Flokulasi dan pengendapan digabungkan Koagulasi

15 cm yang butir-butirnya tersusun menurut besarnya. Suatu lapisan batubara antrasit batu bara yang keras dan mengkilat kadang-kadang dipergunakan di dalam filter Sutrisno, 2010.

2.6.2 Metode-Metode Pengolahan Kimiawi

Koagulasi dan disinfeksi adalah merupakan proses yang paling umum dipergunakan dalam pengolahan air. Pelembutan presipitasi, pertukaran ion, adsorpsi dan oksidasi kimiawi dipergunakan bila kondisi setempat menuntut demikian Sutrisno, 2010.

a. Koagulasi

Bila bahan-bahan padat terapung di dalam air ukurannya halus atau koloidal, sering dipergunakan bahan-bahan kimia untuk menghilangkan benda- benda terapung dengan lebih sempurna. Koagulan bereaksi dengan air dan partikel-partikel yang membuat keruh untuk membuat endapan flokulan. Selama flokulasi masing-masing partikel kumpulan diubah menjadi partikel-partikel yang lebih besar pada waktu bertumbukan satu sama lain. Partikel-partikel yang lebih besar mempunyai kerapatan yang cukup untuk memungkinkan pembuangannya dengan cara pengendapan gravitasi. Koagulan yang paling dikenal adalah alum Al 2 SO 4 3 .18H 2 O yang bereaksi dengan alkalinitas di dalam air untuk membentuk kumpulan alumunium hidroksida, sesuai dengan persamaan sebagai berikut: Al 2 SO 4 3 . 18H 2 0 + 3CaHCO 3 2 → 3CaSO 4 + 2AlOH 3 + 6CO 2 +18H 2 O Bila air tidak mengandung alkalinitas yang diperlukan, maka mungkin perlu ditambahkan kapur CaO atau abu soda Na 2 CO 3 disamping alum untuk memperoleh flokulasi yang tepat. Silika yang diaktifkan kadang-kadang 16 ditambahkan ke air untuk menjadi inti bagi pembentukan kumpulan. Dosis alum yang biasa adalah 10 hingga 40 mgl kira-kira 75 hingga 300 lb per juta gallon. Jumlah bahan kimia pelengkap yang digunakan tergantung pada sifat air. Ferrous sulfat FeSO 4 dan ferric klorida FeCl 3 juga dipergunakan sebagai koagulan. Bahan ini membentuk endapan hidroksida besi. Garam ferrous membutuhkan kapur sebagai bahan kimia pelengkap, kalau tidak garam ferrous harus diubah ke dalam bentuk ferric dengan menambahkan klorin Sutrisno, 2010.

b. Disinfeksi

Lebih dari 50 persen patogen di dalam air akan mati dalam waktu 2 hari dan 90 persen akan mati pada akhir 1 minggu. Klorin telah terbukti merupakan disinfeksi yang ideal. Bila dimasukkan ke dalam air akan mempunyai pengaruh yang segera dan membinasakan kebanyakan makhluk mikroskopis Sutrisno, 2010. Dua jenis reaksi akan terjadi bila klorin dimasukkan ke dalam air, yaitu hidrolisis dan ionisasi. Reaksi hidrolisis adalah Cl 2 + H 2 O → HOCl + Cl - + H + Gas klorin asam hipoklorit Reaksi ionisasi adalah HOCl → OCl - + H + Asam hipoklorit ion hipoklorit Karena klorin dalam bentuk asam hipoklorus 40 hingga 80 kali lebih efektif daripada ion hipoklorit, maka disinfeksi dengan klorin akan paling efektif pada nilai-nilai pH yang asam. Klorin cair didapat dalam wadah-wadah bertekanan dan 17 dimasukkan kedalam air melalui suatu klorinator. Klorinator kecil memasukkan gas tersebut secara langsung ke dalam air, sedangkan klorinator besar biasanya melarutkan gas di dalam air, kemudian mengisi larutan itu. Klorinator harus dijaga pada suhu 70 ˚F 21˚C untuk mencegah ko ndensasi gas klorin di pipa-pipa pengisian Sutrisno, 2010. Secara umum, kebanyakan air akan mengalami desinfeksi cukup baik bila residu klorin bebas sebanyak kira-kira 0,2 mgl diperoleh setelah klorinasi selama 10 menit. Residu klorin yang lebih besar dapat menimbulkan bau yang tak enak, sedangkan yang lebih kecil tidak dapat diandalkan. Klorin akan sangat efektif bila pH air rendah. Bila persediaan air mengandung fenol, penambahan klorin ke air akan mengakibatkan rasa yang kurang enak akibat pembentukan senyawa klorofenol. Rasa ini dapat dihilangkan dengan menambahkan amoniak ke air sebelum klorinasi. Campuran klorin dan amoniak membentuk kloramin, yang merupakan disinfektan yang relatif mantap, walaupun tidak sefektif hipoklorit. Kloramin tidak bereaksi dengan cepat, tetapi bekerja terus untuk waktu yang lama. Karena itu, mutu disinfeksinya dapat berlanjut jauh ke dalam jaringan distribusi Sutrisno, 2010. Klorinasi-akhir, yaitu pemakaian klorin setelah pengolahan, merupakan metode yang umum. Klorinasi-awal, yaitu pemakaian klorin sebelum pengolahan, akan menyempurnakan koagulasi, mengurangi beban filter dan mencegah tumbuhnya ganggang. Klorinasi awal dan akhir sering dipergunakan bersama- sama sehingga meninggalkan residu besar yang berlebihan superklorinasi sering dipergunakan untuk menghilangkan rasa dan bau tertentu. Superklorinasi harus