Keterampilan Proses Sains TINJAUAN PUSTAKA

sebab akibat. Fase keempat merumuskan aturan-aturan atau penjelasan. Fase kelima menganalisis proses inkuiri. Pada fase ini siswa menganalisa strategi inkuiri dan mengembangkannya supaya lebih efektif.

2.3. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama kelamaan akan menjadi suatu keterampilan Holil, 2008. Menurut Indrawati 2000:3, keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah baik kognitif maupun psikomotor yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan. Dengan kata lain keterampilan ini dapat digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsepprinsipteori yang telah ditemukan atau dikembangkan ini akan memantapkan pemahaman tentang keterampilan proses tersebut. Keterampilan proses sains merupakan perilaku ilmu sains yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh siswa melalui proses pembelajaran di kelas. Dalam pembelajarannya memberikan kesempatan lebih banyak pada siswa untuk berperan aktif dalam memecahkan masalah yang dihadapkan pada mereka Bahar, 1994:21. Dengan memiliki keterampilan proses sains siswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan baru untuk mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki Dahar, 1985:11. Keterampilan proses sains terdiri atas sejumlah aspek-aspek sebagai penjabaran dan keterampilan proses itu sendiri. Beberapa pendapat dikemukakan mengenai aspek-aspek keterampilan proses sains. Peter C. Gega dalam Indrawati, 2000:4, menyebutkan ada enam aspek keterampilan proses, meliputi: 1 observasi, 2 klasifikasi, 3 pengukuran, 4 mengkomunikasikan, 5 memberikan penjelasan atau interpretasi terhadap suatu pengamatan inference, dan 6 melakukan eksperimen. Rustaman N Rustaman A, 1997, mengatakan bahwa keterampilan proses sains terdiri dari sejumlah keterampilan yang satu sama lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan, namun pada masing-masing jenis keterampilan proses ada penekanan khusus. Masing-masing keterampilan proses tersebut terdiri dari 1 observasi, 2 interpretasi, 3 klasifikasi, 4 prediksi, 5 berkomunikasi, 6 berhipotesis, 7 merencanakan penyelidikan, 8 menerapkan konsepprinsip, dan 9 mengajukan pertanyaan. Adapun yang menjadi aspek keterampilan proses sains yang akan diukur dalam penelitian ini meliputi: menafsirkan, merencanakan percobaan, dan meramalkan. Untuk lebih memahami kriteria dari aspek keterampilan proses sains yang dimaksud, ikuti penjelasan berikut ini. Keterampilan proses sains jenis prediksi atau meramalkan, apabila dapat mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan fakta yang menunjukkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada. Memprediksi merupakan suatu keterampilan membuat atau mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu keuntungan atau pola yang sudah ada. Karakteristik dari keterampilan memprediksi adalah menggunakan pola-pola atau hubungan informasiukuranhasil observasi dan mengantisipasi suatu peristiwa berdasarkan pola atau kecenderungan. Keterampilan proses sains merencanakan percobaan, merupakan kemampuan yang penting dalam kegiatan ilmiah. Setelah melihat suatu pola atau hubungan dari pengamatan yang dilakukan, hipotesis yang telah dirumuskan harus diuji kebenarannya. Keterampilan merencanakan percobaan meliputi kemampuan dalam menentukan alat dan bahan yang diperlukan pada suatu penyelidikan, menentukan variabel kontrol, variabel bebas, menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja yang mengarah pada pencapaian kebenaran ilmiah. Keterampilan merencanakan percobaan membantu siswa dalam memproses informasi yang diperoleh dari objekperistiwa di sekitarnya, membantu mendekati masalah secara umum, dan membantu siswa memikirkan kembali gagasannya, dengan demikian kemampuan siswa dalam mendekati masalah akan berkembang. Keterampilan proses menafsirkan merupakan salah satu keterampilan penting yang umumnya dikuasai oleh para ilmuwan. Keterampilan proses menafsirkan meliputi kemampuan mencatat setiap pengamatan secara terpisah, menghubungkan hasil-hasil pengamatan, menemukan satu pola dalam satu seri pengamatan, dan menarik kesimpulan. Pada keterampilan proses menafsirkan ini digunakan ilustrasi yang membantu siswa memahami apa yang dibaca. Tabel 2.1 menunjukkan rincian keterampilan proses sains beserta sub keterampilan proses sains. Tabel 2.1. Rincian Keterampilan Proses Sains Keterampilan Proses Sains Sub Keterampilan Proses Sains 1. Mengamati 1. Menggunakan sebanyak mungkin indera 2. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan 3. Mencari kesamaan dan perbedaan 2. Menafsirkan Pengamatan 1. Mencatat setiap pengamatan secara terpisah 2. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan 3. Menemukan suatu pola dalam satu seri pengamatan 4. Menarik kesimpulan 3. Meramalkan Dengan menggunakan pola-pola, mengemukakan apa yang akan terjadi pada keadaan yang belum diamati 4. Menerapkan Konsep 1. Menggunakan konsep pada pengalaman yang baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi 2. Menerapkan konsep pada situasi yang baru 3. Menyusun hipotesis 5. Merencanakan Percobaan 1. Menentukan alatbahan dan sumber yang akan digunakan dalam penelitian 2. Menentukan variabel-variabel penelitian 3. Mengontrol variabel 4. Menentukan apa yang akan diamati 5. Menentukan langkah-langkah kerja 6. Menentukan bagaimana mengolah hasil pengamatan untuk mengambil kesimpulan 6. Berkomunikasi 1. Memberikan hasil pengamatan 2. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas 3. Menjelaskan hasil penelitian 4. Mendiskusikan hasil penelitian 5. Menggambarkan data dengan grafik, tabel, atau diagram 6. Membaca grafik, tabel, atau diagram 7. Menggunakan Alatbahan 1. Menggunakan alatbahan 2. Mengetahui mengapa menggunakan alat dan bahan tersebut 3. Mengetahui bagaimana menggunakan alat dan bahan tersebut 8. Mengajukan Pertanyaan 1. Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa 2. Bertanya untuk meminta penjelasan 3. Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis Dahar, 1985:143-145

2.4. Teori Tentang Sikap