SABUN TRANSPARAN TINJAUAN PUSTAKA A. SABUN

Jika sabun dilarutkan di dalam air, ujung hidrofilik dari molekulnya ditarik ke dalam air dan melarutkannya, tetapi bagian hidrofobik ditolak oleh molekul air. Akibatnya, suatu lapisan tipis terbentuk di atas permukaan air, dan secara drastis menurunkan tegangan permukaan air Gambar 2. Jika larutan sabun tersebut mengenai sesuatu yang berlemak atau berminyak, maka bagian molekul sabun langsung terorientasi. Bagian hidrofobik membalut kotoran yang bersifat minyak, sedang bagian hidrofilik tetap larut dalam fase air. Dengan gerakan mekanis membilas maka minyak dan lemak terdispersi menjadi tetesan-tetesan kecil dan molekul sabun tersusun sendiri mengelilingi permukaannya. Tetesan lemak atau minyak yang dikelilingi oleh molekul sabun tersebut disebut misela . Karena gugus karboksilat dari molekul sabun terproyeksi ke luar, permukaan misela menjadi bermuatan negatif. Seluruh misela menjadi larut dalam air dan terbuang bersama air pencuci. Proses pembersihan berlangsung dengan menurunkan tegangan permukaan air dan mengemulsikan kotoran Tarigan, 1983.

B. SABUN TRANSPARAN

Sabun transparan merupakan sabun yang memilki tingkat transparansi paling tinggi. Ia memancarkan cahaya yang menyebar dalam bentuk partikel-partikel yang kecil, sehingga obyek yang berada di luar sabun akan kelihatan jelas. Obyek dapat terlihat hingga berjarak sampai panjang 6 cm Cavith, 2001. Sabun transparan dapat dihasilkan dengan sejumlah cara berbeda. Salah satu metode tertua adalah dengan cara melarutkan sabun dalam alkohol dengan pemanasan lembut untuk membentuk larutan jernih, yang kemudian diberi pewarna dan pewangi. Warna dari sabun batangan akhir tergantung pada pilihan bahan awal dan bila tidak digunakan bahan yang berkualitas baik, kemungkinan sabun yang dihasilkan akan berwarna sangat kuning Williams dan Schmitt, 2002. Proses tradisional mencakup penghilangan sebagian alkohol dengan destilasi dan pencetakan dari sabun cair menjadi blok. Blok tersebut dibiarkan hingga tiga bulan sebelum dicetak dan dikemas ke dalam penampilan akhirnya. Proses ini dengan sifat alaminya merupakan proses yang mahal dan terbatas pada beberapa produk yang sudah dikenal dan ada di pasar selama beberapa tahun. Formula dasar untuk tipe sabun transparan ditunjukkan Tabel 1. Tabel 1. Formulasi Dasar Sabun Transparan Bahan Komposisi berat Asam stearat 8 Minyak kelapa 20 Natrium hidroksida 30 22 Gliserin 13 Ethanol 15 Sukrosa 11 DEA 3 Natrium klorida 0,2 Asam sitrat 3 Air 4,5 Sumber : Cognis 2003 Metode produksi sabun transparan melibatkan pelelehan fase lemak dan persiapan air utuk melarutkan sukrosa, gliserin dan pengawet. Kedua fase ini bereaksi dengan larutan beralkohol dari kaustik soda dibawah pemanasan terkontrol. Setelah reaksi selesai, sabun ini kemudian siap untuk diberi warna dan wewangian. Setelah pewarnaan dan pewangian, sabun akhir dituangkan ke dalam cetakan atau gelas terpisah dan dibiarkan mengeras sebelum dikemas Williams dan Schmitt, 2002. Berikut penjelasan mengenai bahan baku yang digunakan pada pembuatan sabun transparan : 1. Asam stearat Asam stearat berbentuk padatan berwarna putih kekuningan Wade dan Weller, 1994. Asam stearat memilki atom karbon C 18 yang merupakan asam lemak jenuh dan berperan dalam memberikan konsistensi dan kekerasan pada produk Mitsui, 1997. Asam stearat mempunyai titik cair pada suhu 69,4 C Ketaren, 1986. 2. Minyak kelapa Menurut Cavith 2001, minyak kelapa diperoleh dari kopra yaitu daging buah kelapa yang sudah dikeringkan. Minyak kelapa mengandung asam laurat C 12 yang berperan dalam proses pembentukan sabun dan pembusaan Mitsui, 1997. 3. Natrium hidroksida NaOH NaOH merupakan salah satu jenis alkali basa kuat yang bersifat korosif serta mudah menghancurkan jaringan organik yang halus. NaOH berbentuk butiran padat berwarna putih dan memilki sifat higroskopis Wade dan Weller, 1994. Ion Na + dari NaOH bereaksi dengan asam lemak membentuk sabun Cavith, 2001. 4. Gliserin Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak berbau dan memiliki rasa manis. Gliserin diperoleh dari hasil samping proses pembuatan sabun atau dari asam lemak tumbuhan dan hewan. Pada pembuatan sabun transparan, gliserin bersama dengan sukrosa dan alkohol berfungsi dalam pembentukan struktur transparan Mitsui, 1997. 5. Asam sitrat Asam sitrat adalah asam hidroksi trikarboksilat yang diperoleh dari ekstraksi buah-buahan atau hasil proses fermentasi. Wertheim dan Jeskey, 1956. Asam sitrat berfungsi untuk menurunkan nilai pH Kirk et al ., 1954. 6. Dietanolamida DEA DEA berbasis minyak kelapa merupakan DEA terpopuler walaupun efek pengentalannya berkurang dengan adanya gliserol. Harganya relatif murah dan mudah ditangani dibandingkan dengan amida-amida murni berbasis metil ester William san Schmitt, 2002. DEA dalam statu formula sedían kosmetika berfungsi sebagai surfaktan dan sebagai zat penstabil busa Wade dan Weller, 1994. 7. Natrium klorida NaCl NaCl berbentuk butiran berwarna putih Wade dan Weller, 1994. Pada formulasi sabun transparan, NaCl berfungsi sebagai elektrolit Cognis, 2003.

C. SUKROSA