Pegawai Negeri Sipil Tinjauan Kepustakaan 1. Mekanisme

dalam pemberian kenaikan pangkat bagi yang menduduki jabatan struktural, menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya, menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara, dan pertimbangan perpanjangan batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural Eselon I dan Eselon II.

3. Pegawai Negeri Sipil

Sebelum membahas mengenai konsep manajemen kepegawaian Indonesia ,diperlukan pemahaman terlebih dahulu mengenai subjek dari hukum kepegawaian,yaitu Pegawai Negeri Sipil.Kedeudukan dan peranan dari pegawai negeri dalam setiap organisasi pemerintahan sangatlah menentukan ,sebab Pegawai Negeri Sipil merupakan tulang punggung pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan nasional.Peranan dari Pegawai Negeri seperti diistilahkan dalam dunia kemiliteran yang berbunyi not the gun,the man behind the gun,yaitu bukan senjata yang penting melainkan manusia yang menggunakan senjata itu.Senjata yang modern tidak mempunyai arti apa-apa apabila manusia yang dipercaya menggunakan senjata itu tidak melaksanakan kewajibannya dengan benar. 5 Menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomr 43 tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian definisi dari Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau 5 Muchsan, Hukum Kepegawaian, Jakarta: Bina,1982,Jakarta.hlm.12 Universitas Sumatera Utara diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 6 Kepegawaian dimaksud dalam tulisan ini adalah pegawai negeri. Sebagai pegawai negeri telah dijelaskan sebelumnya adalah berkedudukan sebagai subyek hukum dalam lingkungan hukum tata pemerintahan. Pegawai negeri sipil menurut Kamus Bahasa Indonesia,”Pegawai” berarti orang yang bekerja pada pemerintahan perusahaan dan sebagainyasedangkan ”Negeri”berarti negara atau pemerintah, jadi Pegawai Negeri Sipil adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau negara. 7 1 Sekalian orang yang dipilih dalam pemilihan yang didasarkan atas aturan- aturan umum, juga orang-orang yang bukan karena pemilihan menjadi anggota badan pembentukan undang-undang, Badan Pemerintah atau Badan perwakilan Rakyat yang dibentuk pemerintah atau atas nama pemerintah, juga Dewan Daerah serta semua Kepala Rakyat Indonesia asli dan kepala golongan Timur Asing yang menjalankan kekuasaan yang sah. Di dalam ketentuan perundangan yang pernah berlaku pengertian pegawai negeri tidak dibuat dalam suatu rumusan yang berlaku umum, tetapi hanya merupakan suatu rumusan yang khusus berlaku dalam hubungan dengan peraturan yang bersangkutan. Di dalam KUHP, pengertian pegawai negeri ini dijelaskan dalam Pasal 92 yang berbunyi: 6 Satoto, Sukamto, Pengaturan Eksistensi dan Fungsi Badan Kepegawaian Negara, Hanggar Kreator, Yogyakarta, 2004, hlm. 10 7 Ibid., hlm 11 Universitas Sumatera Utara 2 Yang disebut pejabat dan hakim termasuk juga ahli pemutus perselisihan, yang disebut hakim termasuk orang yang menjalankan peradilan administrasi, serta anggota dan ketua peradilan Agama 3 Semua anggota Angkatan Perang juga termasuk pegawai pejabat. Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999, tentang perubahan atas Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana yang tercantum dalam pasal 17 ayat 2 menyebutkan sebagai berikut: Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam suatu Jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat objektif tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, atau golongan. Dari bunyi pasal 17 ayat 2 UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian tersebut diatas, dapat gambaran bahwa Jabatan Negeri adalah jabatan dalam bidang eksekutif yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan, termasuk didalamnya jabatan dalam sekretariatan lembaga Tertinggi atau tinggi Negara, dan kepaniteraan pengadilan. Jabatan adalah kedudukan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi Negara. Jabatan dalam lingkungan birokrasi pemerintahan adalah jabatan karier, yaitu jabatan dalam lingkungan birokrasi pemerintahan yang hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Negeri yang telah beralih status sebagai PNS. Universitas Sumatera Utara Dalam praktek