Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan PT. Bumi Amrita
KARYAWAN PT. BUMI AMRITA
Oleh
WHINA DESIANA
H24103099
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(2)
ABSTRAK
Whina Desiana H24103099. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan PT Bumi Amrita di bawah bimbingan H. Musa Hubeis
Telepon adalah salah satu alat komunikasi lisan yang sekarang menjadi kebutuhan utama seseorang dalam berkomunikasi dengan tekhnologi yang telah mengalami banyak perkembangan. Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi hadir untuk menjawab kebutuhan komunikasi masyarakat. Dalam hal ini, PT Bumi Amrita adalah perusahaan penyedia jasa warung telepon (wartel) dengan tekhnologi Code Division Multiple Access (CDMA) bernama ”Wartel Kios Rokok”. Faktor SDM sangat berperan penting dalam usaha ini, karena pengelolaan bisnis ini sangat mengandalkan peranserta manusia di dalamnya.
Tujuan penelitian adalah : (1) Mengetahui kondisi motivasi kerja karyawan PT Bumi Amrita, (2) Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan, serta (3) Mengetahui dan menganalisis hubungan antara faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Penelitian ini dilaksanakan pada PT Bumi Amrita, Jakarta Timur. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada seluruh karyawan yang berjumlah 35 orang. Metode analisis yang digunakan adalah uji korelasi Rank-Spearman, uji Regresi Liniear Berganda dengan menggunakan program komputer SPSS 13.0 for Windows (Statistical Product and Service Solution), uji reliabilitas dan validitas terhadap kuesioner.
Secara umum tingkat motivasi kerja karyawan PT Bumi Amrita sudah baik atau termotivasi. Karyawan yang merasa termotivasi dalam melaksanakan pekerjaannya 64,7% termotivasi dan 18,2% sangat termotivasi. Berdasarkan hasil pengujian Rank Spearman, dapat diketahui bahwa hanya faktor pengembangan karyawan (0,652), pengakuan dan penghargaan (0,628), pekerjaan itu sendiri (0,544), tanggungjawab yang diberikan (0,343), serta hubungan kerja antara atasan dan bawahan (0,408) yang mempunyai hubungan nyata dan positif dengan motivasi kerja karyawan.
Hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa peubah bebas pengembangan karyawan mempunyai pengaruh paling besar terhadap motivasi kerja karyawan, hal ini didukung dari uji F dan uji t yang mempunyai taraf nyata terhadap motivasi kerja karyawan. Pada metode enter didapatkan enam peubah bebas yang mempunyai pengaruh nyata terhadap motivasi kerja karyawan, yaitu hubungan kerja antara atasan dan bawahan, hubungan antara sesama rekan kerja, kondisi kerja, pengembangan karyawan, pengakuan dan penghargaan, serta pekerjaan itu sendiri.
Uji regresi berganda dengan metode stepwise solution (F entry = 15%, F removal =20%), terdapat dua peubah bebas yang berpengaruh nyata terhadap motivasi kerja yaitu peubah pengembangan karyawan dan hubungan kerja antara atasan dan bawahan. Jika digunakan F entry = 20% dan F removal 25%, maka terdapat empat peubah bebas yang berpengaruh nyata terhadap motivasi kerja, yaitu peubah pengembangan karyawan, hubungan kerja antasan dan bawahan, pengakuan dan penghargaan, serta hubungan antar sesama rekan kerja.
(3)
Penulis dilahirkan di Kediri, 26 Desember 1984. Penulis merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara pasangan Herwinanto dan Tunsijah.
Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Teladan pada tahun 1990, SD Negeri Pare 2 pada tahun 1997, SLTP Negeri 2 Pare pada tahun 2000 dan SMU Negeri 2 Pare pada tahun 2003. Penulis meneruskan pendidikan di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan dan aktif sebagai pengurus COM@ 2006 pada divisi Sumber Daya Manusia.
(4)
KATA PENGANTAR
Segala puji senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan PT Bumi Amrita” dengan baik. Shalawat dan salam tak lupa disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.
2. Ibu Ir.Anggraeni Sukmawati, M.M. atas kesediaannya sebagai dosen penguji. 3. Bapak Dr. Ir. M. Syamsun, M. Sc. atas kesediaannya sebagai dosen penguji. 4. Ibu Elni selaku Manajer HRD, Ibu Yenny, Pak Iwan, Pak Yudi, Pak Legawa,
Pak Weda, Mas Bobby, Mba’ Fitri, Mas Deny dan semua karyawan PT Bumi Amrita yang telah banyak membantu.
5. Bapak, Ibu, Mba’ Santi, Henry yang telah memberi dukungan, semangat dan kasih sayangnya selama ini.
6. M. Haris Satria, S. E dan keluarga atas bantuan, dukungan moril dan perhatian selama ini.
7. Seluruh staf pengajar dan karyawan Departemen Manajemen. 8. Teman-temanku satu bimbingan, Indras, Dewo, Rae, Else dan Ayu.
9. Teman-temanku di Manajemen 40, Pasus, Tina, Septi, Tata, Henry, Uci, Mya, JW, Adit, Iyan, Irwan, Ulfa, Etty, Ami, Nela dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
10.Teman-teman kosan Sassy, Uut, Lina, Tata, Wiwi, Okta, Rika, Bejo, Intan, Ryan, Selvi, Via, Listi, Vivi. Tak lupa untuk Brida, Betty dan teman-teman di kosan Bisma.
(5)
Tak ada gading yang tak retak, skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bermanfaat diperlukan untuk hal yang lebih baik. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan diridhlai sebagai salah satu amal kebaikan oleh Allah SWT, Amin.
Bogor, Mei 2007
(6)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ... 11.2. Perumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 42.2. Pengertian Motivasi ... 5
2.3. Teori-teori Motivasi Kerja ... 6
2.4. Manfaat Motivasi ... 11
2.5 Penelitian yang Relevan... 12
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian... 133.2. Pengumpulan Data ... 13
3.3. Pengolahan dan Analisis Data... 16
3.3.1. Uji Validitas ... 16
3.3.2. Uji Reliabilitas ... 17
3.3.3. Uji Korelasi Rank Spearman ... 17
3.3.4. Uji Regresi Linear Berganda ... 19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Latar Belakang Perusahaan ... 214.1.2. Visi dan Misi Perusahaan... 21
4.1.3. Struktur Organisasi ... 21
4.1.4. Jenis Layanan Perusahaan... 26
4.2. Keadaan Umum Perusahaan ... 28
4.2.1. Ketenagakerjaan ... 28
4.2.2. Sistem Kompensasi ... 28
4.2.3. Fasilitas Karyawan ... 29
4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 29
4.4. Karakteristik Responden ... 30
4.4.1. Jenis Kelamin ... 30
(7)
vii
4.4.3. Tingkat Pendidikan ... 30
4.4.4. Masa Kerja ... 31
4.5. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan ... 32
4.5.1. Faktor Motivator ... 32
4.5.2. Faktor Hygiene ... 34
4.5.3. Motivasi Kerja ... 38
4.5.4. Analisis Hubungan Antara Faktor Higienis dengan Motivasi Kerja Karyawan ... 41
4.5.5. Analisis Hubungan Antara Faktor Motivator dengan Motivasi Kerja Karyawan ... 43
4.5.6. Analisis Besarnya Pengaruh Faktor Higienis dan Faktor Motivator Terhadap Motivasi Kerja Karyawan ... 44
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan... 502. Saran... 50
DAFTAR PUSTAKA
... 52
(8)
viii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman 1. Bobot nilai jawaban responden ... 16
2. Karakteristik Responden ... 31 3.Sebaran responden berdasarkan penilaian responden terhadap
faktor-faktor motivator ... 35 4.Sebaran responden berdasarkan penilaian responden terhadap
faktor-faktor higienis ... 39 5.Sebaran responden berdasarkan penilaian responden terhadap
faktor-faktor motivasi kerja ... 40 6. Uji korelasi antara faktor higienis dengan motivasi kerja
karyawan ... 42 7. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi kerja karyawan PT Bumi Amrita ... 44 8. Hasil analisis regresi metode stepwise solution
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan
PT Bumi Amrita pada α=15%-20% ... 48 9. Hasil analisis regresi metode stepwise solution
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan
(9)
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Situasi motivasi ... 1
2. Teori motif dan motivasi... 6
3. Maslow’s need hierarchy... 8
4. Model dua faktor Herzberg ... 11
5. Kerangka pemikiran penelitian ... 15
6. Perangkat Wartel Kios Rokok ... 27
7. Karakteristik tingkat pendidikan ... 31
(10)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Kuesioner ... 52
2. Struktur organisasi PT Bumi Amrita ... 61
3. Hasil uji validitas dan reliabilitas ... 62
4. Hasil uji korelasi Rank Spearman ... 64
5. Hasil uji regresi berganda ... 67
6. Hasil uji regresi berganda metode stepwise solution (α=15%-20%)... 68
7. Hasil uji regresi berganda metode stepwise solution (α=20%-25%)... 70
(11)
KARYAWAN PT. BUMI AMRITA
Oleh
WHINA DESIANA
H24103099
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(12)
ABSTRAK
Whina Desiana H24103099. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan PT Bumi Amrita di bawah bimbingan H. Musa Hubeis
Telepon adalah salah satu alat komunikasi lisan yang sekarang menjadi kebutuhan utama seseorang dalam berkomunikasi dengan tekhnologi yang telah mengalami banyak perkembangan. Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi hadir untuk menjawab kebutuhan komunikasi masyarakat. Dalam hal ini, PT Bumi Amrita adalah perusahaan penyedia jasa warung telepon (wartel) dengan tekhnologi Code Division Multiple Access (CDMA) bernama ”Wartel Kios Rokok”. Faktor SDM sangat berperan penting dalam usaha ini, karena pengelolaan bisnis ini sangat mengandalkan peranserta manusia di dalamnya.
Tujuan penelitian adalah : (1) Mengetahui kondisi motivasi kerja karyawan PT Bumi Amrita, (2) Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan, serta (3) Mengetahui dan menganalisis hubungan antara faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Penelitian ini dilaksanakan pada PT Bumi Amrita, Jakarta Timur. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada seluruh karyawan yang berjumlah 35 orang. Metode analisis yang digunakan adalah uji korelasi Rank-Spearman, uji Regresi Liniear Berganda dengan menggunakan program komputer SPSS 13.0 for Windows (Statistical Product and Service Solution), uji reliabilitas dan validitas terhadap kuesioner.
