BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERBANKAN ISLAM
A. Sejarah Perbankan Islam dan Pengertian Perbankan Islam
Jika dilihat dari sejarah berdirinya Bank Islam sebenarnya pada Zaman pra-Islam sudah ada bentuk-bentuk perdagangan yang pada zaman sekarang telah
dikembangkan dalam suatu bisnis yang lebih modern. Bentuk-bentuk itu misalnya al-Musyarokah, at-takaful, kredit kepemilikan barang dan pinjaman dengan
tambahan bunga. Bentuk perdagangan tersebut telah berkembang di jazirah Arab khususnya berpusat di kota Makkah, Jeddah, dan Madinah. Jazirah yang berada di
jalur perdagangan Asia, Afrika, Eropa kemungkinan besar telah dipengaruhi bentuk-bentuk ekonomi Mesir purba, Yunani kuno dan Romawi 2500 tahun SM
telah mengenal sistem perbankan. Kemudian di Babilonia yang telah menjadi wilayah Irak juga telah mengenal sistem perbankan hampir dari 2000 tahun SM.
Pada waktu itu sikap para umat tentang larangan riba sangat banyak. Kepatuhan umat terhadap larangan riba ini diarahkan kepada kegiatan-kegiatan
ekonomi yang tidak terlarang, dan telah terbukti mampu mengantarkan umat Islam kepada masa kejayaannya mulai sekitar tahun 633 masehi hingga ratusan
tahun kemudian. Pada masa Rasulullah secara umum bank adalah suatu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yang menerima simpanan uang,
meminjamkan uang dan memberikan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian umat Islam pembiayaan yang dilakukan
dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam
Universitas Sumatera Utara
sejak zaman Rasulullah. Praktek-praktek seperti ini menerima penitipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan juga untuk keperluan bisnis,
serta melakukan pengiriman uang telah dilakukan sejak zaman Rasulullah. Salah satu kegiatan usaha yang paling dominan dan sangat dibutuhkan
keberadaannya di dunia ekonomi dewasa ini adalah kegiatan usaha lembaga keuangan perbankan, oleh karena fungsinya sebagai pengumpul dana yang sangat
berperan demi menunjang pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Dengan demikian, fungsi-fungsi utama perbankan modern yaitu menerima
deposit, menyalurkan dana, dan melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam bahkan sejak zaman Rasulullah
SAW. Rasululah SAW yang dikenal dengan julukan Al-Amin, dipercaya oleh masyarakat Makkah menerima simpanan harta, sehingga pada saat terakhir
sebelum hijrah ke Madinah, ia meminta Ali bin Abi Thalib untuk mengembalikan semua titipan itu kepada para pemiliknya. Dalam konsep ini, pihak yang dititipi
tidak dapat memanfaatkan harta titipan.
9
Oleh karena bunga uang secara fiqih dikategorikan sebagai riba yang berarti haram, di sejumlah negara Islam dan berpenduduk mayoritas Muslim
mulai timbul usaha-usaha untuk mendirikan lembaga bank alternatif non-ribawi. Hal ini terjadi terutama setelah bangsa-bangsa Muslim memperoleh
kemerdekaannya dari para penjajah bangsa Eropa. Usaha modern pertama untuk mendirikan bank tanpa bunga pertama kali dilakukan di Malaysia pada
pertengahan tahun 1940-an tetapi usaha ini tidak sukses. Eksperimen lain
9
Ir.Adiwarman A. Karim,S.E.,M.B.A.,M.A.E.P, Bank Islam, Jakarta, Rajawali Pers, 2004, hal 18.
Universitas Sumatera Utara
dilakukan di Pakistan pada akhir tahun 1950-an, di mana suatu lembaga perkreditan tanpa bunga didirikan di pedesaan negara itu.
10
Gagasan mengenai Bank Syariah telah muncul sejak lama, ditandai dengan banyaknya pemikir-pemikir muslim yang menulis tentang keberadaan
Bank Islam, misalnya Anwar Qureshi 1946, Naeim Siddiqi 1948, dan Mahmud Ahmad 1952.
