MSDM merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan,
pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi. MSDM dapat
didefinisikan pula sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu pegawai. Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut
dikembangkan secara maksimal didalam dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu pegawai Mangkunegara, 2002.
2.2. Pengertian Motivasi
Motivasi menurut Stoner dan Freeman 1992 adalah faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku. Menurut Arep dan
Tanjung 2002, motivasi sebagai sesuatu yang pokok yang menjadi dorongan seseorang untuk bekerja. Sedangkan menurut Mangkunegara 2002, motivasi
adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya. Menurut Moekijat 1995, motivasi adalah dorongan seseorang untuk
mengambil tindakan karena orang tersebut ingin melakukan demikian. Menurut Hasibuan 2002, motivasi mempersoalkan bagaimana caranya
mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerjasama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Sedangkan menurut Wursanto 1989, motivasi adalah alasan-alasan, dorongan-dorongan yang ada di dalam diri manusia yang menyebabkannya
melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu. Motivasi merupakan keinginan, hasrat dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri manusia untuk melakukan
sesuatu atau berbuat sesuatu. Motivasi berhubungan dengan faktor psikologis seseorang yang mencerminkan hubungan atau interaksi antara sikap, kebutuhan
dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia. Motivasi timbul karena dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor dari dalam diri manusia yang dapat berupa sikap, kepribadian, pendidikan, pengalaman, pengetahuan dan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor dari luar diri manusia. Faktor ini dapat berupa gaya kepemimpinan seorang atasan, dorongan atau bimbingan seseorang,
perkembangan situasi dan sebagainya. Kedua faktor tersebut, baik faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik muncul karena adanya suatu rangsangan
Wursanto, 1989.
2.3. Teori-teori Motivasi Kerja
Menurut Hasibuan 2002, teori-teori motivasi dikelompokkan atas : a. Teori Kepuasan Content Theory yang memusatkan pada apanya motivasi.
b. Teori Motivasi Proses Process Theory yang memusatkan pada bagaimananya motivasi.
c. Teori Pengukuhan Reinforcement Theory yang menitikberatkan pada cara dimana perilaku dipelajari.
Hal yang dikemukakan di atas, dapat diilustrasikan dalam Gambar 2.
Gambar 2. Teori motif dan motivasi Hasibuan, 2002 Motif dan
Motivasi
Teori Kepuasan : - Teori Maslow
- Teori Herzberg - Teori McClelland
- Teori Douglas
Mcgregor Teori Reinforcement
Teori Proses : - Victor
Vroom - Keadilan
Menurut Mangkunegara 2002, teori motivasi dibagi menjadi lima yaitu teori kebutuhan, teori Existence, Relatedness, Growth ERG, teori insting, teori
drive dan teori lapangan. 1. Teori Kebutuhan
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataaan dengan dorongan yang
ada dalam diri Mangkunegara, 2002. Abraham Maslow dalam Mangkunegara 2002 mengemukakan bahwa
hierarki kebutuhan manusia adalah : 1. Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan
fisik, bernafas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.
2. Kebutuhan akan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan dan lingkungan hidup.
3. Kebutuhan untuk memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai, serta
dicintai. 4. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai
oleh orang lain. 5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk
menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide memberi penilaian dan kritik
terhadap sesuatu. Hal yang dikemukakan di atas, dapat diilustrasikan dalam Gambar 3.
Dalam studi motivasi lainnya, David McClelland dalam Mangkunegara 2002 mengemukakan adanya tiga macam kebutuhan manusia, yaitu :
1. Need for Achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi dari dorongan akan tanggungjawab untuk pemecahan masalah.
2. Need for Affiliation, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain dan berada bersama orang
lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. 3. Need for Power, yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan
refleksi dari dorongan untuk mencapai otoritas dalam memiliki pengaruh terhadap orang lain.
Gambar 3. Maslow’s need hierarchy Arep dan Tanjung, 2002
2. Teori ERG dari Alderfer Teori ERG merupakan refleksi dari nama tiga dasar kebutuhan, yaitu :
a. Existence needs. Kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari eksistensi
pegawai, seperti makan, minum, pakaian, bernapas, gaji, keamanan kondisi kerja dan fringe benefits.
b. Relatedness needs. Kebutuhan interpersonal, yaitu kepuasan dalam
berinteraksi dalam lingkungan kerja. c.
