Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat dari Penelitian Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

16 Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Capital Adequacy RatioCAR, Non Performing Loan NPL, Operating Ratio BOPO, dan Loan to Deposit RatioLDR Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini yaitu “Apakah Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loans NPL, Operating Ratio BOPO, dan Loan to Deposite Ratio LDR berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loans NPL, Operating Ratio BOPO, dan Loan to Deposite Ratio LDR terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 17

1.4 Manfaat dari Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini yakni: Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan peneliti mengenai pengaruh CAR, NPL, BOPO, dan LDR terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. a. Bagi dunia pendidikan, sebagai distribusi terhadap ilmu pengetahuan untuk dijadikan bahan pembelanjaran dan untuk kemajuan pendidikan serta sebagai bahan refrensi dan data tambahan bagi peneliti-peneliti lainnya yang terkait pada bidang kajian ini. b. Bagi para praktisi, sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan mengenai pengaruh CAR, NPL, BOPO, dan LDR terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertin Kinerja Keuangan Menurut Jumingan 2006:239, kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank. Penilaian aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana merupakan kinerja keuangan yang berkaitan dengan peran bank sebagai lembaga intermediasi. Penilaian kondisi likuiditas bank guna mengetahui seberapa besar kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya kepada para deposan. Penilaian aspek profitabilitas guna mengetahui kemampuan menciptakan profit.

2.1.2 Tujuan Kinerja Keuangnan

Menurut Jumingan 2006:239, analisis kinerja keuangan bank mengandung beberapa tujuan: a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya. b. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua asset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien. Universitas Sumatera Utara 19

2.2 Rasio Keuangan Bank

Rasio keuangan merupakan alat utama untuk melakukan analisis terhadap laporan keuangan dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam neraca maupun laporan laba rugi.

2.2.1 Tujuan Rasio Keuangan Bank

Menurut Jumingan 2006: 243 rasio keuangan terdiri dari 5 aspek yakni: a. Aspek permodalan Aspek permodalan bertujuan untuk mengetahui kemampuan kecukupan modal bank dalam mendukung kegiatan bank secara efisien. Rasio yang digunakan adalah Capital Adequacy Ratio, Primery Rasio, Capital Rasio I, dan Capital Rasio II. b. Aspek likuiditas Aspek likuiditas bertujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyelesaikan kewajiaban jangka pendek. Rasio yang digunakan adalah Quick Rasio, banking Rasio, Loan to Asset Ratio, Investment to Portofolio Ratio, dan Investing Policy Ratio. c. Aspek rentabilitas Aspek rentabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan profit melalui operasi bank. Rasio yang digunakan adalah Gross Profit Margin, Return on Equity Capital, Net Income to Total Asset, dan Gross Income to Total Aseet. Universitas Sumatera Utara 20 d. Aspek resiko usaha Aspek resiko usaha digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah resiko dari aktivitas operasi. Rasio yang digunakan adalah Credit Risk Ratio, Liquidity Risk Rasio, Asset Risk Rasio, Capital Risk Ratio, dan Investment Risk Rasio. e. Aspek effesiensi usaha Aspek effesiensi Usaha digunakan untuk mengetahui kinerja manajemen dalam menggunakan semua aset secara efisien. Rasio yang digunakan adalah Leverage Multiplier Ratio, Aseet Utilization, Cost of Fund, Cost of Money, dan Cost of Loanable Fund Ratio.

2.2.2 Keunggulan Analisis Rasio

Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya Harahap, 2009:298. Keunggulan tersebut adalah : a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi. e. Menstandarisir size sebuah bank. f. Lebih mudah untuk membandingkan suatu bank dengan bank lain atau melihat perkembangan bank secara periodik atau “time series” . Universitas Sumatera Utara 21 g. Lebih mudah melihat tren sebuah bank serta melakukan prediksi di masa yang akan datang