Secara umum tingkat motivasi kerja karyawan PT Bumi Amrita sudah baik atau termotivasi. Karyawan yang merasa termotivasi dalam melaksanakan pekerjaannya 64,7% termotivasi dan 18,2% sangat termotivasi. Berdasarkan hasil pengujian Rank Spearman, dapat diketahui bahwa hanya faktor pengembangan karyawan (0,652), pengakuan dan penghargaan (0,628), pekerjaan itu sendiri (0,544), tanggungjawab yang diberikan (0,343), serta hubungan kerja antara atasan dan bawahan (0,408) yang mempunyai hubungan nyata dan positif dengan motivasi kerja karyawan.
Hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa peubah bebas pengembangan karyawan mempunyai pengaruh paling besar terhadap motivasi kerja karyawan, hal ini didukung dari uji F dan uji t yang mempunyai taraf nyata terhadap motivasi kerja karyawan. Pada metode enter didapatkan enam peubah bebas yang mempunyai pengaruh nyata terhadap motivasi kerja karyawan, yaitu hubungan kerja antara atasan dan bawahan, hubungan antara sesama rekan kerja, kondisi kerja, pengembangan karyawan, pengakuan dan penghargaan, serta pekerjaan itu sendiri.
Uji regresi berganda dengan metode stepwise solution (F entry = 15%, F removal =20%), terdapat dua peubah bebas yang berpengaruh nyata terhadap motivasi kerja yaitu peubah pengembangan karyawan dan hubungan kerja antara atasan dan bawahan. Jika digunakan F entry = 20% dan F removal 25%, maka terdapat empat peubah bebas yang berpengaruh nyata terhadap motivasi kerja, yaitu peubah pengembangan karyawan, hubungan kerja antasan dan bawahan, pengakuan dan penghargaan, serta hubungan antar sesama rekan kerja.
(13)
Penulis dilahirkan di Kediri, 26 Desember 1984. Penulis merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara pasangan Herwinanto dan Tunsijah.
Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Teladan pada tahun 1990, SD Negeri Pare 2 pada tahun 1997, SLTP Negeri 2 Pare pada tahun 2000 dan SMU Negeri 2 Pare pada tahun 2003. Penulis meneruskan pendidikan di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan dan aktif sebagai pengurus COM@ 2006 pada divisi Sumber Daya Manusia.
(14)
KATA PENGANTAR
Segala puji senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan PT Bumi Amrita” dengan baik. Shalawat dan salam tak lupa disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.
2. Ibu Ir.Anggraeni Sukmawati, M.M. atas kesediaannya sebagai dosen penguji. 3. Bapak Dr. Ir. M. Syamsun, M. Sc. atas kesediaannya sebagai dosen penguji. 4. Ibu Elni selaku Manajer HRD, Ibu Yenny, Pak Iwan, Pak Yudi, Pak Legawa,
Pak Weda, Mas Bobby, Mba’ Fitri, Mas Deny dan semua karyawan PT Bumi Amrita yang telah banyak membantu.
5. Bapak, Ibu, Mba’ Santi, Henry yang telah memberi dukungan, semangat dan kasih sayangnya selama ini.
6. M. Haris Satria, S. E dan keluarga atas bantuan, dukungan moril dan perhatian selama ini.
7. Seluruh staf pengajar dan karyawan Departemen Manajemen. 8. Teman-temanku satu bimbingan, Indras, Dewo, Rae, Else dan Ayu.
9. Teman-temanku di Manajemen 40, Pasus, Tina, Septi, Tata, Henry, Uci, Mya, JW, Adit, Iyan, Irwan, Ulfa, Etty, Ami, Nela dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
10.Teman-teman kosan Sassy, Uut, Lina, Tata, Wiwi, Okta, Rika, Bejo, Intan, Ryan, Selvi, Via, Listi, Vivi. Tak lupa untuk Brida, Betty dan teman-teman di kosan Bisma.
(15)
Tak ada gading yang tak retak, skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bermanfaat diperlukan untuk hal yang lebih baik. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan diridhlai sebagai salah satu amal kebaikan oleh Allah SWT, Amin.
Bogor, Mei 2007
(16)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ... 11.2. Perumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 42.2. Pengertian Motivasi ... 5
2.3. Teori-teori Motivasi Kerja ... 6
2.4. Manfaat Motivasi ... 11
2.5 Penelitian yang Relevan... 12
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian... 133.2. Pengumpulan Data ... 13
3.3. Pengolahan dan Analisis Data... 16
3.3.1. Uji Validitas ... 16
3.3.2. Uji Reliabilitas ... 17
3.3.3. Uji Korelasi Rank Spearman ... 17
3.3.4. Uji Regresi Linear Berganda ... 19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Latar Belakang Perusahaan ... 214.1.2. Visi dan Misi Perusahaan... 21
4.1.3. Struktur Organisasi ... 21
4.1.4. Jenis Layanan Perusahaan... 26
4.2. Keadaan Umum Perusahaan ... 28
4.2.1. Ketenagakerjaan ... 28
4.2.2. Sistem Kompensasi ... 28
4.2.3. Fasilitas Karyawan ... 29
4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 29
4.4. Karakteristik Responden ... 30
4.4.1. Jenis Kelamin ... 30
(17)
vii
4.4.3. Tingkat Pendidikan ... 30
4.4.4. Masa Kerja ... 31
4.5. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan ... 32
4.5.1. Faktor Motivator ... 32
4.5.2. Faktor Hygiene ... 34
4.5.3. Motivasi Kerja ... 38
4.5.4. Analisis Hubungan Antara Faktor Higienis dengan Motivasi Kerja Karyawan ... 41
4.5.5. Analisis Hubungan Antara Faktor Motivator dengan Motivasi Kerja Karyawan ... 43
4.5.6. Analisis Besarnya Pengaruh Faktor Higienis dan Faktor Motivator Terhadap Motivasi Kerja Karyawan ... 44
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan... 502. Saran... 50
DAFTAR PUSTAKA
... 52
(18)
viii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman 1. Bobot nilai jawaban responden ... 16
2. Karakteristik Responden ... 31 3.Sebaran responden berdasarkan penilaian responden terhadap
faktor-faktor motivator ... 35 4.Sebaran responden berdasarkan penilaian responden terhadap
faktor-faktor higienis ... 39 5.Sebaran responden berdasarkan penilaian responden terhadap
faktor-faktor motivasi kerja ... 40 6. Uji korelasi antara faktor higienis dengan motivasi kerja
karyawan ... 42 7. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi kerja karyawan PT Bumi Amrita ... 44 8. Hasil analisis regresi metode stepwise solution
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan
PT Bumi Amrita pada α=15%-20% ... 48 9. Hasil analisis regresi metode stepwise solution
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan
(19)
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Situasi motivasi ... 1
2. Teori motif dan motivasi... 6
3. Maslow’s need hierarchy... 8
4. Model dua faktor Herzberg ... 11
5. Kerangka pemikiran penelitian ... 15
6. Perangkat Wartel Kios Rokok ... 27
7. Karakteristik tingkat pendidikan ... 31
(20)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Kuesioner ... 52
2. Struktur organisasi PT Bumi Amrita ... 61
3. Hasil uji validitas dan reliabilitas ... 62
4. Hasil uji korelasi Rank Spearman ... 64
5. Hasil uji regresi berganda ... 67
6. Hasil uji regresi berganda metode stepwise solution (α=15%-20%)... 68
7. Hasil uji regresi berganda metode stepwise solution (α=20%-25%)... 70
(21)
1.1. Latar Belakang
Perusahaan merupakan suatu kumpulan dari fungsi-fungsi manajemen dan juga kumpulan dari orang-orang yang terlibat dalam suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam prakteknya, perusahaan membutuhkan sumber daya untuk menjalankan kegiatan bisnis. Salah satu sumber daya yang diperlukan untuk mengelola kegiatan bisnis suatu perusahaan adalah sumber daya manusia (SDM). SDM menjadi sangat penting peranannya karena tanpa unsur ini perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
SDM akan melakukan suatu perilaku atau aktivitas yang mengarah kepada tujuan tersebut. Diperlukan suatu motivasi untuk melakukan perilaku yang berorientasi kepada tujuan tersebut, seperti model yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard (1982) pada Gambar 1.
Gambar 1. Situasi Motivasi (Hersey dan Blanchard, 1982)
Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia. Kebutuhan komunikasi saat ini telah bergeser menjadi kebutuhan pokok yang mengiringi segala kegiatan dan aktivitas masyarakat.Komunikasi dapat berbentuk lisan
dan tulisan. Komunikasi dapat dilakukan dengan atau tanpa perantara (alat). Komunikasi lisan merupakan bentuk komunikasi yang paling banyak dilakukan. Untuk komunikasi lisan, dapat dilakukan secara langsung, yaitu bertatap muka ataupun secara tidak langsung. Untuk komunikasi lisan tidak
Motif
Tujuan
Perilaku
Aktivitas yang diarahkan pada
tujuan
Aktivitas tujuan
(22)
2
langsung, dapat melalui perantara ataupun menggunakan suatu alat komunikasi tertentu. Telepon adalah salah satu alat komunikasi lisan yang sekarang menjadi kebutuhan utama seseorang dalam berkomunikasi tekhnologinya telah mengalami banyak perkembangan. Telepon seluler yang marak hadir diiringi oleh providernya, baik untuk jenis Global System for Mobile Communication (GSM) maupun Code Division Multiple Access (CDMA) membuat banyak orang berusaha untuk memiliki fasilitas telepon seluler ini. Tetapi tidak semua kalangan masyarakat mampu memiliki jenis fasilitas ini.
Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi hadir untuk menjawab kebutuhan komunikasi masyarakat. Dalam hal ini PT Bumi Amrita adalah perusahaan penyedia jasa warung telepon (wartel) dengan tekhnologi CDMA bernama ”Wartel Kios Rokok”. Faktor SDM sangat berperan penting dalam usaha ini, karena pengelolaan bisnis ini sangat mengandalkan peranserta manusia di dalamnya
1.2. Perumusan Masalah
Motif adalah sesuatu yang menggerakkan manusia untuk bertindak dengan cara tertentu. Motivasi yang berbeda antar individu menyebabkan perbedaan perilaku individu. Motivasi ini dapat dipicu oleh rangsangan dari luar individu tersebut atau berasal dari dalam individu tersebut (Cahayani, 2003).
Tidak ada organisasi atau perusahaan yang dapat berhasil tanpa tingkat komitmen dan usaha tertentu dari para anggotanya. Menurut Kasim (1993), para pekerja diasumsikan sebagai potensi sumber daya yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan organisasi, apabila pimpinan bisa menciptakan situasi dan kondisi kerja yang bisa memotivasi para pegawai untuk bekerja lebih giat.
