dan 5 berfikir bebas. Kelima sikap ilmiah tersebut merupakan sikap-sikap positif yang dapat mendorong praktikan untuk mengembangkan kebiasaan
bekerja ilmiah dalam kegiatan praktikum.
2.4 Komunikasi Ilmiah
Komunikasi berasal dari kata latin yaitu communis yang berarti sama, communico, communication atau communicare yang berarti membuat sama
to make common. Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi juga diartikan sebagai sebuah penyampaian informasi dari suatu pihak ke pihak lain.
Menurut Motley yang dikutip oleh Kurniawan 2011, komunikasi adalah transmisi informasi baik bersifat verbal maupun non verbal. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, komunikasi berarti pengiriman dan penerimaan berita antara dua orang atau lebih dengan cara
yang tepat sehingga dipahami apa yang dimaksud. Komunikasi seseorang kepada orang lain biasanya dilakukan
menggunakan sarana komunikasi yang disebut bahasa. Bahasa merupakan sarana komunikasi paling efektif yang digunakan dalam kehidupan. Selain
itu, bahasa merupakan sebuah kekayaan kebudayaan dari suatu daerah yang harus dibanggakan. Komunikasi menggunakan bahasa bertujuan untuk
menyampaikan informasi dari seseorang kepada pihak lain secara jelas dan terarah. Sedangkan komunikasi ilmiah merupakan sebuah panyampaian
informasi berupa pengetahuan. Komunikasi Ilmiah atau scientific
communication merupakan salah satu aspek pokok dalam proses kerja ilmiah dalam sains.
Menurut Kurniawan 2011, komunikasi ilmiah mencakup beberapa bidang kajian. Bidang kajian tersebut meliputi: 1 perkembangan ilmu
pengetahuan, 2 hubungan antara peneliti dalam berbagai disiplin ilmu, 3 pemanfaatan, dan kebutuhan informasi dari kelompok pustaka, serta 4
metode komunikasi baik formal maupun informal. Sehingga dari beberapa penjelasan tersebut komunikasi sangat terkait kegiatan penelitian terhadap
suatu fenomena atau kegiatan praktikum untuk mendapatkan sesuatu hal yang menjadi tujuan.
Berkomunikasi secara ilmiah berbeda dengan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi ilmiah meliputi penulisan karya ilmiah
dan presentasi hasil penelitian secara ilmiah dalam bahasa indonesia ataupun bahasa inggris. Menurut Sutardi 2010, komunikasi ilmiah meliputi
kemampuan menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematik dan jelas, menjelaskan dan mendiskusikan hasil percobaan, mengklaifikasikan
data serta menggambarkannya dalam bentuk grafik ataupun diagram. Dari beberapa penjelasan tentang komunikasi ilmiah dan indikator-
indikator yang menyusunnya, maka dapat digambarkan bahwa komunikasi ilmiah dari seorang praktikan tidak cukup dilihat dari komunikasinya dalam
bentuk tulisan. Namun diperlukan juga komunikasi dalam bentuk lisan. Komunikasi dalam bentuk tulisan dapat dilihat dari laporan hasil praktikum
yang dikumpulkan. Sedangkan komunkasi dalam bentuk lisan dapat diketahui
dari kemampuan praktikan dalam mempresentasikan hasil praktikumnya. Sehingga dengan adanya kedua macam komunikasi tersebut, informasi yang
tidak bisa disampaikan secara tulisan diharapkan akan lebih diterima orang lain jika disampaikan secara lisan atau verbal.
Berdasarakan berbagai pendapat yang telah dijabarkan, komunikasi ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan praktikan
dalam mengkomunikasikan hasil praktikum kepada orang lain baik secara lisan atau tulis. Komunikasi ilmiah dalam penelitian ini mencakup beberapa
indikator yaitu: 1 kemampunan menyusun laporan, 2 kemampuan menyampaikan laporan, 3 kemampuan mendiskusikan hasil percobaan, 4
kemampuan menerjemahkan data percobaan dan 5 kemampuan menanggapi pendapat.
2.5 Kebiasaan Bekerja Ilmiah dalam Kegiatan Praktikum