2.2.3 Aspek-aspek Penilaian Kesehatan Bank

Menurut Slamat Riyadi 2003:185, Tingkat Kesehatan Bank adalah penilaian suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia. Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank, biasanaya menggunakan berbagai alat ukur. Salah satu alat ukur yang utama yang digunakan untuk menentukan kondisi suatu bank dikenal dengan nama analisis CAMEL. Menurut Kasmir 2008, analisis ini terdiri dari: a. Aspek Permodalan Capital Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum. Salah satu penilaian adalah dengan menggunakan rasio CAR capital adequacy ratio, yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko ATMR Modal CAR = x 100 ATMR b. Aspek Kualitas Aset Asset Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Dalam menilai kualitas aset ada dua rasio yang digunakan yaitu rasio kredit yang diberikan bermasalah dengan total kredit atau disebut juga dengan Non Performing Loans NPL dan kualitas aktiva produktif KAP. Indikasi Universitas Sumatera Utara 22 penilaian aset yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio kualitas produktif bermasalah dengan aktiva produktif NPL yang diperoleh dengan rumus: Kredit Non Lancar NPL = x 100 Total Kredit NPL Non Performing Loan merupakan rasio yang menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. NPL dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah kredit yang bermasalah dibandingkan dengan total kredit. Besarnya NPL yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5 jika melebihi 5 maka akan mempengaruhi penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang bersangkutan. Semakin besar tingkat NPL ini menunjukkan bahwa bank tersebut tidak profesional dalam pengolahan kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat risiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang akan dihadapi bank. c. Aspek Kualiatas Manajemen Management Penilaian didasarkan pada manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabillitas, manajemen likuiditas, dan manajemen umum. Manajemen bank dinilai atas dasar 250 pertanyaan yang diajukan. d. Aspek Earning Penilaian didasarkan pada rentabilitas suatu bank yang dilihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan kepada dua macam, yaitu rasio laba terdapat total aset Return on Asset Universitas Sumatera Utara 23 dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional BOPO. Indikasi penilaian dalam aspek earning yang digunakan adalah rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional yang diperoleh dengan rumus: Beban Operasional BOPO = x 100 Pendapatan Operasional Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Artinya, semakin rendah BOPO berarti semakin efisien kinerja bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar. e. Aspek Liquidity Suatu bank dapat dikatakan likuid apabila bank dapat memenuhi semua kewajibannya, khususnya kewajiban jangka pendek yang berkaitan dengan simpanan masyarakat simpanan, tabungan, giro dan bank mampu memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Dalam rasiolikuiditas, rasio yang dapat diukur antara lain: Quick Ratio, Loan to Deposit Ratio LDR, dan Loans to Assets Ratio. Kredit LDR = x 100 Dana Pihak Ketiga Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank untuk membayar kembali kewajiban para deposannya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debitur Mulyono,1999. Universitas Sumatera Utara 24

2.3 Laba

2.3.1 Pengertian Laba

Dalam Standar Akuntansi Keuangan 2004: 18 yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia IAI dijelaskan bahwa : ”Definisi penghasilan income meliputi baik pendapatan revenues maupun keuntungan gains. Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa, dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa fees, bunga, dividen, royalti, dan sewa. Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan demikian pada hakikatnya tidak berbeda dengan pendapatan. Oleh karena itu, pos tersebut tidak dipandang sebagai unsur terpisah dalam kerangka dasar ini”. Laba adalah sebagai selisih antara pengukuran pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi dalam satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut Chariri dan Ghozali, 2003.

2.3.2 Jenis-Jenis Laba

Laba terdiri dari beberapa jenis yakni: a. Laba Kotor. Menurut Wild 2005 : 120 laba kotor merupakan ”pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”. Apabila hasil penjualan barang dan jasa tidak dapat menutupi beban yang langsung terkait dengan barang dan jasa tersebut atau harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk bertahan. b. Laba operasi. Stice 2004 : 243 menjelaskan laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan di dapat Universitas Sumatera Utara 25 dari laba kotor dikurangi beban operasi. Laba operasi menunjukkan seberapa efisien dan efektif perusahaan melakukan aktivitas operasinya. c. Laba sebelum pajak. Laba sebelum pajak menurut Wild 2005 : 25 merupakan laba dari operasi berjalan sebelum cadangan untuk pajak penghasilan. d. Laba dari operasi berjalan. Laba dari operasi berjalan menurut Wild 2005 : 25 merupakan laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak. e. Laba bersih. Laba atau rugi bersih menurut Stice 2004 : 258 adalah laba atau rugi operasi berkelanjutan dikombinasikan dengan hasil operasi yang dihentikan, pos luar biasa dan pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi, memberi pemakai laporan ikhtisar pengukuran kinerja perusahaan untuk periode berjalan.

