7. Natrium klorida NaCl NaCl berbentuk butiran berwarna putih Wade dan Weller, 1994.
Pada formulasi sabun transparan, NaCl berfungsi sebagai elektrolit Cognis, 2003.
C. SUKROSA
Sukrosa merupakan senyawa nonionik dan mempunyai sifat pengemulsi emusifying, pembusaan foaming, deterjensi detergency,
dan pelarutan solubizing yang sangat baik Gupta et al., 1985. Sukrosa, atau sering disebut gula, merupakan disakarida dengan
rumus kimia C
12
H
22
O
11
ß-D-fructofuranosyl- α-D-glucopyranoside yang
mempunyai berat molekul 342,3. Sukrosa merupakan salah satu disakarida yang ditemukan dalam bentuk bebas tidak berikatan dengan senyawa lain
di dalam tanaman. Secara komersial, sukrosa umumnya diperoleh dari tebu Saccharum officinarum yang nerupakan tanaman daerah tropis dan beet
beta vulgaris yang merupakan tanaman sub-tropis Paryanto, 1999.
Gula tebu cane sugar merupakan nama lain non teknik untuk sukrosa. Sukrosa termasuk gula non reduksi, sehingga tidak mereduksi
larutan Fehling menjadi CuIO atau larutan perak nitrat menjadi perak. Sukrosa tersusun dari dua molekul monosakarida, yaitu glukosa dan
fruktosa.
Gambar 4. Struktur kimia sukrosa www.wikipedia.org
Purwono 2003 menjelaskan bahwa tujuan utama penanaman tebu adalah untuk memperoleh hasil hablur yang tinggi. Hablur adalah gula
sukrosa yang dikristalkan. Dalam sistem produksi gula, pembentukan gula
terjadi di dalam proses metabolisme tanaman dan proses ini terjadi di lapangan on farm.
Sukrosa mempunyai nilai ekonomis karena rasa manis dan kemurniannya. Di samping untuk dikonsumsi langsung, sukrosa
mempunyai potensi menjadi bahan baku untuk produksi bahan kimia lainnnya Paryanto, 1999.
Menurut Nuryanto 1997, sukrosa mempunyai sifat non-toksik, tidak berbau dan tidak berasa, tidak menimbulkan iritasi pada kulit dan
apabila dicampurkan dengan bahan lain akan terhidrolisa ke dalam bentuk normal produk makanan. Tidak seperti kebanyakan surfaktan, sukrosa juga
merupakan emulsifier yang baik dan mempunyai performa yang baik sebagai deterjen bila digunakan secara sendirian atau dicampur dengan
surfaktan anionik. Pada umumnya sukrosa diaplikasikan sebagai surfaktan untuk produk-produk kosmetika seperti cream, lotion, sabun dan
sebagainya. Karena karakteristik sabun transparan yang hampir mirip dengan
sabun konvensional, kecuali berbeda pada tingkat transparasinya, maka sukrosa bisa dipakai sebagai bahan aktif pada pembuatan sabun trasparan.
Ditambahkan pula oleh Mitsui 1997, sukrosa berfungsi sebagai humektan, sehingga dengan adanya sukrosa akan membuat sabun
transparan tidak hanya tampak menarik, tetapi juga dapat merawat kulit dengan baik dan sangat lembut.
D. ASAM SITRAT