terus berkembang dan sekaligus membantu pemberantasan Skema Piramid di Amerika Serikat.
140
Menurut Andrias Harefa, untuk dapat menguji keabsahan bisnis MLM harus didasarkan pada dua aspek. Aspek pertama mengenai rancangan yang
dikemukakan dalam dokumen perusahaan marketing plan harus jelas menyatakan bahwa seseorang tidak mendapatkan komisi, bonus, atau
penghargaan jika ia membeli produk untuk dipergunakan secara pribadi. Aplikasi dari tes ini adalah sama sekali tidak ada sesuatu yang salah atau ilegal dalam
konsumsi pribadi. Aspek kedua adalah dalam penerapan rencana dari marketing plan tadi, bahwa seorang mitra dalam perusahaan MLM dapat memperoleh
komisi, bahkan tanpa melakukan sponsorisasi perekrutan downline. Penerapan marketing plan yang baik dan sah dari suatu perusahaan MLM adalah
menyediakan suatu peluang single level untuk memperoleh keuntungan bagi mitra usaha yang memilih untuk tidak mensponsori orang lain. Kesempatan untuk
mendapat komisi tambahan jika seorang mitra mensponsori orang lain tetap ada saat terjadi peningkatan penjualan prestasi penjualan produk yang dilakukan
kelompok jaringan yang dibangunnya.
141
Aturan baku atau perundangan yang melindungi usaha MLM di Indonesia sebelum tahun 2000 tidak mengenal aturan tentang izin usaha khusus. Penjualan
H. Legalitas Bisnis MLM di Indonesia Serta Kaitannya Terhadap Bisnis Berkedok MLM
140
Andrias Harefa, op.cit., hlm. 113-114.
141
Ibid., hlm. 126-127.
Universitas Sumatera Utara
Langsung istilah formal yang digunakan untuk menyebut bisnis MLM sebelum tahun 2000 cukup menggunakan Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP yang pada
masa itu merupakan surat izin untuk semua jenis usaha perdagangan di Indonesia. SIUP dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang yaitu Departemen Perdagangan.
Tidak adanya pengaturan khusus dalam penyelenggaraan industri MLM sebelum tahun 2000 telah memicu tumbuhnya berbagai jenis usaha ilegal berkedok MLM
yang banyak merugikan masyarakat secara finansial. Penyelenggaraan bisnis DS-MLM di Indonesia kemudian mulai diatur
secara khusus oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI dengan terbitnya Keputusan Menteri No. 73MPPKep32000 tentang Ketentuan Kegiatan Usaha
Penjualan Berjenjang IUPB. Ketentuan khusus tersebut kemudian sudah pernah beberapa kali diganti, dan yang sekarang dipakai adalah Permendag No. 32M-
DAGPER82008 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perdagangan dengan Sistem Penjualan Langsung serta perubahannya pada Permendag No. 47M-
DAG92009, dan
Permendag No. 55M-DAGPER102009 tentang Pendelegasian Wewenang Penerbitan Surat Izin Usaha Penjualan Langsung
kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. Sejak diterbitkannya ketentuan khusus tersebut, perusahaan DS-MLM di
Indonesia selain harus memiliki surat izin yang bersifat umum, juga harus memiliki surat izin khusus. Surat izin yang bersifat umum sebagaimana berlaku
pada semua kegiatan usaha di Indonesia meliputi: a Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP, b Tanda Daftar Perusahaan TDP, c Nomor Pokok
Wajib Pajak NPWP, sedangkan surat izin khusus adalah Surat Izin Penjualan
Universitas Sumatera Utara
Langsung SIUPL. Perusahaan DS-MLM yang tidak memiliki SIUPL di Indonesia dapat digolongkan sebagai perusahaan berkedok MLM.
142
Masyarakat di Indonesia yang hendak bergabung dalam bisnis DS-MLM harus berhati-hati saat memilih perusahaan DS-MLM. Cara yang paling aman
adalah dengan menanyakan ada tidaknya SIUPL di perusahaan DS-MLM yang bersangkutan kepada pihak yang berwenang yaitu: a Kementrian Perdagangan
RI; Dirjen Perdagangan Dalam Negeri; Direktur Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahan, b Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM, dan c Asosiasi
Penjualan Langsung Indonesia APLI. Ketiga lembaga tersebutlah yang paling mengetahui perihal proses penerbitan SIUPL sehingga dianggap layak untuk
dimintai konfirmasi.