Motivasi kerja karyawan adalah faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku kerja karyawan, maka perlu diketahui agar perusahaan dapat mencapai tujuan awal yang telah ditetapkan. Oleh
(23)
karena itu diperlukan, suatu analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan, dengan perumusan masalah berikut :
1. Bagaimana kondisi motivasi kerja karyawan PT Bumi Amrita ?
2. Faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik apakah yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan ?
3. Seberapa besar pengaruh faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik terhadap motivasi kerja karyawan ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kondisi motivasi kerja karyawan PT Bumi Amrita.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan.
3. Menganalisis pengaruh faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik terhadap motivasi kerja karyawan.
(24)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen SDM
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah ilmu dan seni yang
mengatur unsur manusia (cipta, rasa dan karsa) sebagai aset suatu organisasi
demi terwujudnya tujuan organisasi dengan cara memperoleh, mengembangkan
dan memelihara tenaga kerja secara efektif dan efisien (Arep dan Tanjung,
2002).
Menurut Cascio dan Awad dalam Arep dan Tanjung (2002), MSDM
adalah penarikan, seleksi, pemeliharaan, pengembangan dan penggunaan SDM
untuk mengaktifkan baik tujuan individu maupun tujuan organisasi.
Menurut Zainun (1989), MSDM adalah suatu proses kegiatan yang
terutama dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan suatu organisasi terhadap
sumber daya manusia, menjamin bahwa manusia yang dibutuhkan itu memang
tersedia dan dapat ditarik organisasi, mengelola segala sesuatu yang menyangkut
kepentingannya yang sudah berada dalam organisasi dan terutama senantiasa
mengembangkan kemampuan dan motivasinya agar benar-benar dapat mencapai
sasaran dan memenuhi kebutuhan organisasi yang sudah ditentukan itu.
Menurut Barthos (2004), MSDM mencakup masalah-masalah yang
berkaitan dengan pembinaan, penggunaan dan perlindungan SDM baik yang
berada dalam hubungan kerja maupun yang berusaha sendiri.
Menurut Hasibuan (2002), MSDM adalah ilmu dan seni mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Menurut Panggabean
(2004), MSDM adalah suatu proses yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan,
pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
(25)
MSDM merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan,
pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan
pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi. MSDM dapat
didefinisikan pula sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya
yang ada pada individu (pegawai). Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut
dikembangkan secara maksimal didalam dunia kerja untuk mencapai tujuan
organisasi dan pengembangan individu pegawai (Mangkunegara, 2002).
2.2. Pengertian Motivasi
Motivasi menurut Stoner dan Freeman (1992) adalah faktor-faktor yang
menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku. Menurut Arep dan
Tanjung (2002), motivasi sebagai sesuatu yang pokok yang menjadi dorongan
seseorang untuk bekerja. Sedangkan menurut Mangkunegara (2002), motivasi
adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari
motifnya. Menurut Moekijat (1995), motivasi adalah dorongan seseorang untuk
mengambil tindakan karena orang tersebut ingin melakukan demikian.
Menurut Hasibuan (2002), motivasi mempersoalkan bagaimana caranya
mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerjasama secara produktif
berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Sedangkan menurut Wursanto (1989), motivasi adalah alasan-alasan,
dorongan-dorongan yang ada di dalam diri manusia yang menyebabkannya
melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu. Motivasi merupakan keinginan, hasrat
dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri manusia untuk melakukan
sesuatu atau berbuat sesuatu. Motivasi berhubungan dengan faktor psikologis
seseorang yang mencerminkan hubungan atau interaksi antara sikap, kebutuhan
dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia.
Motivasi timbul karena dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor dari dalam diri manusia yang dapat
berupa sikap, kepribadian, pendidikan, pengalaman, pengetahuan dan cita-cita.
(26)
6
Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor dari luar diri manusia. Faktor ini dapat
berupa gaya kepemimpinan seorang atasan, dorongan atau bimbingan seseorang,
perkembangan situasi dan sebagainya. Kedua faktor tersebut, baik faktor
intrinsik maupun faktor ekstrinsik muncul karena adanya suatu rangsangan
(Wursanto, 1989).
2.3. Teori-teori Motivasi Kerja
Menurut Hasibuan (2002), teori-teori motivasi dikelompokkan atas :
a.
Teori Kepuasan (
Content Theory
) yang memusatkan pada
apa
nya motivasi.
b.
Teori Motivasi Proses (
Process Theory
) yang memusatkan pada
bagaimana
nya motivasi.
c.
Teori Pengukuhan (
Reinforcement Theory
) yang menitikberatkan pada cara
dimana perilaku dipelajari.
Hal yang dikemukakan di atas, dapat diilustrasikan dalam Gambar 2.
Gambar 2.
Teori motif dan motivasi (Hasibuan, 2002)
Motif dan
Motivasi
Teori Kepuasan :
-
Teori Maslow
-
Teori Herzberg
-
Teori McClelland
-
Teori Douglas
Mcgregor
Teori Reinforcement
Teori Proses :
-
Victor
Vroom
-
Keadilan
(27)
Menurut Mangkunegara (2002), teori motivasi dibagi menjadi lima yaitu
teori kebutuhan, teori
Existence, Relatedness, Growth
(ERG), teori
insting
, teori
drive
dan teori lapangan.
1. Teori Kebutuhan
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau
pertentangan yang dialami antara suatu kenyataaan dengan dorongan yang
ada dalam diri (Mangkunegara, 2002).
Abraham Maslow dalam Mangkunegara (2002) mengemukakan bahwa
hierarki kebutuhan manusia adalah :
1.
Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan
fisik, bernafas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat
terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.
2.
Kebutuhan akan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari
ancaman, bahaya, pertentangan dan lingkungan hidup.
3.
Kebutuhan untuk memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh
kelompok, berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai, serta
dicintai.
4.
Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai
oleh orang lain.
5.
Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk
menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk
berpendapat dengan mengemukakan ide-ide memberi penilaian dan kritik
terhadap sesuatu.
Hal yang dikemukakan di atas, dapat diilustrasikan dalam Gambar 3.
Dalam studi motivasi lainnya, David McClelland dalam Mangkunegara
(2002) mengemukakan adanya tiga macam kebutuhan manusia, yaitu :
1.
Need for Achievement
, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan
refleksi dari dorongan akan tanggungjawab untuk pemecahan masalah.
(28)
8
2.
Need for Affiliation
, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan
dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain dan berada bersama orang
lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.
3.
Need for Power
, yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan
refleksi dari dorongan untuk mencapai otoritas dalam memiliki pengaruh
terhadap orang lain.
Gambar 3.
Maslow’s need hierarchy
(Arep dan Tanjung, 2002)
2. Teori ERG dari Alderfer
Teori ERG merupakan refleksi dari nama tiga dasar kebutuhan, yaitu :
a.
Existence needs
. Kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari eksistensi
pegawai, seperti makan, minum, pakaian, bernapas, gaji, keamanan
kondisi kerja dan
fringe benefits
.
b.
Relatedness needs
. Kebutuhan interpersonal, yaitu kepuasan dalam
berinteraksi dalam lingkungan kerja.
c.
Growth needs
. Kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan
pribadi. Hal ini berhubungan dengan kemampuan dan kecakapan
pegawai.
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan Harga Diri
Kebutuhan Untuk Memiliki
Kebutuhan Keamanan
(29)
3. Teori
Insting
Teori motivasi
insting
timbulnya berdasarkan teori evaluasi Charles
Darwin. Darwin berpendapat bahwa tindakan yang
intelligent
merupakan
refleks dan instingtif yang diwariskan. Oleh karena itu, tidak semua tingkah
laku dapat direncanakan sebelumnya dan dikontrol oleh pikiran.
4. Teori
Drive
Konsep
drive
menjadi konsep yang tersohor dalam bidang motivasi
sampai tahun 1918. Woodworth menggunakan konsep tersebut sebagai energi
yang mendorong organisasi untuk melakukan suatu tindakan. Kata
drive
dijelaskan sebagai aspek motivasi dari tubuh yang tidak seimbang. Motivasi
didefinisikan sebagai suatu dorongan yang membangkitkan untuk keluar dari
ketidakseimbangan atau tekanan.
5. Teori Lapangan
Teori lapangan merupakan konsep dari Kurt Lewin. Teori ini merupakan
pendekatan kognitif untuk mempelajari perilaku dan motivasi. Teori lapangan
lebih memfokuskan pada pikiran nyata seorang pegawai daripada insting atau
kebiasaan. Kurt Lewin berpendapat bahwa perilaku merupakan suatu fungsi
dari lapangan pada momen waktu. Kurt Lewin juga percaya pada pendapat
para ahli psikologi Gestalt yang mengemukakan bahwa perilaku itu
merupakan fungsi dari seorang pegawai dengan lingkungannya.
Menurut Arep dan Tanjung (2002), terdapat beberapa model motivasi
salah satunya adalah model motivasi Herzberg yang terkenal dengan teori dua
faktornya. Teori ini dikemukakan oleh Fedrick Herzberg dan kebutuhan ini
disebut dengan istilah
Two-Factor View
. Sebelumnya kepuasan orang terbagi
menjadi dua, yaitu puas dan tidak puas. Selanjutnya Pittsburgh melakukan studi
yang kemudian melahirkan teori
Two Factor
, yaitu :
a.
Motivator
: kepuasan kerja atau perasaan positif.
b.
Hygiene
: perasaan negatif atau ketidakpuasan kerja.
(30)
10
Menurut teori ini, perlu diciptakan dan diingkatkan faktor
motivator
dan
mengurangi faktor
hygiene
. Dalam teori ini terdapat beberapa faktor yang
menimbulkan ketidakpuasan di kalangan karyawan, yaitu :
a.
Kebijakan dan administrasi perusahaan
b.
Pengawasan
c.
Hubungan dengan pengawas
d.
Kondisi kerja
e.
Gaji
f.
Hubungan dengan rekan sekerja
g.
Kehidupan pribadi
h.
Hubungan dengan bawahan
i.
Status
j.
Keamanan
Beberapa faktor yang sering memberikan kepuasan kepada pegawai adalah :
a.
Tercapainya tujuan
b.
Pengakuan
c.
Pekerjaan itu sendiri
d.
Pertanggungjawaban
e.
Peningkatan
f.
