BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi, yaitu suatu pendekatan yang bertujuan untuk menjelaskan konsep dan makna mendasar dari
suatu fenomena yang dialami seseorang Denzin, 2000. Pendekatan ini secara sistematis mengeksplorasi makna utama dari suatu pengalaman mekanisme
koping klien yang berfokus pada hal-hal yang terjadi terutama mekanisme koping klien pasca amputasi tungkai bawah.
Fenomenologi adalah studi tentang “fenomena” yaitu penampilan, atau hal-hal yang muncul dalam pengalaman seseorang atau suatu pendekatan yang
bertujuan untuk menjelaskan konsep dan makna mendasar dari suatu fenomena yang dialami seseorang Husserl, 2013. Fenomena deskriptif adalah pengalaman
yang secara sadar dialami oleh partisipan dan hal-hal termasuk mendengar, melihat, percaya, merasa, mengingat, memutuskan, mengevaluasi dan bertindak
Polit and Beck, 2012. Pendekatan ini secara sistematis mengeksplorasi makna utama dari suatu
mekanisme koping klien yang berfokus pada hal-hal yang terjadi atas kesengajaan atau kesadaran penuh dari partisipan Creswell, 1998. Penelitian ini difokuskan
untuk mengetahui gambaran sebuah fenomena tentang mekanisme koping klien pasca amputasi tungkai bawah.
Universitas Sumatera Utara
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di kota Medan dengan mengambil data dari Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Haji Adam Malik Medan dan Rumah Sakit
Umum Daerah RSUD Dr Pirngadi Medan dengan pertimbangan di rumah sakit tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang Mekanisme Koping Klien
Pasca Amputasi Tungkai Bawah. Selain itu RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD Dr. Pirngadi Medan merupakan rumah sakit Pemerintah dan juga
merupakan rumah sakit rujukan yang berada di kota Medan serta memudahkan peneliti dalam pengambilan data. Penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu
bulan Mei dan Juni 2014.
3.3. Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini adalah klien pasca amputasi tungkai bawah di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSUD. Dr. Pirngadi Medan dengan
menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria : 1.
Mengalami amputasi pada salah satu tungkai bawah 2.
Mengalami stres pasca amputasi tungkai bawah 3.
Mengalami amputasi mulai 0-3 tahun. 4.
Mampu menceritakan pengalamannya Dalam penelitian kualitatif tidak ada aturan yang baku tentang jumlah
minimal dari partisipan namun beberapa penelitian yang sangat mendalam didasarkan pada partisipan yang sangat kecil sebab hal ini memungkinkan peneliti
untuk berfokus pada kedalaman suatu fenomena, dan prinsip penentuan partisipan berdasarkan tujuan penelitian juga harus diterapkan Daymon dan Holloway,
Universitas Sumatera Utara
2008. Menurut Polit Beck 2012 Studi fenomenologi memiliki percakapan yang mendalam sehingga melibatkan sejumlah kecil partisipan antara 10
partisipan atau lebih. Menurut Kuzel 1999 merekomendasikan jumlah partisipan untuk kelompok homogen sebesar sebesar 6 sampai 8 partisipan.
Jumlah partisipan dalam penelitian ini hingga mencapai saturasi data adalah 12 partisipan. Saturasi data yang terjadi pada penelitian ini adalah
informasi yang ditemukan mengalami pengulangan repetitive secara isinya dan mempunyai makna yang sama dengan partisipan-partisipan sebelumnya, sehingga
tidak ada informasi baru yang dapat diambil melalui pengumpulan data lebih lanjut Polit Beck, 2008
3.4. Pengumpulan Data