di birokrasi pemerintahan pengangkatan jabatan struktural belum sepenuhnya dilaksanakan sebagaimana ketentuan yang berlaku diatas dimana terjadi penyimpangan-penyimpangan atau ada kepentingan pribadi yang mendominasi Seperti, hubungan kedekatan kekeluargaan dan kepentingan partai politik. Hal-hal inilah yang menjadi kesenjangan dalam menerapkan undang- undang yang berlaku dalam birokrasi pemerintahan. Praktek-praktek ini dilaksanakan terselubung dan sangat sulit untuk dihilangkan seolah-olah telah menjadi tradisi dalam lingkungan birokrasi pemerintahan saat ini, sehingga perlu adanya satu komitmen pemerintah untuk menghilangkan praktek-praktek tersebut. Agar dapat mengoptimalkan kemampuannya dalam menjalankan tugas dan fungsinya, maka karier Pegawai Negeri Sipil perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuannya. Pada tahap pertama Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi negara. Pangkat adalah kedudukan yang menunjukan seorang Pegawai Negeri Sipil berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian. 8 Undang-Undang kepegawaian menganut prinsip bahwa dalam rangka pelaksanaan sistem karier dan sistem prestasi kerja, maka harus ada pengaitan yang erat antara kepangkatan dan jabatan atau dengan perkataan lain, perlu adanya pengaturan tentang jenjang kepangkatan pada setiap jabatan. 8 Hanif Nurcholis, Teori dan praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Jakarta, Grasindo, 2007, hlm 255 Universitas Sumatera Utara Pembentukan lembaga pemerintah dalam menyelenggarakan administrasi kepegawaian menunjukan setralisasi pembinaan dalam prakteknya dilakukan melalui desentralisasi fungsional pada beberapa lembaga pemerintahan. Lembaga administrasi negara diserahi tanggungjawab dibidang administrasi negara tertentu sesuai dengan ketentuan aturan hukum yang berlaku. Secara fungsional lembaga administrasi negara dibidang kepegawaian bertugas membina dan menyelenggarakan pendidikan dan latihan pegawai negeri Sipil dan sebagai pembina dalam pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan aparatur negara. 9 Sedangkan oleh De La Bassecour Laan didefenisikan, “Hukum Administrasi Negara adalah himpunan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi Hukum administrasi negara juga memiliki fungsi jaminan dan fungsi perlindungan hukum, yang sudah barang tentu langsung berkaitan dengan warga negara. Disamping itu hukum administrasi negara juga mengakomodir partisipasi warga negara, terutama dalam rangka keterbukaan pemerintahan. Mengenai pengertian hukum administrasi negara hingga saat ini belum ada kesatuan pendapat diantara para sarjana. Oleh sebab itu dan untuk mendapatkan pemahaman yang dirasakan cukup memadai, berikut ini akan dikemukakan batasan pengertian Hukum Administrasi Negara dari beberapa pakar ilmu hukum. Van Vollenhoven mengatakan bahwa, “Hukum Administrasi Negara adalah suatu gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badanbadan yang tinggi maupun yang rendah apabila badan-badan itu menggunakan wewenangnya yang telah diberikan kepadanya oleh Hukum Tata Negara.” 9 W. Riawan Tjandra, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2008, hlm 157 Universitas Sumatera Utara sebab negara berfungsi bereaksi, maka peraturan-peraturan itu mengatur hubungan-hubungannya antara tiap-tiap warga negara dengan pemerintahannya”. Pada bagian lain, oleh J.H Logemann diutarakan bahwa, “Hukum Administrasi Negara adalah hukum mengenai hubungan-hubungan antara jabatan- jabatan satu dengan yang lainnya serta hubungan hukum antara jabatan-jabatan negara itu dengan para warga masyarakat.” Selain batasan pengertian dari pakar- pakar luar negeri, berikut ini juga akan dikemukakan defenisi Hukum Administrasi Negara dari pakar ilmu hukum di Indonesia. Menurut Muchsan bahwa, “Hukum Administrasi Negara adalah hukum Mengatur struktur dan kefungsian administrasi negara.” Sesuai rumusan tersebut diatas, maka bentuk Hukum Administarsi Negara dapat di bedakan dalam dua jenis, yakni: 10 a. Sebagai Hukum Administrasi Negara, hukum adalah hukum mengenaioperasi dan pengendalian dari pada kekuasaan-kekuasaan administrasi atau pengawasan terhadap penguasa administrasi. b. Sebagai hukum buatan administrasi