannya, 7 memiliki catatan prestasi yang baik, 8 selalu
meningkatkan kualitas diri.
Masalah produktivitas kerja tidak dapat terlepas dari hak setiap tenaga kerja untuk memperoleh kesempatan kerja demi kehidupan yang layak sebagai
manusia. Hak untuk dapat menikmati kehidupan yang layak bagi tenaga kerja tidak mungkin dapat diperoleh tanpa jaminan atau upah yang cukup dengan
didukung oleh adanya produktivitas tenaga kerja yang tinggi.
2.3.2 Pengukuran Produktivitas Kerja