Pengembangan
Oleh karena itu dalam meningkatkan motivasi, manajer harus :
1. Menghilangkan ketidakpuasan
2. Memberikan peluang untuk pencapaian prestasi, peningkatan dan tanggung-
jawab
Kedua hal tersebut diilustrasikan pada Gambar 4.
Sedangkan menurut Zainun (1989), Herzberg membagi motivasi ke dalam
motivasi yang bersifat intrinsik, yaitu faktor-faktor yang memuaskan dalam diri
pekerja dan motivasi yang bersifat ekstrinsik, yaitu faktor-faktor luar yang
menyehatkan orang. Faktor intrinsik seperti penghargaan penuh yang yang
(31)
diperoleh dari pelaksanaan pekerjaan yang baik, sedangkan faktor ekstrinsik
seperti upah dan kondisi lingkungan pekerjaan.
•
Ketidakpuasan Kerja Tinggi Ketidakpuasan Kerja Rendah
•
Kepuasan Kerja Tinggi Kepuasan Kerja Rendah
Gambar 4.
Model dua faktor Herzberg (Arep dan Tanjung, 2002)
2.4. Manfaat Motivasi
Menurut Arep dan Tanjung (2002), manfaat motivasi yang utama adalah
terciptanya gairah kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara itu,
manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi
adalah :
a.
Pekerjaan akan selesai dengan tepat. Artinya pekerjaan diselesaikan sesuai
standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan.
b.
Orang akan senang melakukan pekerjaannya. Sesuatu yang dikerjakan
karena adanya motivasi yang mendorong, sehingga akan membuat
seseorang senang mengerjakannya.
c.
Orang akan merasa berharga. Hal ini terjadi karena pekerjaannya itu
betul-betul berharga bagi orang yang termotivasi.
Gaji dan keamanan, pengawasan, lingkungan
kerja, hubungan pribadi dan kebijakan
perusahaan.
Pencapaian, pengakuan, pekerjaan,
tanggungjawab, kemajuan dan
(32)
12
d.
Orang akan bekerja keras. Hal ini dimaklumi karena dorongan yang begitu
tinggi untuk berhasil sesuai target terhadap apa yang dikerjakan.
e.
Kinerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan
membutuhkan terlalu banyak pengawasan.
f.
Semangat juangnya akan tinggi. Hal ini akan memberikan suasana bekerja
yang bagus di semua bagian
2.5. Penelitian yang Relevan
Koeswara (2005) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja karyawan pada PT Telekomunikasi Indonesia,
Bogor. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa tingkat motivasi kerja karyawan
PT Telkom sudah baik. Hubungan antara faktor-faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi motivasi kerja memiliki hubungan nyata dan positif dengan
motivasi kerja karyawan dalam kondisi agak kuat. Faktor eksternal yang paling
besar pengaruhnya terhadap motivasi kerja adalah peraturan dan kebijakan
perusahaan. Sedangkan untuk faktor internal adalah tanggungjawab yang
diberikan.
Hasil penelitian Harini (2006) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi kerja karyawan di PT
Diamond Cold Storage
adalah faktor-faktor
intrinsik yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan adalah tanggungjawab,
prestasi, pengakuan, status pekerjaan dan pekerjaan yang dilakukan. Sedangkan
faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi adalah administrasi dan
kebijakan perusahaan, gaji atau imbalan memiliki hubungan yang nyata dengan
produktivitas karyawan. Sedangkan faktor prestasi, pekerjaan yang dilakukan,
tanggungjawab, hubungan antar karyawan, kondisi kerja, serta administrasi dan
kebijakan perusahaan tidak memilki hubungan yang nyata dengan produktivitas
karyawan. Tetapi pada dasarnya, kondisi motivasi kerja karyawan PT
Diamond
Cold Storage
sudah cukup tinggi.
Rahayu (2005) melakukan penelitian mengenai pengaruh faktor-faktor
karakteristik motivasi terhadap kinerja pegawai di PT Jasa Raharja adalah
(33)
faktor-faktor karakteristik motivasi memiliki hubungan dengan kinerja pegawai di PT
Jasa Raharja. Faktor-faktor karakteristik motivasi adalah karakteristik individu
(minat, sikap dan kebutuhan), karakteristik pekerjaan (jumlah tanggungjawab,
macam tugas dan tingkat kepuasan) dan karakteristik situasi kerja (lingkungan
kerja terdekat dan tindakan organisasi). Faktor-faktor karakteristik motivasi yang
mempengaruhi kinerja pegawai di PT Jasa Raharja adalah karakteristik situasi
kerja.
(34)
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Menurut Zainun (1989), Herzberg membagi motivasi ke dalam motivasi yang bersifat intrinsik atau yang disebut juga faktor motivator dan motivasi yang bersifat ekstrinsik atau yang disebut juga faktor hygiene. Faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja atau perasaan positif. Terdapat beberapa faktor intrinsik, yaitu tanggungjawab yang diberikan, pengembangan karyawan, pengakuan dan penghargaan, serta pekerjaan itu sendiri. Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang menimbulkan perasaan negatif atau ketidakpuasaan kerja. Terdapat beberapa faktor ekstrinsik,yaitu hubungan kerja antara atasan dan bawahan, hubungan antara sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan, kondisi kerja serta kompensasi.
Dari kedua kelompok faktor ini, faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik dianalisis lebih lanjut pengaruh-pengaruhnya terhadap motivasi kerja karyawan. Peubah-peubah yang terdapat pada masing-masing faktor seperti dimuat pada Gambar 5.
3.2. Pengumpulan Data
Lokasi penelitian dilaksanakan pada PT Bumi Amrita yang berlokasi di Jl. Bangunan Barat Komplek Bulog D-6, Kayu Putih, Jakarta Timur. Data penelitian berupa data primer, yaitu data yang diperoleh dari wawancara dan penyebaran kuesioner (Lampiran 1). Kuesioner diberikan pada seluruh karyawan seluruh karyawan PT Bumi Amrita. Penelitian ini adalah jenis penelitian populasi atau sensus. Menurut Arikunto (2002), apabila seseorang ingin meneliti semua unsur yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
(35)
Gambar 5. Kerangka pemikiran penelitian
Keterangan : Ruang lingkup penelitian
Cara penilaian terhadap hasil jawaban kuesioner dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu. Responden diminta mengisi pertanyaan dalam skala ordinal berbentuk verbal dengan menggunakan bobot tertentu pada setiap pertanyaan (Tabel 1). Jawaban-jawaban yang telah diberikan bobot tersebut kemudian dijumlahkan dan dijadikan skor penilaian terhadap peubah-peubah yang diteliti.
PT. Bumi Amrita
Karyawan PT. Bumi Amrita
Faktor Intrinsik (faktor motivator) :
1.Tanggungjawab yang diberikan.
2.Pengembangan karyawan. 3.Pengakuan dan
penghargaan
4.Pekerjaan itu sendiri.
Kinerja Karyawan
Tujuan Perusahaan
Faktor Ekstrinsik (faktor
hygiene) :
1.Hubungan kerja antara atasan dan bawahan. 2.Hubungan antara sesama
rekan kerja.
3.Peraturan dan kebijakan perusahaan.
4.Kondisi kerja. 5.Kompensasi. Visi dan Misi Perusahaan
Motivasi Kerja
(36)
16
Tabel 1. Bobot nilai jawaban responden
Jawaban Responden Bobot Nilai
Sangat Setuju Setuju
Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
Data sekunder diperoleh melalui studi literatur yang berhubungan dengan penelitian, baik berupa buku yang memuat teori-teori, hasil penelitian terdahulu, informasi dari perusahaan dan sumber relevan lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus (case study), yaitu penelitian secara mendalam yang dilakukan terhadap karyawan PT Bumi Amrita dengan instrumen kuesioner. Bentuk pertanyaan dalam kuesioner bersifat tertutup, sehingga responden hanya memilih diantara jawaban yang tersedia.
3.3. Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini bersifat analisis deskriptif dan alat analisis yang digunakan berupa uji reliabilitas dan validitas terhadap kuesioner, uji korelasi Rank-Spearman dan uji regresi linear berganda.
3.3.1. Uji Validitas
Kuesioner yang akan digunakan untuk mengukur tingkat motivasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya perlu diuji terlebih dahulu, untuk mengetahui sahih atau tidaknya. Menurut Umar (2005), validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Uji validitas dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada 30 responden. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus Product-Moment Pearson dan nilai alpha (α) 0,05. Pernyataan dikatakan sahih, apabila r-hitung yang dihasilkan lebih besar dari r-tabel, r-tabel untuk jumlah responden sebanyak 30 adalah 0,361.
(37)
r = ) ) ( ( ) ( ( ) ( ) ( 2 2 2 2
∑
∑
−∑
∑ ∑
∑
−∑
− Y Y N X X N Y X XY N ... (1) dimana :N = Jumlah responden
X = Skor masing-masing pernyataan dari tiap responden Y = Skor total tiap pernyataan dari tiap responden 3.3.2. Uji Reliabilitas
Menurut Sumarsono (2004), reliabilitas (keandalan atau tingkat kepercayaan) data yang tinggi terjadi jika fakta yang telah dikumpulkan tidak berubah apabila diadakan pengamatan ulang. Pengujiannya dapat dilakukan secara internal, yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha dan nilai alpha (α) 0,05. Pernyataan dikatakan andal jika nilai alpha yang dihasilkan sudah berada di atas 0,6.
r11 = 2 2 1 1 σ σ
∑
− − k kdimana ... (2) r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan
σ2
= Ragam total
∑σ2
= Jumlah ragam butir 3.3.3. Uji Korelasi Rank-Spearman
Hubungan antara faktor-faktor intrinsik dan faktor-faktor ekstrinsik dengan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan, dianalisis dengan uji korelasi Rank-Spearman dengan menggunakan program komputer SPSS 13.0 for Windows (Statistical Program for Social Sciences). Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara peubah bebas (peubah-peubah dari Teori Dua Faktor Herzberg, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik) dengan peubah respon atau terikat (motivasi kerja).
Langkah untuk melakukan analisis Korelasi Rank Spearman adalah a.Menentukan hipotesis
(38)
18
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Ho : Peubah-peubah Teori Dua Faktor Herzberg tidak berhubungan dengan motivasi kerja.
H1 : Peubah-peubah Teori Dua Faktor Herzberg berhubungan dengan
motivasi kerja. Perhitungan
rs = 1-
(
)
1 6
2 1
2
−
∑
=N N
di
n
i ...(3) Dimana :
rs = koefisien korelasi Rank Spearman
di2 = selisih antara pangkat bagi x dan y
N = jumlah pasangan pengamatan antara satu peubah dengan peubah lainnya.
