Penggunaan lain dari asam sitrat dalam sabun atau deterjen adalah kemampuannya sebagai penyapu logam-logam berat dalam air sadah.
Menurut Winarno dan Laksmi 1974, asam sitrat berfungsi sebagai chelating agent
, yaitu senyawa yang dapat mengikat logam-logam divalen seperti Mn, Mg dan Fe yang sangat diperlukan sebagai katalisator dalam
reaksi-reaksi biologis. Karena itu, reaksi biologis dapat dihambat dengan penambahan asam sitrat
www.wikipedia.org .
E. MUTU SABUN
Sediaan kosmetik merupakan bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada badan atau
bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa dan tidak termasuk obat.
Penggolongan kosmetik berdasarkan kegunaannya adalah sebagai hiegene tubuh sabun dan shampoo, tata rias pemerah pipi, lipstik, wangi-
wangian dan proteksi sun creen. Tujuan penggunaan sediaan kosmetika mandi antara lain untuk membersihkan tubuh, membantu melunakkan air
sadah, memberi keharuman dan rasa segar serta menghaluskan dan melembutkan kulit Imron, 1985.
Contoh dari sediaan kosmetika mandi antara lain minyak mandi, bath capsul
, sabun dan sebagainya. Sabun merupakan pembersih tubuh sehari-hari. Sabun dan air dapat menghilangkan berbagai kotoran dari
permukaan kulit termasuk bakteri, keringat, sel-sel kulit yang telah mati dan sisa kosmetik. Bentuk sabun secara garis besar dapat terbagi dua yaitu
sabun yang berbentuk padat dan sabun yang berbentuk cair. Dalam pembuatan produk sabun, terdapat beberapa spesifikasi
persyaratan mutu yang harus dipenuhi agar sabun tersebut layak untuk digunakan dan dipasarkan. Spesifikasi persyaratan mutu yang harus
dipenuhi pada produk sabun menurut SNI 06-3532-1994 meliputi beberapa parameter sebagai berikut: kadar air dan zat menguap sabun,
jumlah asam lemak, fraksi tak tersabunkam, bagian tak larut alkohol, kadar
alkali bebas yang dihitung sebagai NaOH dan kadar minyak mineral SNI, 1994.
F. UJI ORGANOLEPTIK
Menurut Soekarto 1981, penilaian dengan indra disebut penilaian organoleptik atau penilaian sensorik merupakan suatu cara penilaian yang
paling primitif. Penilaian dengan indra banyak digunakan untuk meneliti mutu komoditi hasil pertanian dan makanan. Penilaian cara ini banyak
disenangi karena dapat dilaksanakan dengan cepat dan langsung. Kadang- kadang penilaian ini dapat memberikan hasil penelitian yang teliti. Dalam
beberapa hal penilaian dengan indra bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif.
Sistem penelitian organoleptik telah dapat dibakukan dan dijadikan alat penilai dalam laboratorium, dunia usaha dan perdagangan.
Laboratorium penilaian organoleptik pun telah menjadi umum di industri maupun di lembaga-lembaga penelitian. Penelitian organoleptik telah pula
digunakan sebagai metode dalam penelitian dan pengembangan. Untuk melaksanakan suatu penilaian organoleptik diperlukan
panel. Panel adalah satu atau sekelompok orang yang bertugas untuk menilai sifat atau mutu benda berdasarkan kesan subjektif. Orang yang
menjadi anggota panel disebut panelis. Ada 6 macam panel yang biasa digunakan dalam penilaian organoleptik yaitu :
1. Pencicip perorangan individual expert Pencicip perorangan disebut juga pencicip tradisional. Pencicip
demikian telah lama digunakan dalam industri-industri makanan seperti pencicip teh, kopi, es krim atau penguji bau pada industri minyak wangi
parfum. 2. Panel pencicip terbatas
Untuk menghindari ketergantungan pada seorang pencicip perorangan maka beberapa industri menggunakan 3 – 5 orang penilai
yang mempunyai kepekaan tinggi yang disebut panel pencicip terbatas. Biasanya panel ini diambil dari personel laboratorium yang sudah
mempunyai pengalaman luas akan komoditi tertentu. Penggunaan panel pencicip terbatas dapat mengurangi faktor kecenderungan bias dalam
menilai rasa suatu komoditi. Dalam mengambil keputusan dilakukan secara musyawarah diantara anggota.
