pihak yang mengajukan, sekolah akan mengusahakan dana untuk dialokasikan dalam pengadaan Laboratorium IPS.
Dengan demikian, faktor terbatasnya dana hanya didapati di satu sekolah saja yaitu SMA Negeri 3 Brebes, sementara dua
sekolah lainnya yaitu SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 2 Brebes faktor dana bukan merupakan kendala sekolah dalam
menyediakan Laboratorium IPS di sekolah.
2. Persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium
IPS
Berdasarkan penelitian
yang diperoleh
dengan menyebarkan angket kepada Guru mata pelajaran rumpun IPS dan
Siswa kelas X dan kelas XI Program Studi IPS guna mengetahui tingkat
persepsi personil
sekolah terhadap
pentingnya Laboratorium IPS di sekolah, diperoleh hasil bahwa persepsi
personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS tergolong baik. Dan berikut adalah hasil wawancara kepada Wakil kepala
sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah mengenai persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS.
Berdasarkan hasil wawancara pada SMA Negeri 1 Brebes, Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah tersebut
mengungkapkan bahwa persepsi personil sekolah yang didalamnya terkandung adanya pengetahuan dan kesadaran personil sekolah
terhadap pentingnya Laboratorium IPS sudah ada, hal ini bisa dilihat dari adanya Laboratorium Akuntansi yang dimiliki sekolah,
juga media-media atau alat-alat pembelajaran Mapel Rumpun IPS yang sudah cukup tersedia, walaupun belum ditempatkan pada
suatu “wadah” yang bisa di sebut Laboratorium IPS, namun hal
tersebut masih sebatas mengetahui akan pentingnya Laboratorium IPS, belum ada tindakan untuk mengusulkan atau mengupayakan
adanya Laboratorium IPS di sekolah. Hal ini berdasarkan pernyataan dari R1, yaitu:
“Pihak sekolah sudah memiliki persepsi dan kesadaran mengenai pentingnya Laboratorium IPS, hal ini ditandai dengan adanya
Koperasi sekolah, walaupun hal tersebut masih terbatas hanya untuk Mapel Ekonomi, namun secara umum media-media atau
alat-alat pembelajaran Mapel Rumpun IPS sudah cukup banyak disekolah ini, hanya saja belum ditempatkan pada satu ruang yang
biasa di sebut Laboratorium IPS”.
Sedangkan hasil wawancara pada Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana SMA Negeri 2 Brebes, walaupun dari
hasil penelitian melalui angket personil sekolah yang terdiri dari Guru dan Siswa menunjukkan telah adanya persepsi mengenai
pentingnya Laboratorium IPS yang tergolong “baik” beliau sebagai Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah
menuturkan bahwa: “Pendapat saya sebagai Waka Sar-Pras, Laboratorium IPS di
SMA belum begitu berfaedah keberadaannya mengingat Mapel Rumpun IPS tidak terlalu memerlukan praktek dalam kegiatan
belajarnya”.
Berbeda dengan hasil wawancara terhadap R2, R3 menyatakan bahwa pihak sekolah telah mengetahui dan menyadari
pentingnya Laboratorium IPS di SMA, tetapi karena adanya kendala yang dimiliki sekolah ini khususnya masalah dana juga
lahan, maka Laboratorium IPS belum bisa disediakan di SMA Negeri 3 Brebes. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari R3, yaitu:
“Kami Sudah mengetahui dan menyadari pentingnya sebuah Laboratorium IPS, namun karena banyaknya kendala sehingga
sekolah belum bisa menyediakan, kendala yang paling utama adalah terbatasnya dana”.
Dengan demikian, faktor persepsi wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah terhadap pentingnya
Laboratorium IPS, pada penelitian ini hanya di dapati di satu sekolah saja, yaitu SMA Negeri 2 Brebes. Sementara dua sekolah
lainnya yaitu SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 3 Brebes faktor persepsi ini tidak menjadi kendala sekolah dalam
menyediakan Laboratorium IPS di sekolah.
3. Peraturan Pemerintah Permendiknas No. 24 Tahun 2007