2.3.3 Fungsi Laba

Menurut Arfan dan Herkulanus 2008:206-209, laba merupakan item laporan keuangan mendasar dan penting yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba secara umum diyakini sebagai dasar untuk: a. perpajakan dan pendistribusian kembali kesejahteraan diantara individual. Versi laba seperti ini dikenal sebagai laba kena pajak, dihitung sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh badan fiskal pemerintah. b. petunjuk bagi kebijakan dividen perusahaan dan penyimpanan. Universitas Sumatera Utara 26 c. indikator jumlah maksimum yang dapat didistribusikan sebagai dividen dan ditahan untuk ekspansi atau diinvestasikan kembali dalam perusahaan. d. petunjuk investasi dan pembuatan keputusan. e. sarana prediksi yang membantu dalam memprediksi laba masa mendatang.Laba diyakini sebagai ukuran efisiensi. f. ukuran pengelolaan manajemen atas sumber daya perusahaan dan efisiensi manajemen dalam menjalankan kegiatan perusahaan.

2.3.4 Karakteristik Laba

Chariri dan Ghozali 2003:214 menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: a. laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi b. laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu c. laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan d. laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu e. laba didasarkan pada prinsip penandingan matching antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. Universitas Sumatera Utara 27

2.3.5 Pertumbuhan Laba

Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya Warsidi dan Pramuka, 2000:45. Penghitungan dari pertumbuhan laba, didasarkan pada rumus berikut ini: Yn – Yn- 1 ∆Yn = x 100 Yn- 1 Keterangan: Δ Yn = Pertumbuhan laba tahun ke-n Yn-1 = Laba tahun sebelumnya N = tahun ke-n Menurut ketentuan Departeman Koperasi PengusahaKecil dan Menengah Yuniartiningsih, 2006 :25, pertumbuhan laba dikatakan optimal jika mengalami peningkatan 10 atau lebih dari tahun sebelumnya. Laba pada perbankan terdiri dari laba operasional, laba sebelum pajak dan manfaat, serta laba bersih. Pertumbuhan laba ditentukan oleh kinerja perusahaan yang diukur dari rasio modal, rentabilitas, rasio likuidutas serta dapat dinilai dari efesiensi operasional dendawijaya, 2005:116.

2.3.6 Faktor-Faktor Pertumbuhan Laba

Menurut Hanafi dan Halim sebagaimana dikutip Angkoso 2006 :20 menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: Universitas Sumatera Utara 28 a. Besarnya perusahaan Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi. b. Umur perusahaan Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah. c. Tingkat leverage Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba. d. Tingkat penjualan Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi. e. Perubahan laba masa lalu Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang. Universitas Sumatera Utara 29

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel Hasil Penelitian Tika Lestari 2010 Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar di BEI Independen: CAR, ROA, ROE, NPL, NIM, BOPO dan LDR Dependen: Pertumbuhan Laba Seluruh variabel independent tidak memilki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba baik secara parsial dan simultan. Hilda Sintya 2010 Pengaruh Aspek Capital, Asset, Earning, dan Liquidity Terhadap Pertumbuhan Laba Bank Umum Di Indonesia. Independen: CAR, NPL, BOPO, GWM, dan LDR Dependen: Pertumbuhan Laba Secara simultan CAR, NPL, BOPO, GWM, dan LDR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Secara parsial hanya NPL memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Jungjung U M Manurung 2012 Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas, dan Efisiensin Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Loan to Deposit Rasio Capitatal Adequacy Ratio Debt to Equity Operating Cost Loan to Deposit Rasio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba secara parsial. Capitatal Adequacy Ratio, Debt to Equity, Universitas Sumatera Utara 30 dan Operating Cost memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba secara parsial. Secara simultan, seluruh variabel independent memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. 2.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.5.1.Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12 54 89

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011

3 122 107

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Beban Operasi Terhadap Pendapatan Operasi, Net Interest Margin, Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Pada Bank Pembangunan Daerah

1 85 110

Pengaruh Capital Adequwacy Ratio (CAR),Retrn On Asset (ROA), Retrn On Equwacy (ROE), Loan To Deposit Ratio (LDR), Dan Price EarningRatio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

1 41 115

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio, Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Bank Mega Syariah Indonesia

2 41 105

Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan) ROA (Return On Asset) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Terhadap Kecukupan Modal Perbankan Pada Bank Yang Terdaftar Di BEI

5 73 103

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Likuiditas Bank Umum di Indonesia

15 377 117

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11