Bila banyak terdapat angka bernilai sama, maka rumus yang digunakan adalah
rs = ∑ x2 + ∑ y2 - ∑ di2 ... (4)
2 √∑ x2∑ y2 dimana :
∑ x2 = n3 – n - ∑ Tx ...………... (5) 12
∑ y2 = n3 – n - ∑ Ty …...………... (6) 12
∑ Tx = t x3 – t x ………... (7) 12
∑ Ty = ty3 – ty ………... (8)
12 Keterangan : T = Faktor koreksi
tx = Banyaknya observasi untuk x tertentu yang sama ty = Banyaknya observasi untuk y tertentu yang sama
(39)
Menentukan kuat lemahnya korelasi digunakan batasan dengan ketentuan berikut (Nugroho, 2005):
1. 0,00-0,20 : berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah antara peubah x dengan peubah y.
2. 0,21-0,40 : berarti korelasi memiliki keeratan lemah antara peubah x dengan peubah y.
3. 0,41-0,70 : berarti korelasi memiliki keeratan kuat antara peubah x dengan peubah y.
4. 0,71-0,90 : berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat antara peubah x dengan peubah y.
5. 0,91-0,99 : berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali. 6. 1 berarti korelasi sempurna.
Taraf nyata yang dipilih adalah 0,05. Angka ini dipilih karena dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara dua peubah dan merupakan tingkat nyata yang sudah sering digunakan dalam penelitian ilmu sosial. Hasil perbandingan nilai r hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel r yang digunakan untuk memutuskan apakah pendapat diterima atau ditolak. Kriteria pengujian hubungan observasi (Ho) adalah:
Tolak Ho : jika r hitung > r tabel Tolak H1 : jika r hitung < r tabel
3.3.4. Uji Regresi Linear Berganda
Menurut Simamora (2005), regresi berganda merupakan metode analisis yang tepat manakala masalah riset meliputi sebuah peubah terikat, datanya metrik, diasumsikan berhubungan dengan dua atau lebih peubah bebas. Menurut Umar (2005), data pengamatan terhadap peubah Y (peubah terikat), dipengaruhi oleh peubah-peubah bebas X1, X2,
X3,....Xn, sehingga rumus umum dari regresi linear berganda adalah ;
Y = a + bX1 + c X2 + d X3 + e X4 + ...+ i X9 dimana ... (9)
Y = motivasi kerja
X1 = tanggungjawab yang diberikan
(40)
20
X3 = pengakuan dan penghargaan
X4 = pekerjaan itu sendiri
X5 = hubungan kerja antara atasan dengan bawahan
X6 = hubungan antara sesama rekan kerja
X7 = peraturan dan kebijakan perusahaan
X8 = kondisi kerja
X9 = kompensasi
Koefisien-koefisien a, b, c, ... i dapat dicari dengan berbagai cara, misalnya dengan cara kuadrat terkecil ataupun matriks. Menurut Simamora (2005) dilakukan uji F dan uji t untuk melihat taraf nyata antara peubah bebas dengan peubah terikat.
(41)
4.1. Latar Belakang Perusahaan
PT Bumi Amrita mulai beroperasi pada bulan April 2004 dengan status awal adalah sebagai CV dan mulai berganti status menjadi Perseroan Terbatas (PT) pada April 2006. Perusahaan ini bergerak dalam bidang Telekomunikasi Berbasis Usaha Kecil Menengah dan Mikro (UKMM) dengan program Wartel Kios Rokok.
Latar belakang perusahaan ini didirikan yaitu sebagai akibat adanya pergeseran kebutuhan komunikasi menjadi kebutuhan pokok. Fenomena jasa penyedia kebutuhan pokok yang selama ini dilakukan oleh pengusaha kecil bahkan mikro dapat diterapkan di bidang telekomunikasi. Dengan demikian masyarakat yang membutuhkan jasa telekomunikasi telepon dapat dilayani oleh kios rokok pinggir jalan yang sudah mulai tersebar di lapisan masyarakat paling bawah.
PT Bumi Amrita mempunyai kantor pusat yang terletak di Jalan Bangunan Barat, Komplek Bulog D-6, Kayu Putih, Jakarta Timur. Wartel Kios Rokok yang dioperasikan tersebar pada daerah Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Bogor, dan Cibinong. Sampai dengan pertengahan Mei 2007, karyawan PT Bumi Amrita berjumlah 46 Orang, terdiri dari 32 orang karyawan tetap, 3 karyawan lepas (freelance), 7 orang manajer dan 3 orang direktur dan seorang direktur utama.
4.1.1. Visi dan Misi Perusahaan
Visi perusahaan adalah menjadikan sarana telekomunikasi selalu dekat masyarakat secara total. Sedangkan misi ialah menjadikan penyediaan sarana telekomunikasi dapat dijangkau oleh setiap masyarakat paling bawah.
4.1.2. Struktur Organisasi
PT Bumi Amrita memiliki karyawan yang berjumlah 46 karyawan, terdiri dari direktur utama, direktur, manajer dan staff karyawan. Kekuasaan tertinggi berada ditangan Direktur Utama yang membawahi tiga direktur, yaitu direktur operasional, direktur
(42)
22
keuangan, dan direktur administrasi dan SDM. Sedangkan direktur operasional membawahi manajer operasional wartel, direktur keuangan membawahi manajer keuangan, manajer penelitian dan pengembangan, manajer informasi dan tekhnologi, dan manajer pemasaran. Direktur administrasi dan sumber daya manusia membawahi manajer Human Resource Development (HRD) dan manajer bagian umum. Tugas dari para manajer adalah sebagai berikut :
1. Manajer Operasional Wartel
a. Melakukan koordinasi dengan masing–masing asisten manajer (Asmen) untuk melakukan kegiatan operasional wartel.
b. Menerima laporan dari masing – masing supervisor (SPV) mengenai kendala-kendala di lapangan.
c. Melakukan kerjasama dengan manajer kontroling mengenai kelayakan calon-calon kios.
d.Melakukan kerjasama dengan manajer kontroling mengenai permasalahan yang terjadi di kios.
e. Melakukan kontrol dengan Asmen Franchise mengenai kendala-kendala yang dihadapi para franchisee.
f. Melakukan koordinasi untuk pengadaan stock dan peralatan dengan Asmen Stock.
g.Mengatur perkembangan usaha wartel agar dapat berkembang dengan baik.
h.Melakukan koordinasi dengan Asmen Maintenance dan Teknis. i. Menerima laporan dari Asmen.
j. Melakukan kontrol terhadap peningkatan Average Rate Per User (ARPU).
k.Melakukan kontrol terhadap hutang-hutang kios. l. Melakukan kontrol terhadap target harian.
2. Manajer Pengembangan Perencanaan
(43)
b.Melakukan penelitian terhadap usaha-usaha yang baik untuk perusahaan.
c. Memilih usaha-usaha yang baik untuk perusahaan. d.Menentukan kelayakan usaha-usaha baru tersebut.
e. Mempersiapkan dokumen-dokumen penting untuk pengembangan usaha baru.
3.Manajer Informasi Teknologi
a. Mempersiapkan dan mengontrol semua perangkat–perangkat komputer yang digunakan setiap hari untuk operasional perusahaan.
b. Maintenance jaringan computer.
c. Melanjutkan program kerja yang sudah ada, terutama untuk Sistem Informasi Wartel, Sistem Informasi Inventory, Sistem Informasi Akuntansi, dan Sistem Informasi Manajemen.
d. Membuat program pelatihan komputerisasi bekerjasama dengan bagian SDM.
4. Manajer Keuangan
a. Mengatur dan mengelola kas masuk dan kas keluar perusahaan. b.Membuat dan melakukan analisis laporan keuangan.
c. Mengurus asuransi karyawan.
d.Memonitor keluar masuknya dana di rekening PT BA. e. Administrasi investasi.
5. Manajer Marketing
a.Melakukan analisis pasar untuk pangsa pasar produk PT BA. b.Mengatur dan mendistribusikan produk–produk PT BA kepada
konsumen.
c.Melakukan hubungan kepada pihak ketiga. d.Merangkul investor untuk bekerja sama. e.Menjadi Public Relations (PR) bagi PT BA.
6. Manajer HRD
a.Membuat perjanjian kontrak kerja.
(44)
24
c.Melakukan kontrol terhadap penggunaan fasilitas kantor.
d.Melakukan tes dan wawancara terhadap karyawan baru maupun
freelance.
e.Melakukan pendataan dan laporan terhadap seluruh karyawan. f. Melakukan pendataan terhadap pengadaan sepeda motor
karyawan.
g.Mendata karyawan yang ingin mengajukan cuti dan keterangan sakit.
h.Membuat peraturan-peraturan guna ketertiban kantor.
i. Memonitor pembelian barang-barang kebutuhan alat tulis kantor (ATK).
7. Manajer Umum
a.Mengkoordinasi rumah tangga perusahaan. b.Tertib administrasi rumah tangga perusahaan.
c.Membuat dan mendata surat-surat yang masuk dan keluar.
d.Mempersiapkan dan mengontrol terisinya form laporan kerja harian pada awal dan akhir hari kerja.
e.Menyiapkan data pemakaian seluruh telepon di wartel kios rokok setiap awal bulan dengan Telkom 147 atau Plasa.com. f. Mempersiapkan rapat koordinasi dan rapat pelaporan setiap hari
kerja.
g.Mempersiapkan rapat mingguan manajemen setiap hari minggu malam.
h.Membantu pelaksanaan dan mengontrol sistem keuangan kas kecil perusahaan dengan koordinasi dengan Manajer Keuangan.
8. Asisten Manajer Operasional
a.Segera melakukan perbaikan perangkat bermasalah, baik di workshop maupun di lapangan atas permintaan supervisor dan
franchisee.
b.Melakukan terminal exchange (TE) terhadap perangkat yang rusak.
(45)
c.Melakukan koordinasi dengan para SPV dan franchisee tentang kesiapan peralatan yang sudah selesai diperbaiki.
d.Training karyawan baru untuk masalah teknis.
e.Mempersiapkan perangkat baru yang digunakan untuk ekspansi. f. Melakukan koordinasi dengan Manager Operasional untuk
penggantian sparepart perangkat yang rusak dan bermasalah. g.Melakukan pendataan dan menjaga ketersediaan stock sparepart
perangkat wartel.
h.Melakukan koordinasi dengan Manager Operasional mengenai ketersediaan stock untuk ekspansi dan kebutuhan para
franchisee.
i. Melakukan koordinasi dengan Metrotel untuk kepastian tersedianya stock dan peralatan.
j. Melakukan koordinasi dengan Asmen 1 mengenai kesiapan perangkat yang akan dipergunakan oleh masing-masing SPV dan para franchisee.
