Perawatan Psikis Perawatan Sosial

pernyataan responden sering membersihkan lantai kamar mandi agar lansia tidak jatuh sebanyak 66 responden 70,2. Pemeriksaan keseehatan lansia juga merupakan hal yang penting dalam perawatan fisik lansia. Hal ini dikarenakan pemeriksaan kesehatan yang rutin pada lansia dapat memonitor status kesehatan lansia sebagai upaya pencegahan timbulnya penyakit kronik. Pemeriksaan kesehatan berkala dan konsultasi kesehatan merupakan kunci keberhasilan dari upaya pemeliharaan kesehatan lansia. Hal ini terlihat pada pernyataan keluarga memeriksakan kesehatan lansia secara teratur sebanyak 49 responden 52,1. Hasil penelitian ini sesuai dengan fungsi keluarga menurut Friedman 1998 menyebutkan salah satunya yaitu fungsi pemeliharaan kesehatan. Yang mengatakan fungsi ini untuk mempertahankan keadaan kesehatan keluarga agar tetap memiliki produktifitas yang tinggi, fungsi ini merupakan salah satu fungsi keluarga dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan fisik seperti makan, pakaian, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan.

5.2.2 Perawatan Psikis

Hasil penelitian pada perawatan psikis keluarga terhadap lansia menunjukkan bahwa keluarga memiliki kategori baik yaitu sebanyak 63 reponden 67,0. Hal ini juga didukung oleh pernyataan keluarga yaitu sebanyak 57,4 responden sering menemani lansia untuk mengobrol dan 61,7 responden menyatakan sering mendengarkan keluhan lansia. Mayoritas responden 85,1 menyatakan sering menjaga perasaan lansia baik dalam berbicara maupun bertingkah laku. Selain itu, responden juga sebagian besar menyatakan sering melibatkan lansia dalam musyawarah keluarga yaitu sebanyak 62,8. Sebagian Universitas Sumatera Utara besar juga 70,2 responden menyatakan sering mendengarkan nasehat lansia. Keluarga merupakan support system utama bagi lansia. Keluarga dapat memberikan kesenangan dan kebahagiaan pada lansia dengan mendengarkan nasehatnya. Sebagai seorang yang memiliki pengalama hidup yang luas, lansia merasa sangat penting untuk dihormati, dihargai, dan di dengarkan nasehatnya. Selain itu, dengan adanya interaksi yang dekat antara keluarga dengan lansia akan tercipta rasa kebersamaan dan keakraban dalam keluarga sehingga akan mengubur rasa kesepian lansia di hari tuanya. Lansia akan merasa lebih dekat dengan keluarga sehingga membuat lansia merasa lebih nyaman dan bahagia. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Friedman 1998 tentang fungsi keluarga yaitu fungsi afektif. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Setiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif, perasaan memiliki, perasaan yang berarti, dan merupakan sumber kasih sayang. Hal tersebut dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan berhubungan dalam keluarga.

5.2.3 Perawatan Sosial

Hasil penelitian perawatan sosial keluarga terhadap lansia menunjukkan bahwa peran keluarga dalam perawatan sosial di Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun berada pada kategori baik yaitu sebanyak 48 responden 51,1. Hal ini juga ditunjukkan dengan rata-rata responden 53,2 sering memfasilitasi lansia berkumpul dengan teman sebayanya untuk mengobrol. Sebagian besar responden 62,8 sering mengantar lansia berkunjung kerumah kerabat yang lain, rata-rata responden menyatakan sering memfasilitasi lansia Universitas Sumatera Utara untuk berekreasi misal jalan-jalan, nonton televisi, mendengarkan radio atau hiburan-hiburan yang lain sebanyak 55,3 responden dan keluarga sering memberikan kabar orang-orang yang ada di lingkungannya sebanyak 62,8. Hubungan sosial lansia dengan lingkungan sekitarnya terutama dengan orang yang dekat dan akrab sangat penting. Seseorang yang dekat dan akrab umumnya sangat berarti dalam kehidupan lansia. Mereka dapat memberi motivasi pada lansia. Bertemu dengan teman sebayanya dapat membangkitkan semangat hidupnya. Lingkungan sosial yang baik dan kondusif dapat memberikan rasa kebahagiaan tersendiri bagi kehidupan lansia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya tentang kebutuhan sosial lansia dalam berhubungan dengan masyarakat sekitar, oleh Sativa 2010 menunjukkan bahwa lansia masih sangat membutuhkan hubungan interpersonal dengan tetangga disekitar rumah sebagai upaya menjaga suasana hati lansia terkait rasa kesepian. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Nugroho 2008, yang menyebutkan bahwa keluarga memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lansia untuk melakukan rekreasi dan berhubungan dengan lingkungannya, misal; jalan-jalan pagi, berkeompok,menonton film, atau hiburan- hiburan lain. Para lansia perlu dirangsang untuk mengetahui dunia luar seperti menonton televisi dan membaca surat kabar atau majalah. Jika dilihat dari kondisi di kecamatan tersebut keadaan ekonomi sebagian besar keluarga berada pada tingkat ekonomi menengah keatas sehingga keluarga dapat memfasilitasi lansia untuk melakukan rekreasi atau pun mendapatkan hiburan. Universitas Sumatera Utara

5.2.4 Perawatan Spiritual