143
Penyelenggaraan industri bisnis MLM di Indonesia meskipun sudah diatur dalam suatu aturan yang khusus, namun ternyata belum cukup efektif untuk
menghilangkan kesalahpahaman masyarakat terhadap bisnis MLM. Bisnis MLM masih saja menuai pro dan kontra. Sebagian banyak masyarakat yang kurang
memahami perbedaan bisnis MLM dengan bisnis berkedok MLM cenderung menyamaratakan keduanya, bahkan tidak sedikit yang sangat anti jika mendengar
kata MLM. Hal ini tidak terlepas dari lemahnya penegakan hukum pidana dalam menanggulangi praktek bisnis berkedok MLM dan juga minimnya peran aktif
pemerintah. Tidak adanya pengaturan yang secara tegas melarang praktek-praktek bisnis berkedok MLM akan selalu membuat masyarakat kesulitan dalam
memahami perbedaan antara bisnis MLM murni dengan bisnis berkedok MLM.
142
R. Serfianto D. Purnomo, Iswi Hariyani, Cita Yustisia, op.cit., hlm 155.
143
Ibid., hlm. 156.
Universitas Sumatera Utara
Peran aktif pemerintah dalam mengedukasi masyarakat tentang seluk-beluk dan bahaya program Skema Piramid juga sangat dibutuhkan untuk meluruskan
kesalahpahaman masyarakat terhadap industri bisnis MLM, namun hal ini juga sangat minim di Indonesia.
144
Legalitas industri bisnis MLM di Indonesia tidak akan cukup diakui oleh masyarakat apabila praktek bisnis berkedok MLM masih tetap marak. Penerbitan
pengaturan khusus dalam penyelenggaraan industri bisnis MLM di Indonesia yang ditujukan untuk menyaring dan mencegah munculnya praktek-praktek ilegal
berkedok MLM dinilai masih mempunyai banyak kelemahan dan membutuhkan penyempurnaan. Seperti yang diketahui hampir setiap tahun kasus-kasus penipuan
berkedok MLM selalu terjadi berulang kali, dan hal ini telah berlangsung selama puluhan tahun di Indonesia. Akibatnya, masyarakat yang menjadi korban maupun
yang hanya mengetahui berita-berita kasus penipuan berkedok MLM melalui media massa menjadi terpola untuk tidak lagi mempercayai industri bisnis MLM.
Hal ini dikuatkan pula oleh Jhon Tafbu Ritonga, seorang pengamat ekonomi dari Universitas Sumatera Utara USU, yang menyatakan bisnis berkedok MLM atau
money game baru berpengaruh pada industri bisnis MLM murni setelah bisnis tersebut ditutup, “pada saat bisnis money game tersebut ditutup, pasar tentu sudah
jenuh, itu membuat perspektif masyarakat terhadap MLM menjadi buruk”.
145
Upaya konkrit yang selayaknya dilakukan pemerintah dan DPR dalam menanggulangi hal tersebut adalah dengan menerbitkan Undang-Undang khusus
semacam Undang-Undang Anti-Piramid atau Undang-Undang Anti-Money Game.
144
Edy Zaqeus, “Mengapa Orang ‘Mau Jadi Korban’ Money Game atau Skema Piramid?, loc.cit.
145
http:www.medanbisnisdaily.com, op.cit.
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya Undang-Undang khusus ini diharapkan dapat menjadi sarana pencegahan dan pemberantasan praktek-praktek bisnis berkedok MLM. Hal yang
tidak kalah pentingnya bahwa dengan adanya Undang-Undang khusus tersebut, kesalahpahaman masyarakat terhadap industri bisnis MLM dapat dihilangkan. Hal
ini tentu saja harus didukung oleh peran aktif pemerintah serta media massa dalam menyosialisasikan pengetahuan tentang seluk-beluk dan bahaya program Skema
Piramid kepada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
BAB III ANALISA YURIDIS PENEGAKAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA