Pembelajaran dan Hasil Belajar

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembelajaran dan Hasil Belajar

Dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada keefektifan proses pembelajaran. Menurut Surya 2004:7 dalam bukunya Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran menyatakan bahwa pembelajaran ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan kata “pembelajaran” adalah terjemahan dari “instruction” yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media, seperti bahan-bahan cetak, program televisi, gambar, audio, dan lain sebagainya, sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar. Hal ini seperti yang diungkapkan Gagne 1979:3 yang menyatakan bahwa, “Instruction is a set of event that effect learners in such a way that learning is facilitated”. Oleh karena itu menurut Gagne, mengajar atau teaching merupakan bagian dari pembelajaran instruction, di mana peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Menurut Dimyati dan Mujiono 2006:297, “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Ada tiga aspek yang hendak dikembangkan melalui proses pembelajaran fisika yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pengembangan aspek kognitif antara lain menyangkut masalah peningkatan pengetahuan, kemampuan berpikir logis, kritis dan kreatif, keterampilan mengungkapkan fenomena, dan memecahkan masalah dengan kaidah-kaidah ilmiah proses sains. Aspek afektif terkait dengan pengembangan sikap dan nilai-nilai. Pengembangan aspek psikomotorik menyangkut pengembangan keterampilan fisik yang mendukung untuk melakukan proses-proses pengungkapan fenomena dan masalah alam. Dalam konteks pendidikan, fisika berkedudukan sebagai alat untuk mendidik siswa. Persoalannya terletak pada cara bagaimana pembelajaran fisika dilakukan agar mampu memberi kondisi yang memungkinkan berkembangnya potensi- potensi yang dimiliki oleh masing-masing siswa secara optimal. Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian atau evaluasi. Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar dan mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Oleh sebab itu tindakan atau kegiatan tersebut dinamakan penilaian hasil belajar. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono 2006:200 “Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian danatau pengukuran hasil belajar”. Berdasarkan pengertian evaluasi hasil belajar kita dapat menengarai tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, di mana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai pengukuran atas perubahan tingkah laku individu setelah mendapat perlakuan, yang dapat dilakukan melalui tes hasil belajar. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa sangat bergantung kepada sejauh mana siswa tersebut dapat menerima materi yang telah disampaikan, serta dapat memenuhi dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru.

2.2. Strategi Pembelajaran Inkuiri