Growth needs. Kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi. Hal ini berhubungan dengan kemampuan dan kecakapan
pegawai. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan Harga Diri Kebutuhan Untuk Memiliki
Kebutuhan Keamanan Kebutuhan Fisik
3. Teori Insting Teori motivasi insting timbulnya berdasarkan teori evaluasi Charles
Darwin. Darwin berpendapat bahwa tindakan yang intelligent merupakan refleks dan instingtif yang diwariskan. Oleh karena itu, tidak semua tingkah
laku dapat direncanakan sebelumnya dan dikontrol oleh pikiran. 4. Teori Drive
Konsep drive menjadi konsep yang tersohor dalam bidang motivasi sampai tahun 1918. Woodworth menggunakan konsep tersebut sebagai energi
yang mendorong organisasi untuk melakukan suatu tindakan. Kata drive dijelaskan sebagai aspek motivasi dari tubuh yang tidak seimbang. Motivasi
didefinisikan sebagai suatu dorongan yang membangkitkan untuk keluar dari ketidakseimbangan atau tekanan.
5. Teori Lapangan Teori lapangan merupakan konsep dari Kurt Lewin. Teori ini merupakan
pendekatan kognitif untuk mempelajari perilaku dan motivasi. Teori lapangan lebih memfokuskan pada pikiran nyata seorang pegawai daripada insting atau
kebiasaan. Kurt Lewin berpendapat bahwa perilaku merupakan suatu fungsi dari lapangan pada momen waktu. Kurt Lewin juga percaya pada pendapat
para ahli psikologi Gestalt yang mengemukakan bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari seorang pegawai dengan lingkungannya.
Menurut Arep dan Tanjung 2002, terdapat beberapa model motivasi salah satunya adalah model motivasi Herzberg yang terkenal dengan teori dua
faktornya. Teori ini dikemukakan oleh Fedrick Herzberg dan kebutuhan ini disebut dengan istilah Two-Factor View. Sebelumnya kepuasan orang terbagi
menjadi dua, yaitu puas dan tidak puas. Selanjutnya Pittsburgh melakukan studi yang kemudian melahirkan teori Two Factor, yaitu :
a. Motivator: kepuasan kerja atau perasaan positif. b. Hygiene : perasaan negatif atau ketidakpuasan kerja.
Menurut teori ini, perlu diciptakan dan diingkatkan faktor motivator dan mengurangi faktor hygiene. Dalam teori ini terdapat beberapa faktor yang
menimbulkan ketidakpuasan di kalangan karyawan, yaitu : a. Kebijakan dan administrasi perusahaan
b. Pengawasan c. Hubungan dengan pengawas
d. Kondisi kerja e. Gaji
f. Hubungan dengan rekan sekerja g. Kehidupan pribadi
h. Hubungan dengan bawahan i. Status
j. Keamanan Beberapa faktor yang sering memberikan kepuasan kepada pegawai adalah :
a. Tercapainya tujuan b. Pengakuan
c. Pekerjaan itu sendiri d. Pertanggungjawaban
e. Peningkatan f. Pengembangan
Oleh karena itu dalam meningkatkan motivasi, manajer harus : 1. Menghilangkan ketidakpuasan
2. Memberikan peluang untuk pencapaian prestasi, peningkatan dan tanggung- jawab
Kedua hal tersebut diilustrasikan pada Gambar 4. Sedangkan menurut Zainun 1989, Herzberg membagi motivasi ke dalam
motivasi yang bersifat intrinsik, yaitu faktor-faktor yang memuaskan dalam diri pekerja dan motivasi yang bersifat ekstrinsik, yaitu faktor-faktor luar yang
menyehatkan orang. Faktor intrinsik seperti penghargaan penuh yang yang
diperoleh dari pelaksanaan pekerjaan yang baik, sedangkan faktor ekstrinsik seperti upah dan kondisi lingkungan pekerjaan.
• Ketidakpuasan Kerja Tinggi Ketidakpuasan Kerja Rendah
• Kepuasan Kerja Tinggi Kepuasan Kerja Rendah
Gambar 4. Model dua faktor Herzberg Arep dan Tanjung, 2002
2.4. Manfaat Motivasi