9. Supervisor
a.Mencari dan mendata calon kios untuk keperluan ekspansi atau kios pindahan bagi kios yang bermasalah.
b.Mengumpulkan dana wartel yang berada di kios-kios rokok dalam binaan petugas sedikitnya dua kali dalam seminggu. c.Membuat laporan opname setelah melakukan opname. d.Melakukan input dan maintenance.
e.Menjaga performa perangkat wartel untuk dapat bekerja dengan baik.
f. Menindak lanjuti perangkat wartel yang mengalami kerusakan sesuai dengan laporan kerusakan yang diterima dari penjaga kios rokok atau pada saat kunjungan ke kios kepada Supervisor Area. g.Tidak membiarkan perangkat wartel tidak beroperasi lebih dari
dua hari.
h.Berkoordinasi dengan Asmen Operasional untuk masalah service
(46)
26
i. Berkoordinasi dengan Manager Kontroling mengenai hutang-hutang kios.
j. Melakukan perawatan dan menjaga kebersihan kendaraan operasional roda dua yang diberikan oleh perusahaan.
Untuk lebih jelasnya struktur oganisasi PT Bumi Amrita dapat dilihat pada Lampiran 2.
4.1.3. Jenis Layanan Perusahaan
PT Bumi Amrita adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bidang telekomunikasi dengan produk Wartel Kios Rokok. Warung Kios Rokok merupakan wartel yang menggunakan nomor CDMA, yaitu menggunakan nomor Flexi yang dikeluarkan oleh PT Telkom.
Perangkat ini merupakan partner dari PT Telkom dalam meningkatkan ekspansi jaringan Flexi dan usaha dalam meningkatkan
rate pembicaraan yang merupakan bisnis inti dari PT Telkom. Secara visual dan teknis perangkat ini sangat sederhana dan kompak dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat bawah (kios pinggir jalan).
Perangkat yang digunakan perusahaan untuk Wartel Kios Rokok secara umum dapat dibagi menjadi blok diagram seperti pada Gambar 6. Penangkap sinyal CDMA untuk sementara masih dilakukan oleh handphone yang ada di pasaran. Pemilihan merk dan tipe handphone disesuaikan oleh beberapa faktor pada Interface Flexi to Line. Untuk mencatat waktu dan biaya percakapan digunakan Penghitung Data Pembicaraan Telepon (PDPT) yang menggunakan Flexi. Inovasi terus dikembangkan untuk menyederhanakan sistem sampai pada titik akhir yang sangat kompak dan murah.
(47)
Gambar 6. Perangkat Wartel Kios Rokok
Terdapat beberapa kriteria yang digunakan perusahaan dalam menentukan bahwa program Wartel Kios Rokok ini dapat berjalan dengan optimal. Diantaranya sebagai berikut :
1. Waktu operasi kios 24 jam
2. Daerah keramaian (berdekatan dengan sekolah, kantor, pasar, terminal, stasiun, rumah sakit, dan lain-lain)
3. Relatif jauh dari wartel atau fasilitas telepon umum. 4. Daerah perempatan, pertigaan, atau halte.
5. Menghindari wilayah yang terlalu bising.
6. Kios yang mempunyai tempat relatif leluasa bagi penelpon. Yang menarik dari program ini adalah Incoming Call dari perangkat ini tidak diblokir, sehingga pemilik kios dapat menerima panggilan dari sanak keluarga yang jauh dari tempatnya bekerja. Dari contoh di dapatkan bahwa pada umumnya berasal dari daerah Kuningan, Tasikmalaya, Brebes dan daerah lainnya. Pada bulan April 2004, perusahaan memulai usaha ini dari 3 Satuan Sambungan Flexi (SSF) hingga dan pada bulan April 2007 telah mencapai 1199 SSF.
(48)
28
4.2. Keadaan Umum Perusahaan 4.2.1. Ketenagakerjaan
Komposisi tenaga kerja pada PT Bumi Amrita tahun 2007 adalah :
- Karyawan tetap : 43 orang - Karyawan lepas (freelance) : 3 orang Jumlah 46 orang
Karyawan yang berjumlah 46 orang tersebut tidak seluruhnya berada di Jakarta, tetapi 4 orang berada di Surabaya, 4 orang di Bandung, dan 1 orang di Semarang.
Hari kerja dan jam kerja yang ditentukan adalah tujuh hari kerja dengan jam kerja selama delapan jam dan satu jam istirahat, diatur sebagai berikut :
- Hari Senin-Jumat : 09.00-17.00 - Hari Sabtu : 09.00-15.00 - Jam istirahat : 12.00-13.00
Peraturan tersebut berlaku untuk seluruh karyawan, kecuali untuk SPV jam kerja mungkin lebih dari jam kerja di atas.
4.2.2. Sistem Kompensasi
a. Gaji Pokok
Gaji pokok diterima setiap awal bulan dan gaji pokok tersebut besarnya sudah berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR). b. Bonus
Sistem bonus pada PT Bumi Amrita adalah didasarkan pada perhitungan terhadap pengelolaan wartel. Bonus yang diberikan berupa bonus pribadi, bonus insentif, dan mega bonus. Bonus ini diberikan khusus pada SPV yang bertugas mengelola wartel.
c. Tunjangan
Tunjangan yang diberikan berupa tunjangan hari raya yaitu sebesar gaji pokok selama 12 bulan, untuk karyawan yang baru bekerja selama beberapa bulan terdapat perhitungan tersendiri untuk tunjangan hari raya ini. Tunjangan lain yang diberikan adalah
(49)
tunjangan transportasi dan juga tunjangan jabatan yang diberikan bersamaan dengan penerimaan gaji pokok.
4.2.3. Fasilitas Karyawan
PT Bumi Amrita memperhatikan karyawannya dengan memberikan fasilitas yang sudah menjadi hak karyawan. Karyawan berhak atas cuti dari masa kerjanya. Lamanya masa cuti ditentukan maksimal 12 hari dalam setahun dan apabila masa cuti ini tidak diambil, maka akan hangus atau tidak dapat diakumulasikan untuk tahun depan.
Fasilitas lain yang disediakan oleh perusahaan adalah berupa mess karyawan atau tempat tinggal bagi karyawan, mendapat makan dua kali sehari, dan bantuan biaya kredit motor yaitu sebesar setengah dari keseluruhan biaya akan ditanggung oleh perusahaan apabila karyawan hendak mengambil kredit motor. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa motor juga digunakan untuk keperluan operasional perusahaan terutama sehubungan dengan tugas SPV.
4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Pengujian terhadap kuesioner dilakukan melalui uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Pengujian dilakukan terhadap 30 orang responden. Kuesioner yang disebarkan terdiri atas tiga bagian, bagian pertama merupakan bagian yang berkaitan dengan identitas responden, bagian kedua berisi pernyataan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan yang terdiri dari 45 pernyataan, sedangkan bagian ketiga berisi pernyataan tentang motivasi kerja karyawan itu sendiri yang terdiri dari 15 pernyataan.
Berdasarkan hasil uji validitas diperoleh 60 pernyataan sahih, artinya pernyataan tersebut memenuhi syarat sah untuk diolah lebih lanjut (r hitung > r tabel, dimana r tabel = 0,361 untuk n = 30 pada selang kepercayaan 95%). Hasil uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 3.
(50)
30
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan untuk dijadikan sebagai alat ukur, apabila pengukuran diulangi. Pengujian reliabiltas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Dari hasil perhitungan didapatkan r-hitung sebesar 0,935. Hasil ini menunjukkan bahwa semua pernyataan andal karena nilainya diatas 0,6 yaitu nilai yang mensyaratkan bahwa pernyataan tersebut andal. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.4. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Bumi Amrita. Karakteristik responden ditinjau dari segi usia, jenis kelamin, masa kerja dan pendidikan terakhir.
4.4.1. Jenis Kelamin
Sebagian besar karyawan PT Bumi Amrita adalah karyawan laki-laki (74%) dan sisanya karyawan wanita (26%). Besarnya persentase karyawan laki-laki karena sebagian besar kegiatan operasional perusahaan memerlukan mobilitas dan keahlian yang cocok.
4.4.2. Usia
Dari data diperoleh bahwa karyawan berusia di bawah 27 tahun sebesar 63%, usia 27-33 sebesar 6% dan usia di atas 33 tahun sebesar 31%. Maka dapat dikatakan bahwa karyawan PT Bumi Amrita sebagian besar berada pada batas usia produktif untuk bekerja.
4.4.3. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa mayoritas tingkat pendidikan karyawan adalah setingkat Sekolah Menengah Umum (SMU), karyawan dengan tingkat pendidikan S2 sebesar 6%, karyawan dengan tingkat pendidikan S1 sebesar 14%, karyawan dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama sebesar 6% dan karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma sebesar 6% (Gambar 7).
(51)
TINGKAT PENDIDIKAN
6%
14% 6% 60%
14% Tingkat Pendidikan S2
Tingkat Pendidikan S1 Tingkat Pendidikan D3 Tingkat Pendidikan SMA Tingkat Pendidikan SMP
Gambar 7. Karakteristik tingkat pendidikan 4.4.4. Masa Kerja
PT Bumi Amrita merupakan perusahaan yang baru beroperasi sekitar tiga tahun, sehingga penggolongan masa kerja karyawan adalah masa kerja kurang dari satu tahun, masa kerja 1-2 tahun dan masa kerja di atas dua tahun. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa karyawan dengan masa kerja di bawah satu tahun sebesar 34%, karyawan dengan masa kerja 1-2 tahun sebesar 49%, dan karyawan dengan masa kerja di atas dua tahun sebesar 17%.
Tabel 2. Karakteristik responden
Karakteristik Jumlah (orang) Persentase (%)
< 27 22 63
27-33 2 6
Usia (tahun)
> 33 11 31
Laki-Laki 26 74
Jenis
Kelamin Perempuan 9 26
< 1 12 34
1-2 17 49
Masa Kerja
(tahun) > 2 6 17
S2 2 6
S1 5 14
D3 2 6
SMA 21 60
Tingkat Pendidikan
(52)
32
4.5. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan
Menurut Teori Dua Faktor Herzberg atau sering juga disebut sebagai
Herzberg’s Motivation-Hygiene Theory, setiap orang menginginkan dua macam faktor kebutuhan, yaitu maintenance factor (faktor pemeliharaan) atau faktor higienis dan motivation factor atau faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang.
