BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Bekerja Ilmiah
Bekerja  ilmiah  merupakan  suatu  sistem  kegiatan  ilmiah  yang dilakukan dalam kegiatan laboratorium atau praktikum. Bekerja ilmiah terdiri
atas  tiga  aspek  pokok  yaitu  metode  ilmiah,  sikap  ilmiah  serta  kemampuan berkomunkasi  ilmiah  baik  secara  lisan  maupun  tulisan.  Kemampuan  Dasar
Kerja  Ilmiah  KDBI  mencakup  kecerdasan  intelektual  dan  kecerdasan emosional.  Menurut  Ramsey  yang  dikutip  oleh  Nuryani  2010,  kemampuan
dasar  bekerja  ilmiah  merupakan  perluasan  dari  metode  ilmiah  dan  diartikan sebagai  scientific  inquiry  yang  diterapkan  dalam  pembelajaran  sains  dan
kehidupan.  Penerapan  Scientific  inquiry  dapat  dilakukan  dengan  pemberian pengalaman melalui kegiatan pembelajaran mandiri.
Kemampuan  inkuiri  sering  dikaitan  dengan  kegiatan  penyelidikan atau  eksperimen.  Pada  kegiatan  eksperimen  atau  praktikum,  peserta  didik
dapat  mengembangkan  kegiatan  bertanya,  kemampuan  menganalisis, kemampuan  mendisain  suatu  percobaan  dan  mengomunikasikan  hasil
percobaan  yang  didapatkan  kepada  orang  lain.  Menurut  Sarwi  2010,  salah satu  prinsip  utama  inkuiri  adalah  mahasiswa  dapat  mengonstruksi  sendiri
pemahamannya  dengan  melakukan  aktivitas  aktif  melalui  investigasi pengetahuan.
7
Karena keterkaitannya scientific inquiry dengan bekerja ilmiah, maka dapat  dikatakan  bahwa  bekerja  ilmiah  sejalan  dengan  scientific  inquiry.
Bekerja  ilmiah  sangat  penting  untuk  dikembangkan  dalam  kegiatan pembelajaran.  Hal  ini  perlu  dilakukan  karena  bekerja  ilmiah  sejalan  dengan
tujuan  pembelajaran.  Selain  untuk  mengembangkan  kemampuan  intelektual dari peserta didik, pembelajaran juga bertujuan untuk mengembangkan sikap
yang baik dari peserta didik. Menurut  Sopiah  2009,  bekerja  ilmiah  mempunyai  beberapa
indikator yang harus terpenuhi yaitu : 1 perumusan masalah, 2 perumusan tujuan,  3  perumusan  prosedur,  4  pemilihan  instrumen,  5  pengambilan
data, 6 pengolahan data, 7 penyimpulan hasil, 8 bersikap ilmiah, dan 9 kemampuan  berkomunikasi  ilmiah.  Aspek-aspek  tersebut  saling  mendukung
dalam  mengembangkan  potensi  praktikan  untuk  mengantarkannya  menjadi seorang ilmuwan.
Berdasarkan berbagai pendapat dan indikator-indikator bekerja ilmiah yang telah dijabarkan, maka bekerja ilmiah  yang  dimaksud dalam penelitian
ini  adalah  suatu  kesatuan  sistem  kegiatan  ilmiah  yang  dilakukan  praktikan dalam  kegiatan  praktikum.  Sistem  kegiatan  ilmiah  ini  mencakup  tiga  aspek
pokok  yaitu  sikap  ilmiah,  keterampilan  proses  praktikum    metode  ilmiah dan kemampuan berkomunikasi ilmiah.
2.2 Metode Ilmiah