41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Umum Objek Penelitian
4.1.1 Lokasi Usaha
Kelangsungan usaha industri mebel salah satunya dipengaruhi oleh referensi konsumen. Kedekatan dengan konsumen akan memudahkan pemasaran
terhadap produk yang bersangkutan. Sebagaimana perkembangan industri mebel di Kabupaten Blora yang didukung oleh kedekatan lokasi dengan konsumen.
Mengingat pertumbuhan penduduk Kabupaten Blora yang terus bertambah, pertumbuhan tersebut menjadi pemacu meningkatnya kebutuhan akan produk
mebel. Kelangsungan usaha industri mebel di Kabupaten Blora lebih ditentukan
oleh kedekatan dan kemudahan konsumen untuk mengakses produk, daripada kedekatan bahan baku. Lokasi unit-unit usaha yang berada di Kabupaten Blora
adalah salah satu bukti kelangsungan usaha industri mebel yang berlokasi relatif jauh dari lokasi pemasok bahan baku kayu. Oleh karena itu pilihan lokasi usaha,
terutama lokasi pemasaran yang sering menyatu dengan lokasi produksi. Faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan dan penetapan lokasi
usaha adalah kedekatan dengan domisili pekerja. Ini mengingat, usaha mebel memerlukan banyak pekerja produksi harianborongan, terutama ketika pesanan
sedang banyak-banyaknya. Tenaga kerja jenis ini banyak tersedia di sekitar lokasi industri.
4.1.2 Fasilitas Produksi dan Peralatan Produksi
1. Fasilitas Produksi
Fasilitas produksi yang diperlukan untuk industri mebel antara lain: a.
Gudang bahan baku Bahan baku kayu pada industri mebel ini berupa kayu dalam bentuk
papan, balok dan kaso beragam ukuran memerlukan tempat yang terlindung dari hujan, tetapi tidak harus tertutup dengan dinding.
b. Ruang produksi dengan sebagian area terbuka
Ruang produksi terdiri dari ruang pengerjaan dan ruang pewarnaan serta finishing. Ruang pengerjaan kayu perlu dipisahkan dengan ruang
pewarnaan dan finishing, karena berdebu dari serbuk gergaji dapat menganggu kualitas hasil kerja pewarnaan dan finishing.
Pemisahan dapat diperoleh dengan penyekatan atau memberi jarak tertentu untuk
menghindari debu. c.
Tempat penyimpanan hasil produksi Tempat penyimpanan hasil produksi yang disiapkan dengan baik dapat
berfungsi rangkap sebagai toko atau tempat memajang produk yang dapat menarik calon konsumen.
2. Peralatan Produksi
Peralatan yang digunakan oleh para pengusaha mebel dapat dikelompokan kedalam peralatan mekanis dengan bantuan tenaga listrik dan peralatan manual,
yaitu:
a. Peralatan mekanis dengan listrik yang digunakan antara lain adalah mesin
gergaji kayu, mesin bor kayu, mesin serut, mesin ampelas, obeng listrik dan kompresor untuk pewarnaan dan finishing plitur.
b. Sedangkan peralatan manual terdiri dari gergaji manual, palu atau pukul
besi, tang, pahat, tatah ukir, pisau raut, mistar, meteran serta peralatan plitur, cat, dsb.
Penggunaan peralatan dalam industri ini memerlukan ketrampilan serta keahlian pekerja produksi, baik dari segi pengoprasian alat maupun kemampuan
membuat bentukan kayu dengan ketelitian tinggi secara manual. Sementara itu, tambahan peralatan yang diperlukan adalah untuk pengeringan kayu dan finishing
selama musim hujan. Pengeringan kayu dapat dibantu dengan perlatan oven dengan bahan bakar arang atau sisa kayu dan serbuk gergaji. Sedangkan untuk
pengeringan kayu dalam pewarnaan dapat menggunakan blower yang dilengkapi dengan dryer dengan pemanas listrik.
4.1.3 Proses Produksi
Proses produksi mebel secara umum dapat digambarkan dengan diagram alir seperti berikut:
Gambar 4.1 : Aliran Proses Produksi Pembuatan Mebel Bahan baku kayu
Bahan Penolong
Disain mebel
Pemotongan kayu berdasarkan ukuran dan
model produk
Produk mebel jadi Pewarnaan dan finishing
Pengamplasan dengan mesin dan secara manual
Perakitan komponen produk sesuai disain
Penghalusan komponen produk dengan serut dan
gergaji
Proses pembuatan dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pemotongan kayu gelondongan menjadi bentuk kaso, papan dan blok yang dilakukan di tempat
penjual kayu. Selanjutnya bahan tersebut dilakukan pemotongan sesuai dengan ukuran produk, pembentukan model-model produk dengan mesin bubut,
pengukiran bentuk produk jadi, pengamplasan, pewarnaan dan finishing. Pewarnaan umumnya memanfaatkan warna alami kayu jati yang sangat digemari
oleh konsumen. Penguatan warna sesuai selera konsumen, biasanya cenderung kepada warna terang, kuning sampai kecoklatan, atau warna agak gelap, yaitu
coklat sampai kehitaman.
4.1.4 Profil Responden