56 3.5.2. Reliabilitas
Suatu instrument pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrument dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui konsistensi dari instrument sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas
instrument dalam penelitian ini adalah koefisien Alfa dari Cronbach 1951, yaitu
Ulber Silalahi, 2015: 470 :
Keterangan:
Rumus Varians =
: Reliabilitas instrumentkoefisien alfa k
: Banyaknya bulir soal : Nilai variasi tiap-tiap bulir
: Total variasi N
: Jumlah responden
3.6. Tehnik Analisis Data
3.6.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif disebut juga sebagai unidimensional analysis atau
univariate analysis. Fokus utama dari analisis deskriptif adalah distributions of one variable. Untuk mendistribusikan satu variabel diperlukan statistik deskriptif.
57 Statistik ini meliputi distribusi frekuensi, ukuran kecenderungan pusat, ukuran
penyebaran atau ukuran variasi atau ukuran dispersi Silalahi: 2015. Pengukuran yang akan digunakan adalah ukuran pemusatan rata-rata mean
karena paling banyak digunakan dan keuntungan menghitung rata-rata adalah angka yang dihasilkan dapat digunakan sebagai gambaran atau wakil dari data yang diamati.
3.6.2. Penghitungan Indeks Kepuasan Masyarakat IKM Berdasarkan Kep Menpan no KEP25M.PAN2004 penghitungan nilai IKM
dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata tertimbang masing-masing unsur pelayanan. Dalam penelitian ini, penghitungan indeks kepuasan masyarakat terhadap
21 unsur pelayanan yang dikaji, setiap unsur pelayanan memiliki penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut:
Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan digunakan pendekatan nilai rata-rata tertimbang dengan rumus sebagai berikut:
58 Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu antara 25 - 100 maka
hasil penilaian tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan rumus sebagai berikut:
Tabel 3. Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM, Mutu Pelayanan, dan Kinerja Unit Pelayanan
Nilai Persepsi
Nilai Interval IKM
Nilai Interval Konversi IKM
Mutu Pelayanan
Kinerja Unit Pelayanan
1 2
3 4
5
1 1,00 – 1,75
25,00 – 43,75 D
Tidak Baik 2
1,76 – 2,50 43,76 – 62,50
C Kurang Baik
3 2,51 – 3,25
62,51 – 81,25 B
Baik 4
3,26 – 4,00 81,26 – 100,00
A Sangat Baik
Sumber: Lampiran Kep Menpan no KEP25M.PAN2004 3.6.3. Importance-Performance Analysis atau Analisis Tingkat Kepentingan dan
Kepuasan Pelanggan Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan pengunjung terhadap kinerja
PST BPS Provinsi Lampung, maka digunakan Importance-Performance Analysis. Jasa akan menjadi sesuatu yang bermanfaat apabila didasarkan pada kepentingan
pelanggan dan kinerjanya bagi perusahaan. Artinya perusahaan seharusnya mencurahkan perhatiannya pada hal-hal yang memang dianggap penting oleh para
pelangganpengunjung.
59 Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan dan hasil penilaian kinerja
maka akan dihasilkan suatu penghitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaannya oleh PST BPS Provinsi Lampung.
Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja pelaksanaan dengan skor kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan
prioritas peningkatan faktor-faktor yang akan mempengaruhi kepuasan pelanggan. Menurut Analisis Tingkat Kesesuaian Model Martil dan James 1977 sebagaimana
dikutip Auditua 2009, kriteria kesesuaian dibagi menjadi beberapa tingkatan disesuaikan dengan tingkat persentase yaitu:
a. 80 - 100 = sangat sesuai
b. 70 - 79 = sesuai
c. 60 - 69 = cukup sesuai
d. 50 - 59 = kurang sesuai
e. 0 – 49 = tidak sesuai
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yang diwakilkan oleh huruf X dan Y, dimana: X merupakan tingkat kinerja PST BPS Provinsi Lampung yang dapat
memberikan kepuasan kepada pengunjung; sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan menurut persepsi pengunjung PST BPS Provinsi Lampung.
Rumus yang digunakan adalah :