Uji Statistik Model METODE PENELITIAN

3. Autokolerasi

Autokolerasi terjadi jika nilai error tidak bersifat bebas antara yang satu dengan yang lainnya. Artinya terjadi kolerasi antar error sehingga model yang baik menghasilkan error yang acak, tidak lagi berpola. Akibatnya varians yang kita peroleh under estimate. Pengujian autokolerasi dilakukan dengan menggunakan uji Breausch-Godfrey serial correlation LM hasil perhitungan dengan E-views. Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari taraf nyata α terbesar yang dipakai pada model maka hasil regresi tidak mengandung autokolerasi.

3.5. Uji Statistik Model

1. Uji Koefisien Determinasi R

2 Nilai koefisien determinasi R 2 digunakan untuk melihat seberapa besar keragaman yang dapat diterangkan oleh variabel bebas yang terpilih terhadap variabel tidak bebas Q. Koefisien determinan dapat dirumuskan sebagai berikut: R 2 = 1 - 1 . 3 SST SSR SST SSE = Dimana: SST = jumlah kuadrat total SSE = jumlah kuadrat galat SSR = jumlah kuadrat regresi Koefisien determinasi R 2 memiliki dua sifat Gujarati, 1995. Pertama, R 2 merupakan besaran non negatif, dan kedua besarnya nilai R 2 adalah 0 ≤ R 2 ≤ 1, dimana bila R 2 semakin mendekati 1 berarti model tersebut dapat dikatakan semakin baik karena semakin dekat hubungan antar variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, demikian pula sebaliknya.

2. Uji t-Statistik

Nilai t-hitung digunakan untuk menguji secara statistik apakah koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas yang digunakan yaitu harga tepung terigu PT, harga beras PB, dan pendapatan masyarakat Y yang dipakai secara terpisah berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel tidak bebas yaitu jumlah permintaan tepung terigu perkapita Q. Pengujian secara statistik sebagai berikut: Hipotesis: H : Variabel bebas tidak signifikan H 1 : Variabel bebas signifikan Uji statistik yang digunakan adalah uji-t ; t-hitung = 2 . 3 bi S bi bi S bi bi S bi bi = − = − t-tabel = t α2n-k Dimana: bi = nilai koefisien α dan β bi = nilai koefisien regresi dugaan Sbi = simpangan baku koefisien dugaan n = jumlah sampel k = jumlah koefisien regresi dugaan termasuk konstan Kriteria uji : t-hitung t α2n-k , maka tolak H t-hitung t α2n-k , maka terima H Jika nilai mutlak t-hitung lebih besar dari t-tabel tolak H maka variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas permintaan tepung terigu. Sebaliknya jika nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel terima H berarti variabel bebas yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas. Uji ini juga dapat dilakukan dengan membandingkan probabilitas t- statistiknya dengan taraf nyata yang digunakan. Jika probabilitas t-statistik taraf nyata yang digunakan maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas tersebut signifikan berpengaruh terhadap variabel terikatnya.

3. Uji F-Statistik

Uji F-statistik digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan dari pergerakan seluruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap pergerakan dari variabel tidak bebasnya dalam suatu persamaan. Kemudian dari hasil regresi juga diperoleh nilai F yang akan memberikan informasi apakah semua variabel bebas secara serempak atau bersama-sama mempengaruhi variabel tidak bebas. Pengujian terhadap model penduga secara statistik sebagai berikut: Hipotesis : H : α = β = 0 H 1 : α ≠ β ≠ 0 Uji statistik yang digunakan adalah uji F F-hitung = 3 . 3 1 1 2 2 k n R k R − − − Kriteria uji : F-hitung F αk-1,n-k , maka tolak H F-hitung F αk-1,n-k , maka terima H Apabila nilai mutlak F-hitung lebih besar dari F-tabel tolak H berarti secara bersama-sama variabel bebas PT, PB, Y, dan Dummy dalam jumlah permintaan tepung terigu mempunyai pengaruh yang nyata terhadap variabel tidak bebasQ. Sebaliknya jika nilai F-hitung lebih kecil dari F-tabel terima H berarti secara bersama-sama variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas. Uji F juga dapat dilakukan dengan membandingkan probabilitas F- statistiknya dengan taraf nyata yang digunakan. Jika probabilitas F-statistik taraf nyata yang digunakan maka dapat disimpulkan bahwa keabsahan suatu model dapat diterima atau dengan kata lain paling tidak ada satu variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikatnya.

IV. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERMINTAAN TEPUNG TERIGU DI INDONESIA