Penelitian terdahulu LANDASAN TEORI

3. Decreasing return to scale β 1 + β 2 +….+ β n 1, apabila tiap unit tambahan input menghasilkan tambahan output yang lebih sedikit daripada unit input sebelumnya.

2.7 Penelitian terdahulu

Nama Judul Penelitian Alat Analisis Variabel Hasil Penelitian Agus setiawan Analisis efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor produksi Pada Industri Kecil Genteng di Desa Tegowaanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun 2006 - Efisiensi teknis - Efisiensi Harga - Efisiensi Ekonomi - Return to scale - RC ratio - Tenaga kerja - Peralatan produksi - Bahan baku tanah - Biaya bahan bakar - Dari penelitian yang dilakukan oleh Agus setiawan diperoleh nilai return to scale sebesar 0,353. Hal ini berarti bahwa usaha genteng berada pada skala hasil yang menurun. - Berdasarkan penghitungan pendapatan dan biaya usaha industri genteng didapat nilai RC ratio sebesar 1,199. Hal ini berarti bahwa usaha industri genteng menguntungkan untuk dikelola. - Efisiensi teknis sebesar 0,872. Angka efisiensi teknis sudah mendekati 1, hal ini menunjukan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi sudah hamper efisien. Namun apabila input dari lima variabel tersebut ditambah maka akan berdampak sebaliknya - Namun dari hasil penghitungan efisiensi harga diperoleh hasil sebesar 0,953. Artinya bahwa usaha genteng tidak efisien secara alokatif. Dimana perlu dilakukan pengurangan input - Dari hasil penghitungan efisiensi ekonomi diperoleh hasil sebesar 0,830. Hal ini berarti bahwa usaha industri genteng tidak efisien sehingga perlu dilakukan pengurangan faktor-faktor produksi agar efisien. Dewi Ulfah, Ichwani Kruniasih dan Sulistiya Efisiensi produksi pada industri rumah tangga tahu Studi Kasusu di Kelurahan Margo agung Kecamatan Syegan Kabupaten sleman - Analisis regresi linier berganda - Koefisien determinasi R 2 - Uji F - Uji T - Efisiensi ekonomi - Produksi Y - Biaya kedelai X 1 - Biaya jo’o X 2 - Biaya kunyit X 3 - Biaya Kayu Bakar X 4 - Upah tenaga kerja X 5 - Umur X 6 - Pendidikan X 7 - Produksi tahu dipengaruhi oleh faktor produksi yaitu jumlah kedelai, jumlah jo’o, jumlah kunyit, dan jumlah kayu bakar - Pendapatan produksi tahu dipengaruhi oleh besarnya biaya kedelai, biaya atau pengeluaran bahan baku jo’o, dan biaya kunyit. - Faktor produksi kedelai belum dialokasikan secara efisien dan fakor produksi jo’o, kunyit, dan kayu bakar dialokasikan tidak efisien. Yushmar Ardhi Hidayat Efisiensi Produksi kain Batik Cap - Stochastic Production Function SPF. Model Stochastic Production FrontierTechni cal Efficiency SPF-TE. - Statistik Deskriptif - Produksi kain batik cap Y - Modal X 1 - Tenaga kerja X 2 - Bahan baku kain X 3 - Bahan penolong X 4 - Alat cap produksi X 5 - Bahan bakarX 6 - Faktor input modal, tenaga kerja, bahan baku kain, bahan penolong dan alat cap berpengaruh nyata positif terhadap produksi kain batik cap adalah pada tingkat kepercayaan nyata 90 persen. Hasil tersebut semakin memperkuat faktor modal, tenaga kerja, kain, bahan penolong dan alat cap menentukan tingkat produksi kain batik cap, sedangka faktor bahan bakar tidak signifikan berpengaruh negative terhadap produksi kain batik cap. - Disturbance term dan technical inefficiency berpengaruh secara nyata terhadap tingkat produksi kain batik cap. Selain kombinasi faktor produksi yang menentukan efisiensi produksi, variable lama usaha dan perbedaan tipe produksi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap efisiensi produksi kain batik. - Lama usaha signifikan berpengaruh negative terhadap tingkat inefisiensi dan variable Dummy tipe prooduksi mampu membedakan tingkat inefisiensi produksi. Miftah Arifin dan Akhmad Khoirul Anam Labelisasi produk mebel sebagai salah satu bentuk perlindungan produsen dan konsumen di Kabupaten Jepara - Metode pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini adalah Yudiris Normatif, karena dalam penelitian ini akan menekankan pada penelitian pustaka yang mengkaji tentang norma- norma, hukum positif, asas- asas hokum dan lainnya. - - Faktor-faktor yang mendorong dilakukannya pelabelan produk furniture yang terjadi di Kabupaten Jepara antara lain adalah untuk membedakan produk yang dihsilkan produsen dengan produk pesaing, memberikan kesan yng lebih baik pada produk. - Belum adanya ketentuan yang ditetapkan secara tegas tentang label yang berkenaan dengan produk fisik. Dalam hal ini mengenai persyaratan lebelisaasi produk furniture disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing perusahaan pengusaha dan memenuhi standar kualitas yang diinginkan oleh konsumen. - Label merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mempertahankan konsumen agar tidak berpaling ke pesaing. Label dapat memberikan rasa aman bagi konsumen sebagai bentuk tanggung jawab produsen atas kualitas produk yang dihasilkan.

2.8 Kerangka berfikir