3. Panel terlatih Anggota panel terlatih yaitu antara 15 – 25 orang. Tingkat
kepekaan yang diharapkan tidak perlu setinggi panel pencicip terbatas. Untuk menjadi anggota panel ini perlu diseleksi dan yang terpilih
kemudian dilatih. Panel terlatih ini juga berfungsi sebagai alat analisa, dan pengujian-pengujian yang dilakukan biasanya terbatas pada
kemampuan membedakan. 4. Panel tak terlatih
Jika panel terlatih biasanya untuk menguji pembedaan different test
, maka panel tak terlatih umumnya untuk menguji kesukaan preference test. Pemilihan anggota dilakukan bukan terhadap
kepekaan calon anggota tetapi pemilihan itu lebih mengutamakan segi sosial seperti latar belakang pendidikan, asal daerah ekonomi, dalam
masyarakat dan sebagainya. 5. Panel konsumen
Panel ini biasanya mempunyai anggota yang besar jumlahnya dari 30 sampai 1000 orang. Pengujiannya biasanya mengenai uji kesukaan
preference test dan dilakukan sebelum pengujian pasar. Hasil uji kesukaan dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu jenis
komoditi dapat diterima oleh masyarakat. 6. Panel agak terlatih
Panel ini tidak dipilih menurut prosedur pemilihan panel terlatih, tetapi juga tidak diambil dari orang-orang awam yang tidak tahu
menahu mengenai sifat-sifat sensorik dan penilaian organoleptik. Panelis dalam kategori ini mengetahui sifat-sifat sensorik dari contoh
yang dinilai karena mendapat penjelasan atau sekedar latihan. Termasuk dalam kategori panel agak terlatih adalah sekelompok
mahasiswa dan atau staf peneliti yang dijadikan panelis secara musiman
atau hanya kadang-kadang. Panelis pada panel agak terlatih dipilih berdasarkan kepekaan dan keandalan penilaian. Jumlahnya berkisar
antara 15 – 25 orang. Pengujian organoleptik dapat digolongkan dalam beberapa
kelompok. Cara yang paling populer adalah kelompok pengujian pembedaan different test dan kelompok pengujian pemilihan preferance
test . Disamping dua kelompok pengujian tersebut dikenal juga pengujian
skalar dan pengujian deskripsi. Jika kedua pengujian pertama banyak digunakan dalam penelitian, analisa proses dan penilaian hasil akhir maka
dua kelompok pengujian terakhir ini banyak digunakan dalam pengawasan mutu quality control. Diluar 4 kelompok pengujian itu masih ada uji-uji
sensorik lain termasuk disini adalah uji konsumen. Kelompok pengujian pemilihan disebut juga dengan pengujian
penerimaan acceptance test. Uji penerimaan menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan
orang menyenangi. Dalam kelompok uji penerimaan ini termasuk uji kesukaan hedonik dan uji mutu hedonik.
Uji kesukaan disebut juga uji hedonik. Dalam uji hedonik panelis diminta untuk memberikan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau
sebaliknya ketidaksukaan. Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka atau kebalikannya, mereka juga mengemukakan tingkat
kesukaannya. Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang
dikehendaki. Gambar 6 menunjukkan contoh-contoh skala hedonik dengan berbagai rintangan.
Dalam penganalisaan, skala hedonik ditransformasi menjadi skala numerik dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan. Dengan data
numerik ini dapat dilakukan analisa-analisa statistik. Dengan adanya skala hedonik secara tidak langsung juga dapat
digunakan untuk mengetahui perbedaan. Karena hal ini, maka uji hedonik paling sering digunakan untuk menilai secara organoleptik terhadap
komoditi sejenis atau produk pengembangan serta menilai hasil akhir produksi.
Skala hedonik Skala
numerik Skala hedonik
Skala numerik
Skala hedonik Skala
numerik Amat sangat
suka Sangat suka
Suka Agak suka
Netral Agak tidak
suka Tidak suka
Sangat tidak suka
Amat sangat tidak ssuka
9 SKALA HEDONIK
9 8
7 6
5 4
3 2
1 Amat sangat
suka Sangat suka
Suka Agak suka
Netral Tidak suka
6 SKALA HEDONIK
5 4
3 2
1 Amat sangat
suka Sangat suka
Suka Agak suka
Agak tidak suka
Tidak suka Sangat tidak
suka
7 SKALA HEDONIK
7 6
5 4
3 2
1
Gambar 6. Macam-macam skala hedonik dengan skala numeriknya Soewarno, 1981
III. METODOLOGI PENELITIAN