Uji Ekonometrika METODE PENELITIAN

1. Variasi unsur sisa menyebar normal, dimana OLS cenderung akan mendekati distribusi normal apabila sampel semakin besar, yaitu n mendekati tak hingga ∞. 2. Nilai rata-rata dari unsur sisa sama dengan nol. Maksudnya adalah kesalahan pengganggu sama dengan nol, yaitu E e i = 0. 3. Ragam merupakan bilangan tetap homoskedastisitas. 4. Tidak ada autokolerasi antara kesalahan pengganggu. 5. Tidak ada kolinier sempurna antara viriabel bebas multikolinearitas.

3.3. Model Dasar Penelitian

Model ekonometrika yang dipakai dalam menjelaskan penelitian mengenai “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Terigu Di Indonesia Periode 1982-2003” adalah sebagai berikut: LQ = c + a 1 LPT +a 2 LPB + a 3 LY per kapita + a 4 Dummy + et Dimana : LQ = Logaritma Jumlah Permintaan Tepung Terigu di Indonesia LPT = Logaritma Harga Tepung Terigu LPB = Logaritma Harga Tepung Beras LY = Logaritma Pendapatan per Kapita Dummy = Dummy Krisis Ekonomi 0 untuk sebelum krisis ekonomi, 1 untuk setelah krisis ekonomi et = error term a i = Parameter dugaan

3.4. Uji Ekonometrika

1. Multikoliniearitas

Multikoliniearitas dapat diartikan sebagai hubungan linear diantara beberapa atau semua variabel bebas dalam sebuah model regresi. Asumsi bahwa suatu model terbebas dari masalah multikoliniearitas yaitu kondisi dimana terdapat hubungan yang linier sempurna diantara beberapa atau semua variabel bebas dalam sebuah model regresi. Multikoliniearitas dapat dideteksi apabila terjadi korelasi yang sangat kuat antara variabel-variabel bebas. Hal ini akan menyebabkan kesimpulan cenderung menyatakan terima H atau pengaruh variabel bebas tidak signifikan meskipun nilai R 2 sangat tinggi. Untuk melihat masalah multikoliniearitas dalam penelitian ini dipergunakan uji correlation matrix hasil perhitungan dengan E-views. Semakin besar correlation matrix, maka hubungan antara variabel-variabel bebas tersebut semakin erat atau multikoliniearitas yang terjadi akan semakin tinggi. Demikian juga sebaliknya jika nilai correlation matrix semakin kecil atau kurang dari │0.8│maka tidak ada multikoliniearitas Gujarati, 1995.

2. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi jika ragam atau varians tidak konstan. Akibat dari heteroskedastisitas ini menyebabkan sifat BLUE best linier unbiased estimate tidak tercapai atau pengujiannya tidak valid. Selain itu, jika digunakan untuk prediksi maka hasilnya tidak efisien. Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan menghitung nilai probabilitas yang terdapat pada uji value heterkedasticity cross term dengan menggunakan program E-views. Sebuah hasil regresi dikatakan homokedastisitas tidak mengandung heteroskedastisitas jika nilai probabilitas dari uji white heteroskedasticity lebih besar dari taraf nyata α yang digunakan.

3. Autokolerasi

Autokolerasi terjadi jika nilai error tidak bersifat bebas antara yang satu dengan yang lainnya. Artinya terjadi kolerasi antar error sehingga model yang baik menghasilkan error yang acak, tidak lagi berpola. Akibatnya varians yang kita peroleh under estimate. Pengujian autokolerasi dilakukan dengan menggunakan uji Breausch-Godfrey serial correlation LM hasil perhitungan dengan E-views. Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari taraf nyata α terbesar yang dipakai pada model maka hasil regresi tidak mengandung autokolerasi.

3.5. Uji Statistik Model