4.5.1. Faktor Motivator
Faktor motivator adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan perasaan positif terhadap pekerjaan dan berhubungan dengan isi pekerjaan tersebut. Jadi, dalam kelompok motivator termasuk sifat hakekat dari pekerjaan itu sendiri, pengakuan terhadap kemampuan dan prestasi kerja baik oleh teman sekerja maupun oleh pimpinan perusahaan, kesempatan untuk maju, dan tanggungjawab pekerja yang bersangkutan.
Motivator merupakan faktor faktor yang intrinsik atau yang berasal dari dalam pekerja itu sendiri. Faktor motivator ini adalah tanggungjawab yang diberikan, pengembangan karyawan, pengakuan dan penghargaan, serta pekerjaan itu sendiri.
a. Tanggungjawab yang diberikan
Berdasarkan hasil pengujian dan persentase yang dihasilkan terhadap tanggungjawab yang diberikan dapat dipersepsikan bahwa secara umum sebagian besar responden merasa setuju. Hal ini terlihat dari 69% responden setuju, kurang setuju 19,4% dan sangat setuju 8,6%. Keadaan seperti ini berarti sebagian besar karyawan setuju atas tanggungjawab yang diberikan oleh perusahaan.
Pada Tabel 3 terlihat penilaian responden yang menyatakan bahwa tugas dan tanggungjawab yang diberikan oleh perusahaan sudah sesuai dengan kemampuan karyawan sebesar 88,6% dan yang merasa bahwa tanggungjawab yang diberikan kurang sesuai dengan kemampuan karyawan sebesar 5,7%. 74,3%
(53)
responden menyatakan bahwa tanggungjawab yang diberikan perusahaan dapat meningkatkan semangat kerja. 57,1% responden yang merasa dapat meningkatkan prestasi kerja, jika perusahaan memberikan kesempatan untuk memegang tanggungjawab yang lebih besar. 62,9% responden menyatakan bersedia untuk ikut bertanggungjawab dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan 62,9% menyatakan setuju bahwa perusahaan memberi kesempatan untuk memegang tanggungjawab dan posisi yang lebih tinggi.
b.Pengembangan Karyawan
Penilaian secara deskriptif menunjukkan bahwa 62,9% responden menyatakan perusahaan dinilai baik/sesuai dalam memberikan kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi kepada karyawan yang berprestasi dan mampu. 65,7% responden menyatakan setuju bahwa perusahaan sangat memperhatikan etos kerja, tanggungjawab dan inisiatif karyawan. 82,9% responden menyatakan setuju bahwa perusahaan memberikan kesempatan untuk memberikan saran dan ide guna perkembangan perusahaan. 62,9% responden menyatakan baik atas pemberian peluang kepada karyawan untuk mengembangkan diri dengan cara menempatkan karyawan ke bagian lain dan 48,6% menyatakan setuju bahwa perusahaan memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan. c. Pengakuan dan Penghargaan
Pada Tabel 3 terlihat bahwa penilaian responden yang menyatakan setuju bahwa perusahaan memberikan perhatian dan penghargaan bagi karyawan yang memiliki kejujuran serta semangat kerja tinggi sebesar 60% dan yang merasa setuju bahwa atasan menghargai setiap hasil kerja yang dilakukan 62,9%. 46% responden menyatakan setuju jika penghargaan yang diberikan oleh perusahaan berupa uang, 37,1% setuju apabila penghargaan yang diberikan berupa piagam dan 37,1% menyatakan bahwa
(54)
34
atasan atau rekan kerja sering memuji hasil kerja dalam persentase yang sama pula, yaitu responden menyatakan bahwa atasan atau rekan kerja kurang sering memuji hasil kerja.
d. Pekerjaan Itu Sendiri
Responden (57%) menyatakan puas dengan pekerjaannya sekarang. Responden yang merasa setuju bahwa bekerja di perusahaan ini membuat merasa berguna di masyarakat sebesar 57,1%, 17,1% bermaksud bekerja di perusahaan ini selamanya, 62,9% menyatakan bangga bekerja di perusahaan ini dan 51,4% setuju bahwa pekerjaannya saat ini memberi tantangan.
4.5.2. Faktor Hygiene
Faktor hygiene disebut juga faktor maintenance atau faktor ekstrinsik. Faktor-faktor ini melukiskan lingkungan orang-orang dan melaksanakan fungsi utama untuk mencegah timbulnya ketidakpuasan dalam pekerjaan. Faktor-faktor ini berkaitan dengan kondisi dimana pekerjaan dilaksanakan, faktor-faktor ini tidak mengakibatkan pertumbuhan dalam kapasitas keluaran karyawan, faktor-faktor ini hanya mencegah terjadinya kerugian dalam prestasi karyawan akibat adanya restriksi kerja. Dalam penelitian ini faktor higienis yang dipakai terdiri dari hubungan kerja antara atasan dan bawahan, hubungan antara sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan, kondisi kerja dan kompensasi
(55)
Tabel 3. Sebaran responden berdasarkan penilaian responden terhadap faktor-faktor motivator
Skor Nilai
1=SS 2=S 3=KS 4=TS 5=STS
Indikator
N % N % N % N % N %
Medi- An
Tugas dan tanggungjawab sesuai
dengan kemampuan 1 2,9 31 88,6 2 5,7 1 2,9 0 0 Setuju
Tugas dan tanggungjawab
meningkatkan semangat 1 2,9 26 74,3 5 14,3 1 2,9 0 0 Setuju Tanggungjawab lebih besar
meningkatkan prestasi
4 11,4 20 57,1 10 28,6 1 2,9 0 0 Setuju Tanggungjawab terhadap
perusahaan 5 14,3 22 62,9 8 22,9 0 0 0 0 Bersedia
a. Tang- gung jawab yang diberi- kan
Tanggungjawab dan posisi lebih tinggi
4 11,4 22 62,9 9 25,7 0 0 0 0 Setuju
Kesimpulan 15 8,6 121 69 34 19,4 3 1,7 0 0 Setuju
Kesempatan untuk menduduki
jabatan lebih tinggi 8 22,9 22 62,9 2 5,7 3 9 0 0 Setuju
Perhatian akan etos kerja,
tanggungjawab, dan inisiatif 8 22,9 23 65,7 4 11,4 0 0 0 0 Setuju Kesempatan untuk memberikan ide
dan saran 4 11,4 29 82,9 2 5,7 0 0 0 0 Setuju
Penempatan karyawan ke bagian
lain 5 14 22 62,9 4 11,4 3 9 1 3 Setuju
b. Pe- ngem bangan karya- wan Pelatihan-pelatihan
11 31,4 17 48,6 7 20,0 0 0 0 0 Setuju
Kesimpulan 36 20,6 113 64,6 19 10,9 6 3,4 1 0 Setuju
Penghargaan akan kejujuran dan
semangat kerja tinggi 12 34,3 21 60 2 5,7 0 0 0 0 Setuju Atasan menghargai hasil kerja
6 17,1 22 62,9 5 14 2 6 0 0 Setuju
Penghargaan berupa uang 4 11,4 16 46 10 28,6 3 9 2 6 Setuju Penghargaan berupa piagam
penghargaan 2 5,7 13 37,1 10 28,6 4 11,4 6 17 Setuju
c.Pe- ngaku-an dan peng harga- an
Rekan atau atasan sering memuji
hasil kerja 2 5,7 13 37,1 13 37,1 7 20 0 0 Setuju
Kesimpulan
26 14,9 85 48,,6 40 22,9 16 9,1 8 5 Setuju Puas dengan pekerjaan 2 5,7 20 57 12 34,3 1 3 0 0 Puas Merasa berguna di masyarakat 5 14,3 20 57,1 5 14,3 5 14 0 0 Berguna Bermaksud bekerja di perusahaan
selamanya 5 14,3 6 17,1 16 46 4 11,4 4 11
Ku-rang setuju Bangga terhadap pekerjaan
2 5,7 22 62,9 6 17,1 2 5,7 3 9 Bangga
d.Pe- kerja- an itu sendiri
Pekerjaan memberi tantangan
11 31,4 18 51,,4 5 14,3 1 3 0 0,0 Setuju
Kesimpulan 25 14,3 86 49,1 44 25,1 13 7,4 7 4,0 Setuju
Keterangan :
1= Sangat erat/sangat tahu/sangat sering/sangat sesuai/sangat setuju/sangat puas/sangat lengkap/sangat baik.
2 = Erat/tahu/sering/sesuai/setuju/puas/lengkap/baik.
3 = Kurang erat/kurang tahu/kurang sering/kurang sesuai/kurang puas/kurang setuju/kurang lengkap/kurang baik.
4= Tidak erat/tidak tahu/tidak sering/tidak sesuai/tidak setuju/tidak puas/tidak lengkap/tidak baik.
5 = Sangat tidak erat/sangat tidak tahu/sangat tidak sering/sangat tidak sesuai/sangat tidak setuju/sangat tidak puas/sangat tidak lengkap/sangat tidak baik.
N = Frekuensi jawaban karyawan. % = Persentase jawaban karyawan.
(56)
36
.
a. Hubungan Kerja antara Atasan dan Bawahan
Berdasarkan hasil pengujian terhadap hubungan kerja antara atasan dan bawahan (Tabel 4) diperoleh kesimpulan sering adanya interaksi di dalam pekerjaan antara atasan dan bawahan. Hal ini terlihat dari 62,9% responden yang menyatakan sering melakukan diskusi dalam memecahkan masalah pekerjaan dengan atasannya. 57,1% responden menyatakan sering memberikan masukan di luar pekerjaan kepada atasannya. Sebagian besar responden (71,4%) juga menyatakan bahwa atasan sering memperhatikan ide, saran, dan keluhan karyawan. 54,3% responden menyatakan bahwa atasan sering memberikan bimbingan dalam pekerjaan dan 48,6% responden juga menyatakan atasan sering melaksanakan pengawasan kerja.
b.Hubungan Antara Sesama Rekan Kerja
Responden sebagian besar (68,6%) menyatakan hubungannya dengan rekan kerja di bagian yang sama sudah erat. Responden yang merasa setuju bahwa hubungannya dengan rekan kerja di bagian lain erat sebesar 57,1%. 65,7% responden menyatakan baik dalam hal antara karyawan saling memberikan bantuan dan kerjasama dalam pekerjaan. 57,1% responden menyatakan baik dalam hal antar karyawan saling memberikan dorongan atau semangat dalam bekerja. Responden yang merasa bahwa hubungan antar karyawan di luar pekerjaan sudah erat sebesar 68,6%.
c. Peraturan dan Kebijakan Perusahaan
Tabel 4 memaparkan bahwa 68,6% responden menyatakan bahwa peraturan dan kebijakan perusahaan sudah baik, 24% responden menyatakan kurang baik dan 6,3% lainnya menyatakan bahwa peraturan dan kebijakan perusahaan sudah sangat baik. Sebagian besar responden (80%) menyatakan puas atas peraturan jam kerja yang ditetapkan oleh perusahaan (menjawab setuju).