maka hukum administrasi adalah hukum yang menjadi pedoman atau jalan dalam menyelenggarakan undang-undang. Dari berbagai batasan pengertian hukum administrasi Negara tersebut diatas, maka dapatlah kiranya diketahui bahwa pada intinya Hukum Administrasi Negara adalah Hukum yang mengatur bagaimana administrasi negara menjalankan fungsi dan tugas-tugasnya. Sedangkan materi yang diaturnya adalah 10 S.F. Marbun dkk. Dimensi-dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, UII Press Yogyakarta, 2004, hlm 22 Universitas Sumatera Utara relatif luas. Hal ini dapat dipahami dengan mengingat betapa luasnya kegiatan maupun campur tangan administrasi negara dalam bidang-bidang kehidupan masyarakat, yakni untuk meningkatkan kesejahteraan umum. Sebagai suatu kenyataan hukum, negara itu merupakan suatu organisasi jabatan-jabatan ambtenorganisatie. Yang dimaksud dengan “jabatan” ialah suatu lingkungan pekerjaan tetap yang diadakan dan dilakukan guna kepentingan negara kepentingan umum. 11 Oleh karena jabatan itu suatu pendukung hak dan kewajiban, yaitu suatu subjek hukum person, maka dengan sendirinya jabatan itu dapat melakukan perbuatan hukum rechtstandelingen. Perbuatan hukum itu diatur oleh baik hukum publik maupun hukum privat. Hal ini diakui juga dalam peradilan administrasi negara administratieve rechspraak. Setiap jabatan adalah suatu lingkungan pekerjaan tetap yang dihubungkan dengan organisasi sosial tertinggi, yang diberi nama Negara. Bilamana dalam hukum negara dikatakan “jabatan”, maka yang senantiasa dimaksud ialah jabatan negara. Jabatan itu bermacam-macam seperti: pimpinan instansi adalah Menteri, Jaksa agung, Sekretaris negara, Sekretaris Kabinet, Sekretaris militer, sekretaris presiden, sekretaris wakil presiden, kepala kepolisian negara, pimpinan lembaga pemerintah non departemen, pimpinan kesekretariatan lembaga tertinggitinggi negara, gubernur, dan BupatiWalikota. 12 Dalam Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 tahun 2002 tangggal 17 juni 2002 pada angka 7 Sesuai pasal 12 ayat 1 Peraturan 11 Ibid. 12 Utrecht E. Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Surabaya: Pustakaa Tinta Mas, 1986, hlm 145 Universitas Sumatera Utara Pemerintah Nomor 100 tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan pemerintah Nomor 13 tahun 2002, tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural dinyatakan bahwa untuk menjamin kepastian arah pengembangan karier ditetapkan pola dasar karier dengan Keputusan Presiden. Setiap pimpinan Instansi wajib menyusun dan menetapkan pola karier Pegawai Negeri Sipil dilingkungan masing-masing berdasarkan pola dasar karier.

4. Jenis Pegawai Negeri

Dokumen yang terkait

Kajian Hukum Administrasi Negara Terhadap Pelaksanaan Pelayanan Publik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 (Studi di Kecamatan Sibolga Kota)

7 136 99

Pencatatan Kelahiran Di Kabupaten Dairi Dalam Rangka Pelaksanaan Administrasi Kependudukan Menurut Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2006 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

3 84 89

Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999.

0 84 124

Prosedur Penebangan Pohon Pada Dinas Pertamanan Kota Medan Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

3 74 98

Peranan Badan Amil Zakat Berdasarkan Undang - Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Sumatera Utara (Studi Pada Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara)

0 37 186

Pengoplosan Beras Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

11 144 123

Analisis Terhadap Pengangkatan Jabatan Struktural Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Studi Pada Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan HAM Sumatera Utara)

1 56 180

undang undang no 43 tahun 1999

0 0 28

BAB II PEMUTASIAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA F. Pengertian Mutasi - Prosedur Pemutasian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara(Studi Di Polresta Medan)

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prosedur Mutasi Jabatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Ditinjau Dari Persektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pekerjaan Umum)

0 2 25