11
a. Tiap keuntungan haruslah tunduk kepada hukum untung dan rugi, jika
tidak ia termasuk riba dan riba itu sedikitbanyak haram hukumnya Secara kolektif gagasan berdirinya bank syariah di tingkat internasional
muncul dalam konferensi negara-negara Islam sedunia di Kuala Lumpur, Malaysia pada bulan April 1969 yang diikuti 19 negara peserta. Konferensi
tersebut menghasilkan beberapa hal yaitu:
b. Diusulkan supaya dibentuk suatu bank syariah yang bersih dan sistem
riba dalam waktu secepat mungkin c.
Sementara waktu menunggu berdirinya bank syariah, bank-bank yang menerapkan bunga diperbolehkan beroperasi, namun jika benar-benar
dalam keadaan darurat. Istilah lain yang digunakan untuk sebutan Bank Islam adalah Bank
Syariah. Bank Islam adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
uang yang pengoperasiannya telah disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariat Islam. Bank Islam wajib mengikuti dan berpedoman pada ketentuan-ketentuan
10
Sudin Haron, Prinsip dan Operasi Perbankan Islam, Kuala Lumpur, 1996, hal 3.
11
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi , hal 19
Universitas Sumatera Utara
yang ada pada zaman Rasulullah, bentuk-bentuk yang sudah ada ataupun bentuk- bentuk usaha yang baru dan tidak menyimpang dari ketentuan Al-Quran dan
Hadis. Kemudian sejarah lainnya bagi perkembangan bank Islam yaitu dengan
didirikannya Islamic Development Bank IDB. Pendiriannya diawali dengan sidang menteri luar negeri negara-negara Organisasi Konferensi Islam OKI di
Karachi, Pakistan pada bulan Desember 1970, dimana Mesir mengajukan proposal untuk mendirikan bank syariah Internasional. Setelah melalui
persetujuan negara-negara OKI lainnya dan tahapan-tahapan tertentu, maka pada tahun 1975 berdirilah Islamic Development Bank IDB yang beranggotakan 22
negara Islam pendiri.
12
Lembaga ini kemudian berperan penting dalam memenuhi kebutuhan dana negara-negara Islam untuk pembangunan dan secara aktif memberi jaminan bebas
bunga berdasarkan partisipasi modal negara tersebut. Di samping itu, berdirinya IDB juga memotivasi banyak negara lain untuk mendirikan lembaga keuangan
syariah. Pada akhir periode 1970-an dan awal dekade 1980-an, lembaga keuangan syariah bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara Teluk, Pakistan, Iran,
Malaysia, dan Turki.
13
Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992 adalah Bank Muamalat Indonesia BMI. Walaupun perkembangannya agak terlambat
bila dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia terus berkembang. Bank Muamalat Indonesia yang diprakarsai oleh
12
Ir.Adiwarman A. Karim,S.E.,M.B.A.,M.A.E.P, Praktik Pengembangan Perbankan Syariah di Negara-negara Islam, FHUI, Depok, 2003 hal 1
13
Heri Sudarsono, Op.cit., hal 20
Universitas Sumatera Utara
Majelis Ulama Indonesia MUI dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ICMI dan beberapa pengusaha muslim. Bila
pada periode tahun 1992-1998 hanya ada satu unit Bank Syariah, maka pada tahun 2005, jumlah bank syariah di Indonesia telah bertambah menjadi 20 unit,
yaitu 3 bank umum syariah dan 17 unit usaha syariah.
14
14
Ir.Adiwarman A. Karim,S.E.,M.B.A.,M.A.E.P, 0p.cit., hal 25
Bank Muamalat sempat terkena permasalahan oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an. Kemudian, Islamic Development Bank IDB memberikan
pemasukan dana sehingga pada periode 1999-2002 dapat kembali bangkit dan menghasilkan laba. Saat ini keberadaan Bank Syariah di Indonesia telah diatur
dalam Undang-undang yaitu UU No.10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan serta lebih spesifiknya pada Peraturan Pemerintah
No.72 tahun 1992 tentang Bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan
berdasarkan syariah hukum Islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga
atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram misal: usaha yang berkaitan dengan produksi
makananminuman haram, usah media yang tidak islami dll, dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.
Universitas Sumatera Utara
B. Bank Berdasarkan Prinsip Syariah