Penyebab Kekeruhan a. Adanya Endapan, Koloid, dan Bahan Terlarut

20 Oxygen Demand BOD. Adanya koloid, bahan pencemar, plankton serta beberapa jenis mineral akan menyebabkan kekeruhan pada air. Kekeruhan air dapat dipisahkan agar lebih jernih seperti dengan proses filtrasi Sunu, 2001.

b. Padatan Tersuspensi Total TSS

Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut, dan tidak dapat mengendap langsung. Padatan tersuspensi terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari pada sedimen, seperti bahan-bahan organik tertentu, tanah liat, dan lain-lain. Misalnya air permukaan mengandung tanah liat dalam bentuk suspensi Sunu, 2001. Pengukuran langsung padatan tersuspensi total TSS sering membutuhkan waktu cukup lama. TSS ialah jumlah bobot bahan yang tersuspensi dalam suatu volume air tertentu, yang biasanya diberikan dalam miligram per liter atau ppm. Mengukur kekeruhan turbiditas air dilakukan untuk dapat memperkirakan TSS dalam suatu contoh air. Turbiditas diukur dengan turbidiuster yang mengukur kemampuan cahaya untuk melewati suatu contoh air Sunu, 2001. Partikel yang tersuspensi tersebut akan menyebar cahaya yang datang, sehingga menurunkan intensitas cahaya yang disebarkan. Padatan yang tersuspensi dalam air umumnya terdiri dari fitoplankton, zooplankton, kotoran hewan, sisa tanaman dan hewan, kotoran manusia, dan limbah industri Sunu, 2001. Kejernihan dan warna air akan dipengaruhi oleh padatan terlarut dan tersuspensi. Kejernihan air yang rendah menunjukkan produktivitas tinggi, karena sifat kejernihan ada hubungannya dengan produktivitas. Jika konsentrasi bahan 21 tersuspensi tinggi, maka sinar matahari tidak dapat menembus ke dalam air dengan sempurna Sunu, 2001.

2.7.2 Deteksi Kekeruhan

Tujuan deteksi kekeruhan adalah untuk mengetahui macam partikel penyebab pencemar air yang dideteksi. Deteksi kekeruhan turbidity pada air minum dapat dilakukan dengan alat turbidimeter dan dinyatakan dengan satuan NTU Nephelometric Turbidity Unit. Untuk melihat macam zat yang terlarut penyebab kekeruhan tersebut digunakan alat elektrolyzer Pitojo, 2002. Kekeruhan dinyatakan dalam satuan unit turbiditas, yang setara dengan 1 mgliter SiO 2 . Peralatan yang pertama kali digunakan untuk mengukur turbiditas adalah Jackson Candler Turbidimeter, yang dikalibrasi dengan menggunakan silika. Kemudian Jackson Candler Turbidimeter dijadikan sebagai alat baku atau standar bagi pengukuran kekeruhan. Satu unit Jackson Candler Turbidimeter dinyatakan dalam satuan 1 JTU. Pengukuran kekeruhan dengan menggunakan Jackson Candler Turbidimeter bersifat visual, yaitu membandingkan air sampel dengan air standar Effendi, 2003. Selain diukur dengan menggunakan Jackson Candler Turbidimeter, kekeruhan sering diukur dengan metode Nephelometric. Pada metode ini, sumber cahaya dilewatkan pada sampel dan intensitas cahaya yang dipantulkan oleh bahan-bahan penyebab kekeruhan diukur dengan menggunakan suspensi polimer formazin sebagai larutan standar. Satuan kekeruhan yang diukur dengan metode Nephelometric adalah NTU Nephelometric Turbidity Unit. Satuan JTU dan NTU