1. Hasil penelitian Waljiemah Madya Karyana 2013 dengan judul The Differences Of Learning Achievement Of Social Science Using Bassed
Test And Learning Style Of VIII Grade Student Of Mts Negeri Gunungrejo
Kecamatan Waylima
Kabupaten Pesawaran.
Thesis.menunjukan hasil penelitian 1 Terdapat interaksi antara bentuk soal dan gaya kognitif terhadap prestasi belajar IPS siswa sig. 0,000
0,05, Rata-rata prestasi belajar IPS siswa yang menggunakan soal pilihan jamak sig. 0,035 0,05 dengan nilai rata-rata prestasi belajara 69,50 dan
64,33, 2 Rata-rata prestasi belajar IPS siswa yang menggunakan soal uraian lebih tinggi dari soal pilihan jamak pada siswa yang mempunyai
gaya kognitif Field Independent FI sig. 0,00 0,05, dengan nilai rata- rata prestasi belajar 76,00 dan 59,39, 3 Rata-rata prestasi belajar IPS
siswa menggunakan soal uraian lebih rendah dari soal pilihan jamak pada siswa yang mempunyai gaya kognitif Field Dependent FD sig. 0,034
0,05, dengan nilai rata-rata prestasi belajar 63,00 dan 69,28. 2. Ni Wayan Rati 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kuantum
Bermuatan Peta Pikiran Dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belar. Tesis .Universitas Pendidikan Ganesha.2013 Hasil penelitian menunjukkan: 1
terdapat perbedaan yang signifikan nilai rata-rata hasil belajar antara kelompok mahasiswa yang diberikan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kuantum bermuatan peta pikiran dan model pembelajaran konvensional; 2 terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil belajar yang
signifikan antara kelompok mahasiswa yang memiliki gaya kognitif FI dan FD; 3 tidak ada interaksi secara signifikan antara model pembelajaran
dan gaya kognitif terhadap hasil belajar konsep dasar IPA; 4 baik pada kelompok mahasiswa FI maupun FD, terdapat perbedaan yang signifikan.
2.3 Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel independen bebas dan variabel dependen terikat. Dimana dalam penelitian ini ada dua variabel
independen yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Thinking Alound Pair Problem Solving TAPPS X1 dan tipe Tipe Team Assisted
Individualizing TAI X2. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar Y melalui penerapan model pembelajaran
tersebut. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah Gaya Kognitif Field Independent FI dan Field Dependent FD terhadap mata pelajaran
Ekonomi.
1. Perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Thinking Alound Pair Problem Solving TAPPS dan tipe Team Assisted Individualizing TAI
pada mata pelajaran Ekonomi.
Kooperatif mengandung pengertian bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Falsafah yang mendasari model pembelajaran
kooperatif dalam pendidikan adalah falsafah homo socius, yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerjasama
merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa
belajar dalam kelompok kecil, saling membantu dan memahami materi, menyelesaikan tugas atau kegiatan lain agar semua mencapai
hasil belajar yang tinggi. Ada beberapa tipe pembelajaran kooperatif,
diantaranya Thinking Alound Pair Problem Solving TAPPS dan Tipe Team Assisted Individualizing TAI. Kedua model kooperatif tersebut
memiliki langkah-langkah yang berbeda namun tetap satu jalur yaitu pembelajaran secara kelompok yang ‘berpusat pada siswa student
centered dan guru hanya sebagai fasilitator. Model pembelajaran kooperatif tipe Thinking Alound Pair Problem
Solving TAPPS, tiap siswa dituntut untuk aktif, guru hanya sebagai fasilitator dan guru membagi siswa secara berpasangan, siswa pertama
berperan sebagai “penyelesai masalah”, dan siswa kedua berperan sebagai “pendengar”, kemudian guru memberikan setiap pasangan
masalah yang harus dipecahkan Guru meminta siswa “penyelesai masalah” membacakan masalah secara lisan kepadasiswa sebagai
“pendengar”.Selanjutnya guru meminta mitranya sebagai “pendengar” untuk mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan, dan
memahami dengan baik permasalahan tersebut.Guru meminta siswa sebagai
“pendengar” untuk
memberikan pendapat
terhadap permasalahan yang diajukan.Guru memberikan kesempatan kepada
setiap pasangan untuk melontarkan permasalahan tersebut kepada pasangan
lain untuk
memperkuat jawaban
atau mempertimbangkanjawaban yang lebih baik. Guru meminta siswa
bertukar peran untuk menyelesaikan permasalahan selanjutnya. Guru meminta pasangan untuk membuat kesimpulan terakhir tentang
jawaban mereka.
Guru meminta
setiap pasangan
untuk mempresentasikan hasil diskusi