tentang hal-hal yang belum dipahaminya dan dapat melihat simulasi demonstrasi langsung mengenai praktek yang akan dilaksanakan.
Kunci dari keberhasilan ceramah apabila penceramah tersebut dapat menguasai sasaran ceramah, untuk itu penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut: sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah, suara hendaknya cukup keras dan jelas, pandangan harus tertuju kepada
peserta ceramah, berdiri ditengah pertengahan dan sebaiknya tidak duduk, menngunakan alat-alat bantu lihat semaksimal mungkin Notoatmojo, 2007.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan satu metode yang sering digunakan dalam proses pendidikan, dimana harus ada partisipasi yang baik dari peserta diskusi saat diskusi
berlangsung. Diskusi diarahkan pada keterampilan berdialog, peningkatan pengetahuan, peningkatan pemecahan masalah secara efisien dan untuk memengaruhi
para peserta agar mau mengubah sikap Kartono, 1998 Dalam suatu diskusi pesertanya berfikir bersama dan mengungkapkan pikirannya, sehinnga menimbulkan
pengertian pada diri sendiri dan peserta diskusi terhadap permasalahan yang menjadi topik diskusi Lunandi,1993
Diskusi dipakai sebagai forum untuk bertukar informasi, pendapat dan pengalaman dalam bentuk tanya jawab yang teratur, dengan tujuan mendapatkan
pengertian yang lebih luas, kejelasan tentang suatu permasalahan dan untuk menentukan kebijakan dalam pengambilan keputusan Kartono,1998.
Universitas Sumatera Utara
Diskusi merupakan saluran yang paling baik untuk menjaga kredibilitas pesan-pesan, menyediakan informasi dan mengajarkan keterampilan yang kompleks
yang membutuhkan komunikasi dua arah antara individu dan seseorang sebagai sumber informasi yang terpercaya Graeff, 1996.
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka pormasi duduk para peserta diatur sedemikian
rupa sehinnga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk
diantara para peserta sehingga tidak menimbulkan kesan sepertinya Effendi,1992. Keberhasilan metode diskusi banyak tergantung dari pimpinan diskusi untuk
memperkenalkan permasalahan yang akan dibahas peserta dan memelihara perhatian yang terus menerus dari para peserta, dan memberikan kesempatan pada setiap orang
untuk mengemukakan pendapatnya dan menghindari dominasi dari beberapa orang saja, membuat kesimpulan dari pembicaraan –pembicaraan dan menyusun saran-
saran yang di ajukan. Metode diskusi juga mempunyai kelemahan yaitu jika peserta kurang berpartisipasi secara aktif untuk bertukar pengalaman dan pengetahuan serta
adanya dominasi pembicaraan oleh satu orang atau beberapa orang saja. Diskusi membutuhkan perencanaan dan persiapan, serta terdapat banyak cara
untuk memicu dan mempersiapkan struktur yang akan membantu setiap orang untuk berpartisipasi.
Menurut Suprijanto 2008 ada beberapa tehnik yang digunakan dalam diskusi kelompok, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Diskusi kelompok : dibuat sedemikian rupa sehingga saling berhadapan, pimpinan diskusi atau penyuluh duduk diantara peserta agar tidak ada
kesan lebih tinggi dan tiap kelompok punya kebebasan mengeluarkan pendapat, dimana pimpinan diskusi memberikan pancingan, mengarahkan
dan mengatur sehingga diskusi tetap berjalan hidup dan tidak ada dominasi diantara para peserta diskusi.
2. Curah pendapat Brain Storming: merupakan modifikasi diskusi kelompok yang dimulai dengan memberikan satu masalah, kemudian peserta
memberikan jawabantanggapan selanjutnya ditulis dalam pliphcardpapan tulis, sebelum semuanya mencurahkan pendapat dan tidak boleh ada
komentar dari siapa pun, baru setelah semuanya mengemukakan pendapat, tiap anggota mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.
3. Bola salju Snow Balling tiap orang di bagi pasangan pasangan sepasang 2 orang Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah setelah
kurang lebih 5 menit tiap 2 pasang bergabung jadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencari kesimpulannya. Kemudian
setiap 2 pasang yang beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya maka terbentuklah diskusi
seluruh kelas. 4. Kelompok kecil-kecil Buzz group: kelompok lansung dibagi menjadi
kelompok kecil-kecil, kemudian dilontarkan suatu permasalahan samatidak sama dengan kelompok yang lain, dan masing masing
Universitas Sumatera Utara
kelompok mendiskusikan masalah tersebut, kemudian kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dicari kesimpulannya.
2.3.3 Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dalam upaya deteksi dini kanker payudara, merupakan sebuah proses yang sistematis dan terencana, yang dimulai dari
pengkajian, analisa masalah, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian atau evaluasi. untuk pendidikan kesehatan.
1. Pengkajian sebelum melaksanakan pendidikan kesehatan, perlu dilakukan sebagai survei awal. Data yang dikumpulkan adalah kondisi masyarakat dan
lingkungan, kebutuhan masyarakat akan materi atau topik pendidikan kesehatan dan target perubahan perilaku tahap mana yang diperlukan masyarakat.
2. Pada saat melakukan analisa masalah ditentukan oleh kebutuhan masyarakat yang menjadi masalah yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap ataupun
perilaku. 3. Pada tahap perencanaan yang bertujuan untuk membantu masyarakat lebih
mandiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya. Upaya ini diwujudkan dengan adanya rancangan pembelajaran yakni SAP Satuan Acara Penyuluhan
4. Pelaksanaan merupakan implementasi dari perencanaan yang tertuang dalam SAP. Media dan metode yang digunakan juga berkontribusi terhadap kelancaran
dan keberhasilan pelaksanaan pendidikan kesehatan. 5. Evaluasi pendidikan kesehatan mengenai Narkoba di tujukan kepada individu
atau kelompok maupun masyarakat. Perlunya evaluasi ini dilakukan adalah untuk
Universitas Sumatera Utara
menentukan sampai sejauh mana individu memahami materi yang telah disampaikan, dan mencapai perubahan pengetahuan, sikap maupun perilaku,
sesuai dengan yang diharapkan. Nurhidayah, 2010
2.3.4 Media yang Digunakan Saat Memberikan Pendidikan Kesehatan
Media pendidikan yang digunakan saat memberikan pendidikan kesehatan pada prinsipnya harus dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendidikan
kesehatan, terutama dalam memperjelas materi yang diberikan. Sebagaimana fungsinya bahwa media yang digunakan bertujuan untuk mempermudah
pembelajaran atau perubahan tingkah laku pada masyarakat. Media pendidikan tidak harus selalu canggih, tetapi disesuaikanlah dengan situasi dan kondisi di lapangan dan
tidak kalah penting adalah kemampuan pendidik atau penyuluh untuk menggunakan media tersebut. Prinsipnya adalah semakin banyak indra yang digunakan, maka
kemampuan untuk menyerap informasi juga semakin baik, atau semakin mendekati objeg sesungguhnya maka media tersebut semakin baik. Media pendidikan kesehatan
pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan audio visual aidsAVA. Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan media, media ini dibagi
menjadi 3: cetak, elektronik, media papan bill board.
1. Media Cetak