Hipotesis Tindakan Perencanaan Pelaksanaan Tindakan

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut: Dengan menerapkan model pembelajaran students teams achievment division STAD berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di SDN Wonosari 03 Kota Semarang. 60 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas PTK. Arikunto 2009:3 menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Secara garis besar ada empat tahapan dalam model penelitian tindakan yaitu: 1 perencanaan; 2 pelaksanaan; 3 pengamatan; 4 refleksi. Arikunto, 2014:16. Adapun model dan penjelasan untuk masing – masing tahap adalah sebagai berikut: Bagan 3.1 Tahap-Tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas Arikunto dkk, 2014:16 Penjelasan untuk tahapan penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

3.1.1 Perencanaan Planning

Menurut Arikunto, dkk. 2014 menjelaskan dalam tahap perencanaan, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, dan kapan, dimana, oleh siapa, bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian yang ideal dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Dalam tahapan perencanaan ini, peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pelaksana guru peneliti adalah pihak yang paling berkepentingan untuk meningkatkan kinerja, maka pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan selera dan kepentingan guru peneliti, agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar, realistis, dan dapat dikelola dengan mudah.

3.1.2 Pelaksanaan Tindakan Acting

Arikunto, dkk. 2014 menjelaskan tahap ke-2 pada penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron. Ketika mengajukan laporan penelitian, peneliti tidak melaporkan seperti apa perencanaan yang dibuat karena langsung melaporkan pelaksanaan. Oleh karena itu, bentuk dan isi laporannya harus sudah lengkap menggambarkan semua kegiatan yang dilakukan, mulai dari persiapan sampai penyelesaian.

3.1.3 Pengamatan Observing

Pada tahap ke-3, yaitu pengamatan, Arikunto dkk 2014 mengatakan bahwa kegiatan pengamatan tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Kedua tahap tersebut dilakukan dalam waktu yang sama. Guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

3.1.4 Refleksi Reflecting

Arikunto dkk 2014 mengatakan tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi sama dengan “memantul”, seperti halnya memancar dan menatap kena kaca. Dalam hal ini, guru pelaksana sedang memantulkan pengalamannya pada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan. Ini adalah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum. Dengan kata lain, guru pelaksana sedang melakukan evaluasi diri. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, yaitu mengamati apa yang ia lakukan, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, guru tersebut melihat dirinya kembali melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Peneliti mengkaji proses pembelajaran yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa dan mengkaji ketercapaian indikator kinerja pada siklus satu. Selain itu, peneliti juga mengkaji kekurangan proses pembelajaran dan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus satu. Kemudian tim kolaborasi membuat tindak lanjut perbaikan untuk siklus berikutnya mengacu pada siklus sebelumnya.

3.2 PERENCANAAN TAHAP PENELITIAN

Penelitian tidakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dengan 2 pertemuan tiap siklus. Tahapan siklus tersebut adalah sebagai berikut:

3.2.1 Siklus Pertama

a. Perencanaan

1. Menelaah Kompetensi Dasar, materi pembelajaran serta menentukan indikator dalam pembelajaran IPS pada materi “Perjuangan Melawan Penjajah Belanda” 2. Menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran RPP dan skenario pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dengan metode pembelajaran students teams achievement division STAD berbantuan media audiovisual. 3. Menyiapkan sumber belajar berupa buku guru dan buku siswa serta media berupa media audiovisual yang dibutuhkan dalam pembelajaran. 4. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa. 5. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan mengajar guru dan aktivitas siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

I. Kegiatan Awal 1. Salam, berdoa, presensi. 2. Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab sebagai berikut : “Apakah yang kalian ketahui tentang perang Pasifik?” 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. II. Kegiatan Inti 1. Guru mengkondisikan siswa dengan membentuk kelompok belajar siswa 4-5 siswa eksplorasi 2. Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru dengan bantuan media audiovisual . eksplorasi 3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. eksplorasi 4. Guru memberikan lembar kerja kelompok untuk bahan diskusi kelompok. eksplorasi 5. Siswa berdiskusi dalam tim mengenai pekerjaan yang diberikan oleh guru. elaborasi III. Kegiatan Penutup 1. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis secara individu tentang materi yang telah dipelajari. elaborasi 2. Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. eksplorasi 3. Guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok. 4. Siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah diajarkan dan materi yang akan datang

c. Observasi

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

1 11 358

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI TAMBAKAJI 01 SEMARANG

0 31 348

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VA SDN WONOSARI 03 SEMARANG

0 8 436

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VA SDN PURWOYOSO 03 KOTA SEMARANG

0 17 229

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VA SDN WONOSARI 02 SEMARANG

0 3 256

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VA SDN WONOSARI 02 KOTA SEMARANG

1 5 467

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN WONOSARI 02 SEMARANG

0 18 265

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STAD BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VB SDN WONOSARI 03 KOTA SEMARANG

0 7 285

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176