(1)
Lampiran 5. Hasil uji regresi
Variables Entered/Removedb
X6, X2, X1,
X3, X5, X4a . Enter Model
1
Variables Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered. a.
Dependent Variable: M b.
Model Summaryb
.793a .629 .549 4.183 1.963
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), X6, X2, X1, X3, X5, X4 a.
Dependent Variable: M b.
ANOVAb
830.483 6 138.414 7.911 .000a
489.917 28 17.497
1320.400 34
Regression Residual Total Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X6, X2, X1, X3, X5, X4 a.
Dependent Variable: M b.
Coefficientsa
1.883 5.549 .339 .737
.186 .320 .078 .582 .565 .729 1.371
.746 .426 .243 1.750 .091 .689 1.451
.110 .429 .039 .256 .799 .559 1.787
1.010 .522 .403 1.934 .063 .306 3.270
.615 .347 .284 1.772 .087 .517 1.936
.090 .321 .052 .280 .781 .381 2.623
(Constant) X1 X2 X3 X4 X5 X6 Model 1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: M a.
(2)
Variables Entered/Removeda
Pengemba ngan Karyawan
.
Stepwise (Criteria: Probabilit y-of-F-to-enter <= .150, Probabilit y-of-F-to-remo ve >= . 200).
Hubungan Kerja antara Atasan dan Bawahan
.
Stepwise (Criteria: Probabilit y-of-F-to-enter <= .150, Probabilit y-of-F-to-remo ve >= . 200). Model
1
2
Variables Entered
Variables
Removed Method
Dependent Variable: Motivasi Kerja a.
Model Summaryc
.729a .532 .517 4.330
.759b .576 .550 4.181 2.309
Model 1 2
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), Pengembangan Karyawan a.
Predictors: (Constant), Pengembangan Karyawan, Hubungan Kerja antara Atasan dan Bawahan
b.
Dependent Variable: Motivasi Kerja c.
(3)
Lanjutan
Lampiran 6.
ANOVAc
701.822 1 701.822 37.441 .000a
618.578 33 18.745
1320.400 34
761.143 2 380.572 21.776 .000b
559.257 32 17.477
1320.400 34
Regression Residual Total Regression Residual Total Model
1
2
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Pengembangan Karyawan a.
Predictors: (Constant), Pengembangan Karyawan, Hubungan Kerja antara Atasan dan Bawahan
b.
Dependent Variable: Motivasi Kerja c.
Excluded Variablesc
.223a 1.842 .075 .310 .902 1.109 .902
.153a 1.220 .231 .211 .891 1.123 .891
.097a .769 .448 .135 .911 1.098 .911
.057a .416 .680 .073 .765 1.307 .765
.052a .393 .697 .069 .833 1.200 .833
.098a .635 .530 .111 .608 1.645 .608
.248a 1.764 .087 .298 .677 1.476 .677
.137a .758 .454 .133 .440 2.271 .440
.139b 1.141 .263 .201 .887 1.128 .821
.044b .345 .732 .062 .853 1.172 .845
.013b .093 .926 .017 .739 1.353 .735
-.026b -.190 .851 -.034 .746 1.340 .746
.084b .562 .578 .101 .606 1.650 .578
.196b 1.380 .178 .241 .636 1.571 .636
.032b .171 .865 .031 .389 2.568 .389
Hubungan Kerja antara Atasan dan Bawahan Hubungan antara Sesama Rekan Kerja Peraturan dan Kebijakan Perusahaan Kondisi kerja
Kompensasi
Tanggung Jawab yang Diberikan
Pengakuan dan Penghargaan Pekerjaan Itu Sendiri Hubungan antara Sesama Rekan Kerja Peraturan dan Kebijakan Perusahaan Kondisi kerja
Kompensasi
Tanggung Jawab yang Diberikan
Pengakuan dan Penghargaan Pekerjaan Itu Sendiri Model
1
2
Beta In t Sig.
Partial
Correlation Tolerance VIF
Minimum Tolerance Collinearity Statistics
Predictors in the Model: (Constant), Pengembangan Karyawan a.
Predictors in the Model: (Constant), Pengembangan Karyawan, Hubungan Kerja antara Atasan dan Bawahan b.
Dependent Variable: Motivasi Kerja c.
(4)
25%
Variables Entered/Removeda
Pengemba ngan Karyawan
.
Stepwise (Criteria: Probabilit y-of-F-to-enter <= .200, Probabilit y-of-F-to-remo ve >= . 250).
Hubungan Kerja antara Atasan dan Bawahan
.
Stepwise (Criteria: Probabilit y-of-F-to-enter <= .200, Probabilit y-of-F-to-remo ve >= . 250).
Pengakua n dan Pengharga an
.
Stepwise (Criteria: Probabilit y-of-F-to-enter <= .200, Probabilit y-of-F-to-remo ve >= . 250).
Hubungan antara Sesama Rekan Kerja
.
Stepwise (Criteria: Probabilit y-of-F-to-enter <= .200, Probabilit y-of-F-to-remo ve >= . 250). Model
1
2
3
4
Variables Entered
Variables
Removed Method
Dependent Variable: Motivasi Kerja a.
(5)
Lanjutan Lampiran 7.
Model Summarye
.729a .532 .517 4.330
.759b .576 .550 4.181
.775c .601 .562 4.123
.799d .638 .590 3.989 2.042
Model 1 2 3 4
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), Pengembangan Karyawan a.
Predictors: (Constant), Pengembangan Karyawan, Hubungan Kerja antara Atasan dan Bawahan
b.
Predictors: (Constant), Pengembangan Karyawan, Hubungan Kerja antara Atasan dan Bawahan, Pengakuan dan Penghargaan c.
Predictors: (Constant), Pengembangan Karyawan, Hubungan Kerja antara Atasan dan Bawahan, Pengakuan dan Penghargaan, Hubungan antara Sesama Rekan Kerja
d.
Dependent Variable: Motivasi Kerja e.
ANOVAe
701.822 1 701.822 37.441 .000a
618.578 33 18.745
1320.400 34
761.143 2 380.572 21.776 .000b
559.257 32 17.477
1320.400 34
793.492 3 264.497 15.561 .000c
526.908 31 16.997
1320.400 34
842.937 4 210.734 13.241 .000d
477.463 30 15.915
1320.400 34
Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total Model
1
2
3
4
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Pengembangan Karyawan a.
Predictors: (Constant), Pengembangan Karyawan, Hubungan Kerja antara Atasan dan Bawahan
b.
Predictors: (Constant), Pengembangan Karyawan, Hubungan Kerja antara Atasan dan Bawahan, Pengakuan dan Penghargaan
c.
Predictors: (Constant), Pengembangan Karyawan, Hubungan Kerja antara Atasan dan Bawahan, Pengakuan dan Penghargaan, Hubungan antara Sesama Rekan Kerja
d.
Dependent Variable: Motivasi Kerja e.
(6)
Excluded Variablese
.223a 1.842 .075 .310 .902 1.109 .902
.153a 1.220 .231 .211 .891 1.123 .891
.097a .769 .448 .135 .911 1.098 .911
.057a .416 .680 .073 .765 1.307 .765
.052a .393 .697 .069 .833 1.200 .833
.098a .635 .530 .111 .608 1.645 .608
.248a 1.764 .087 .298 .677 1.476 .677
.137a .758 .454 .133 .440 2.271 .440
.139b 1.141 .263 .201 .887 1.128 .821
.044b .345 .732 .062 .853 1.172 .845
.013b .093 .926 .017 .739 1.353 .735
-.026b -.190 .851 -.034 .746 1.340 .746
.084b .562 .578 .101 .606 1.650 .578
.196b 1.380 .178 .241 .636 1.571 .636
.032b .171 .865 .031 .389 2.568 .389
.218c 1.763 .088 .306 .789 1.267 .547
.075c .597 .555 .108 .828 1.208 .614
-.056c -.396 .695 -.072 .652 1.534 .562
-.095c -.679 .503 -.123 .666 1.500 .568
.028c .184 .855 .034 .556 1.799 .525
-.018c -.093 .926 -.017 .375 2.670 .375
-.006d -.047 .963 -.009 .709 1.410 .540
.028d .188 .852 .035 .578 1.731 .475
-.029d -.200 .843 -.037 .610 1.639 .514
-.004d -.027 .978 -.005 .547 1.828 .465
.011d .063 .951 .012 .371 2.692 .346
Hubungan Kerja antara Atasan dan Bawahan Hubungan antara Sesama Rekan Kerja Peraturan dan Kebijakan Perusahaan Kondisi kerja
Kompensasi
Tanggung Jawab yang Diberikan
Pengakuan dan Penghargaan Pekerjaan Itu Sendiri Hubungan antara Sesama Rekan Kerja Peraturan dan Kebijakan Perusahaan Kondisi kerja
Kompensasi
Tanggung Jawab yang Diberikan
Pengakuan dan Penghargaan Pekerjaan Itu Sendiri Hubungan antara Sesama Rekan Kerja Peraturan dan Kebijakan Perusahaan Kondisi kerja
Kompensasi
Tanggung Jawab yang Diberikan
Pekerjaan Itu Sendiri Peraturan dan Kebijakan Perusahaan Kondisi kerja
Kompensasi
Tanggung Jawab yang Diberikan
Pekerjaan Itu Sendiri Model
1
2
3
4
Beta In t Sig.
Partial
Correlation Tolerance VIF
Minimum Tolerance Collinearity Statistics
Predictors in the Model: (Constant), Pengembangan Karyawan a.
Predictors in the Model: (Constant), Pengembangan Karyawan, Hubungan Kerja antara Atasan dan Bawahan b.
Predictors in the Model: (Constant), Pengembangan Karyawan, Hubungan Kerja antara Atasan dan Bawahan, Pengaku dan Penghargaan
c.
Predictors in the Model: (Constant), Pengembangan Karyawan, Hubungan Kerja antara Atasan dan Bawahan, Pengaku dan Penghargaan, Hubungan antara Sesama Rekan Kerja
d.
Dependent Variable: Motivasi Kerja e.