dari kemampuan praktikan dalam mempresentasikan hasil praktikumnya. Sehingga dengan adanya kedua macam komunikasi tersebut, informasi yang
tidak bisa disampaikan secara tulisan diharapkan akan lebih diterima orang lain jika disampaikan secara lisan atau verbal.
Berdasarakan berbagai pendapat yang telah dijabarkan, komunikasi ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan praktikan
dalam mengkomunikasikan hasil praktikum kepada orang lain baik secara lisan atau tulis. Komunikasi ilmiah dalam penelitian ini mencakup beberapa
indikator yaitu: 1 kemampunan menyusun laporan, 2 kemampuan menyampaikan laporan, 3 kemampuan mendiskusikan hasil percobaan, 4
kemampuan menerjemahkan data percobaan dan 5 kemampuan menanggapi pendapat.
2.5 Kebiasaan Bekerja Ilmiah dalam Kegiatan Praktikum
Kegiatan praktikum merupakan salah satu cara dalam pembelajaran untuk membiasakan praktikan agar selalu bekerja ilmiah. Peran praktikum
atau eksperimen yang paling dasar yang dapat dirasakan praktikan adalah untuk mengembangkan kemampuan bekerja ilmiah. Menurut Halimatul yang
dikutip oleh Hayat 2011, praktikum mempunyai 3 peran utama bagi praktikan yaitu: 1 memperjelas konsep yang dijelaskan di kelas secara lebih
nyata dengan menggunakan alat, bahan serta peristiwa alam, 2 meningkatkan keterampilan intelektual praktikan melalui proses observasi
dan pencarian informasi secara lengkap dalam kegiatan praktikum, 3
melatih dalam merancang praktikum, 4 menginterpretasi data serta 5 membina sikap ilmiah.
Kebiasaan bekerja ilmiah mencakup tiga aspek pokok, salah satunya adalah sikap ilmiah dalam praktikum. Penilaian sikap ilmiah merupakan
bentuk dari penilaian afektif. Peringkat ranah afektif menurut taksonomi Krathwol ada lima tingkatan yaitu: 1 receiving, 2 responding, 3 valuing,
4 organization, dan 5 characterization. Taksonomi tersebut menjelaskan bahwa kebiasaan menempati tingkatan ketiga dalam peringkat ranah afektif
yaitu valuing. Hasil akhir yang didapatkan pada tingkatan ini adalah sikap atau
perilaku yang konsisten atau stabil. Apabila praktikan telah mencapai tingkat valuing pada proses kerja ilmiah dalam kegiatan praktikum, maka dapat
dikatakan bahwa praktikan telah melakukan kebiasaan bekerja ilmiah. Namun dalam kenyataan di lapangan, tidak mudah bagi praktikan untuk mencapai
tingkatan tersebut. Untuk mencapai tingkatan Valuing, diperlukan kesungguhan mahasiswa dalam melakukan setiap kegiatan di laboraorium.
2.6 Pelaksanaan Praktikum di laboratorium Fisika Dasar
Praktikum fisika dasar merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil mahasiswa Fisika FMIPA Unnes. Praktikum ini dilakukan pada
semester 1 dan 2. Pelaksanaan praktikum fisika dasar dilakukan selama 16 kali pertemuan dengan pembagian 8 pertemuan untuk kegiatan pretes dan 8
pertemuan untuk kegiatan praktikum. Sebagai persiapan, praktikan wajib
datang ke laboratorium 15 menit lebih awal sebelum praktikum dimulai. Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu praktikan melakukan pretes.
Pretes yang dilakukan ada 2 macam yaitu secara lisan dan tulis. Apabila praktikan lolos dalam tahap ini, maka praktikan diperbolehkan untuk
melakukan praktikum pada pertemuan berikutnya. Namun apabila gagal, praktikan harus pretes kembali diluar jam kuliah yang telah disepakati agar
dapat mengikuti praktikum. Setelah praktikan dinyatakan lolos pretes, praktikum akan dilakukan
sesuai dengan kelompok masing-masing. Sebelumnya setiap kelompok wajib mengumpulkan tugas pendahuluan dan daftar peminjaman alat kepada
asisten. Apabila kedua prosedur awal tersebut telah dilakukan maka setiap kelompok diperbolehkan untuk memulai praktikum. Selama kegiatan
praktikum berlangsung, asisten mengawasi kenerja praktikan. Apabila dalam kegiatan praktikum tersebut terdapat kendala, praktikan dapat bertanya
kepada asisten laboratorium. Setelah praktikum selesai dilakukan, praktikan harus mengumpulkan data praktikum yang didapat kepada asisten. Setelah itu
praktikan mengumpulkan laporan yang telah dibuat untuk dinilai dan mempersiapkan untuk pretes praktikum selanjutnya.
Apabila dalam pembuatan laporan praktikum tersebut terjadi kesalahan, maka laporan akan dikembalikan kepada praktikan untuk
diperbaiki. Keseluruhan kegiatan praktikum dalam mata kuliah praktikum fisika dasar tersebut dilakukan berulang hingga 8 praktikum selesai
dilaksanakan. Apabila praktikan gagal dalam praktikum, maka praktikan
diperbolehkan melakukan praktikum kembali diwaktu yang lain ketika laboratorium tidak digunakan untuk praktikum.
2.7 Praktikum Sebagai Sarana Pengembangan Kebiasaan